Dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri baik dari ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan pandangan masa depan lebih realistis. Masa dewasa awal adalah individu yang masa hidupnya di antara usia 19 tahun hingga 40 tahun. Periode ini juga dikenal dengan istilah periode dewasa muda, dalam bahasa Inggris disebut juga dengan early adulthood.

Disebutkan dari 19 tahun karena sebagan individu mampu memperoleh kematangannya pada usia tersebut. Namun demikian, secara hukum, dewasa awal sejak seseorang adalah ketika ia menginjak usia 21 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia 21 tahun). Sedangkan dari lingkup pendidikan, dewasa adalah masa dicapainya kemasakan kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil ajar latih yang ditunjang kesiapan (Mappiare, 1983, hlm. 15 dalam Thahir, 2018, hlm. 156).

Individu dalam periode ini juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mungkin kita semua dapat setuju bahwa terjadi perkembangan secara non-fisik itu pasti terjadi, namun apakah pada usia 40 tahun individu masih mengalami pertumbuhan fisik? Menurut Werner (1969) perkembangan adalah perubahan menuju kesempurnaan dan bisa terulang kembali, artinya ada kemungkinan terjadinya penurunan kemampuan di masa depan. Sedangkan pertumbuhan adalah perubahan yang kaitannya dengan fisik, sehingga bersifat tetap dan tidak dapat diulang Kembali.

Pertumbuhan pada periode dewasa awal bukan lagi memperhatikan pada pertumbuhan fisik yang meninggi namun tetap berkaitan dengan area fisik, seperti rambut, jaringan kulit, otot tubuh, dsb. Sehingga pada periode dewasa muda ini, individu akan memperlihatkan keindahan dan kegagahan dari bentuk tubuh jika mereka menjaganya dengan baik. Dengan demikian pertumbuhan di masa ini lebih berkaitan dengan menjaga dan memaksimalkan kesehatan fisik.

Ciri-Ciri Kematangan Dewasa Awal

Masa dewasa awal adalah masa kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-cirinya tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri kematangan dewasa awal menurut pendapat Anderson (dalam Thahir, 2018, hlm. 157) adalah sebagai berikut.

  1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi.
  2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefinisikan secara cermat dan tahu mana yang pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
  3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan orang lain.
  4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
  5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik dan saran orang lain demi peningkatan dirinya.
  6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang-orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sungguh, sehingga untuk itu dia menerima bantuan orang lain. Tetapi tetap dia bertanggung jawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
  7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang yang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri seirama dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dalam situasi-situasi baru.

Tugas Usia Dewasa Awal

Pertumbuhan di masa ini adalah mengenai olahraga, nutrisi seimbang, pola makan yang terjaga, dan sebagainya. Hal tersebut karena seiring bertambahnya usia, maka kemampuan-kemampuan produktif manusia semakin menurun, padahal individu-individu pada masa ini memiliki tugas yang paling berat karena tak jarang harus mengurus dua generasi sebelum dan sesudahnya.

Tak jarang individu usia dewasa awal menjadi sandwich generation yang harus menopangi orang tua sekaligus anak-anaknya. Meskipun tampak mulia, idealnya hal ini seharusnya tidak terjadi dalam aspek tertentu utamanya, dalam permaslahana ekonomi. Seharusnya orang dewasa awal hanya menopang anak-anaknya, seperti yang dikemukakan oleh Ajhuri (2019, hlm. 139) bahwa dalam fase dewasa awal, orang bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya.

Namun tentunya hal ini tidak selalu terjadi dan tidak ada yang bisa disalahkan akan hal tersebut. Menurut Hurlock (dalam Masykuroh, 2021, hlm. 112) tugas-tugas perkembangan individu pada periode dewasa awal adalah sebagai berikut.

  1. Menentukan individu untuk menjadi pasangan hidup.
  2. Belajar menjalani kehidupan dengan pasangan.
  3. Hidup dalam sebuah keluarga yang dibangun sendiri.
  4. Memelihara, merawat dan membesarkan anak.
  5. Mengelola keperluan dan kepentingan dalam rumah tangga.
  6. Mulai melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang.
  7. Mulai bertanggung jawab sebagai warga Negara.
  8. Memiliki kelompok sebagai tempat mengembangkan kemampuan sosial yang tepat.

Perkembangan Fisik Dewasa Awal

Orang dewasa awal berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi, daya tahan dan fungsi motorik. Ketajaman visual paling menonjol di usia 20 hingga 40 tahun, pengecapan, pembauan serta sensitivitas terhadap rasa sakit dan suhu umumnya bertahan hingga usia paling tidak hingga 45 tahun. Namun demikian, pendengaran secara bertahap berkurang, terutama suara nada tinggi, mulai hilang sejak remaja dan makin jelas setelah usia 25 tahun.

Mulai usia 25 tahun, perubahan pada fisik mulai terlihat. Secara berangsur kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit. Perubahan-perubahan ini pada sebagian besar manusia lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Akan tetapi, mereka masih tetap untuk bertahan dan melakukan aktivitas normal. Bahkan pada orang-orang yang selalu menjaga kesehatan dan olahraga secara rutin masih terlihat sehat dan bugar.

Pada perempuan, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan dewasa adalah perubahan dalam hal kemampuan produktif. Mereka mulai mengalami menopause atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Pada umumnya masa menopause terjadi sekitar usia 50 tahun, tetapi ada juga para perempuan yang sudah mengalami menopause pada usia 40 tahun. Peristiwa menopause, karena mulai berkurangnya hormon estrogen.

Status Kesehatan

Pada masa dewasa awal dasar fungsi fisik yang permanen diletakkan. Kesehatan dipengaruhi sebagian oleh gen, tetapi faktor tingkah laku – apa yang dimakan, apakah mereka cukup tidur, seberapa aktif mereka secara fisik dan apakah mereka merokok, minum atau mengonsumsi obat-obatan – sangat berkontribusi terhadap kesehatan serta kesejahteraan di masa sekarang dan mendatang. Kemisikinan dan diskriminasi juga memberikan kontribusi pada perbedaan kesehatan.

Perkembangan Kognitif

Pada periode dewasa awal sel-sel otak mulai berangsur berkurang. Namun, perkembangbiakan koneksi neural (neural connection), khususnya bagi orang-orang yang tetap aktif secara fisik dan secara mental akan dapat membantu mengganti sel – sel yang hilang. Sel-sel yang baru tersebut akan menyimpan lebih banyak kapasitas untuk melakukan berbagai aktivitas pada masa-masa selanjutnya dalam kehidupan mereka.

Perkembangan Pemikiran Postformal

Terjadi perubahan yang cukup signifikan dengan cara berpikir individu pada periode dewasa awal ini. Pada periode ini individu percaya bahwa masyarakat memiliki pertimbangan-pertimbangan praktis dan mampu mengubah logika individu yang idealis. Labouvie mengatakan sebagai tanda dari kedewasaan individu adalah kemampuan mereka untuk berpikir secara lebih konkret dan pragmatis.

Pemikiran postformal berarti seorang individu dewasa awal bersifat fleksibel, terbuka, adaptif dan individualistis (Thahir, 2018, hlm. 161). Pemikiran ini dilandasi intuisi dan emosi juga logika untuk membantu seseorang mengatasi dunia yang tampak berantakan.

Pemikiran postformal memungkinkan orang dewasa untuk melampaui satu sistem logika. Berpikir postformal sering kali berkembang sebagai respons terhadap berbagai kejadian dan interaksi yag membuka cara melihat yang tidak biasa dan menantang pandangan yang sederhana dan terpusat terhadap dunia.

Mc Connell & Philipchalk, (1992 dalam Masykuroh, 2022, hlm. 115) berpendapat bahwa kemampuan kognitif individu terus berkembang selama periode dewasa awal ini, namun tidak semua perkembangan tersebut selalu tentang peningkatan kemampuan bahkan ada kalanya terjadi kemunduran kemampuan.

Berpikir Reflektif (reflective thinking)

Perkembangan kognitif lain yang dialami pada masa dewasa awal adalah kini individu mampu berpikir reflektif. Menurut Dewey (Thahir, 2018, hlm. 161) pemikiran reflektif berarti terus-menerus mempertanyakan hal-hal yang sudah dianggap fakta, menarik kesimpulan dan membuat hubungan-hubungan.

Berdasarkan tahap operasional formal Piaget, pemikiran reflektif dapat menciptakan sistem intelektual yang rumit, mempertemukan ide-ide atau pertimbangan yang saling bersebrangan. Contohnya adalah menggabungkan teori fisika modern atau perkembangan manusia menjadi satu teori yang menyeluruh yang dapat menjelaskan berbagai perilaku.

Perkembangan Intelegensi

Pada periode dewasa awal, individu berada pada puncak perkembangannya secara kognitif. Namun, kemundurannya juga dapat sudah mulai tampak. Thorndike dalam sebuah penelitiannya menemukan bahwa pada usia 22 sampai 24 tahun, individu akan mengalami kemunduran kemampuan belajar sebanyak 15%.

Selanjutnya pada studi lanjutan, dijumpai fakta baru bahwa kemunduran dalam belajar turun antara 0,5 sampai 1 % setiap tahunnya yang dimulai dari usia 21 tahun sampai dengan 41 tahun. Namun, puncak kemunduran dimulai dari usia 25 tahun, sehingga tidak heran jika pada usia 25 tahun individu sudah mulai merasa kesulitan dalam mempelajari suatu hal.

Witherington (1986 dalam Masykuroh 2021, hlm. 115) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kemunduran intelektual individu pada masa dewasa awal adalah sebagai berikut.

  1. Ketiadaan kapasitas dasar.
  2. Kurang mengasah diri dengan tidak melakukan aktivitas-aktivitas intelektual seperti membaca buku-buku yang berbobot.
  3. Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dimasyarakat memberikan dampak pada individu untuk enggan mengembangkan diri agar melampaui kebiasaan tersebut.

Dengan kata lain, semakin rajin dan semakin baik belajarnya di masa sebelumnya, semakin baik pula perkembangan intelegensi di masa dewasa awal ini. Sebaliknya, jika individu kurang mengasah intelektualitas di masa remajanya, maka ia akan mengalami penurunan kognitif lebih awal.

Kecerdasan Emosional

Salovey dan Mayer (dalam Thahir, 2018, hlm. 163) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan memahami dan meregulasi emosi; suatu komponen penting dari tingkah laku yang efektif dan inteligen. Orang dewasa awal memilki kecerdasan emosional yang jauh lebih baik daripada ketika ia masih remaja.

Kompetensi dari kecerdasan emosional menurut Goleman (dalam Thahir, 2018, hlm. 168) meliputi: kesadaran diri (kesadaran emosional, asesmen diri yang akurat dan kepercayaan diri), manajemen diri (kontrol diri, dapat dipercaya, kecermatan, kemampuan beradaptasi, dorongan prestasi dan inisiatif), kesadaran sosial (empati, orientasi melayani, kesadaran dan organisasional) dan manajemen hubungan (mengembangkan orang lain, komunikasi, manajemen konflik, menjalin ikatan, dll).

Perkembangan Psikososial

Pada periode dewasa awal, individu berkembang dengan lebih luas dan kompleks, khususnya dalam pembahasan sosial dan personal. Di periode dewasa awal ini individu telah mengalami berbagai peristiwa yang mengubah daya pikir dan sikapnya. Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan kognitif yang telah mencapai tingkat optimal. Dewasa awal juga berupaya untuk tetap menghubungkan diri dengan pasangan, keluarga dan karir dalam perkembangan sosialnya.

Keintiman Hubungan Individu

Keintiman adalah kondisi saat individu mampu membangun hubungan yang lebih dalam dengan individu lain. Saat berada pada fase intim dengan seseorang, individu akan memberikan perhatian secara penuh dan menjadinya individu tersebut teman berbagi dalam berbagai kesempatan. Namun, ada beberapa orang yang merasa kesulitan untuk membangun keintiman dengan temannya, sehingga individu tersebut akan terisolasi.

Erikson mengemukakan bahwa hubungan intim biasanya mulai terbentuk pada periode awal dewasa ini. Alasannya, pada periode ini individu dituntut untuk mulai memilih pasangan dan berkeluarga, dalam artian individu tersebut harus mulai belajar untuk menyatukan identitasnya dengan individu lain dan dengan keintimanlah hal tersebut bisa diperoleh.

Cinta

Jika pada usia sebelumnya cinta telah dikenal dengan sederhana seperti cinta seorang bayi kepada orangtuanya, atau cinta yang berkaitan dengan birahi seperti pada usia remaja, maka cinta pada periode dewasa awal ini terjadi dengan berbeda. Cinta pada periode ini berlangsung dengan lebih kompleks, tidak hanya sebatas gairah seksual atau romantisme semata

Pada periode ini cinta diartikan sebagai suatu perasaan yang mendalam dan penuh dengan kasih saya. Cinta pada periode ini umumnya diungkapkan dengan memberikan kepedulian pada individu lain. Pada periode ini individu dapat melibatkan diri dalam suatu hubungan yang dilakukan bersama dengan saling berbagi (Santrock, 1995 dalam Masykuroh, 2021, hlm. 116-117).

Perkembangan Integritas

Integritas dalam perkembangan psikososial yang dikemukakan oleh Erickson merupakan tahapan terakhir. Integritas sendiri merupakan pencapaian individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya setelah mempelajari berbagai macam hal, menemukan keberhasilan dan kegagalan. Pada umumnya seseorang akan menunjukkan integritasnya pada usia 65 tahun, di periode lanjut usia.

Sekalipun demikian, integritas ini pun harus dimiliki dan dikembangkan oleh para dewasa awal agar mereka dapat memiliki kemampuan dalam bertahan dalam suatu kemalangan yang lebih baik, atau memiliki adversity yang tinggi. Sehingga kelak memasuki masa selanjutnya sudah siap dan tidak terkucil secara sosial, dapat menjadi mandiri bermakna dan berpikiran terbuka.

Perkembangan Bahasa

Perkembangan Bahasa yang terjadi pada periode dewasa awal adalah tampak ditunjukkan kompetensinya pada penggunaan Bahasa verbal dan Bahasa non-verbal. Ketika berkomunikasi dengan orang lain juga mulai menunjukkan pemahaman isi pesan yang disampaikan lawan bicara dengan memberikan respons pada penggunaan Bahasa nonverbal.

Pada masa ini orang dewasa lebih berperan dalam menyukseskan perkembangan Bahasa pada anak. Ketika mereka berkeluarga memiliki anak, secara alami dan tidak langsung mereka akan mengajak anak mereka berbicara dan berbahasa. Juga demikian ketika mereka bekerja sebagai pendidik mau tidak mau mereka akan mengajarkan para peserta didik untuk berbicara dan berbahasa.

Referensi

  1. Ajhuri, K.F. (2019). Psikologi perkembangan pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.
  2. Masykuroh, K., Dewi, C., Heriyani, E., Widiastuti, H.T. (2021). Modul psikologi perkembangan. Jakarta: Uhamka.
  3. Thahir, A. (2018). Psikologi perkembangan. Lampung: Aura Publishing.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *