Perkembangan anak awal, atau sering disebut perkembangan masa prasekolah merupakan salah satu periode perkembangan manusia yang berkisar antara usia dua sampai enam tahun. Pertumbuhan fisik anak-anak melambat sepanjang tahun-tahun periode anak awal ini, akan tetapi perkembangan psikososial dan kognitifnya meningkat.

Pada periode ini, anak mulai mengembangkan rasa minat yang kuat dan mampu berkomunikasi lebih efektif dengan orang lain di sekitarnya. Meskipun begitu, beberapa orang tua mengalami kesulitan mengartikan bahasa anak-anak mereka dan berkomunikasi dengan mereka.

Bermain adalah aktivitas mereka dalam belajar baik dari sisi kognitif dan psikososial. Oleh karena itu penting bagi kita untuk memfasilitasi dan menemaninya dengan lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh DeLaune dan Ladner (2011 dalam Masykuroh dkk, 2021, hlm. 50) bahwa anak-anak belajar dan membentuk hubungan dengan orang lain melalui permainan.

Masa kanak-kanak juga sering disebut tidak ada akhirnya, hal ini karena masa ini adalah momen di mana mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi, melainkan orang dewasa (Thahir, 2018, hlm. 114). Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai anak matang secara seksual. Setelah anak matang secara seksual, maka ia disebut remaja.

The Wonder Years

Anak-anak pada masa anak awal atau periode prasekolah adalah seorang ilmuwan, seniman, penjelajah, dan peneliti. Mereka senang belajar dan selalu berusaha mencari cara untuk berteman, berinteraksi dengan orang lain serta mengatur tubuh, emosi, dan pikiran mereka. Periode ini akan meletakkan dasar yang stabil dan tidak terkekang untuk seluruh pengasuhan anak dengan sedikit bantuan dari orang tua (Markham, 2019).

Berdasarkan hal tersebutlah, anak pada masa perkembangan anak awal ini disebut juga sebagai The Wonder Years, yaitu fase di mana rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu amatlah tinggi, dan perilaku anak juga dinamis, mulai dari senang hingga dapat tiba-tiba mengeluh, tantrum (mengamuk karena tidak tahu dan belum bisa untuk menyampaikan perasaannya) lalu kemudian ingin berpelukan.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, anak prasekolah masih memerlukan dukungan pola makan pada tingkat fisiologis dan psikologis. Meskipun sudah lebih matang dari bayi, anak dengan umur ini masih membutuhkan banyak bantuan dari orang lain agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Pembagian Periode Anak Awal (Prasekolah)

Menurut Ajhuri (2019, hlm. 105) periode prasekolah dapat diperinci menjadi dua masa, yakni masa vital dan masa estetik yang akan dijelaskan sebagai berikut.

  1. Masa Vital
    Individu atau anak-anak menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menggunakan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, menurut Freud menamakan tahun pertama sebagai masa oral (mulut) sebab mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan. Anak memasukan apa saja yang dijumpai ke dalam mulut. Mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Tahun kedua anak telah belajar berjalan, anak mulai belajar menguasai ruang. Pada umumnya di tahun kedua ini juga termasuk pembiasaan terhadap kebersihan melalui latihan-latihan kebersihan. Anak belajar mengendalikan dorongan-dorongan yang datang dalam dirinya.
  2. Masa Estetik
    Masa ini dianggap masa perkembangan rasa keindahan terutama fungsi pancainderanya. Karena pada masa ini kegiatan eksploitasi dan belajar anak lebih besar menggunakan pancainderanya (Yusuf dalam Ajhuri, 2019, hlm. 106).

Perkembangan Fisik Anak Prasekolah (Kanak-Kanak Awal)

Pertumbuhan fisik anak prasekolah dengan masa bayi sangat berbeda, tingkat pertumbuhan anak-anak awal lebih lambat dibanding selama masa bayi. Namun keterampilan-keterampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat. Selama masa anak-anak awal, rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat antara 2,5-3,5 kg setiap tahunnya.

Ketika anak pra sekolah bertumbuh semakin besar, persentasenya pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini anak terlihat semakin langsing sementara batang tubuh mereka semakin panjang Pertumbuhan gigi selama 4-6 bulan pertama dari awal masa anak pra sekolah, 4 gigi bayi yang terakhir – geraham belakang akan muncul atau mencapai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan digantikan oleh gigi tetap yang tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun (Husdarta & Kusmaedi dalam Ajhuri, 2019, hlm. 107).

Jika dijabarkan dengan rinci, pertumbuhan fisik anak prasekolah dapat dibagi menjadi beberapa aspek yaitu: tinggi, berat, perbandingan tubuh, postur tubuh, tulang dan otot, lemak dan gigi.

  1. Tinggi Badan
    Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata 3inci. Pada usia 6 tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci.
  2. Berat
    Pertambahan berat badan setiap tahunnya rata-rata 1,36kg – 2.25 kg. Pada usia 6 tahun berat anak harus kurang lebih 7 kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 21,5kg dan anak laki-laki 22kg.
  3. Perbandingan (Proporsi) Tubuh
    Perbandingan tubuh sangat berubah dan “penampilan bayi tidak tampak lagi”. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang rata (tidak buncit) , dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
  4. Postur Tubuh
    Perbedaan dalam postur tubuh untuk pertama kali tampak jelas dalam awal kanak-kanak. Ada yang posturnya gemuk dan lembek atau endomorfik ada yang kuat berotot atau mesomorfik, dan ada lagi yang relatif kurus atau etomorfik.
  5. Tulang dan Otot
    Tingkat pengerasan otot brfariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar ,lebih kuat dan lebih berat, sehingga anaktampak lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
  6. Lemak
    Anak-anak cenderung bertumbuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya dari pada jaringan otot; dan yang bertumbuh ektomorfik mempunyai otot-otot yang kecil dan sedikit jaringan lemak.
  7. Gigi
    Selama empat sampai enam bulan pertama dari awal 116 masa kanak-kanak, empat gigi bayi yang terakhir – geraham belakang – muncul. Selama setengah tahun berakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi tetap yang mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi sari tengah. Bila masa awal kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah di mana gigi tetap akan muncul (Thahir, 2018, hlm. 115-116).

Perkembangan Kognitif Anak Prasekolah

Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan kognitif ditandai dengan bertambah besarnya koordinasi dan pengendalian motorik serta bertambahnya kemampuan bertanya. Menurut Piaget (dalam Ajhuri, 2019, hlm. 108) perkembangan kognitif pada pra sekolah disebut dengan periode pra-operasional, yaitu tahapan di mana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis ataupun keterbatasan pemikiran anak. Dalam hal ini, operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental (berpikir) bukan fisik.

Dengan demikian anak mampu berpikir kreatif, bebas dan imajinasi anak juga meningkat, anak-anak mampu berfantasi atau berimajinasi tentang berbagai hal. Contohnya, anak dapat bermain dengan kursi yang dilambangkan atau ia anggap mobil, kereta, kuda, dsb.

Kemajuan Kognitif

Kemajuan kognitif sepanjang periode prasekolah atau masa kanak-kanak awal adalah sebagai berikut.

  1. Menggunakan simbol
    Anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensori motori dengan objek, orang, atau peristiwa untuk memikirkan hal tersebut.
  2. Memahami identitas
    Anak memahami bahwa perubahan di permukaan tidak mengubah karakter alamiah sesuatu.
  3. Memahami sebab akibat
    Anak memahami bahwa peristiwa memiliki sebab.
  4. Mampu mengklasifikasi
    Anak mengorganisir objek orang, dan peristiwa ke dalam kategori yang memiliki makna.
  5. Memahami angka
    Anak dapat berhitung dan bekerja dengan angka.
  6. Empati
    Anak menjadi lebih mampu untuk membayangkan apa yang dirasa orang lain.
  7. Teori pikiran
    Anak menjadi lebih sadar akan aktivitas mental dan fungsi pikiran (Thahir, 2018, hlm. 118).

Batasan Kognitif Praoperasional

Karakter batasan pada periode preoperasional antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Egosentrisme, merujuk pada ketidakmampuan melihat sesuatu dari pandangan orang lain ataupun cenderung untuk memersepsi, memahami ataupun menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandang sendiri.
  2. Kaku dalam berfikir (rigidity of thought), berpikir cenderung memusat, yaitu kecenderungan berpikir atas dasar satu dimensi, baik objek ataupun peristiwa namun tidak menolak dimensi-dimensi yang lain.
  3. Semilogical reasoning, anak-anak mencoba menjelaskan peristiwa-peristiwa yang dialami dengan tingkah laku (Ajhuri, 2019, hlm. 108).
  4. Sentrasi, yakni ketidakmampuan untuk decenter, anak hanya mampu fokus kepada satu aspek dari situasi yang lain.
  5. Ketidakmampuan untuk irreversibility, yakni maksudnya anak gagal memahami bahwa beberapa operasi atau tidak dapat dibalik, dikembalikan ke situasi semula
  6. Fokus kepada situasi bukan kepada transformasi, anak gagal memahami nilai penting transformasi antar pernyataan
  7. Penalaran tranduktif, anak tidak menggunakan penalaran deduktif, mereka malah melompat dari satu penalaran ke yang lain dan mencari sebab ketika mereka tidak menemukannya.
  8. Animisme, anak mengatributkan kehidupan kepada objek yang tidak hidup.
  9. Ketidakmampuan membedakan penampakan dengan kenyataan, anak merasa bingung dengan apa yang sebenarnya penampilan saja dan kenyataan (seperti bayangan pada cermin).

Perkembangan Psikososial pada Masa Anak Awal (Prasekolah)

Secara kronologis, masa kanak-kanak (early childhood) adalah masa perkembangan dari usia 1 atau 2 tahun hingga 5 atau 6 tahun dan perkembangan sosiologisnya masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, fungsionalisasi lngkungan keluarga pada fase ini penting sekali untuk mempersiapkan anak terjun ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama di lingkungan sekolah.

Tugas Individu pada Masa Prasekolah

Tugas-tugas individu atau anak dalam masa perkembangan prasekolah ini meliputi:

  1. Belajar berbicara, misalnya mulai dengan menyebut kata ibu, ayah dan nama benda-benda sederhana yang ada di sekitarnya.
  2. Belajar membedakan jenis kelamin antar laki-laki dan perempuan, dan bersopan santun seksual.
  3. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan ibunya, dengan ayah, dengan saudar kandung dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
  4. Belajar membedakan antara hal yang baik dengan hal yang buruk, juga antara hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah serta mengembangkan atau membentuk kata hati (hati nurani).
  5. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana tentang kenyataan sosial dan alam, serta mempersiapkan diri untuk membaca (Thahir, 2018, hlm. 123).

Perkembangan Emosional

Pola perilaku sosial pada anak antar lain ; meniru, persaingan, kerja sama, simpati, empati (mengerti perasaan dan emosi orang lain serta membayangkan dirinya berada di kondisi tersebut), dukungan sosial, berbagi kemudian perilaku akrab. Sementara itu perilaku tidak sosial antara lain; negativisme, agresif, perilaku berkuasa, mementingkan diri sendiri, merusak, prasangka (Thahir, 2018, hlm. 125).

Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari dirinya sendiri. Serta berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungan. Jika lingkungan terutama orang tua tidak mengakui dan memperlakukan secara keras, maka pada anak akan berkembang sikap-sikap keras kepala, menentang, pemalu, dan menyerah. Beberapa emosi yang berkembang antara lain:

  1. Takut, ketika merasa terancam;
  2. Cemas, takut yang bersifat khayalan;
  3. Marah, tidak senang atau suatu hal yang dibenci;
  4. Cemburu, perasaan tidak senang terhadap kasih sayang seseorang;
  5. Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan;
  6. Kasih saying;
  7. Phobia;
  8. Ingin tahu (Ajhuri, 2019, hlm. 109).

Perkembangan Bahasa

Pada masa ini, perkembangan bahasa terus berlanjut. Pembendaharaan kosakata meningkat dari berbagai pelajaran di taman kanak-kanak, bacaan, pembicaraan orang tua dan teman sebaya, serta melalui radio dan televisi. Di masa usia 2,0-2,6 anak sudah mampu menyusun kalimat tunggal, memahami perbandingan, dan sering bertanya, serta menggunakan kata-kata berawalan dan berakhiran. Sedangkan di masa usia 2,6-6,0 anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk dan anak kalimat serta tingkat berpikir lebih maju dan lebih sering banyak bertanya.

Perkembangan Kepribadian

Lingkungan keluarga merupakan dunia sosial awal bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting dalam pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian . dan dalam perkembangan selanjutnya, sikap dan cara teman sebaya memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam konsep diri.

Perkembangan Sosial

Pada usia 4 tahun perkembangan sosial anak sudah tampak jelas dengan tanda˗tanda sebagai berikut.

  1. Mulai mengetahui aturan
  2. Mematuhi peraturan
  3. Sadar akan hak dan kewajiban orang lain
  4. Bermain bersama anak˗anak sebaya

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial keluarga. Dan kematangan penyesuaian sosial akan sangat terbantu apabila anak usia pra sekolah dimasukkan di TK ataupun playgroup.

Perkembangan Bermain

Permainan tidak bisa dipisahkan dari dunia anak prasekolah. Bermain merupakan merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun pertama masa ini. Bentuk-bentuk permainan yang biasa dilakukan anak pada masa periode ini adalah :

  1. Memasuki tahun kedua, anak suka bermain sendirian.
  2. Akhir tahun ketiga, anak mulai bermain dengan anak lain.
  3. Pada tahun keempat, anak-anak cenderung bermain pada kelompok khusus dalam permainan imajinatif dan bangunan.
  4. Pada usia kelima, anak menyukai permainan yang memungkinkan untuk saling mengungguli (Thahir, 2018, hlm. 125).

Bermain memiliki manfaat yang berharga baik bagi anak yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Anak memperoleh perasaan senang, puas, dan bangga.
  2. Anak mampu mengembangkan kepercayaan diri, tanggung jawab, dan bekerja sama.
  3. Mengembangkan daya fantasi dan kreativitas.
  4. Mengenal aturan dan norma.
  5. Memahami kelebihan kekurangan diri sendiri maupun orang lain.
  6. Mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, dan toleran (Ajhuri, 2019, hlm. 111).

Perkembangan Moral

Dalam tahap ini, anak secara otomatis mengikuti peraturan tanpa berpikir ataupun menilai. Anak sebaiknya dilatih untuk berdisiplin, karena ini merupakan cara mengajarkan berperilaku moral sesuai yang diterima di kelompoknya. Oleh karena itu, berdasarkan pemahamannya maka pada masa ini anak harus dilatih mengenai bagaimana dia harus bertingkah laku.

Pada usia prasekolah berkembang kesadaran sosial anak, yang meliputi sikap simpati, murah hati, dan sikap kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. Sikap ini merupakan egosentris (mementingkan diri sendiri).

Perkembangan Kesadaran Beragama

Pengenalan agama sudah dapat dilakukan sejak dini, pengetahuan anak tentang agama berkembang sejalan dalam pengalamannya dalam mendengar ucapan-ucapan orang tuanya, melihat sikap dan perilaku orang tuanya dalam beribadah, selanjutnya mereka meniru dari apa yang telah dilihat maupun didengarnya.

Kondisi dan Faktor yang Mempengaruhi dan Mendukung Masa Prasekolah

Beberapa kondisi, situasi, dan faktor dapat mempengaruhi perkembangan anak di masa prasekolah. Beberapa faktor tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kesehatan yang baik memungkinkan anak menikmati apa pun yang ia lakukan dan berhasil dalam melakukannya.
  2. Lingkungan yang merangsang di mana anak memperoleh kesempatan untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.
  3. Perilakunya yang kekanak-kanakan mengganggu diterima oleh orang tua dan bimbingan orang tua dalam belajar berperilaku secara sosial.
  4. Kebijaksanaan dalam menegakkan disiplin yang terencana dan dilaksanakan secara konsisten. Dengan demikian anak mengerti apa yang diharapkan dirinya dan mencegah anak merasa bahwa ia dihukum secara tidak adil.
  5. Mengembangkan ekspresi-ekspresi kasih sayang yang wajah, seperti menunjukkan rasa bangga terhadap prestasi anak dan rasa bangga terhadap prestasi anak dan meluangkan waktu bersama anak, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan.
  6. Harapan-harapan yang realistis, sesuai dengan kemampuan anak sehingga anak memperoleh kesempatan yang wajar untuk meraih sukses, dan dengan demikian mendorong konsep diri yang baik.
  7. Mendorong kreativitas dalam bermain dan menghindari cemooh atau kritik yang tidak perlu yang dapat mengurangi semangat anak untuk kreatif.
  8. Diterima oleh saudara-saudara kandung dan teman bermain sehingga anak dapat mengembangkan sikap yang baik terhadap pelbagai kegiatan sosial. Ini dapat dorongan oleh bimbingan dalam hal bagaimana menyesuaikan dengan orang lain dan oleh adanya panutan yang baik di rumah untuk ditiru.
  9. Suasana gembira dan bahagia di rumah sehingga anak akan belajar berusaha untuk mempertahankan suasana ini.
  10. Prestasi dalam kegiatan yang penting bagi anak dan dihargai oleh kelompok dengan siapa anak mengidentifikasi diri (Thahir, 2018, hlm. 126-127).

Referensi

  1. Ajhuri, K.F. (2019). Psikologi perkembangan pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.
  2. Masykuroh, K., Dewi, C., Heriyani, E., Widiastuti, H.T. (2021). Modul psikologi perkembangan. Jakarta: Uhamka.
  3. Thahir, A. (2018). Psikologi perkembangan. Lampung: Aura Publishing.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *