Daftar Isi ⇅
show
Pengertian Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah segala gejala yang mengalami perubahan secara terus menerus atau segala kejadian yang terus-menerus terjadi pada saat suatu komunikasi sedang berlangsung. Pengertian tersebut di ambil dari definisi proses sendiri yang merupakan segala gejala yang mengalami perubahan secara terus-menerus “atau” segala kejadian yang berlangsung terus-menerus (Hariyanto, 2021, hlm. 28).
Selain itu, proses dapat juga diartikan sebagai:
- perubahan atau serangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan yang menuju suatu hal tertentu,
- suatu gejala yang menunjukkan perubahan terus menerus terhadap suatu tindakan atau perlakuan yang sedang berlangsung.
Segala hal yang yang berupa proses aktif tentunya akan mengalami proses, begitu pula dengan komunikasi. Proses komunikasi harus melalui beberapa tahapan sesuai dengan komponen utama yang langsung terlibat dalam proses tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mengenai komponen atau unsur-unsur komunikasi itu sendiri sebelum kita mampu meneliti prosesnya secara rinci yang akan dipaparkan sebagai berikut.
Komponen/Unsur Komunikasi
Dalam menganalisa komunikasi sebagai suatu proses, harus dilihat terlebih dahulu unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya sebuah komunikasi, seperti siapa yang berkomunikasi, mengapa dia berkomunikasi, dan kepada siapa komunikasi itu ditujukan. Kita juga harus melihat perilaku komunikasi yang terjadi, pesan yang dihasilkan, bagaimana cara yang dilakukan orang untuk berkomunikasi, bagaimana orang mengemas pesan-pesannya, saluran apa yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan kepada pendengar atau pembacanya.
Secara sederhana proses komunikasi itu adalah proses pengoperan atau pengiriman serangkaian lambang yang disusun dan dipilih secara sengaja dan mempunyai makna bagi peserta komunikasi. Ke mana dan dari mana pengoperan atau pengiriman lambang tersebut dikirim? Tentunya hal tersebut melibatkan komponen-komponen komunikasi itu sendiri. Beberapa komponen atau unsur-unsur pembentuk komunikasi itu sendiri di antaranya adalah sebagai berikut.
- Source (Sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. - Communicator/komunikator (Pengirim pesan)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara atau menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya. - Message (Pesan)
Pesan adalah lambang atau simbol yang mengandung makna dan dipilih oleh komunikator untuk disampaikan kepada komunikan. Pesan ini dapat berupa verbal maupun non-verbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon dll. - Channel (Saluran atau media)
Channel, kanal, atau saluran adalah alat untuk menyalurkan pesan komunikasi. Channel bisa berupa media elektronik termasuk media sosial maupun media cetak. Saluran komunikasi adalah tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. - Communicant/komunikan (penerima pesan)
Komunikan adalah penerima pesan atau orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator baik secara langsung maupun menggunakan media. - Effect (hasil)
Dampak yang terjadi pada diri komunikan setelah mendapatkan pesan komunikasi dari komunikator. Hasil antar-efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yakni sikap dan tingkah laku seseorang sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka berarti komunikasi itu berhasil. Efek komunikasi bisa pengetahuan, sikap atau perilaku komunikan. - Feedback (umpan balik)
Respon atau efek yang dikembalikan oleh komunikan kepada komunikator setelah mendapatkan pesan komunikasi dari komunikator. - Noise (Gangguan)
Hambatan atau gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi, akibatnya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (Hariyanto, 2021, hlm. 29).
Pada umumnya, proses komunikasi harus akan melalui beberapa tahapan sesuai dengan komponen utama dalam proses komunikasi, seperti pada bagan di bawah ini (Hariyanto, 2021, hlm. 30).
Proses Komunikasi
Secara umum, salah satu penjelasan proses komunikasi yang telah banyak diterima oleh para ahli dan pakar komunikasi adalah teori proses komunikasi yang diungkapkan oleh Onong Uchana Effendy. Menurut Effendy (2017, hlm. 11-18) proses komunikasi adalah metode yang digunakan oleh seorang pengirim untuk menghubungi seorang penerima dan dalam prosesnya, komunikasi memiliki dua tahap, yaitu proses komunikasi secara primer dan sekunder yang akan dipaparkan sebagai berikut.
Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi primer proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Tahapan-tahapan yang terjadi pada proses komunikasi primer ini meliputi beberapa poin di bawah ini.
- Encode (Penyandian)
Pada tahapan pertama, seorang komunikator menyandi (encode) pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada komunikan. Pada tahap ini komunikator mentransisikan pikiran atau perasan ke dalam lambang yang diperkirakan dapat dimengerti oleh komunikan. - Decode (Mengawasandi)
Kemudian komunikan mengawasandi atau memecahkan sandi-sandi (decode) pesan ataupun informasi tersebut di mana komunikan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. - Response (Bereaksi)
Setelah itu, komunikan akan bereaksi (response) terhadap pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feedback). - Feedback (Umpan Balik)
Jika terdapat umpan balik positif, komunikan akan memberikan reaksi yang menyenangkan sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, jika terdapat umpan balik negatif, komunikan memberikan reaksi yang tidak menyenangkan sehingga komunikator enggan melanjutkan komunikasinya. Dalam tahap umpan balik ini, terdapat transisi fungsi di mana komunikan menjadi encoder dan komunikator menjadi decoder.
Proses Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi sekunder adalah lanjutan dari proses komunikasi primer di mana terdapat alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama dalam penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lainnya (Effendy, 2017, hlm. 11-18). Biasanya penggunaan alat atau sarana ini digunakan seseorang dalam melancarkan komunikasi di mana komunikannya berada relatif jauh atau berjumlah banyak.
Terdapat beberapa contoh media sekunder yang dimaksud yang sering digunakan dalam komunikasi, yaitu telepon, surat, surat kabar, radio, majalah, televisi, dan banyak lainnya. Peranan media sekunder ini dilihat penting dalam proses komunikasi karena dapat menciptakan efisiensi dalam mencapai komunikan. Contohnya adalah surat kabar atau televisi di mana media ini dapat mencapai komunikan dengan jumlah yang sangat banyak dengan hanya menyampaikan sebuah pesan satu kali saja.
Akan tetapi kekurangan dari media sekunder ini adalah keefektifan dan keefisiensian penyebaran pesan-pesan yang bersifat persuasif karena kerangka acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya tidak diketahui komunikator dan dalam prosesnya, umpan balik berlangsung tidak pada saat itu yang dalam hal ini disebut umpan balik tertunda (delayed feedback). Dalam proses komunikasi secara sekunder, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan dalam menata lambang-lambang yang akan diformulasikan dari isi pesan komunikasi.
Proses Komunikasi Psikologis dan Mekanistis
Dalam proses komunikasi, dibutuhkan unsur-unsur komunikasi yang dikenal dengan S – M – C- R atau Source – Message – Channel – Receiver. Pada hakikatnya, komunikasi yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, dan proses komunikasi ini dikategorikan ke dalam dua perspektif, yaitu perspektif psikologis, dan perspektif mekanistis yang akan dipaparkan sebagai berikut (Karyaningsih, 2018, hlm. 24).
Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses komunikasi dalam perspektif psikologis terjadi pada diri komunikator dan komunikan itu sendiri. Ketika terjadi proses komunikasi, penyampaian dan penerimaan pesan oleh dan dari komunikator ke komunikasn, maka dalam diri mereka terjadi suatu proses (Karyaningsih, 2018, hlm. 24). Pesan yang disampaikan terdiri dari dua aspek yakni isi pesan (the content of language) dan lambang (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran dan perasaan, sedangkan lambang adalah bahasa.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan secara lisan ataupun tulisan. Ketika komunikator menyampaikan pesan melalui bibir kalau lisan dan tangan jika tulisan. Dan penangkapan pesan oleh komunikan dapat dilakukan dengan indera telinga, indera mata, dan indera lainnya. Proses komunikasi dalam proses mekanistis ini adalah salah satu teori proses komunikasi yang paling banyak diterima, seperti pada proses komunikasi yang diungkapkan oleh Effendy di atas. Proses ini diklasifikasikan juga menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder.
- Proses Komunikasi secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Ada dua jenis lambang ini, yaitu verbal dan nonverbal. Lambang Verbal adalah bahasa, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sementara itu lambang non-verbal adalah yang bukan berupa bahasa, seperti isyarat anggota tubuh, gesture, tanda-tanda yang bukan berupa bahasa baik lisan ataupun tulisan. - Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana untuk menyampaikan pesannya. Penggunaan media/alat ini dikarenakan jarak/jauhnya antara komunikator dan komunikan, atau benyaknya jumlahnya, atau kedua-duanya. Contohnya adalah: menggunakan surat, surat kabar, radio, atau televisi.
Terdapat tiga elemen atau faktor-faktor yang penting dalam proses komunikasi ini, yaitu:
- Akibat/dampak/hasil
Akibat ini terjadi pada pihak penerima/komunikan setelah menerima pesan. - Umpan balik/feedback
Adalah tanggapan balik dari pihak penerima/komunikan atas pesan yang diterimanya. - Gangguan/noise
Adalah faktor-faktor fisik (teknis) ataupun psikologis (dapat berupa semantic) yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi. Menghambat yang dimaksud adalah tidak tercapai makna yang sama sehingga terjadi miss-komunikasi.
Tentunya telah banyak ahli yang memiliki pendapatnya masing-masing mengenai proses komunikasi ini. Berikut adalah beberapa proses komunikasi yang disampaikan oleh pakar komunikasi lainnya yang dirangkum oleh Hariyanto (2021, hlm. 30).
Proses Komunikasi Edwin B. Flippo
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas, kecakapan komunikasi untuk menyampaikan pengertian atau maksud adalah berbicara, menulis, bertindak, dan menggambarkan, sedangkan mereka yang menerimanya adalah mendengarkan, membaca, dan mengamati.
Proses Komunikasi Stephen P. Robbins
Sebelum komunikasi berlangsung diperlukan adanya suatu tujuan yang dinyatakan sebagai suatu pesan yang disampaikan. Pesan ini lewat antara suatu sumber (pengirim) dan penerima. Pesan diubah dalam bentuk simbolik (pengodean atau pembuatan kode) dan melewati jalan media (saluran) ke penerima, yang mengubah kembali pesan pengirim (pembacaan kode).
Referensi
- Effendy, O. U. (2017). Ilmu komunikasi (teori dan praktek). Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Hariyanto, D. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Sidoarjo: Umsida Press.
- Karyaningsih. (2018). Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru.