Pengertian Magnet

Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan untuk menarik benda tertentu lainnya (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 43). Magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub yang senama bila didekatkan akan saling tolak-menolak, sedangkan kutub-kutub yang berbeda nama bila didekatkan akan saling tarik-menarik.

Saat mendengar magnet yang terlintas dalam benak kita adalah berbagai pemanfaatan teknologinya seperti pada produk elektronik. Padahal sebetulnya magnet juga telah lama digunakan makhluk hidup (organisme) seperti hewan untuk mengetahui arah atau bernavigasi. Kemampuan seperti ini disebut dengan biomagnetisme.

Setiap wilayah di belahan bumi mengalami perubahan musim tiap tahunnya. Hal itu menyebabkan ekosistem juga ikut berubah, sebagian tumbuhan tidak dapat tumbuh pada suatu musim. Padahal banyak binatang yang bergantung pada tumbuhan atau hal lain yang ada pada musim tertentu. Akibatnya, hewan-hewan harus berpindah ke tempat yang masih menyediakan sumber kehidupan.

Peristiwa tersebut biasa disebut dengan migrasi hewan. Bagaimana hewan-hewan tersebut mengetahui arah yang harus diambil ketika bermigrasi? Jawabannya adalah hewan-hewan memanfaatkan medan magnet.

Pemanfaatan Medan Magnet pada Migrasi Hewan

Kehidupan organisme atau makhluk hidup di bumi sangat dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Medan magnet bumi adalah daerah di sekitar bumi yang masih dipengaruhi oleh gaya tarik bumi (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 2). Sebagian besar hewan memanfaatkan medan magnet bumi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Hewan mampu mendeteksi medan magnet bumi karena di dalam tubuhnya terdapat magnet. Sehingga medan magnet bumi dapat membantu hewan dalam mempermudah upaya mencari mangsa atau justru umenghindari musuh. Medan magnet juga digunakan untuk menentukan arah migrasi, seperti pada burung.

Migrasi Burung

Beberapa jenis burung, misal burung elang dan burung layang-layang melakukan migrasi pada musim tertentu. Burung tersebut menggunakan partikel magnetik yang ada dalam tubuhnya untuk membuat gambaran “peta” navigasi dengan memanfaatkan medan magnet bumi.

Medan magnet bumi juga digunakan oleh burung merpati pos. Pada zaman dulu, burung merpati sering dimanfaatkan sebagai kurir surat. Bagaimana cara merpati untuk mengetahui jalan pulang? Comel pada tahun 1974 melakukan penelitian terhadap merpati pos dengan cara memasang magnet di kepalanya.

Ternyata setelah dipasang magnet pada kepalanya, burung merpati tiba-tiba kehilangan arah dan tidak mengetahui jalan pulang. Mengapa pemasangan magnet pada kepala burung menyebabkan burung itu tersesat? Hal itu terjadi karena magnet di tubuhnya tidak dapat disesuaikan dengan medan magnet bumi karena terganggu oleh magnet yang terpasang di kepalanya, akibatnya burung kehilangan kemampuan “membuat peta”.

Migrasi Ikan Salmon

Ikan salmon adalah ikan yang hidup di Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik. Ikan salmon melakukan migrasi untuk berkembang biak. Salmon memiliki kemampuan untuk kembali ke aliran sungai air tawar tempat awal mereka menetas dan tumbuh setelah berenang ribuan kilometer mengarungi lautan.

Bagaimana caranya? berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ikan salmon yang melewati Sungai Fraser di Kanada, diketahui bahwa ikan salmon dapat kembali lagi ke Sungai Fraser setelah dua tahun bermigrasi mengarungi Samudra Pasifik karena Sungai Fraser memiliki medan magnet tertentu yang dapat dideteksi oleh ikan salmon.

Migrasi Penyu

Seorang peneliti yang bernama Kenneth Lohmann dari Universitas Carolina Utara mempelajari tingkah laku tukik atau anak penyu saat dihadapkan dengan medan magnet yang berbeda-beda. Caranya, Peneliti tersebut meletakkan penyu ke dalam sebuah wadah air yang dikelilingi alat yang dapat menimbulkan medan magnet.

Medan magnet yang dihasilkan disesuaikan dengan medan magnet jalur migrasi penyu, yaitu wilayah Florida utara, wilayah timur laut dekat Portugal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyu mengikuti jalur migrasi yang diberikan.

Ketika penyu mendeteksi medan magnet yang mirip dengan medan magnet wilayah dekat Portugal, penyu akan berenang menuju selatan ke arah Portugal. Pergerakan penyu dalam mengikuti jalur medan magnet bertujuan untuk menjaga penyu agar tetap berada di lautan yang hangat dan wilayah yang kaya akan sumber makanan.

Oleh karena itu penyu selalu dapat memulai dan mengakhiri migrasi di Pantai Timur Florida Amerika Serikat. Padahal jalur migrasi tersebut sepanjang 12.900 km melewati Laut Sargasso, wilayah perairan Laut Atlantik Utara. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali migrasinya saja antara 5-10 tahun. Penyu bermigrasi secara individu, tidak seperti hewan lain yang melakukan migrasi secara berkelompok.

Migrasi Lobster Duri

Lobster Duri merupakan jenis lobster air laut yang melakukan migrasi. Kenneth Lohmann meneliti kemampuan lobster duri untuk mendeteksi medan magnet dengan cara meletakkan lobster duri ke dalam bak air yang dapat diatur medan magnetnya.

Setiap kali medan magnet diubah, lobster duri akan menyesuaikan diri untuk tetap bergerak menuju arah kutub utara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lobster duri mampu merasakan medan magnet bumi untuk memandu migrasi yang dilakukannya dari lepas pantai Florida menuju lautan lepas yang lebih hangat dan tenang di setiap akhir musim gugur.

Magnet dalam Tubuh Bakteri

Magnet juga ditemukan di dalam tubuh bakteri Magnetotactic bacteria (MTB). Wujudnya berupa organel (komponen) khusus yang disebut magnetosome. Oleh karena itu Magnetotactic bacteria merupakan kelompok bakteri yang mampu melakukan navigasi dan bermigrasi dengan memanfaatkan medan magnet. Beberapa jenis bakteri ini memiliki flagela yang berfungsi sebagai pendorong saat bergerak.

Magnetotactic bacteria bakteri MTB

Jenis bakteri Magnetotactic ditemukan pertama kali oleh Richard P. Blakemore pada tahun 1975. Magnetosome tersusun atas senyawa magnetite (Fe3 O 4 ) atau greigite (Fe3 S 4 ) yang memiliki sifat kemagnetan jauh lebih kuat dibandingkan dengan magnet sintetik atau yang dibuat oleh manusia.

Teori Dasar Kemagnetan

Selain digunakan oleh organisme secara biomagnetisme, perkembangan peradaban manusia pun tidak terlepas dari penemuan magnet. Mulai dari bel rumah, speaker, telepon, televisi, dan berbagai peralatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari memanfaatkan magnet sebagai komponen utamanya.

Lalu sebetulnya apa yang dimaksud dengan magnet? Dari manakah magnet berasal? Dapatkah sifat kemagnetan suatu bahan hilang? dapatkah kita membuat magnet? Berikut adalah pemaparan mengenai berbagai teori dasar kemagnetan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Konsep Gaya Magnet

Kata magnet berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki). Di wilayah tersebut terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu.

Magnet terbuat dari logam seperti besi dan baja. Magnet memiliki berbagai bentuk dan dinamakan sesuai bentuknya yang beragam. Misalnya seperti magnet U dan magnet batang pada gambar di bawah ini.

magnet u dan magnet batang
Magnet U dan magnet batang

Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub yang berbeda, misalnya utara dan selatan akan saling tarik-menarik jika didekatkan. Sebaliknya, kutub yang sama akan saling tolak-menolak bila didekatkan.

Penentuan kutub magnet batang dapat dilakukan dengan percobaan sederhana. Letakkan magnet batang di atas gabus lalu apungkan di permukaan air, ujung magnet yang menunjuk ke arah utara adalah kutub utara magnet, dan ujung magnet yang menunjuk arah selatan adalah kutub selatan magnet.

Sifat Magnet Bahan

Selain dapat menarik magnet lainnya, magnet juga dapat menarik beberapa bahan lain. Bahan-bahan apa saja? berdasarkan sifat interaksi bahan terhadap magnet, benda-benda diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik.

  1. Benda-benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet termasuk pada kelompok benda feromagnetik, contohnya adalah: besi, baja, kobalt, dan nikel.
  2. Benda-benda yang ditarik lemah oleh magnet termasuk pada kelompok benda paramagnetik, misalnya: magnesium, molibdenum, dan lithium.
  3. Sementara itu benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet termasuk kelompok benda diamagnetik, contohnya adalah: perak, emas, tembaga, dan bismut.

Cara Membuat Magnet

Magnet tidak hanya dapat ditemukan di alam sebagai magnet alami, ada pula benda-benda yang dapat dibuat menjadi bersifat magnet. Salah satu benda tersebut adalah besi.

Menggosok-gosok Besi dengan Magnet

Besi dapat dijadikan magnet dengan cara menggosok. Besi digosok dengan arah yang tetap agar magnet elementer dapat diatur untuk menuju ke satu arah saja. Perhatikan gambar di bawah ini.

membuat magnet dengan mengosok magnet pada besi
Membuat magnet dengan mengosok magnet pada besi

Ujung kutub selatan magnet yang digosokkan dari ujung besi B ke A akan mengubah besi menjadi magnet dengan kutub selatan pada ujung B dan kutub utara pada ujung A. Jadi, ujung batang besi yang pertama kali digosok akan memiliki kutub yang sama dengan kutub magnet yang menggosoknya.

Sebaliknya jika besi digosok dari ujung besi A ke B maka besi akan menjadi magnet dengan kutub selatan pada ujung A dan kutub utara pada ujung B.

Menginduksi (Mendekatkan) Magnet pada Besi dan Baja

Baja dan besi juga dapat dijadikan magnet dengan cara menginduksi atau mendekatkannya dengan magnet selama beberapa waktu. Ujung besi atau baja yang berdekatan dengan kutub magnet batang akan memiliki kutub yang berlawanan dengan kutub magnet penginduksinya.

Meliliti Besi atau Baja dengan Penghantar yang Dialiri arus DC

Magnet juga dapat dibuat dengan cara meliliti besi atau baja dengan kawat penghantar yang dialiri arus DC. Magnet yang dibuat dengan cara demikian disebut elektromagnet. Mengapa arus DC? Karena arus DC dapat menyamakan arah magnet elementer pada besi atau baja.

magnet elektromagnetik

Kutub magnet besi atau baja yang terbentuk tergantung pada arah lilitan kawat penghantar. Jika arah arus berlawanan dengan arah jarum jam, maka ujung A besi atau baja tersebut akan menjadi kutub utara dan ujung B akan menjadi kutub selatan. Sebaliknya, jika arah arus searah dengan jarum jam, maka ujung A besi atau baja akan menjadi kutub selatan dan ujung B akan menjadi kutub utara.

Penerapan Elektromagnet dalam Kehidupan Sehari-hari

Gejala elektromagnet sering digunakan masyarakat dalam teknologi di kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan elektromagnet tersebut dapat ditemui pada bel listrik, sakelar listrik, dan telepon kabel.

1. Bel Listrik Sederhana

Pada saat tombol bel listrik ditekan, rangkaian arus menjadi tertutup dan arus mengalir pada kumparan. Aliran arus listrik pada kumparan ini mengakibatkan besi di dalamnya menjadi elektromagnet yang mampu menggerakkan lengan pemukul untuk memukul bel sehingga berbunyi.

Pada saat pemukul mengenai bel, aliran listrik terputus, sehingga sifat elektromagnet besi menjadi hilang. Akibatnya pemukul kembali ke tempat semula. Demikian seterusnya sehingga bel berdering.

bel listrik sederhana

2. Sakelar

Sakelar berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada rangkaian listrik. Lilitan kawat akan berfungsi sebagai elektromagnet yang menarik ujung besi ke bawah. Setelah besi tertarik ke bawah, ujung besi lainnya akan menyimpang ke kanan dan mendorong tangkai ke kiri sehingga tangkai kiri dan kanan akan saling bersentuhan untuk mengalirkan arus listrik. Ketika arus mengalir, maka beban (lampu atau alat elektronik lainnya) akan menyala.

rangkaian sakelar

3. Telepon Kabel

Saat menggunakan telepon, seseorang akan menerima pesan (mendengar) sekaligus mengirim pesan (berbicara). Prinsip kerja telepon pada dasarnya mengubah energi listrik menjadi energi bunyi. Pada saat ada pembicaraan, kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian telepon berubah-ubah, sehingga menimbulkan efek elektromagnet yang kekuatannya berubah-ubah dan mampu menggetarkan diafragma besi lentur pada speaker telepon. Getaran pada speaker inilah yang akhirnya menggetarkan udara di sekitarnya dan memberikan efek “dengar” bagi telinga kita.

Cara Menghilangkan Kemagnetan Bahan

Sifat kemagnetan bahan dapat dihilangkan dengan cara memukulmukul, memanaskan dan meliliti magnet dengan arus bolak balik atau AC. Pada prinsipnya, sifat kemagnetan dapat dihilangkan dengan cara mengacak arah magnet elementernya.

Medan Magnet

Selain bumi, benda magnetik juga dapat menghasilkan medan magnet. Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang dapat memengaruhi magnet atau benda feromagnetik. Medan magnet terbesar terletak pada ujung-ujung kutub magnet.

Teori Kemagnetan Bumi

Sejatinya Bumi merupakan magnet raksasa. Sebagai magnet raksasa, bumi memiliki kutub magnet, yaitu kutub utara magnet dan kutub selatan magnet. Kutub utara magnet bumi berada di sekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub selatan magnet bumi berada di sekitar kutub utara bumi. Meskipun begitu, bumi terdampak oleh ketidaktepatan kutub pula.

Ketidaktepatan kutub utara dan kutub selatan magnet bumi disebut deklinasi. Selain adanya ketidaktepatan penunjukan arah kutub utara dan kutub selatan magnet bumi, ternyata medan magnet bumi juga membentuk sudut dengan horizontal permukaan bumi, atau yang disebut dengan sudut inklinasi.

medan magnet bumi dan kutubnya

Sebagai magnet raksasa, bumi juga memiliki medan magnet, yaitu daerah di sekitar bumi yang masih dipengaruhi oleh gaya tarik magnet bumi. Hal ini dapat dibuktikan dengan meletakkan magnet batang secara bebas, misalnya meletakkannya di atas air, maka magnet akan bergerak dan menunjuk pada arah kutub utara dan kutub selatan.

Medan magnet bumi, sangat penting bagi kehidupan di bumi. Medan magnet bumi berfungsi untuk melindungi penduduk bumi dari radiasi kosmik (partikel listrik yang dihasilkan oleh matahari atau benda-benda langit lainnya) yang dapat membahayakan kesehatan.

Dengan adanya medan magnet bumi, partikel listrik tidak dapat masuk ke seluruh permukaan bumi, tetapi akan tertarik menuju ke kutub-kutub magnet bumi. Saat menabrak atmosfer bumi, partikel listrik tersebut terionisasi (peristiwa lepasnya elektron dari nukleon) dan membentuk plasma lemah atau gas super yang dipanaskan agar elektron terlepas dari nukleon. Tampilannya plasma tersebut tampak indah yang biasa disebut aurora.

Gaya Lorentz

Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan dari penghantar berarus yang diletakkan di dalam medan magnet. Semakin besar arus listrik, semakin besar pula gaya Lorentz yang dihasilkan. Semakin besar medan magnet, semakin besar pula gaya Lorentz yang dihasilkan.

Begitu pula dengan panjang kawat berarus, semakin panjang kawat berarus yang ada dalam medan magnet, gaya Lorentz yang dihasilkan juga semakin besar. Untuk arah arus (I) dan arah medan magnet (B) saling tegak lurus, secara matematis, besarnya gaya Lorentz, sehingga rumus atau persamaan gaya Lorentz dapat dijabarkan sebagai berikut.

F = B ∙ I ∙ L

dengan ketentuan:

F = gaya Lorentz (newton)

B = medan magnet (tesla)

I = kuat arus listrik (ampere)

L = panjang kawat berarus yang masuk ke dalam medan magnet (meter)

Contoh Penyelesaian Rumus Gaya Lorentz

Sebuah kawat tembaga sepanjang 10 m dialiri arus listrik sebesar 5 mA. Jika kawat tembaga tersebut tegak lurus berada dalam medan magnet sebesar 8 tesla, berapakah gaya Lorentz yang timbul?

Diketahui:

L = 10 m

I = 5 mA = 0,005 A

B = 8 tesla

Ditanyakan:

Gaya Lorentz (F)?

Jawaban:

F = B∙I∙L = 8 tesla. 0,005 A . 10 m = 0,4 N

Jadi, gaya Lorentz yang timbul sebesar 0,4 newton.

Sementara itu, penentuan arah gaya Lorentz, dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah tangan kanan seperti pada gambar di bawah ini.

kaidah tangan kanan gaya lorentz

Gaya Lorentz diaplikasikan untuk menjadi motor listrik sebagai penggerak turbin, kendaraan bermotor seperti mobil listrik, dsb. Jika ada arus listrik yang mengalir pada kumparan yang terletak dalam medan magnet, maka kumparan tersebut akan mengalami gaya Lorentz sehingga kumparan akan berputar.

Induksi Elektromagnetik

Induksi elektromagnetik adalah perubahan medan magnet yang dapat menghasilkan listrik. Hal ini berdasarkan penelitian Faraday yang menemukan bahwa listrik dapat dihasilkan dengan cara menggerakkan magnet batang keluar masuk kumparan.

Temuan ini diterapkan pada berbagai teknologi yang telah memberikan banyak manfaat untuk kehidupan manusia seperti pada generator listrik yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik.

Generator

Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak (kinetik) menjadi energi listrik. Energi gerak yang dimiliki generator dapat diperoleh dari berbagai sumber energi alternatif, misalnya dari energi air (sungai), energi angin, uap bumi, dsb. Generator dibedakan menjadi generator AC (Alternating Current) dan generator DC (Direct Current).

Generator AC atau alternator dapat menghasilkan arus listrik bolak-balik dengan cara menggunakan cincin ganda, sedangkan generator DC dapat menghasilkan arus listrik searah dengan cara menggunakan komutator (cincin belah).

Dinamo AC-DC

Dinamo adalah generator yang relatif kecil seperti yang digunakan pada sepeda. Pada sepeda biasanya terdapat dinamo yang berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk menyalakan lampu. Semakin kencang mengayuh, semakin terang lampu yang terdapat pada sepeda.

Seperti generator, dinamo adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi gerak menjadi listrik. Cara kerja dinamo dan generator juga hampir sama, termasuk penggunaan satu cincin yang dibelah menjadi dua (komutator) pada dinamo DC dan cincin ganda pada dinamo AC.

Transformator

Terdapat dua jenis transformator berdasarkan penggunaannya, yakni:

  1. transformator step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik, dan
  2. transformator step-up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik.

Pada dasarnya transformator terdiri dari lilitan primer dan lilitan sekunder yang dihubungkan dengan menggunakan inti besi. Lilitan primer yang mendapat tegangan AC akan menginduksi lilitan sekunder. Perubahan arah arus AC membuat medan magnet yang terbentuk berubah-ubah, sehingga menghasilkan tegangan AC pada ujung-ujung kumparan sekunder.

Rumus Transformator

Pada transformator ideal, energi listrik yang masuk ke dalam kumparan primer akan dipindahkan seluruhnya ke dalam kumparan sekunder. Hal ini mengakibatkan besar efisiensi transformator menjadi 100% atau secara matematis, persamaan atau rumus transformator dapat dijabarkan sebagai berikut.

rumus transformator

Namun pada kenyataannya, tidak pernah dapat dibuat transformator dengan efisiensi sebesar 100% (ideal), karena biasanya sebagian energi listrik yang masuk ke dalam kumparan primer akan diubah menjadi kalor.

Perhitungan efisiensi trafo (η) yang tidak ideal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut.

rumus efisiensi trafo

Kemagnetan dalam Produk Teknologi

Magnet banyak digunakan dalam berbagai produk teknologi, salah satunya yang paling populer adalah dalam teknologi kedokteran, seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI).

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit dalam tubuh pasien MRI menggunakan prinsip kemagnetan untuk mencitrakan kondisi kesehatan tulang atau organ tubuh bagian dalam manusia tanpa melalui prosedur pembedahan.

Orang yang akan diperiksa kesehatannya menggunakan MRI dimasukkan ke dalam medan magnet yang memiliki kekuatan 5.000 kali lipat lebih kuat dari medan magnet bumi. Medan magnet sebesar ini mengakibatkan nukleon tubuh berputar dan berbaris sejajar menjadi jarum kompas.

teknologi kemagnetan MRI

Nukleon tersebut kemudian ditembak dengan gelombang radio untuk menginduksi arahnya. Saat arahnya sejajar, nukleon-nukleon tersebut akan memancarkan gelombang radio yang akhirnya diterima komputer sebagai pencitraan kondisi dalam tubuh. Gambar tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit dalam tubuh manusia.

Lebih dari sekadar mendeteksi ada tidaknya penyakit seperti tumor, MRI dapat digunakan untuk merekam pikiran manusia. Misalnya untuk merekam bagian otak yang menanggapi rangsang panas atau dingin. Selain itu, MRI juga dapat digunakan untuk melakukan deteksi dini terhadap gejala epilepsi.

Kereta Maglev (Kereta Cepat)

Maglev merupakan kependekan dari magnetically levitated atau kereta terbang. Kereta maglev diterbangkan kurang lebih 10 mm di atas relnya. Meskipun rel dan kereta tidak menempel, kereta maglev yang super cepat mampu melaju hingga 650 km/jam, tidak akan terjatuh dan tergelincir. Karena itu, kereta ini disebut juga sering disebut sebagai kereta cepat, atau bullet train (kereta secepat peluru).

kereta maglev (kereta cepat)

Kereta maglev telah menjadi alat transportasi massal di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Cina, dan beberapa negara di Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris. Di Jepang, kereta yang menggunakan prinsip ini, yaitu kereta Shinkansen yang menghubungkan kota Tokyo, Nagoya, dan Osaka.

Saat ini kereta cepat juga tengah dikembangkan dan akan segera selesai dalam beberapa tahun di Indonesia. Kereta maglev tersebut dimulai dengan tujuan dari Jakarta ke Bandung yang rencananya akan dilanjutkan hingga ke Surabaya.

Pemanfaatan Magnet dalam PLTN

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) merupakan pembangkit listrik yang menggunakan energi nuklir untuk menghasilkan listrik. Prinsip kerja PLTN mirip dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pada PLTU, batu bara dibakar untuk memanaskan air sehingga dihasilkan uap air. Uap air kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga generator dapat berputar dan menghasilkan listrik.

Sementara itu, pada PLTN, energi yang digunakan untuk menghasilkan uap air yang selanjutnya digunakan untuk menggerakkan turbin diperoleh dari reaksi pemecahan inti atom (fisi) uranium-235 atau melalui penggabungan inti atom (fusi) dalam suatu reaktor nuklir.

Uranium-235 diproses sehingga menjadi bentukan kecil seukuran penghapus pensil, namun memiliki energi yang sebanding dengan satu ton batu bara. Panas yang dihasilkan dari pemecahan inti atom mampu mencapai 4.0000C.

Reaksi nuklir tersebut menghasilkan berbagai partikel bermuatan yang berbahaya bagi kesehatan jika menyebar ke lingkungan. Agar partikel tersebut tidak menyebar ke lingkungan, digunakan botol magnet dengan medan magnet yang sangat besar. Botol magnet akan menarik partikel-partikel bermuatan sehingga tetap berada dalam reaktor.

Referensi

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *