Cara menulis cerpen yang baik dan benar sebetulnya sangatlah mudah dan sederhana. Namun mewujudkannya menjadi karya apik yang tidak hanya menarik itu gampang-gampang susah. Bahkan bisa menjadi sangat sulit, apalagi bagi pemula yang belum pernah mendedikasikan dirinya secara serius untuk menulis cerpen.

“Bagus” atau “menarik” untuk suatu cerpen hadir lewat keindahan tekstual atau keasyikan alur kisah yang dibawakan oleh penulis. Entah itu novel romantis yang membuat hati kita berdebar, kisah lucu yang membuat kita meringis, hingga drama getir yang memilukan namun memuat banyak petuah.

Oleh karena itu, kunci utama dari menulis cerpen adalah menentukan tema keindahan tekstual yang ingin kita bawakan. Kita harus menentukan terlebih dahulu, apaka kita ingin menulis kisah drama keluarga yang hangat dan mengandung banyak amanat? atau sesederhana potongan kisah kehidupan sehari-hari namun menjadi ajang kontemplasi bagi pembacanya? untuk lebih jelasnya, berikut adalah langkah menulis cerpen yang efisien.

Langkah Menulis Cerpen

Sejatinya, tidak ada 10 langkah mudah atau 7 tips andal menulis cerpen untuk pemulia. Hal tersebut karena sulit untuk menjelaskan tahapan menulis cerpen hanya dalam beberapa poin saja. Deskripsi yang diberikan haruslah cukup menunjang, tidak hanya satu atau dua kalimat saja.

Oleh karena itu, berikut adalah beberapa poin penting yang sebetulnya bisa dibaca judulnya saja jika Anda telah mengerti apa yang dimaksudkan dalam poin tersebut. Berikut adalah cara menulis cerpen yang efisien dan stabil untuk menciptakan karya tulis yang baik.

Curahkan Ide Penulisan tanpa Memikirkan Benar atau Salah

Mungkin kita telah memiliki suatu ide alur atau peristiwa seru yang berpotensi menjadi sebuah cerpan yang menarik. Curahkan semua itu, jangan pikirkan apa pun selain benar-benar menulis ide itu dengan apa adanya.

Bisa jadi kita telah memiliki sekelibat adegan yang menurut kita menarik, ide rancangan tokoh yang terinspirasi dari orang terdekat, atau sesederhana tema dan pesan yang ingin disampaikan. Tuliskan semuanya tanpa memikirkan parameter apa pun.

Hal seperti ini disebut dengan preteks atau menulis tanpa memperhatikan unsur kebenaran apa pun. Jika diibaratkan dengan menggambar, maka apa yang kita lakukan adalah doodling atau corat-coret tanpa berhasrat untuk membuatnya bagus.

Mengapa kita harus melakukan ini? Karena kebenaran, kemenarikan, kebagusan, keindahan, kebaikan merupakan belenggu kreasi yang akan menghambat daya kreatif kita. Tanpa mulai menulis dengan apa adanya kita akan terhambat oleh berbagai pembenaran yang sebetulnya tidak terbukti.

Entah itu perasaan semacam “saya tidak berbakat menulis”, “idenya jelek, tidak akan ada yang mau membacanya”, atau minder terhadap kemampuan orang lain yang memiliki teknik dan pengetahuan tinggi dalam dunia sastra.

Jadi, luapkan semua ide dan gagasan yang Anda miliki untuk menulis cerpen dalam tahap ini tanpa memikirkan berbagai hambatan apa pun dalam prosesnya.

Petakan curahan ide dasar yang telah ditulis

Pada tahap ini bisa jadi kita akan mulai merasa terbelenggu oleh sistematika, padahal sebetulnya tahap ini merupakan tahap yang sangat praktis. Tahap ini adalah langkah untuk menyeleksi berbagai curahan yang telah kita luapkan sebelumnya. Coba lihat apa saja poin-poin paling menarik yang ada di sana. Intinya, analisis preteks yang telah kita tulis dan ketahui berbagai kekuatan masing-masing, dan seluk-beluk keterhubungan satu sama lainnya.

Perhatikan lihat keterhubungan antar ide dan gagasan bebas yang telah kita tulis sebelumnya. Bisa jadi suatu adegan keren yang telah terpikirkan oleh kita ternyata sangat mendukung untuk peristiwa yang ingin kita ceritakan. Namun bisa juga tokoh yang telah kita rancang ternyata kurang menyokongnya.

Sehingga, coba kembangkan berbagai keterhubungan dan perbaiki atau gubah berbagai ketidakharmonisan yang terjadi. Meskipun tahap ini melibatkan analisis, tidak usah dilakukan dengan cara yang sangat serius. Cukup sajikan berbagai keterhubungan tersebut lewat lis sederhana, tandai dengan marker, atau buat diagram kasar agar lebih mudah untuk dilihat dan dibaca.

Ubah Peta Konsep menjadi Kerangka Cerpen

Selanjutnya, peta konsep yang telah kita buat dapat mulai kita pindahkan ke kerangka cerpen yang utuh. Hal ini dilakukan agar preteks dan peta konsep yang telah kita buat sebelumnya berubah menjadi berbagai unsur konkret dari struktur cerpen. Apa itu kerangka cerpen? Mudahnya, kerangka cerpen adalah berbagai unsur yang membentuk suatu tulisan menjadi cerpen. Kerangka atau struktur cerpen itu sesederhana berikut ini.

  1. Tema, ide pokok dari cerpen.
  2. Orientasi, pengenalan tokoh, masalah, dan cerita yang akan dibawakan.
  3. Komplikasi, ketika masalah atau cerita mulai memanas.
  4. Klimaks, masalah ada pada puncaknya.
  5. Resolusi, pencerahan dan penyelesaian masalah.

Cukup tuliskan saja dalam satu atau dua kalimat untuk setiap poin yang ada di atas berdasarkan preteks dan peta konsep yang telah kita buat, sehingga kita dapat memastikan bahwa cerpen akan tuntas dan utuh sesuai dengan kaidah penulisannya. Contohnya adalah sebagai berikut.

  1. Tema
    Kasih tak sampai
  2. Orientasi
    Rama telah memendam perasaannya kepada Sinta dari sejak SMA. Baru pada saat berkuliah di perguruan tinggi yang sama ia hendak menyatakan perasaannya.
  3. Komplikasi
    Namun sayangnya Sinta telah memiliki seorang kekasih yang dikenalkan oleh orangtuanya, yakni Rahwana.
  4. Klimaks
    Ternyata Sinta memendam perasaan yang sama terhadap Rama, namun sayangnya ia terpaksa mengikuti kemauan orangtuanya.
  5. Resolusi
    Lewat kerja keras Rama dan Keikhlasan Rahwana, Sinta berhasil meyakinkan orangtua Sinta untuk memilih Rama sebagai calon pendampingnya.

Sebetulnya terdapat beberapa struktur lain yang tidak dibeberkan di atas. Misalnya Koda yang berarti penutup atau bahkan clue hingga plot twist yang dapat menjadi transisi terhadap kisah kelanjutannya pula. Misalnya, Koda contoh kerangka cerpen di atas adalah: “Sayangnya, ternyata Rama mengidap penyakit yang disebabkan oleh virus misterius…”.

Baca juga: Struktur Cerpen: Pengertian, Bagian, Susunan, Alur & Kualitas

Struktur cerpen tersebut juga merupakan berbagai aspek yang akan dinilai jika kita mengikuti lomba menulis cerpen atau sekedar mengerjakan tugas untuk sekolah atau kuliah. Melalui pemikiran mengikuti lomba, kita akan selalu berusaha untuk menulis dengan lebih baik agar dapat memenangkannya.

Tidak ada salahnya menggunakan kacamata demikian. Toh sertifikat lomba itu merupakan salah satu syarat utama yang harus dimiliki untuk mendapatkan akses ke berbagai kesempatan seperti beasiswa, residensial, penerbitan buku, dsb.

Kembangkan Kerangka menjadi Cerpen yang Tuntas

Tahap terakhir adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi cerita pendek yang tuntas. Ini merupakan tahap yang akan menyelesaikan cerpen secara keseluruhan terlebih dahulu. Hindari pengeditan berlebihan di sini. Sisihkan detail kecil belakangan.

Tujuan utama dari langkah ini adalah benar-benar menyelesaikan seluruh bagian cerpen secara utuh terlebih dahulu, sesuai dengan struktur dan kaidah penulisan cerpen. Coba mulai gunakan berbagai gaya bahasa dan ungkapan juga untuk sedikit mencairkan suasana penulisan.

Cermati kembali berbagai unsur Cerpen

Pastikan semua struktur telah sesuai dengan rancangan yang kita inginkan. Tema harus sesuai dengan apa yang ingin kita buat, orientasi mampu memperkenalkan tokoh dan cerita untuk menyokongnya pada peristiwa komplikasi dan klimaks.

Kembangkan pula berbagai bahasa yang terasa masih kaku. Poles majas, gaya bahasa, dan ungkapan yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan konteks atau belum? Baca berulang kali hingga kita puas terhadap tulisan yang kita hasilkan.

Kita juga dapat melakukan juga proses inkubasi yang artinya jangan baca cerpen selama beberapa lama (misalnya 1-2 hari). Biasanya, setelah tidak membacanya untuk beberapa saat, kita akan menemukan berbagai kesalahan dan kekurangan yang ada dengan lebih baik.

Tips Menulis Cerpen

Selain berbagai langkah di atas, berikut adalah beberapa tips ringan namun bermanfaat banyak jika diaplikasikan ketika kita menulis cerpen.

  1. Jaga kesederhanaan cerita dan tetap mengerucut pada satu tema.
  2. Hindari penggunaan gaya bahasa atau ungkapan klise, cobalah berinovasi.
  3. Jangan menggurui pembaca melalui amanat namun berikanlah panutan pada cerita cerpen.
  4. Perkenalkan tokoh melalui berbagai tingkah lakunya, jangan terlalu mengandalkan narasi.
  5. Hindari pembawaan klimaks yang terlalu cepat, berikanlah gejala-gejalanya saja supaya pembaca menjadi lebih penasaran.
  6. Jangan ragu untuk memberikan banyak komplikasi dan konflik, karena konflik merupakan hal utama yang membuat pembaca betah menyelesaikan bacaannya.

Gabung ke Percakapan

3tare

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *