Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, dalam Suardi, 2002, hlm. 17). Perubahan perilaku yang dimaksud dapat mencakup tiga ranah kompetensi, yakni kognitif atau kecerdasan berpikir, afektif atau kecerdasan emosional, dan psikomotor atau kecakapan gerak otot dan campuran.

Perubahan yang dimaksud juga tidak melulu sebagai sesuatu yang berubah radikal, akan tetapi meliputi perubahan persepsi dan perbaikan perilaku. Seperti yang diungkapkan oleh Rusman (2016, hlm. 67) bahwa hasil belajar itu dapat dilihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk perbaikan perilaku.

Lantas ke mana arah perubahan yang diinginkan dari hasil belajar ini? Menurut Purwanto (2014, hlm. 23) hasil belajar adalah perubahan perilaku akibat proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pembelajaran adalah terjadinya perubahan perilaku yang diinginkan oleh penyelenggara pendidikan atau dalam konteks tertentu adalah dari keinginan peserta didik itu sendiri.

Sementara itu, menurut Sudjana (2017, hlm. 22) hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut dapat diketahui melalui berbagai teknik evaluasi berupa tes yang dapat menghasilkan skor. Seperti yang diungkapkan oleh Susanto (2017, hlm. 5) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal jumlah materi pelajaran tertentu.

Selanjutnya dengan nada yang sama, Suardi (2020, hlm. 16) juga berpendapat bahwa asil belajar adalah proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran yang dicapai siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi dalam diri pembelajar yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam kecakapan atau kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi dan penilaian setelah pembelajar mengalami proses belajar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar merupakan proses perubahan berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, belajar juga dapat dipengaruhi oleh bermacam faktor yang menyelubungi pembelajarnya. Menurut Parnawi (2019, hlm. 6-10) beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas dua kelompok faktor utama, yakni faktor internal dan eksternal yang akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Faktor Internal

Faktor internal atau faktor-faktor yang datang dari dalam diri yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor, yaitu sebagai berikut.

  1. Faktor Biologis (Jasmaniah)
    Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis ini di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama, kondisi fisik yang atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang
  2. Faktor Psikologis (Rohaniah)
    Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil

2. Faktor Eksternal

Sementara itu, faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu yang akan dipaparkan sebagai berikut.

  1. Faktor Lingkungan Keluarga
    Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Hal ini karena keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak bahkan belajar untuk belajar itu sendiri.
  2. Faktor Lingkungan Sekolah
    Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh, dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya.
  3. Faktor Lingkungan Masyarakat
    Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan belajar di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursus bahasa asing, keterampilan tertentu, bimbingan tes dan kurus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah.
  4. Faktor Waktu
    Waktu atau kesempatan memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi siswa bukan ada atau tidaknya waktu, melainkan bisa atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk belajar. Kesempatan itu dihadirkan oleh waktu dan waktu haruslah dihadirkan sendiri oleh pembelajar, karena waktu tidak dapat ditambah.

Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Sopiatin & Sahroni (dalam Yulianti, dkk, 2018, hlm. 205-207) hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah utama berikut.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu sebagai berikut.

  1. Pengetahuan atau ingatan (C1)
    Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi Bloom, sering kali disebut juga aspek ingatan (recall).
  2. Pemahaman (C2)
    Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Peserta didik dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menafsirkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
  3. Penerapan (C3)
    Penerapan atau aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus.
  4. Analisis (C4)
    Jenjang kemampuan ini dituntut dapat menguraikan suatu situasi tertentu ke dalam unsur-unsur pembentukannya menjadi lebih jelas.
  5. Sintesis (C5)
    Kemampuan merangkum berbagai komponen atau unsur sehingga menjadi sesuatu yang baru. Pada jenjang ini, seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggabungkan berbagai faktor yang ada.
  6. Evaluasi (C6)
    Jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.

2. Ranah Afektif

Ranah Afektif bekaitan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek, antara lain:

  1. Menerima (Receiving),
    yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah, gejala, situasi, dan sebagainya.
  2. Menanggapi (Responding),
    yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
  3. Penilaian (Valuating),
    berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi tadi.
  4. Organisasi (Organization),
    yakni pengembangan nilai dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya.
  5. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (Characteristic by a value or value complex),
    yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Keterampilan motorik (muscular or motor skills),
    yakni memperlihatkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan), menggerakkan, menampilkan, melompat dan sebagainya.
  2. Manipulasi benda-benda (manipulation of materials or objects),
    meliputi menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi dan sebagainya.
  3. Koordinasi neuromuscular,
    yaitu menghubungkan, mengamati, memotong dan sebagainya.

Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar adalah alat untuk mengukur perubahan yang terjadi pada suatu kejadian atau suatu kegiatan. Agar dapat mengukur hasil belajar maka diperlukan adanya indikator-indikator sebagai acuan untuk menilai sejauh mana perkembangan hasil belajar seseorang. Indikator hasil belajar menurut Gagne (dalam Nasution, 2018, hlm. 112-119) di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Keterampilan intelektual,
    merupakan penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.
  2. Strategi kognitif,
    dalam hal ini, siswa perlu menunjukkan penampilan yang kompleks dalam suatu situasi baru, dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan dan konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini mampu mengatur individu itu sendiri, mulai dari mengingat, berpikir, dan berperilaku.
  3. Sikap,
    yaitu perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
  4. Informasi verbal,
    Pengetahuan verbal disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi. Dalam hal ini guru dapat memberikan berupa pertanyaan kepada siswa untuk melatih siswa dalam menjawab secara lisan, menulis dan menggambar.
  5. Keterampilan motorik,
    tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual. Untuk mengetahui seseorang memiliki kapabilitas keterampilan motorik, kita dapat melihatnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot, serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.

Referensi

  1. Nasution, M. (2018). Konsep pembelajaran matematika dalam mencapai hasil belajar menurut teori gagne. Logaritma: Jurnal Imu-Ilmu Pendidikan dan Sains, 6(02).
  2. Rusman. (2016). Pembelajaran tematik terpadu, teori, praktik dan penilaian. Jakarta: Rajawali Pres.
  3. Suardi. (2020). Model pembelajaran dan disiplin belajar di sekolah. Yogyakarta: Prama Ilmu.
  4. Sudjana. (2017). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Alfabeta.
  5. Susanto, A. (2017). Teori belajar & pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
  6. Parnawi, Afi. (2020). Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Yogyakarta: CV Budi Utama.
  7. Purwanto. (2014). Evaluasi hasil belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.
  8. Yulianti, H., Iwan, C., & Millah, S. (2018). Penerapan metode giving question and getting answer untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 6(2), 197-216.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *