Daftar Isi ⇅
show
Anggaran kas (cash: kesediaan uang) merupakan unsur anggaran yang sangat penting dalam menjaga kelancaran aktivitas segala kegiatan perusahaan. Jumlah kas yang kurang atau lebih dapat berakibat kurang baik pada kesehatan finansial maupun operasional perusahaan. Konkretnya, kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya berbagai kewajiban, seperti gaji karyawan, hutang jatuh tempo, tidak dapat membeli bahan baku, dsb. Akan tetapi apabila terdapat kas berlebih, maka akan mengakibatkan tidak dapat dimaksimalkannya sumber daya finansial perusahaan.
Pada intinya, anggaran kas, baik berupa aliran kas masuk atau aliran kas keluar dapat mempengaruhi kinerja, operasional, pemasaran, serta pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara umum. Oleh karena itu, anggaran kas merupakan hal yang perlu diperhatikan dan wajib dikelola dengan baik berdasarkan berbagai konsepsi dan praktik termutakhir yang telah terbukti efektif untuk digunakan oleh perusahaan mikro maupun usaha kecil sekalipun yang akan dipaparkan sebagai berikut.
Pengertian Anggaran Kas
Anggaran kas adalah rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas dan perencanaan pengeluaran kas (Yanto, dkk, 2022, hlm. 65). Kas sendiri dapat diartikan sebagai: keluar masuknya uang, membayar dan menerima uang, atau kesediaan uang. Dengan demikian, anggaran kas juga dapat diartikan sesederhana perencanaan dan pengelolaan ketersediaan uang organisasi atau perusahaan.
Sementara itu, menurut Munandar (dalam Savitri, 2018, hlm. 114) anggaran kas adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas, maupun yang berupa penerimaan kas. Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Bahkan, menurut Helfert (dalam Savitri, 2018, hlm. 114) anggaran kas adalah sarana perencanaan bulan demi bulan atau minggu demi minggu yang sangat spesifik.
Dengan adanya informasi dari anggaran kas yang telah dibuat, perusahaan dapat mengetahui penerimaan dan pengeluaran Anggaran kas apakah terjadi kekurangan uang kas (pengeluaran kas lebih besar daripada penerimaan kas) yang akan dialami oleh perusahaan pada periode mendatang. Dengan kata lain, anggaran kas sangatlah penting untuk dilakukan agar perusahaan mampu menjaga likuiditasnya.
Seperti yang diungkapkan oleh Nirawana & Nurasik (2020, hlm. 108) anggaran kas adalah perencanaan anggaran yang digunakan pihak manajemen untuk mendapatkan informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode yang akan datang sehingga dapat disajikan perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada periode mendatang.
Dengan mendapatkan perkiraan likuiditas perusahaan pada periode mendatang, manajemen dapat merencanakan tindakan-tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kekurangan kas. Selain itu, anggaran kas juga menyajikan tentang kemungkinan adanya kelebihan uang kas (penerimaan kas lebih besar daripada pengeluaran kas) dalam satu periode anggaran. Dengan adanya kelebihan kas ini pihak manajemen harus dapat memanfaatkan tindakan ini, misalnya untuk berinvestasi, sehingga dapat menguntungkan perusahaan dengan membeli saham atau obligasi.
Sifat Aliran Kas
Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar). Dapat dilihat bahwa aliran kas memiliki dua jenis sifat, yang akan dipaparkan sebagai berikut.
- Aliran Kas Masuk
Aliran kas masuk terdiri dari: a) aliran kas bersifat kontinu, yang dapat berasal ari hasil penjualan secara tunai dan hasil pelunasan piutang; b) aliran kas masuk bersifat tidak kontinu, yakni aliran kas yang dapat berasal dari pernyataan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit bank dan penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi. - Aliran Kas Keluar
Aliran kas keluar terdiri dari: a) aliran kas keluar yang bersifat kontinu, misalnya pembelian bahan baku dan pembayaran upah dan gaji; b) aliran kas keluar yang bersifat tidak kontinu, misalnya pengeluaran kas untuk pembayaran bunga dividen, pajak pendapatan, pembayaran anggaran hutang, pembelian kembali saham perusahaan dan pembelian aktiva tetap (Yanto, dkk, 2022, hlm. ).
Jenis Anggaran Kas
Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Pada dasarnya budget kas dibedakan dalam dua bagian, yakni sebagai berikut.
- Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai, piutang yang berkumpul, penerimaan bunga devident, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan-penerimaan lain.
- Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pengeluaran untuk biaya penjualan, premi asuransi, pembelian aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain (Savitri, 2018, hlm. 115).
Tujuan Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Yanto, dkk (2022, hlm. 66) tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas di antaranya adalah sebagai berikut.
- Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar.
- Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.
- Mempersiapkan keputusan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang, di mana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
- Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
- Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.
- Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.
Sementara itu, menurut Savitri (2018, hlm. 116) tujuan dari penyusunan anggaran kas bagi perusahaan adalah sebagai berikut.
- Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan.
- Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan.
- Dipergunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi kebutuhan kas karena defisit kas.
- Sebagai dasar untuk mencapai target dan memupuk keberhasilan perusahaan.
- Alat untuk mengoordinasikan kegiatan perusahaan.
Manfaat Anggaran Kas
Manfaat dari anggaran kas sendiri di antaranya adalah sebagai berikut.
- Dapat diketahui posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.
- Mengetahui surplus atau defisit kas.
- Dipergunakan sebagai dasar untuk mengantisipasi kebutuhan kas karena defisit kas.
- Sebagai dasar untuk mencapai target dan mengukut keberhasilan perusahaan.
- Alat untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan (Savitri, 2018, hlm. 115).
Sumber Informasi Penyusunan Anggaran Kas
Informasi yang diperoleh manajemen dalam menyusun anggaran kas dapat diperoleh dari anggaran induk dan sumber informasi lainnya yang menyediakan informasi bagi keperluan penyusunan anggaran kas. Beberapa sumber informasi penyusunan anggaran kas tersebut menurut Nirwana & Nurasik (2020, hlm. 117) di antaranya adalah sebagai berikut.
- Anggaran penjualan.
Informasi yang berisi tentang perkiraan nilai penjualan perusahaan dalam suatu periode anggaran. Dalam penyusunan anggaran kas informasi terbagi atas penjualan secara kredit dan tunai. Hal ini karena hanya penjualan secara tunai yang akan dimasukkan ke bagian penerimaan kas. Penjualan secara kredit dapat dimasukkan ke anggaran kas apabila piutang pelanggan perusahaan dapat tertagih. - Pola penagihan piutang.
Dalam melakukan penagihan piutang pelanggan, perusahaan harus memiliki pola penagihan sehingga dapat membantu dalam perkiraan penerimaan kas dari. - Anggaran pembelian bahan baku.
Informasi yang disajikan dalam anggaran pembelian bahan baku berisi tentang nilai pembelian bahan baku dalam satu periode anggaran. Pembelian anggaran bahan baku yang dilakukan secara tunai saja yang dapat masuk dalam anggaran kas. Sedangkan pembelian secara kredit baru dimasukkan ke pengeluaran kas apabila pemasok telah menerima pembayaran atau pelunasan perusahaan. - Pola pelunasan utang dagang.
Perusahaan dapat memperkirakan pola penagihan utang dagangnya sehingga dalam pola tersebut perusahaan dapat menentukan jumlah dan waktu utang dagang yang harus dibayarkan pada pemasok. - Anggaran biaya tenaga kerja langsung.
Perusahaan dalam membuat anggaran biaya tenaga kerja langsung digunakan sebagai penunjang proses kegiatan produksi yang dan dikeluarkan dalam satu periode. Anggaran yang dimasukkan dalam anggaran kas adalah biaya tenaga kerja langsung yang dibayarkan secara tunai. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dalam satu periode anggaran yang belum dibayarkan akan menjadi utang gaji dalam periode tersebut dan akan masuk ke anggaran kas jika telah dibayarkan oleh perusahaan. - Anggaran beban operasi.
Beban operasi yang masuk ke dalam anggaran kas adalah Pengeluaran beban operasi perusahaan yang dilakukan secara tunai. Sedangkan yang tidak dilakukan secara tunai maka tidak masuk dalam anggaran kas, misalnya beban penyusutan aset tetap dan beban amortisasi aset tidak berwujud. - Kebijakan perusahaan dalam pengeluaran beban operasi.
Dalam pencatatan akuntansi pada laporan laba rugi sering kali mengalami perbedaan. Ini disebabkan karena adanya metode pencatatan di mana pembebanan diakui pada saat terjadi transaksi meskipun beban tersebut belum dibayar secara tunai, sehingga pencatatan beban yang ada dalam laporan laba rugi berbeda dengan pencatatan beban operasi yang dibayarkan secara tunai. - Belanja modal.
Biaya yang dikeluarkan untuk membelanjakan barang di mana barang tersebut memberikan manfaat lebih dari satu tahun, misalnya pembelian mesin-mesin pabrik. Pembelian yang dilakukan secara tunai dapat dimasukkan dalam anggaran kas. - Neraca tahun lalu.
Dalam Neraca tahun sebelumnya salah satu akun yang terlihat yaitu penyajian piutang dagang dan utang. Di mana piutang dan utang tersebut sebagai dasar perusahaan dalam merencanakan penerimaan dan pengeluaran anggaran kas periode selanjutnya.
Pendekatan Anggaran Kas
Menurut Savitri (2018, hlm. 116) penyusunan anggaran kas dapat dilakukan melalui dua pendekatan berikut ini.
- Anggaran kas jangka pendek.
Anggaran ini merupakan operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas keluar yang secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya. - Anggaran kas jangka panjang.
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini juga berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan menambah sumber-sumber dana internal dan sekaligus memperkirakan saldo kas akhir setiap tahun anggaran.
Tahap Penyusunan Anggaran Kas
Savitri (2018, hlm. 117) mengungkapkan bahwa penyusunan anggaran kas dapat dilakukan melalui prosedur, langkah, atau tahapan-tahapan sebagai berikut.
- Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional).
- Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali (transaksinya adalah transaksi finansial).
- Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
- Menyusun anggaran penerimaan kas yang biasanya terdiri dari pos menerima tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain.
- Menyusun anggaran pengeluaran kas.
- Memperkirakan pembayaran bunga.
- Menyusun anggaran kas akhir.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Kas
Menurut Yanto dkk (2022, hlm. 66) faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran kas di antaranya adalah sebagai berikut.
- Kegiatan operasi,
kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus menerus dilakukan. Kegiatan utama perusahaan adalah menjual dan membeli barang/jasa. Apabila penjualan tinggi maka kas yang masuk juga tinggi. - Kegiatan investasi,
kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan aset tak lancar yang digunakan perusahaan. Kegiatan investasi misalnya menjual dan membeli surat berharga jangka panjang. Menjual dan membeli aset tetap.
Contoh Anggaran Kas
Anggaran Kas PT ABX bulan Januari-Juni tahun 200X (dalam jutaan Rp)
Transaksi Operasionil
Uraian | Jan | Feb | Mar | April | Mei | Juni |
---|---|---|---|---|---|---|
Estimasi Penerimaan: | ||||||
Penjualan tunai | 400 | 500 | 730 | 960 | 800 | 900 |
Piutang | 400 | 500 | 650 | 760 | 660 | 670 |
Penerimaan lain-lain | 200 | 200 | 220 | 180 | 140 | 124 |
Jumlah Penerimaan: | 1.000 | 1.200 | 1.600 | 1.900 | 1.600 | 1.695 |
Estimasi Pengeluaran: | ||||||
Pembelian bahan mentah | 600 | 600 | 500 | 550 | 600 | 600 |
Pembayaran upah | 250 | 250 | 200 | 250 | 250 | 300 |
Biaya Penjualan | 200 | 300 | 200 | 200 | 250 | 230 |
Biaya Administrasi & Umum | 350 | 350 | 400 | 400 | 400 | 420 |
Pembayaran pajak | – | – | 100 | – | – | – |
Jumlah Pengeluaran: | 1.400 | 1.500 | 1.400 | 1.400 | 1.500 | 1.550 |
Surplus/(Defisit) | (400) | (300) | 200 | 500 | 100 | 144 |
Dari transaksi operasionil diketahui bahwa pada bulan Januari dan Februari terjadi defisit, untuk itu perlu direncanakan transaksi finansiil untuk menutup defisit tersebut. Untuk keperluan itu kita perlu menyusun Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman dan Bunga.
Dalam hal ini diperlukan tambahan informasi, sebagai berikut: 1. Estimasi saldo kas akhir bulan Desember tahun lalu Rp. 100 juta 2. Persediaan kas minimal/ besi sebesar Rp 50 juta 3. Pinjaman diterima di awal bulan dan bunga dibayar pada akhir bulan yang bersangkutan sebesar 2% per bulan. Angsuran dilakukan pada awal bulan.
Dari informasi tersebut dapat disusun transaksi finansiil sebagai berikut.
Anggaran Kas PT ABX bulan Januari-Juni tahun 200X (dalam jutaan Rp)
Transaksi Finansiil
Uraian | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Juni |
---|---|---|---|---|---|---|
Saldo kas awal bulan Terima kredit Angsuran | 100 360 – | 52.8 330 – | 69 – – | 255.2 – (200) | 545,4 – (490) | 155,4 – – |
Alat likuid awal bulan | 460 | 382,8 | 69 | 55,2 | 55,4 | 155,4 |
Surplus / (Defisit) -Pembayaran Bunga | (400) (7,2) | (300) (13,8) | 200 (13,8) | 500 (9,8) | 100 – | 144 – |
Saldo kas Akhir bulan | 52,8 | 69 | 255,2 | 545,4 | 155,4 | 299,4 |
Pinjaman Kumulatif | 360 | 690 | 690 | 490 | – | – |
Dasar perhitungan pinjaman = Defisit + saldo kas besi – saldo kas bulan lalu + biaya bunga
Dari contoh di atas, maka besarnya pinjaman = 400 +50 – 100 +2% X = X X = 357,143 dibulatkan dengan mengajukan kredit sebesar Rp 360
Sebagai tahap akhir penyusunan Anggaran Kas tersebut adalah menyusun Anggaran Kas Gabungan sebagai berikut.
Anggaran Kas PT ABX bulan Januari-Juni tahun 200X
(dalam jutaan Rp)
Uraian | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Juni |
---|---|---|---|---|---|---|
1. Saldo kas awal bulan 2. Penerimaan Kas: – Penjualan Tunai – Penagihan Piutang – Kredit Bank – Penerimaan Lain-Lain
Jumlah Penerimaan | 100
400 400 360 200
1.360 | 52.8
500 500 330 200
1.530 | 69
730 650 – 220
1.600 | 255.2
960 760 – 180
1.900 | 545,4
800 660 – 140
1.600 | 155,4
900 670 – 124
1.694 |
Jumlah Kas Keseluruhan | 1.460 | 1.582,8 | 1.669 | 2.155,2 | 2.145,4 | 1.849,4 |
3. Pengeluaran: – Pembelian bahan mentah – Pembayaran upah – Biaya penjualan – Baya amin dan umum – Pembayaran bunga – Pembayaran pajak – Angsuran | 600 250 200 350 7,2 – – | 600 350 300 350 13,8 – – | 500 300 200 400 13,8 100 – | 550 350 200 400 9,8 – 200 | 600 350 250 400 – – 490 | 600 300 230 420 – – – |
Jumlah Pengeluaran | 1407,2 | 1407,2 | 1407,2 | 1.609,8 | 1.990 | 1.550 |
Saldo Kas Akhir Bulan | 52,8 | 69 | 255,2 | 545,4 | 155,4 | 299,4 |
Pengertian Anggaran Pitutang
Anggaran Piutang adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang sejumlah piutang perusahaan beserta perubahanperubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan dating (Yanto, dkk, 2022, hlm. 67). Anggaran piutang ini menunjukkan besarnya piutang dari transaksi-transaksi penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan.
Anggaran tersebut menerangkan mengenai jumlah piutang yang tertagih dari waktu ke waktu serta menunjukkan pula sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Piutang dagang memiliki berbagai jenis beban dan biaya yang timbul akibat menjual produk secara kredit, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Biaya modal.
- Biaya administrasi piutang, seperti biaya penagihan piutang dan biaya organisasi per unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang.
- Piutang mungkin tidak seharusnya dapat ditagih karena adanya resiko debitor tidak bertanggung jawab (melarikan diri) atau bangkrut.
Sedangkan secara khusus tujuan dari anggaran piutang adalah sebagai dasar penyusunan anggaran kas, karena piutang yang tertagih akan berakibat penambahan terhadap kas.
Manfaat Anggaran Piutang
Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menyusun anggaran piutang, antara lain adalah sebagai berikut.
- Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu.
- Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih.
- Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang
Beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran piutang di antaranya adalah sebagai berikut.
- Volume barang yang dijual secara kredit, apabila barang yang dijual secara kredit lebih besar dari pada yang tunai maka jumlah piutang yang dianggarkan lebih besar.
- Standar kredit, standar kredit yang longgar maka semakin besar piutang yang tertanam dan semakin besar risiko piutang.
- Jangka waktu kredit, semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan sebaliknya.
- Pemberian potongan, pemberian potongan harga yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tertanam, begitu pun sebaliknya.
- Pembatasan kredit, yaitu pembatasan nominal kredit yang boleh diberikan. Semakin tinggi batasan kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.
- Kebijakan penagihan piutang, kebijakan penagihan piutang yang aktif akan memperkecil piutang usaha yang tertanam. Dan kebijakan piutang pasif dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam.
Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran Piutang
Yanto, dkk (2022, hlm. 69) mengungkapkan bahwa beberapa langkah di dalam menyusun anggaran piutang, antara lain adalah sebagai berikut.
- Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau triwulan.
- Menentukan besarnya bed debts atau besarnya piutang tak tertagih yang harus dicadangkan.
- Mengetahui atau mengidentifikasi besarnya term of credit.
- Perhatikan kemungkinan adanya bunga untuk penjualan kredit.
- Menyusun ke dalam bentuk tabel-tabel yang sistematis.
Contoh Anggaran Piutang
Penjualan yang dilakukan perusahaan tidak selamanya bersifat tunai, sehingga penerimaan perusahaan setiap periode diterima dalam waktu yang berbeda. Untuk itu sebelum menyusun anggaran kas, haruslah dilakukan penyusunan anggaran pembantu berupa anggaran pengumpulan piutang.
Misalnya penjualan kredit PT Nakulaa untuk bulan Januari – Juni tahun 200X diperkirakan sebagai berikut :
- Januari =Rp 24 juta April = Rp 32 juta
- Februari =Rp 42 juta Mei = Rp 56 juta
- Maret = Rp 62 juta Juni = Rp 46 juta
Diketahui penjualan bulan November dan Desember tahun lalu adalah Rp 48 juta dan Rp 60 juta. Dengan pola demikian maka untuk penjualan November dan Desember tahun lalu akan diterima pada anggaran kas periode Januari-Juni.
Apabila pola pembayaran kredit adalah 50% dibayar pada bulan berikut setelah bulan penjualan, dan 50% sisanya pada bulan ke 2 sesudah bulan penjualan maka skedule pengumpulan piutang dapat disusun sebagai berikut ini.
PT Nakula Anggaran Pengumpulan Piutang bulan Januari-Juni 200X
(dalam jutaan Rp)
Penjualan Kredit | Jumlah | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Juni |
---|---|---|---|---|---|---|---|
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni | 48 60 24 42 62 32 56 46 | 24 30 – – – – – – | – 30 12 – – – – – | – – 12 21 – – – – | – – – 21 31 – – – | – – – – 31 16 – – | – – – – – 16 28 – |
Jumlah | 54 | 42 | 33 | 52 | 47 | 44 |
Referensi
- Savitri, E. (2018). Penganggaran perusahaan.Yogyakarta: Pustaka Sahila.
- Nirwana, N.Q.S.,& Nurasik. (2020). Perencanaan dan penganggaran bisnis. Sidoarjo: Umsida Press.
- Yanto, E., Nurfitriana., Ijma. (2022). Konsep dasar penganggaran perusahaan. Bandung: Penerbit Widina.