Contoh teks narasi dalam artikel ini disusun secara singkat dan padat namun tetap memiliki berbagai kaidah dan struktur teks narasi yang semestinya. Struktur teks narasi, terntunya terdiri dari: orientasi, komplikasi (konflik & puncak konflik), dan resolusi (penyelesaian masalah & penutup).

Berikut adalah beberapa contoh teks narasi dalam berbagai tema meliputi kisah seseorang yang tertular COVID-19, tema pendidikan, lingkungan, dan narasi artistik.

Contoh Teks Narasi Singkat (Pendek)

Kisah Yunus yang Terjangkit Virus Corona

Orientasi

Yunus adalah seorang pegawai salah satu perusahaan pertambangan yang berbasis di Jakarta. Tepat saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia, ia mendapatkan tugas untuk melakukan perjalanan dinas ke Jawa Timur.

Perusahaannya memang tengah menggarap beberapa pertambangan minyak dan gas baru di provinsi tersebut. Sehingga, bukan hanya Yunus saja yang ditugaskan, namun beberapa orang rekan satu divisinya dan beberapa tim divisi lainnya.

Boleh dikatakan puluhan orang karyawan dari perusahaannya akan ditempatkan untuk bekerja di Jawa Tengah selama proyek tersebut dikerjakan. Belum ada restriksi khusus untuk keluar dari kota Jakarta pada saat itu.

Komplikasi

Awalnya perjalanan dinas Yunus berjalan dengan lancar. Hingga pada suatu hari, salah satu rekannya tidak bisa menghadiri rapat mingguan antardivisi karena sakit. Kabarnya ia harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami demam yang cukup tinggi dan keluhan sakit lainnya yang mengharuskannya untuk mendapatkan perawatan intensif.

Beberapa hari setelah rapat yang diselenggarakan di ruang tertutup dan menggunakan AC tersebut, Yunus juga jatuh sakit. Ia mengalami demam yang cukup tinggi, dan ketika berobat ke klinik, dokter memvonis ia harus dirawat di rumah sakit karena dianggap mengalami gejala tipes.

Selang dua pekan dirawat, Yunus sudah mulai lumayan pulih dan meminta agar dapat dipulangkan ke rumahnya di Bandung, karena ingin berjumpa dengan keluarganya. Rumah sakit pun mengizinkan dengan syarat melakukan rapid test terlebih dahulu.

Pada saat Yunus keluar dari rumah sakit, pemerintah telah mulai melakukan berbagai upaya untuk menghindari penularan virus corona dan mulai mewajibkan rapid test untuk seseorang yang bepergian ke luar kota. Hasil rapid test Yunus pun menunjukkan bahwa ia tergolong non reaktif dan akhirnya diperbolehkan pulang ke Bandung.

Saat tiba di Bandung, Yunus memutuskan untuk tetap mengisolasi diri dan tidak melakukan kontak fisik dengan istri dan anak-anaknya. Risma, istri dari Yunus pun mengiyakannya. Namun sayangnya keadaan Yunus yang telah mulai membaik sebelumnya, ternyata berangsur memburuk kembali.

Kali ini, selain demam dan lidahnya mati rasa, ia merasakan gejala sesak nafas pula. Demamnya meningkat lagi dan istrinya berinisiatif untuk membawa Yunus ke rumah sakit kembali.

Setibanya di rumah sakit ini, Yunus diwajibkan melakukan swab test sebelum dapat dirawat inap. Kali ini, protokol kesehatan di Indonesia sudah mulai sangat ketat. Keluarga Yunus pun menyanggupinya dan ternyata Yunus dinyatakan positif tertular virus corona atau terjangkit gejala COVID-19.

Saat itu pula rumah sakit meminta istri dan seluruh keluarga Yunus untuk mengikuti tes swab. Kengerian mulai menyelubungi Yunus dan keluarganya. Rasa cemas, takut, ditambah dengan keadaan Yunus yang belum membaik menambah kegetiran istrinya.

Resolusi

Rumah keluarga Yunus akhirnya didatangi oleh petugas yang melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan di seluruh wilayah kediaman keluarga Yunus. Kedatangan petugas juga sembari menjemput seluruh keluarga Yunus untuk di isolasi sambil menunggu hasil tes swab.

Untungnya, tes swab menunjukkan hasil negatif terhadap istri dan anak-anak Yunus. Yunus pun akhirnya berangsur pulih setelah dirawat selama dua bulan di rumah sakit. Selama dua bulan itu, ia mengatakan bahwa demamnya tak kunjung hilang dan pernafasannya masih terus terganggu diiringi oleh sedikit nyeri di dadanya. Pada akhirnya saat menyentuh bulan ketiga perawatannya, ia dinyatakan sudah sembuh dan terbebas dari virus corona.

Contoh Teks Narasi Pendidikan

Berkat SMK Aku Bisa!

Orientasi

Sedari kecil aku selalu menyukai video game. Video game adalah hiburan menarik yang dapat menghilangkan kejenuhan kita dalam kehidupan sehari-hari. Hiburan ini juga diketahui memilik manfaat untuk melatih perkembangan motorik kita.

Bahkan beberapa penelitian telah dilakukan dengan memberikan terapi bermain game kepada kaum lansia untuk mengurangi kemungkinan mengidap Alzheimer atau pikun. Simpulannya, video game adalah cara positif untuk melepaskan lelah dan memiliki manfaat positif jika dimainkan dalam porsi yang seimbang.

Komplikasi

Sayangnya, kegemaran bermain game bagiku menjadi salah satu hambatan terbesar dalam perkembangan pendidikanku. Saking asyiknya bermain game, aku selalu meninggalkan waktu untuk belajar. Pekerjaan rumah hanya kukerjakan seadanya karena Aku selalu ingin bermain game lebih lama.

Kebiasaanku yang boleh dikatakan cukup sedikit kecanduan main game membuat prestasi sekolahku berantakan. Bahkan, aku sempat mendapatkan teguran dari Guru BK bahwa nilai rata-rataku adalah yang terendah di sekolahku. Beliau mengatakan bahwa ia mencemaskan prestasi belajarku yang belakangan menurun, padahal aku sudah menginjak kelas 9.

Pada saat itulah Aku mulai mencoba kembali sadar dan lebih giat belajar. Namun sepertinya hal itu sudah agak terlambat. Karena, pada akhirnya, hasil nilai kelulusanku kurang memuaskan dan aku memiliki peluang kecil untuk dapat masuk ke sekolah negeri yang kuinginkan.

Resolusi

Kemudian, dalam keadaan genting itu, Ayahku memberikan saran yang ternyata mengubah hidupku. Ia berkata, “nak, kamu suka main game ya? Gimana kalau kamu belajar cara bikin game juga? Mau ga masuk SMK penjurusan informatika? Kamu kan udah jago tuh pake komputer dari SD”. Aku pun menyetujuinya dan ternyata memang di situlah aku berpijak.

Meskipun tidak ada mata pelajaran yang secara spesifik mengajarkan kami cara membuat game, namun dasar-dasar pemrograman dan multimedia pengolahan gambar dan animasi merupakan beberapa mata pelajaran yang dibawakan di sana. Dari berbagai mata pelajaran dasar tersebut, aku dapat mencari sendiri bagaimana caranya membuat game. Kini, aku menjadi salah satu siswa berprestasi di SMK kami.

Aku sempat berhasil menjadi juara tingkat provinsi dalam perancangan dan pengembangan website sekolah. Video game pembelajaran yang kubuat juga kini tengah digunakan oleh sekolahku sebagai percontohan pengembangan video game yang baik. Nilaiku juga cukup bagus, aku menjadi salah satu siswa kebanggaan sekolah kami, dan orangtuaku pun sangat bangga terhadap aku yang kini menjadi cukup berprestasi di sekolah.

Tapi jangan salah, aku masih tetap bermain game. Hanya saja, kali ini aku dapat mengatur porsi durasinya. Hanya sesekali saja ketika aku membutuhkan hiburan di sela-sela kesibukan belajarku. Kini, aku dapat belajar dengan baik dan merasakan dampak positif dari video game tanpa mendapatkan efek negatifnya.

Contoh Teks Narasi Panjang Bertema Lingkungan

Musibah Banjir yang Melanda Desaku

Orientasi

Aku dan keluargaku tinggal di Dayeuhkolot, Citereup, kabupaten Bandung. Wilayah tersebut merupakan area pinggiran kota Bandung yang dikenal sebagai daerah macet. Namun, bukan itu saja, wilayah kami juga sudah diketahui sebagai daerah yang rutin terkena musibah banjir. Padahal, dahulu ketika aku masih kecil, rumahku adalah tempat yang amat nyaman.

Meskipun terkadang memang banjir, namun tidak separah sekarang. Ketinggian air hanya akan mencapai pertengahan betis kakiku saja yang kala itu masih terhitung cukup pendek. Waktunya juga tidak lama, beberapa jam saja, banjir tersebut biasanya sudah surut.

Banjir hanya menjadi musibah tahunan yang untuk anak kecil sepertiku justru terasa cukup menyenangkan. Terkadang Aku dan teman-temanku malah asyik mencari ikan di genangan air dekat rumah kami. Namun semua itu berubah ketika Aku mulai duduk di bangku SMP.

Komplikasi

Banjir yang melanda desa kami berubah menjadi petaka yang mengerikan. Tingginya dapat mencapai dadaku, dan membuatku tidak bisa pergi ke sekolah. Sebetulnya aku cukup beruntung karena rumah kami berada di permukaan yang cukup tinggi. Meskipun sederhana, rumah kami juga sudah memiliki lantai dua yang menjadi pelarian kami saat banjir seperti ini menerpa.

Sementara itu, tetangga kami yang berada di ketinggian rendah tidak dapat berdiam diri di rumahnya. Banjir menenggelamkan rumah mereka hingga langit-langit dan bahkan atap rumah mereka. Mereka terpaksa mengungsi ke area jembatan sungai di jalan raya Dayeuhkolot yang memang memiliki permukaan tanah lebih tinggi. Di sana para TNI dan aktivis sosial telah mendirikan perkemahan sementara untuk pengungsi, sambil menjemput korban banjir lainnya di sekitar.

Banjir seperti ini terus melanda wilayah kami hingga aku duduk di bangku SMA. Perlahan-lahan warung dan tempat usaha lain di sekitar sini mulai tutup. Kontrakan yang biasa disewa oleh karyawan pabrik yang berada dekat di desa kami pun mulai kosong. Kawasan kami menjadi sangat sepi dari berbagai aktivitas ekonomi.

Padahal, pemerintah sudah melakukan upaya untuk mengurangi banjir dengan mengeruk, memperluas, dan memperdalam anak sungai Citarum yang memang sangat dekat dengan rumahku. Namun, banjir ini tidak pernah berhenti dan malah seakan semakin parah.

Tembok rumah kami kotor, terdapat bekas rendaman air di seluruh bagiannya. Kulkas kami tidak selamat karena sempat beberapa kali terendam banjir. Pompa air kami juga mengalami nasib yang sama. Selain itu, sepeda motor ayahku juga harus beberapa kali turun mesin karena terendam banjir.

Resolusi

Sebetulnya aku tidak begitu mengetahui apa penyebab pasti dari banjir yang menerpa desa kami. Informasi yang kuketahui kembali pada kelestarian lingkungan yang kurang terjaga. Beberapa mahasiswa yang sempat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Dayeuhkolot sempat memberikan berbagai kegiatan soalisasi mengenai penanggulangan dan pencegahan bencana banjir.

Dalam kegiatan tersebutlah aku mendapatkan informasi mengenai keseimbangan alam yang tidak berjalan dapat menyebabkan bencana semacam ini. Mulai dari membuang sampah tidak pada tempatnya, atau bahkan membuangnya ke sungai. Memang membuang sampah adalah salah satu permasalahan yang terjadi di desa kami. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan ke anak sungai Citarum di desaku. Namun, hal tersebut bukan satu-satunya penyebab banjir ini. Pembangunan di daerah resapan air juga menjadi salah satu kontributor tersbesarnya. Sehingga pemerintah juga mulai menggalangkan kegiatan untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Desa kami mulai memberlakukan wajib menggunakan paving blok untuk jalanan di wilayah kami, agar jalan tetap nyaman namun tetap dapat meresap air.

Hingga kini berbagai upaya lainnya juga sudah dilakukan, dari hulu hingga ke hilir sungai citarum. Kini, saat aku duduk di bangku kuliah, Dayeuhkolot masih menjadi daerah banjir. Beberapa upaya pemerintah sebetulnya mulai terasa meskipun hanya berpengaruh sedikit. Namun, kini desaku benar-benar seakan menjadi kota mati. Hanya ada satu warung yang masih berjualan di dekat rumahku. Sisanya memutuskan untuk tutup dan pindah ke wilayah lain karena tidak tahan dengan bencana banjir.

Sementara itu Aku sendiri memilih untuk belajar teknik tata lingkungan untuk mengetahui seperti apa seharusnya suatu wilayah dikelola agar tidak terjadi banjir. Agar kelak ketika aku sudah menyelesaikan kuliah, aku dapat memberikan kontribusi bagi desaku sendiri. Karena ini adalah rumahku, tempat tinggalku yang dahulu jauh lebih asri, tidak menjadi genangan air berlumpur yang dicemari sampah seperti ini.

Contoh Teks Narasi Artistik

Teks narasi artistik adalah teks narasi yang dirancang untuk menghibur pembacanya melalui cerita fiksi yang bernilai seni tinggi dengan ciri menggunakan banyak gaya bahasa atau majas yang apik. Selain itu, teks jenis ini juga biasanya memiliki pesan atau amanat terselubung di dalamnya. Berikut adalah contoh teks narasi artistik.

Nirwana di Hutan Belakang Sekolah

Orientasi

Sore ini Aku memutuskan untuk memberanikan diri berjalan ke hutan belakang sekolah. Tempat yang sering menjadi cuitan utama kelasku. Konon di sana sering terdengar suara-suara aneh yang menakutkan. Namun bagiku, hal itu tidaklah mengherankan. Tentu saja banyak bermacam suara di sana. Namanya juga hutan, pasti banyak binatang yang berkeliaran di sekitarnya.

Hutan ini memang cukup gelap karena pepohonan di sekitarnya sangat rimbun. Jalan setapaknya saja benar-benar hampir tidak menyisakan ruang bergerak untuk bahuku. Jalanannya juga agak sedikit memanjat dan setelah setengah jam berjalan Aku belum juga menemukan jejak cahaya yang menunjukkan tempat yang agak terbuka.

Namun, tak lama setelah aku mulai kelelahan, akhirnya kulihat gerbang misterius yang entah akan membawaku ke mana. Yang jelas, gerbang itu berbentuk seperti gebyok atau pintu kayu yang besar penuh dengan ukiran zaman klasik Nusantara.

Komplikasi

Saat gerbang itu ku buka, sungguh takjub aku pada keindahan alam yang kulihat. Di sini, tanah saja terbuat dari butiran emas yang bercampur dengan pecahan batu rubi merah yang bergemilang. Pohon yang tumbuh berdaun uang, bunga yang bermekaran terbuat dari sutra yang berputik intan berlian.

Tak hanya itu, aliran sungai di sini pun adalah susu yang siap digayung untuk dicicipi. Aku sampai kebingungan untuk memulai penjelajahan dari mana. Ilalang permen kapas mungkin cocok untuk menjadi hidangan pembuka. Tapi, saat kupikirkan lagi, kudapan manis lebih cocok sebagai hidangan penutup.

Akhirnya aku memutuskan untuk mencicipi susu yang mengaliri seluruh tempat ini. Aku menggunakan gelas yang terbuat dari permen karamel untuk meminumnya. Segar sekali rasanya, aroma susunya kental, dingin namun tidak membuat gigiku ngilu, ini dingin yang pas bak air dari mata air pegunungan.

Tak lama Aku pun mulai menjamah seluruh area itu. Berbagai koin emas yang menyembur berhamburan dari geiser kukantongi. Daun-daun yang terbuat dari lipatan rapi uang itu kuhabiskan. Berbagai buah potong yang menggantung di pohon harum manis ku lahap tanpa henti.

Resolusi

Hingga akhirnya Aku mendengar bel sekolah samar-sambar berbunyi, karena meskipun jaraknya cukup jauh, di sini suasananya cukup hening. Aku lantas menyadari bahwa jam istirahat sekolah telah habis. Segera saja aku bergegas berlari berusaha untuk kembali ke sekolah dengan menahan rasa nyeri diperutku karena terlalu banyak makan.

Akselerasiku pun terganggu karena koin emas yang kukantongi. Setibanya di sekolah teman-temanku tampak keheranan melihatku. Aku tak mengidahkannya dan lantas segera duduk di mejaku. Teman sebangkuku masih terus keheranan melihat ke arah wajahku.

Saat duduk, tak sengaja beberapa koin dan uang yang kukantongi terjatuh. Temanku lantas bertanya “Dari mana tuh koin emas sama uang”. Aku dengan spontan menjawab “ya bawa dari rumah”. Seketika itu pula koin emas itu berubah menjadi bunga kuning yang layu. Uang yang terjatuh itu pun tampak memudar menjadi daun.

Aku dan temanku keheranan melihatnya. Mungkin sedari awal memang semua itu hanyalah ilusi. Namun kemudian Guru kami mendekati dan mengatakan “kalau kamu berbagi, kamu akan menjadi seperti Entong yang kini menjadi saudagar kaya di kampung ini, ” ucapnya sambil agak berbisik. “Gerbang hutan itu hanya terbuka bagi orang tertentu yang tidak serakah saja” lanjutnya.

Gabung ke Percakapan

2tare

  1. Asalammualaykum bu aku mau taya gimana nge jain yah apa dibaca apa dirang kung

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *