Budi daya ikan hias adalah salah satu komoditas yang memiliki potensi kuat di Indonesia. Ikan hias adalah jenis ikan yang memiliki bentuk tubuh indah dan unik dengan aneka warna, yang umumnya dijual sebagai ornament (hiasan) dalam akuarium (Tim Kemdikbud 2017, hlm. 80).

Contoh ikan hias yang dibudidayakan antara lain: ikan koi, neon tetra, koki, cupang, dan guppy, yellow tangs, blue tags, clownfish, dsb.

Budi daya ikan telah banyak dilakukan di negeri ini. Beberapa alasan yang mendukung budi daya ikan hias di Indonesia meliputi beberapa poin di bawah ini.

  1. Indonesia memiliki beraneka ragam ikan hias yang tersebar di wilayah perairannya, baik di air tawar, laut, maupun air tawar. Spesies ikan hias ada 1.100, 400 spesies ikan air tawar, dan 650 spesies ikan air laut yang hidup di terumbu karang. 50 sisanya adalah ikan hias yang hidup di air payau.
  2. Bangsa Indonesia memiliki pangsa pasar ekspor ikan hias yang cukup besar. Berdasarkan data tahun 2009, ikan hias Indonesia baru menguasai 3,12% dari perdagangan ikan hias dunia. Sayangnya angka itu masih tertinggal dari Singapura yang mencapai 16,08%. Namun hal itu juga menandakan bahwa masih banyak kesempatan bagi pendatang baru dalam komoditas ikan hias di Indonesia. Pangsa pasar ekspor ikan hias Indonesia meliputi Singapura, Cina, Hong Kong, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat (USA), dan Eropa.
  3. Budi daya ikan hias mampu menghasilkan devisa negara yang cukup besar. Hal ini merupakan peluang bagi pengembangan budi daya ikan hias untuk turut memajukan perekonomian sendiri, masyarakat, dan negara.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai kegiatan prapoduksi seperti desain kontruksi dan persiapan wadah budi daya, serta tahap produksi yang meliputi pendederan, pembesaran dan panen budi daya ikan hias.

Komoditas Ikan Hias

Sebelum membahas bagaimana cara budi daya ikan hias, ada baiknya kita mengenal berbagai komoditas ikan hias yang sudah tersedia di Indonesia. Komoditas utama ikan hias di Indonesia adalah ikan air tawar dan air laut. Berikut adalah berbagai ikan hias yang dapat dibudidayakan untuk tujuan penjualan domestik maupun internasional (ekspor).

Komoditas Ikan Hias Air Tawar

Menurut catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat ini terdapat lebih kurang dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global. Dari jumlah itu, Indonesia memiliki 400 spesies, namun hanya 90 spesies yang dibudidayakan secara luas oleh masyarakat.

Ikan hias air tawar mempunyai beberapa kelebihan, terutama dari kemudahan budi dayanya. Banyak jenis ikan hias air tawar dapat dibudidayakan dengan teknologi dan fasilitas yang sederhana sehingga dapat diusahakan dalam skala rumah tangga mikro kecil sampai besar sekalipun.

Beberapa jenis ikan hias air tawar asal Indonesia yang menjadi primadona pasar, adalah ikan arwana, cupang, selain itu Indonesia juga mampu mendomestikasi ikan impor seperti koki, koi, discus dan guppy. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomi tinggi yang paling banyak dicari dan berpotensi untuk dibudidayakan.

Ikan Koi (Cyprinus Carpio L)

Ikan Koi pertama kali dikembangkan di Jepang, yang merupakan hasil pengembangan dari ikan mas. Koi adalah ikan hias air tawar untuk dipelihara di kolam, bukan akuarium. Hal itu karena Ikan koi memerlukan ruang gerak yang luas, namun tetap relatif mudah untuk dikembangbiakkan. Daya tarik utama dari ikan koi adalah tubuhnya yang memiliki beragam warna yang menarik dan indah.

ikan koi

Cupang (Betta sp.)

Ikan Cupang merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Habitat asli ikan cupang adalah rawa-rawa di daerah tropis. Ikan cupang sanggup hidup dalam volume air yang sedikit dan oksigen yang minim. Cupang dapat disimpan dalam stoples terbuka yang tidak beraerasi.

Cupang dipelihara sebagai ikan hias karena warna sisik dan siripnya yang berkilauan. Selain itu, sebagian ikan cupang juga dipelihara untuk menjadi ikan aduan karena sifatnya yang agresif. Cupang bisa merobek-robek sesamanya dalam pertempuran yang berlangsung berjam-jam lamanya. Ikan cupang sangat mudah dibudidayakan dalam berbagai skala usaha.

Budidaya ikan cupang relatif mudah karena tidak memerlukan tempat yang luas dalam proses pemijahannya. Ikan ini berkembang biak dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman,daun-daun dan serabut tali rapia.

Berdasarkan bentuk siripnya, cupang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut.

Ikan Cupang Halfmoon (bulan setengah),

Cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar serta simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang halfmoon pertama kali dibudidayakan di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.

Ikan Cupang Halfmoon

Cupang Crowntail (ekor mahkota)

Ikan cupang jenis ini mempunyai sirip dan ekor yang menyerupai sisir sehingga dinamakan serit.

Ikan Cupang Crowntail serit

Plakat halfmoon

Bentuk badan ikan cupang plakat halfmoon hampir mirip dengan cupang laga. Namun jenis plakat halfmoon mempunyai ekor dan sirip yang lebih unik dan indah.

Ikan Cupang plakat Halfmoon

Ikan Arwana (Scleropages sp.)

Ikan Arwana adalah salah satu jenis ikan endemik di Indonesia yang banyak ditemukan di perairan air tawar Kalimantan dan Papua. Dahulu kala, ikan arwana hanya bisa didapat dari perburuan di alam bebas, namun kini sudah bisa dibudidayakan di kolam-kolam.

Arwana merupakan salah satu ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi. Harga per ekornya untuk ukuran kecil dengan jenis-jenis tertentu dapat mencapai jutaan rupiah. Sentra produksi ikan arwana di Indonesia banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatera.

Ikan arwana

Ikan Mas Koki (Carrasius Auratus)

Ikan mas koki masih satu keluarga dengan ikan mas. Mas koki pertama kali dikenal sebagai ikan hias di Cina, namun yang memopulerkan ikan koki ke seluruh dunia adalah bangsa Jepang. Dari negeri Jepang, ikan mas koki bentuk dan warnanya dikembangkan menjadi semakin variatif.

Mas koki sudah lama dibudidayakan secara luas di Indonesia. Sentra produksi koki terbesar ada di Tulung Agung, Jawa Timur yang mampu memproduksi lebih dari 55 juta ekor ikan mas koki setiap tahunnya. Meskipun harga per ekornya relatif murah, ikan ini mudah dibudidayakan secara massal.

ikan mas koki

Ikan Guppy (Poecilia Reticulate)

Ikan Guppy berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Guppy sangat mudah beradaptasi sehingga cepat meluas penyebarannya serta mudah dibudidayakan. Saat ini, guppy dapat ditemukan di berbagai perairan air tawar di Indonesia.

Ikan guppy bereproduksi secara internal dan melahirkan anak yang langsung berenang dengan baik. Dalam satu kali perkawinan, guppy dapat menghasilkan 3 kali kelahiran dalam waktu tiga minggu, di mana satu ekor indukan betina dapat menghasilkan kurang lebih 60 burayak (anakan ikan).

ikan guppy

Louhan (Kelompok Chiclid)

Louhan (Flowerhorn cichlid) tidak ditemukan di alam bebas karena ikan ini merupakan hasil persilangan dari berbagai jenis ikan Cichlid. Ikan louhan pertama kali dikembangkan di Malaysia, kemudian berhasil memikat banyak orang karena warna sisik dan benjolan unik di kepalanya.

Selain di Malaysia, ikan Louhan juga banyak dikembangkan di Taiwan, kemudian menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Louhan mempunyai sifat agresif dan jika dilepas ke perairan umum dapat menjadi predator jenis ikan lainnya.

ikan louhan

Discus (Symphysodon Discus)

Discus berasal dari perairan Amazon, disebut discus karena bentuknya seperti piringan (disk) dengan warna-warni yang atraktif. Sifat ikan ini sangat tenang dan gerakannya lambat sehingga disebut raja akuarium. Ukuran yang paling besar bisa mencapai diameter 15 cm.

Ikan Discus cocok dikembangbiakkan di wilayah iklim tropis dengan suhu air 25-30o C, pH 6-6,5 dan kesadahan 3-5 dH. Pemeliharaan ikan discus dalam akuarium perlu ketelatenan dan ketelitian lebih karena mudah stress jika kualitas air akuarium berubah.

ikan discus

Komoditas Ikan Hias Laut

Secara global perdagangan komoditas ikan hias air tawar jauh lebih besar dari ikan hias air laut, yakni mencapai 85%. Hal ini terjadi karena ikan hias air tawar dapat dibudidayakan dengan mudah dan murah. Sedangkan ikan hias air laut hanya berasal dari hasil tangkapan, serta masih terbatas untuk dibudidayakan karena peralatannya yang lebih mahal.

Ikan hias yang layak ekspor biasanya diseleksi berdasarkan enam kriteria, yakni ukuran, jenis ikan, keseragaman, keunikan bentuk dan warna, bebas penyakit dan memiliki daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan. Jenis-jenis ikan hias laut yang di ekspor biasanya memiliki warna-warna mencolok yang di antaranya adalah sebagai berikut.

Ikan Blue Tangs

Blue Tang atau lebih dikenal dengan nama Lettersix atau Dori di Indonesia adalah ikan hias yang indah untuk akuarium air laut. Lettersix membutuhkan banyak ruang untuk berenang. Ikan ini juga merupakan ikan karang yang mendiami laut dengan kedalaman hingga 40 meter.

Ikan Blue Tangs lebih menyukai arus deras pada daerah terumbu ke arah laut. Spesies ini harus pelihara dalam akuarium yang memiliki cukup banyak batu karang dan volume air yang banyak.

ikan blue tangs dori

Ikan Yellow Tangs

Yellow Tangs adalah jenis ikan herbivora yang berasal dari Hawaii, Amerika Serikat. Yellow Tangs populer untuk dipelihara di akuarium. Ikan yellow tangs merupakan ikan yang cukup tangguh dan tidak mudah terjangkit penyakit seperti white spot. Ikan yang terbilang berukuran kecil ini memerlukan ruang gerak yang luas karena dapat berenang puluhan kilometer setiap harinya untuk mencari makan.

ikan yellow tangs

Clownfish (Ikan Badut)

Ikan badut atau clownfish adalah salah satu jenis ikan hias yang banyak dicari. Clownfish hidup pada daerah perairan tropis dangkal dan bersimbiosis dengan anemon sebagai habitatnya. Ikan badut tergolong jenis ikan omnivore, memakan larva crustacea, parasit pada anemon dan alga. Clowinfish dikenal agresif dalam menjaga teritorinya.

ikan badut clownfish nemo

Butterfly Fish (Ikan Kupu-Kupu)

Butterfly fish atau ikan kupu-kupu adalah kelompok ikan laut tropis dengan warna mencolok yang indah. Ikan ini kebanyakan ditemukan di daerah terumbu karang perairan Atlantik, Hindia dan Samudra Pasifik. Terdapat sekitar 120 spesies yang tersebar di 10 negara. Butterfly fish sebagian besar berukuran berkisar antara 12 hingga 22 cm.

Spesies terbesar berasal dari butterfly fish berlapis dan butterfly fish pelana yang dapat tumbuh hingga 30 cm. Ikan ini memiliki pola warna yang mirip dengan sayap kupu-kupu, bentuk tubuhnya lateral sempit dan sering terlihat di habitatnya, yakni terumbu karang. Butterfly fish memiliki sirip menyambung dengan sirip ekor yang membulat.

butterfly fish ikan kup kupu

Sarana dan Peralatan Budidaya Ikan Hias

Pertama, alat dan bahan untuk budidaya ikan hias meliputi bahan seperti benih, air, pakan, obat-obatan, dan alat penggaris, serokan lamit/jaring, alat sortir, timbangan. Setelah itu budi daya ikan hias juga memerlukan sarana penyokong yakni wadah untuk ditinggali oleh ikan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan dari masing-masing sarana dan peralatan budi daya ikan hias.

Bahan Budi Daya Ikan Hias

Bahan yang dibutuhkan dalam budi daya ikan hias meliputi benih ikan, air, pakan, obat-batan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing bahan budi daya ikan.

Benih

Benih adalah anakan ikan dari mulai menetas sampai ukuran tertentu ikan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha budi daya. Artinya, kita akan memulai pemeliharaan ikan dari ukuran benih hingga menjadi cukup dewasa untuk dijual.

Air

Air memiliki peranan penting dalam kegiatan budi daya ikan hias. Hal tersebut karena air sebagai media budi daya harus mempunyai persyaratan tertentu agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Pengelolaan kualitas air merupakan cara pengendalian kondisi lingkungan air di dalam kolam budi daya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup ikan dari benih hingga menjadi ikan dewasa.

Kualitas air dapat diukur dari: pH, suhu, salinitas, dan kecerahan. Kisaran pH 6-8, suhu 25- 32o C, salinitas 0-5 ppt (air tawar), 6-29 ppt (air payau) dan 30-35 ppt (air laut), kecerahan terlihat dari jumlah cahaya matahari yang dapat menembus badan air.

Pakan

Pakan merupakan sumber energi dan nutrisi untuk pertumbuhan ikan. Terdapat dua pilihan pakan, yakni  pakan alami dan pakan buatan.

  1. Pakan alami adalah organisme yang berasal dari alam. Pakan alami yang digunakan untuk pakan ikan hias dan benih yaitu plankton, yakni organisme yang hidup melayang-layang dalam perairan. Berbagai pakan alami akan tumbuh dengan baik jika kondisi air subur sehingga diperlukan proses pemupukan atau penambahan prebiotik pada air di dalam wadah budi daya.
  2. Pakan buatan adalah pakan yang diolah dengan formulasi tertentu agar sesuai dengan kebutuhan setiap jenis ikan. Pakan buatan berbentuk pellet, pasta maupun lembaran yang dibentuk berdasarkan kebutuhannya, ada yang berbentuk crumble, glanura, lembaran/flake.

Obat-obatan

Pada proses pemeliharaan ikan hias, terdapat kemungkinan munculnya penyakit ikan. Hal itu dapat dihindari dengan mengendalikan kualitas air agar tetap subur dan bersih. Namun jika penyakit tidak terhindarkan, jenis obat-obatan yang sering digunakan yaitu methilen blue (mencegah jamur), kalium permanganat (mencegah jamur), Malasit green (mencegah parasit golongan protozoa).

Alat Budi Daya Ikan Hias

Peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ikan hias adalah penggaris untuk mengukur ikan dan wadah, serokan lamit/jaring untuk menangkap ikan, alat sortir jika diperlukan tindakan memisahkan ikan yang tumbuh kecil dan besar, serta timbangan untuk menimbang ikan dalam rangka proses evaluasi budi daya.

Wadah Budi Daya Ikan Hias

Wadah budi daya merupakan tempat untuk memelihara ikan. Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan wadah adalah menentukan pemilihan wadah budi daya yang tepat untuk jenis ikan yang sesuai. Terdapat bermacam wadah budi daya ikan hias, yakni sebagai berikut.

Kolam

Kolam yang sering digunakan sebagai wadah budi daya ikan hias adalah kolam tembok dan kolam terpal yang memiliki saluran inlet (air masuk) dan saluran outlate (air keluar). Jenis ikan hias yang sering dipelihara di kolam meliputi: koi, Arwana, dan aligator.

Bak

Bak yang umumnya digunakan dalam budi daya ikan hias terbuat dari fiber. Wadah bak digunakan untuk pemeliharaan ikan pada lahan yang sempit dan praktis. Ikan hias yang dipelihara pada bak fiber biasanya adalah ikan hias ukuran apa saja, tetapi dalam jumlah banyak.

Akuarium

Akuarium adalah salah satu wadah budi daya yang digunakan untuk pemeliharaan sekaligus menjadi ajang kreativitas bagi para pecinta ikan hias. Wadah berupa akuarium merupakan wadah yang paling fleksibel untuk melakukan proses budi daya dan pemeliharaan, karena mudah ditempatkan di mana saja, termasuk di dalam rumah.

Selain itu, dengan menggunakan wadah akuarium kita dapat memanipulasi lingkungan akuarium sesuai dengan habitat asli ikan. Saat ini pemeliharaan ikan hias laut dalam wadah akuarium sangat disukai banyak orang, karena kita dapat membarenginya dengan pembangunan aquascape yang menyerupai panorama bawah laut yang sangat menarik.

Wadah ini menggunakan kaca yang memiliki ketebalan antara 3 mm -16 mm. Penggunaan akuarium harus dilengkapi dengan sistem aerasi, yaitu proses pengaliran udara/ oksigen ke dalam akuarium. Terdapat beberapa jenis akuarium yang sudah dilengkapi dengan filter.

Proses pemasangan filter ke dalam wadah budi daya bertujuan untuk menyaring sisa-sisa pakan dan hasil metabolisme ikan agar air tetap jernih. Akuarium yang tidak dilengkapi filter, harus dilakukan proses penyiponan (penyedotan) setiap hari agar kualitas air tetap terjaga dalam kondisi baik.

Persiapan Wadah Budi Daya Ikan Hias

Apapun jenis wadah yang akan digunakan, terdapat beberapa tahap persiapan yang harus dilakukan agar wadah siap untuk dijadikan sarana budi daya ikan hias. Berikut adalah pemaparan persiapan wadah budi daya ikan hias.

Pencucian Wadah

Wadah yang akan kita gunakan haruslah dicuci bersih dengan tujuan untuk menghilangkan dari jamur dan kotoran yang menempel pada wadah budi daya.

  1. Pencucian kolam tembok atau bak sebaiknya dengan cara menyikat, lebih baik tanpa menggunakan sabun ataupun detergen kalau pun dipakai maka harus dalam jumlah yang sedikit dan dibilas dengan tuntas tanpa meninggalkan residu.
  2. Pencucian akuarium dilakukan dengan menggunakan spons ataupun kain, minimalkan penggunaan sabun/detergen.

Pengeringan Wadah

Proses pengeringan dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari. Hal ini dilakukan agar kita dapat memastikan bahwa tidak ada sisa cairan deterjen yang tersisa.

Pengisian Air

Proses pengisian air dilakukan 2-3 hari sebelum penebaran ikan. Hal ini bertujuan agar dalam wadah budi daya sudah tumbuh plankton yang bisa digunakan sebagai pakan alami.

Instalasi Aerasi

Instalasi aerasi atau alat penghasil gelembung udara diperlukan untuk menggerakkan air di dalam akuarium agar meningkatkan kadar oksigen dalam air sehingga menghasilkan oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh ikan.

Hal ini berbeda dengan ikan di sungai, di danau atau di laut yang mana airnya selalu bergerak sehingga kandungan oksigennya berlimpah. Namun, di dalam akuarium kandungan oksigennya terbatas karena jumlah ikan dan makhluk hidup (tumbuhan dan makhluk laut lainnya) jumlahnya juga terbatas.

Kandungan oksigen yang stabil membuat ikan bisa hidup dan tidak stress. Ada bermacam ukuran aerator, untuk akuarium 20 L – 100 L cukup menggunakan aerator 1 lubang, kalau lebih besar dari itu sebaiknya menggunakan yang 2 lubang.

Proses Budidaya Ikan Hias

Proses budi daya ikan hias terdiri atas empat tahap, yakni: pemberian pakan, pemeliharaan, pengendalian penyakit, dan pemanenan. Berikut adalah penjelasan dari setiap tahap proses budidaya ikan hias.

Pemberian Pakan

Benih ikan hias diberi pakan artemia bahkan cacing sutra/tubifex yang diberikan selama 3 kali sehari, dengan jumlah pakan 3-5 % dari berat total ikan. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 07.00, 13.00, dan 17.00.

Pakan untuk benih yang berukuran kecil yaitu tubifek yang dicincang, kutu air ataupun jentik nyamuk, dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali setiap hari. Pakan alami dijadikan pilihan karena pakan alami memiliki keunggulan sebagai berikut:

  1. Memiliki kandungan protein tinggi.
  2. Pakan alami diberikan pada ikan dalam kondisi hidup, pakan alami yang bergerak membuat perhatian ikan untuk memakannya.
  3. Pakan alami sesuai dengan bukaan mulut ikan, sehingga ikan tidak kesulitan saat memakannya.

Pemeliharaan

Proses pemeliharaan ikan hias air tawar dalam wadah budi daya akuarium, dengan cara penyiponan/penyadotan minimal dua kali setiap hari, pemberian pakan ikan, dan pengecekan kualitas air. Penggantian air minimal dua minggu sekali atau ketika air sudah mulai keruh.

Pengendalian Hama Penyakit

Untuk mengurangi tumbuhnya penyakit, harus dilakukan pengukuran kualitas air yang mencakup suhu, tingkat keasaman, dan kadar oksigen yang terlarut. Beberapa penyakit yang biasa muncul pada proses pemeliharaan ikan hias adalah sebagai berikut.

Penyakit Bintik Putih

Penyakit ini sering disebut dengan nama ”Ich” atau ”white spot”. Gejala klinis yang ditunjukkannya adalah adanya bintik putih baik pada kulit, sirip, mata dan insang, yang sering terjadi pada ikan ukuran kecil (benih).

Penanggulangan parasit dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas perairan dalam keadaan yang optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahankan suhu air.

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan campuram formalin 25 ml/m3 air dan malachite green oxalat 0.15 g/m3 air selama 24 jam.

Penyakit Trichodiniasis

Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama jika ikan berada dalam keadaan stres yang disebabkan antara lain oleh kepadatan tinggi, penanganan yang kurang sempurna, pemberian pakan yang kurang tepat (mutu maupun jumlahnya), terutama pada keadaan temperatur rendah.

Gejala klinis yang ditunjukkan penyakit ini adalah ikan yang terinfeksi biasanya menggosok-gosokkan badannya pada dasar atau dinding bak/kolam.

Penanggulangan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budi daya yang baik

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam, atau Acriflavin dengan dosis 3 mg/l air selama 15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung.

Penyakit Tetrahymena

Penyakit yang disebabkan oleh Tetrahymena pyriformis dapat menginfeksi kulit dan sirip. Gejala klinisnya adalah ikan yang terinfeksi menggosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, serta mengibas-ngibaskan siripnya. Pengobatan dapat menggunakan Acriflavin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15–30 menit.

Penyakit Cacing

Penyakit cacing maksudnya adalah terdapat cacing yang biasanya berada di insang maupun kulit ikan. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budi daya, terutama yang ukuran kecil.

Gejala klinisnya adalah frekuensi pernafasan/gerakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lama-lama ikan menjadi kurus.

Penanggulangan parasit ini dapat dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman dalam wadah penampung.

Pemanenan

Benih ikan hias akan terbentuk dan berwarna pada saat usia sekitar 2 bulan. Setelah memiliki warna yang cantik, ikan hias sudah dapat dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total atau pun parsial/sebagian.

Panen total adalah panen yang dilakukan dengan cara menjual keseluruhan hasil budi daya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial/sebagian berdasarkan ukuran, umur dan kelamin.

Sementara itu, pada panen parsial dilakukan sortir, dengan cara dipilih sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi dengan sore, karena suhu lingkungan lebih rendah dan stabil.

Kegiatan panen diakhiri dengan pengepakan yang dilakukan secara terbuka ataupun tertutup. Pengepakan terbuka adalah pengemasan yang biasa dilakukan pada pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan di pasarkan dimasukkan ke wadah terbuka, misalnya pada drum plastik.

Sementara itu, pengepakan wadah tertutup adalah pengemasan yang dilakukan dengan memasukkan ikan ke dalam kantong yang berisi air (sepertiga bagian) diikuti pemberian gas oksigen dan diikat ujungnya menggunakan karet gelang.

Referensi

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Prakarya SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *