Daftar Isi ⇅
show
Wahyu Kenzo, juga dikenal sebagai Crazy Rich Surabaya, ditangkap oleh polisi pada 8 Maret 2023 atas tuduhan penipuan investasi robot trading. Setelah penangkapannya, polisi mengungkapkan bahwa skema penipuan yang dilakukan oleh Wahyu Kenzo mirip dengan skema Ponzi. Kapolresta Malang Kota, Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto, menyatakan bahwa para korban diminta untuk menyetor uang yang nantinya akan dikelola di luar negeri, tetapi kenyataannya uang tersebut hanya digunakan untuk membayar investor sebelumnya. Keuntungan yang didapat oleh para korban hanya berupa angka yang tertera di layar, dan tidak dapat ditarik sebagai uang tunai.
Segala hal yang berhubungan dengan transaksi finansial memang perlu dilakukan dengan sangat hati-hati, baik itu keputusan untuk berinvestasi atau keputusan saat main di m88. Namun meskipun sudah berhati-hati, kurangnya informasi bisa menjadi penyebab para investor jatuh menjadi korban penipuan. Karena itu, mari kita kenali lebih jauh tentang skema ponzi agar tidak tertipu investasi bodong.
Mengenal skema Ponzi
Skema Ponzi adalah jenis penipuan investasi di mana uang dari investor baru digunakan untuk membayar investor sebelumnya. Hal ini terus berlangsung hingga tidak ada lagi investor baru, dan saat itu skema tersebut akan runtuh.
Meskipun skema Ponzi sudah ada sejak awal abad ke-20, banyak orang masih terjebak dalam skema penipuan ini hingga saat ini. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang skema penipuan seperti ini dan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum melakukan investasi.
Skema Ponzi merupakan tipe penipuan investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi dalam waktu singkat untuk menarik investor. Penipu seperti Wahyu Kenzo memanfaatkan uang dari investor baru untuk membayar imbal hasil yang dijanjikan kepada investor lama, tanpa menghasilkan produk atau layanan yang bernilai.
Skema ini pertama kali dilakukan oleh Charles Ponzi pada tahun 1920-an di Amerika Serikat dengan menawarkan imbal hasil sebesar 50 persen dalam waktu 45 hari. Namun, pada akhirnya, skema Ponzi ini runtuh dan banyak investor kehilangan uang mereka. Skema Ponzi masih sering terjadi hingga saat ini, dan menjadi ancaman bagi orang-orang yang ingin berinvestasi.
Bagaimana cara kerja skema Ponzi?
Dalam penipuan skema Ponzi, penipu menawarkan investasi dengan janji imbal hasil tinggi dalam waktu singkat. Mereka menargetkan orang yang mencari cara cepat untuk menghasilkan uang. Setelah investor tertarik, mereka diminta untuk membayar sejumlah uang untuk investasi.
Setelah itu, penipu menggunakan sebagian uang dari investor baru untuk membayar imbal hasil kepada investor lama. Dalam beberapa kasus, penipu memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari yang dijanjikan untuk menarik investor baru dan menjaga investor lama tetap puas.
Namun, skema Ponzi hanya bisa bertahan selama masih ada investor baru yang tertarik untuk bergabung. Saat tidak ada lagi investor baru yang masuk, penipu tidak bisa membayar imbal hasil kepada investor lama. Pada akhirnya, skema Ponzi akan runtuh dan semua investor akan kehilangan uang mereka. Oleh karena itu, sangat penting untuk berhati-hati dan melakukan pengecekan yang teliti sebelum melakukan investasi. Jangan mudah tergiur dengan janji imbal hasil tinggi dalam waktu singkat.
Ciri-ciri penipuan skema Ponzi
Skema Ponzi memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya adalah menawarkan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa resiko, memiliki proses bisnis investasi yang tidak jelas, serta menggunakan produk investasi yang biasanya dimiliki oleh luar negeri. Selain itu skema ini memberikan komisi kepada staf penjualan dalam merekrut orang, menjanjikan investasi dengan bunga yang lebih tinggi ketika investor ingin menarik investasinya, dan kadang menggunakan tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai figur dalam mengundang calon investor.