Kelelahan merupakan hal manusiawi yang akan dirasakan oleh setiap manusia. Hal tersebut karena bahkan dari sejak lahir sampai menjelang ajalnya, manusia mempunyai dorongan untuk bergerak dan melakukan bermacam aktivitas. Semua gerak dan aktivitas yang dilakukan tentunya bermakna atau setidaknya memiliki arti dan fungsi bagi manusia.

Namun semakin banyak gerak dan aktivitas yang dilakukan, semakin berkurang juga keinginan dan kemampuan kita untuk melakukannya. Hal ini yang disebut sebagai kelelahan, sebagai akibat dari adanya batas kemampuan manusia untuk memiliki keinginan dan kekuatan untuk melakukan suatu gerak dan aktivitas.

Pengertian Kelelahan

Kelelahan adalah hilangnya energi pada diri ini sehingga sebagai akibat pemakaian energi yang berlebih karena menyelesaikan macam-macam tugas pekerjaan yang melebihi kapasitas atau kekuatan individu (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 153). Kelelahan dapat diartikan suatu kondisi yang berbeda bagi setiap individu, akan tetapi tetapi semua individu tersebut mengalami kehilangan efisiensi, penurunan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.

Kelelahan adalah sesuatu keadaan atau kondisi, baik jasmani atau psikis, bukanlah suatu dorongan tertentu. Dorongan tertentu yang membuat kita tidak mau melakukan suatu hal mungkin adalah rasa malas dari perasaan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan pula bahwa kemalasan yang kita alami dapat terjadi sebagai akibat dari rasa lelah atau muak terhadap suatu hal. Inilah yang menyebabkan mengapa kelelahan dimasukkan pada gejala jiwa campuran yang dapat terdiri atas hilangnya perhatian (kognisi), sehingga dapat menyebabkan afeksi negatif, dan berujung pada hilangnya motivasi (konasi).

Penyebab Kelelahan

Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya suatu aktivitas atau pekerjaan, baik aktivitas jasmani maupun rohani yang dikerjakan dalam waktu cukup lama terus menerus. Oleh karena itu, kelelahan juga dapat dikategorikan semacam stress. Contohnya adalah bagaimana suatu profesi dapat menyebabkan kelelahan kerja yang disebut sebagai bournout yang merupakan sejenis stress yang banyak dialami oleh banyak orang di perusahaan dengan hustle culture yang tinggi. Beberapa faktor penyebab kelelahan lainnya adalah sebagai berikut.

Faktor Intrinsik

Kelelahan dapat disebabkan dari dalam diri seseorang atau disebut juga sebagai faktor intrinsik. Beberapa penyebab kelelahan dari sisi intrinsik adalah sebagai berikut.

  1. Usia,
    Usia berkaitan dengan kinerja karena pada usia yang meningkat akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan adanya penurunan kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan.
  2. Jenis Kelamin
    Pada tenaga kerja wanita akan terjadi siklus biologis setiap bulan didalam mekanisme tubuhnya sehingga akan mempengaruhi kondisi fisik maupun psikisnya dan hal ini akan menyebabkan tingkat kelelahan wanita akan lebih besar dari pada tingkat kelelahan pria.
  3. Status Gizi
    Status gizi adalah salah satu faktor dari faktor kapasitas kerja, dimana keadaan gizi buruk dengan beban kerja yang beratakan menganggu kerja dan menurunkan efisiensi serta mengakibatkan kelelahan.
  4. Status Kesehatan
    Adanya beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi kelelahan, misalnya seseorang yang mengalami nyeri jantung jika kekurangan darah, kebanyakan menyerang bilik kiri jantung sehingga paruparu akan mengalami bendungan dan penderita akan mengalami sesak napas sehingga akan mengalami kelelahan.
  5. Keadaan Psikis
    Keadaan psikis, yaitu suatu respon yang ditafsirkan bagian yang salah, sehingga merupakan suatu aktivitas secara primer suatu organ, akibatnya timbul ketegangan-ketegangan yang dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang.

Faktor Ekstrinsik

Selain datang dari dalam diri, kelelahan juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor luar atau faktor ekstrinsik. Beberapa faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan kelelahan di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Beban Kerja dan Masa Kerja
    Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya dan masing-masing tenaga kerja mempunyai kemampuan sendiri untuk menangani beban kerjanya sebagai beban kerja langsung ini. Beban kerja menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja tanpa mengakibatkan kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat pula kelelahan seorang individu.
  2. Lingkungan Kerja Fisik
    Lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi kelelahan antara lain penerangan, kebisingan dan iklim kerja seperti baik tidaknya penerangan atau pencahayaan, iklim kerja tempat kerja (suhu atau temperatur, kelembaban udara, kecepatan gerak angin, dsb).
  3. Kebisingan
    Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat menimbulkan stimulasi daerah di dekat area penerimaan pendengaran berdenging. Keadaan ini akan menimbulkan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex celebri yang dipengaruhi oleh sistem yang antagonistik, yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem (aktivasi).
  4. Faktor Ergonomi
    Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dan kelelahan kerja. Ergonomi juga berperan dalam memaksimalkan kenyamanan, keamanan dan efisiensi pekerjaan.

Fisiologi Kelelahan

Secara fisiologis, menurut Suma’mur (2014) keadaan dan perasaan lelah atau kelelahan adalah reaksi fungsional pusat kesadaran yaitu otak (cortex celebri), yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistis yaitu sistem penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi).

  1. Inhibisi
    Inhibisi atau sistem penghambat bekerja terhadap talamus (thalamus) yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur.
  2. Aktivasi
    Sementara itu aktivasi atau sistem penggerak terdapat dalam formasio retikularis (formation reticularis) yang dapat merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari organ dalam tubuh kearah kegiatan bekerja, berkelahi, melarikan diri, dan lain-lain.

Maka berdasarkan konsep tersebut keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja antara dua sistem antagonistis yang dimaksud. Apabila sistem penghambat berada pada posisi lebih kuat daripada sistem penggerak, seseorang berada dalam kondisi kelelahan. Sebaliknya, apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem penghambat, maka seseorang berada dalam keadaan segar atau tidak lelah.

Siklus Krebs menghasilkan karbondioksida dan energi yang berbentuk Adenosin Triphosfat (ATP). ATP merupakan sumber utama energi tubuh yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau bekerja. Kelelahan adalah akibat dari akumulasi asam laktat di otot dan di dalam aliran darah. Akumulasi asam laktat dapat menyebabkan penurunan kerja otot dan kemungkinan faktor saraf tepi dan sentral berpengaruh terhadap proses terjadinya kelelahan. Pada saat otot berkontraksi, glikogen diubah menjadi asam laktat dan asam ini merupakan produk yang dapat menghambat kontinuitas kerja otot sehingga terjadi kelelahan.

Dalam stadium pemulihan terjadi proses yang mengubah sebagian asam laktat kembali menjadi glikogen sehingga memungkinkan otot dapat berfungsi normal kembali. Penyediaan oksigen berpengaruh terhadap kecepatan pemulihan fungsi otot. Bila beban kerja otot tidak terlampau besar maka otot dapat mempertahankan keseimbangan, asam laktat yang berlebih tidak terakumulasi sehingga kapasitas kerja otot kembali normal, tidak menurun.

Menurut Simpson (dalam Setyawati, 2011 dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 155) kelelahan otot terjadi karena adanya kekurangan oksigen dan adanya penimbunan hasil metabolit otot (berupa asam laktat dan CO2) yang tidak masuk ke dalam aliran darah (Hastuti, 2015).

Jenis-Jenis Kelelahan

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, kekalahan dapat disebabkan oleh faktor fisik atau mental. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat membagi macam atau jenis kelelahan menjadi kelelahan jasmani, rohani yang akan dijelaskan sebagai berikut.

  1. Kelelahan jasmani,
    yakni kelelahan yang disebabkan oleh kekuatan jasmani atau tubuh yang berkurang, sehingga tidak dapat melakukan sesuatu dengan semestinya. Faktor kelelahan jasmani seperti dapat disebabkan oleh penggunaan daya fisik besar hingga mencapai batasnya, atau faktor kesehatan dan cacat tubuh.
  2. Kelelahan rohani,
    Kelalahan rohani adalah kelelahan yang disebabkan oleh hilangnya keinginan atau berkurangnya kekuatan berpikir sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut kekuatan jiwa atau psikis dengan semestinya.
  3. Kelelahan jasmani dan rohani,
    Sebetulnya, kelelahan jasmani tidak dapat dipisahkan dengan kelelahan rohani, dan sebaliknya. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa antara kelelahan jasmani dan kelelahan rohani mempunyai hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi (Ahmadi, 2003 dalam Warsah & Daheri, 2018, hlm. 156). Misalnya, kelelahan dan stres karena kondisi yang berkaitan dengan pekerjaan berisiko akan mengganggu efektivitas dan produktivitas pekerja karena memang pekerjaan semacam ini menguras banyak tenaga jasmani dan rohani.

Teori Kelelahan

Kelelahan menjadi salah satu gejala campuran atau proses mental manusia karena berkaitan banyak dengan produktivitas dan efisiensi pekerjaan manusia yang dapat disebabkan oleh kelelahan bekerja. Oleh karena itu, telah banyak ahli yang menelitinya dan menghasilkan berbagai konseptualisasi serta teori yang dapat menyebabkan dan mengatasi kelelahan atau rasa lelah. Berikut adalah beberapa teori kelelahan menurut para ahli.

Teori Intoksinasi

Intoksinasi terdiri atas kata “into” atau “intra” yang berarti “dalam”, dan “toxicum” yang berarti “racun”. Dengan demikian, Intoksinasi adalah adanya racun atau suatu zat residu berlebih pada tubuh kita yang dalam konteks kelelahan ini, berarti dapat menimbulkan kelelahan. Di dalam tubuh, terjadi pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran. Karena pertukaran zat, peredaran darah dan pembakaran itu, timbulah berbagai benda sisa atau residu. Kemudian zat sisa tersebut masuk ke dalam peredaran darah dan akhirnya masuk ke dalam susunan urat syaraf. Di sinilah benda-benda itu menyebabkan terbentuknya semacam benda berbisa atau racun. Menurut teori intoksikasi, proses Inilah yang menimbulkan rasa lelah, baik jasmani maupun rohani, baik setempat maupun seluruh tubuh.

Teori Biologis

Teori biologis terhadap kelelahan dikemukakan oleh Edward Thorndike, seorang ahli psikologi di abad ke-19 yang banyak menghasilkan teori-teori psikologi pada bidang pendidikan. Teori ini termasuk teori baru yang mencari sebab-sebab kelesuhan dari hukum-hukum hidup manusia. Thorndike menunjukkan dua peristiwa yang terjadi pada manusia, apabila ia bekerja lama, akan terjadi:

  1. Pengurangan tenaga pada kita, menyababkan timbulnya gejala kelelahan.
  2. Perasaan kebosanan, Pekerjaan dalam waktu lama makin lama menimbulkan perasaan bosan. Kebosanan berkuranglah perasaan puas pada pekerjaan. Hal ini dirasakan juga sebagai kelesuhan/ kelelahan (Mardianto, 2014 dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 156).

Referensi

  1. Suma’mur, P.K. (2014). Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Gunung Agung.
  2. Warsah, I., Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *