Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan sebagai pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran deduktif merupakan pembelajaran yang dalam prosesnya memberikan pengetahuan umum yang kemudian diarahkan menuju pada contoh-contoh khusus untuk melengkapinya. Dengan kata lain, pendekatan deduktif merupakan pembelajaran yang besifat formal dan memberi tekanan pada penataan yang runut.

Pengertian Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah salah satu pendekatan berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati. Pendekatan pembelajaran deduktif adalah pembelajaran dengan cara berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum, untuk selanjutnya menarik kesimpulan yang bersifat khusus (Busrah, 2012, hlm. 5).

Selanjutnya, Sutrisman & Tambunan (1987) mendefinisikan pendekatan deduktif sebagai suatu cara mengajar yang dikembangkan berdasarkan penalaran deduktif, yakni pendekatan yang dimulai dari definisi kemudian diikuti dengan contoh-contohnya yang relevan.

Dari penjelasan beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan deduktif adalah cara berfikir dari hal yang bersifat umum yaitu pemberian penjelasan tentang pembelajaran (rumus atau teori) ke hal-hal yang bersifat khusus yaitu berupa penerapan rumus atau teori tersebut (dalam bentuk contoh-contoh khusus).

Pembelajaran dengan pendekatan deduktif juga terkadang sering disebut pembelajaran tradisional, yaitu guru memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori (contoh). Pembelajaran dengan pendekatan deduktif juga berarti menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan kepada siswa.

Mungkin hari ini transfer ilmu merupakan hal yang selalu ingin dihindari oleh pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Namun, dalam praktiknya, kenyataannya hal ini masih tetap dan harus dilakukan. Hanya saja, jika pembelajaran hanya mengandalkan transfer ilmu, esensi dari tujuan utama pembelajaran tidak akan tercapai. Oleh karena itu, pendekatan deduktif akan tetap digunakan dalam taraf yang tidak berlebihan pada model pembelajaran termutakhir sekali pun.

Karakteristik Pendekatan Deduktif

Bransford (dalam Prince dan Felder) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya. Pendekatan deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pembelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu.

Pendekatan ini menjelaskan teoritis ke bentuk realistis atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. Guru menjelaskan teori-teori yang telah ditemui oleh para ahli, kemudian menjabarkan kenyataan yang terjadi atau mengambil contoh-contoh nyata yang berhubungan langsung dengan teori tersebut.

Menurut Herman Hudoyo dalam Rohim (2010, hlm. 7-8) pendekatan deduktif akan lebih memudahkan perseta didik menangkap konsep yang diajarkan jika diterapkan pada kelas yang tepat (baik) dan waktu yang dibutuhkan dalam pembelajarannya sangat singkat.

Jika pendekatan ini dikombinasikan dengan metode pembelajaran yang tepat maka dapat meningkatkan keberhasilan dalam mencapai tujuan belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada ingatan siswa, dan siswa bersifat pasif hanya mendengarkan dan menurut pada pola pengajaran yang disajikan oleh pendidiknya saja.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan deduktif memiliki karekteristik sebagai berikut.

  1. Pembelajaran yang menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan kepada siswa (berupa pemaparan abstraksi, definisi dan penjelasan istilah-istilah), yaitu cenderung berorientasi pada perolehan materi.
  2. Dilandasi suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya.
  3. Menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus yaitu guru memberikan materi dan kemudian memberika contoh-contoh soalnya.
  4. Lebih menekankan ingatan siswa dan siswa bersifat pasif dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan banyak dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya menurut pola pengajaran yang disajikan oleh gurunya.

Langkah-Langkah Pendekatan Deduktif

Pendekatan pembelajaran deduktif dapat dimulai dengan guru menentukan materi pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa sehingga konsep atau prinsip (teorema atau rumus) yang disampaikan sesuai dengan materi, menjelaskan secara rinci kepada siswa teorema atau rumus dan definisi lengkap dengan pembuktiannya, dan kemudian guru memberikan contoh-contoh soal yang sesuai dengan penerapan teorema atau rumus-rumus tersebut kepada siswa.

Langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan deduktif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

  1. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
  2. Menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan buktinya.
  3. Disajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum.
  4. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

Referensi

  1. Busrah, M. 2012. “Pembelajaran Deduktif pada Pembelajaran Alkana”. Sulawesi Selatan. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). hal. 5, http://www.lpmpsulsel.net/v2/attachments/145_pembelajaran%20deduktif.pdf
  2. Eggen, Paul. D. (1979). Strategies For Teacher. New York :_Eaglewood CliffS, Prentice-Hall r’nc.
  3. Rahmawati, Daryanto. (2015). Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik. Yogyakarta : Penerbit Gavamedia
  4. Sutrisman dan G. Tambunan. (1987). Pengajaran Matematika. Jakarta: Penerbit Karunika Universitas Terbuka.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *