Daftar Isi ⇅
show
Sistem pencernaan manusia adalah kumpulan saluran dan organ pencernaan yang berfungsi untuk memproses makanan, mulai dari pemasukan, pemecahan makanan menjadi komponen yang lebih kecil, hingga dapat diserap dan diasimilasi ke dalam tubuh. Mengapa manusia memiliki sistem pencernaan? Karena kita membutuhkan energi dan berbagai nutrisi yang didapatkan dari makanan.
Oleh karena itu, sebelum membahas lebih jauh mengenai sistem pencernaan, pengetahuan dari makanan, nutrisi, dan manfaatnya bagi manusia adalah tempat pemberhentian pertama yang harus dilalui. Berikut adalah berbagai pemaparan mengenai nutrisi.
Nutrisi
Hari ini, rasanya banyak orang-orang yang lebih mementingkan rasa suatu makanan daripada nilai gizi yang terkandung di di dalamnya. Padahal bukan hanya rasa saja yang dibutuhkan, malah terkadang beberapa makanan yang rasanya enak justru kurang baik untuk tubuh kita.
Hal itu karena nutrisi pada makanan berfungsi atau berperan untuk memberikan energi dan bahan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel tubuh (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 157). Oleh karena itu, memilih makanan dengan kandungan nutrisi yang tepat sangat penting untuk diketahui.
Kebutuhan Energi
Tubuh manusia membutuhkan energi untuk semua kegiatan seperti berjalan, bergerak, belajar, maupun membaca buku. Bukan hanya untuk aktivitas, tubuh juga menggunakan energi untuk mempertahankan suhu tubuh normal sekitar 37°C.
Energi yang digunakan tubuh berasal dari makanan yang masuk ke tubuh. Jumlah energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas tersebut menggunakan satuan kalori. Sama halnya pada tubuh, jumlah energi yang tersedia dalam makanan juga diukur dalam satuan kalori.
Satu satuan kalori (kal) menunjukkan jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1°C. 1 kilokalori (kkal) sama dengan 1.000 kalori (kal) sama dengan 4.200 joule (J). Intinya, kebutuhan energi manusia dinyatakan dalam satuan kalori, dan satu kalori itu menunjukkan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan 1 gram air sebesar 1°C.
Suatu aktivitas akan membakar sejumlah kalori tergantung dari intensitas aktivitasnya. Contohnya berjalan selama setengah jam membutuhkan 100-150 kalori, sedangkan berlari setengah jam membutuhkan 280-520 kalori. Sementara satu piring nasi mengandung sekitar 204 kalori. Jumlah kalori pada suatu makanan dapat dihitung menggunakan kalorimeter. Selain itu, kita dapat melihat jumlah kalori pada tabel nutrisi makanan yang tersedia pada kemasan makanan atau di internet.
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas metabolisme tubuh untuk satu hari berbeda-beda bagi setiap orang. Beberapa faktor yang memengaruhi kebutuhan energi seseorang di antaranya adalah usia, jenis kelamin, serta aktivitas yang dilakukan. Sebagai contoh, seseorang cenderung lebih cepat lapar ketika selesai melakukan olahraga dibandingkan jika hanya duduk atau beristirahat.
Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi dapat terjadi ketika kalori yang masuk dalam tubuh melalui makanan sama dengan kalori yang dikeluarkan melalui metabolisme tubuh dan aktivitas otot. Dalam kondisi ini, berat badan kita akan cenderung tetap (tidak kurus dan tidak menggemuk).
Jika kalori yang masuk dalam tubuh melebihi kalori yang dikeluarkan, maka akan terjadi keseimbangan energi positif. Artinya jaringan tubuhmu akan menyimpan kelebihan nutrisi tersebut. Kenaikan berat badan dapat terjadi jika sekitar 3.500 kkal disimpan dalam bentuk lemak pada jaringan tubuh dan mengakibatkan kenaikan berat badan.
Sebaliknya, jika kalori yang dikeluarkan tubuh melalui aktivitasmu lebih besar dibandingkan dengan kalori yang masuk dalam tubuh, maka akan terjadi keseimbangan energi negatif. Artinya tubuhmu akan melakukan pembakaran simpanan nutrisi yang tersimpan dalam tubuh untuk memenuhi kalori yang dibutuhkan tubuh yang berakibat menurunkan berat badan.
Oleh karena itu, untuk menjaga berat badan tetap seimbang kita harus menjaga agar kalori yang masuk dalam tubuh sama dengan kalori yang dikeluarkan. Cara ini adalah dasar cara kerja tubuh untuk mengurangi dan menambah berat badan. Tipe diet apa pun sebetulnya tetap berdasarkan “hukum” ini.
Jenis Nutrisi
Makanan yang kita konsumsi seharusnya tidak hanya sekedar mengenyangkan tetapi harus mengandung nutrisi atau gizi. Nutrisi atau gizi adalah zat yang dibutuhkan makhluk hidup sebagai sumber energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan, dan untuk berlangsungnya fungsi normal pada setiap jaringan dan organ tubuh.
Sebenarnya, makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung enam jenis nutrisi yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, lemak, dan protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit.
Karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin merupakan nutrisi organik yang mengandung karbon. Sebaliknya, nutrisi anorganik seperti air dan mineral, tidak mengandung karbon. Artinya, makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein perlu dicerna atau dipecah terlebih dahulu oleh tubuh. Sedangkan air, vitamin, dan mineral dapat diserap langsung oleh sel-sel tubuh.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4,1 kilokalori (kkal). Terdapat tiga jenis karbohidrat yaitu gula, pati, dan serat. Gula disebut karbohidrat sederhana. Contoh makanan yang mengandung gula antara lain buah-buahan, madu, dan susu. Dua jenis karbohidrat lainnya, yaitu pati dan serat disebut karbohidrat kompleks.
Pati ditemukan dalam umbi-umbian seperti kentang dan makanan yang terbuat dari biji-bijian. Serat, seperti selulosa, ditemukan di dinding sel tumbuhan. Makanan seperti roti gandum atau sereal, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan merupakan sumber serat yang baik.
Serat tidak dapat dicerna oleh saluran pencernaan makanan manusia, sehingga dikeluarkan sebagai feses. Dengan demikian, serat bukan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Namun demikian, serat tetap sangat penting untuk melancarkan pencernaan.
Konsumsi karbohidrat terlalu berlebihan dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes. Hati-hati dengan diabetes, menurut WHO 246 juta orang di dunia mengidap diabetes. Jumlah ini menunjukkan hampir 6% dari populasi orang dewasa di dunia. Karena jumlahnya yang besar ini maka diabetes disebut sebagai “The Silent Epidemi”.
Penyebab utama peningkatan kejadian diabetes adalah gaya hidup. Olahraga teratur dan pengaturan pola makan dapat mengurangi atau menunda timbulnya diabetes lebih dari 50%. Untuk mengetahui kadar gula darah dalam tubuhmu, kita dapat menggunakan alat pengukur kadar gula dalam darah yang biasa dimiliki oleh penderita diabetes atau diakses di klinik dan rumah sakit.
Lemak
Lemak merupakan salah satu komponen yang penting bagi tubuh karena dapat melarutkan beberapa macam vitamin dan merupakan cadangan energi yang paling besar (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 201). Nutrisi berupa lemak merupakan unit penyimpanan yang baik untuk energi. Bahkan, kelebihan energi dari makanan yang kita makan saja akan diubah menjadi lemak dan disimpan untuk digunakan di lain waktu.
Lemak atau lipid diperlukan tubuh karena menyediakan energi sebesar 9,3 kkal/gram, mampu melarutkan vitamin A, D, E, K, serta menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Selama proses pencernaan, lemak dipecah menjadi molekul yang lebih kecil, yaitu asam lemak dan gliserol.
Berdasarkan struktur kimianya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh.
- Lemak tak jenuh biasanya cair pada suhu kamar. Minyak nabati serta lemak yang ditemukan dalam biji adalah lemak tak jenuh.
- Lemak jenuh biasanya padat pada suhu kamar, ditemukan dalam daging, susu, keju, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit.
Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat meningkatkan kolesterol darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Penelitian selanjutnya menemukan pula bahwa lemak tak jenuh nabati seperti pada kelapa cenderung lebih aman, dan lemak trans merupakan sumber utama dari gangguan tubuh yang ditimbulkan oleh lemak.
Protein
Protein dibutuhkan sebagai penghasil energi, untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak, pembuat enzim dan hormon, dan pembentuk antibodi atau sistem kekebalan tubuh (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 169). Wujud protein merupakan molekul besar yang terdiri atas sejumlah asam amino. Asam amino terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan kadang-kadang belerang.
Protein dapat berasal dari hewan (protein hewani) dan tumbuhan (protein nabati). Bahan makanan yang mengandung protein hewani antara lain daging, ikan, telur, susu, dan keju. Sementara itu bahan makanan yang mengandung protein nabati meliputi kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang-kacangan lainnya.
Vitamin
Vitamin adalah bahan yang wajib ada dalam bahan makanan walaupun dalam jumlah yang sedikit karena berperan untuk mengatur fungsi tubuh dan mencegah berbagai macam penyakit (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 201). Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, fungsi dari vitamin termasuk krusial dan sering terlewat oleh orang-orang.
Vitamin dikelompokkan menjadi dua, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Khusus vitamin D dapat terbentuk ketika kulit terkena sinar matahari, karena di dalam tubuh ada pro vitamin D.
Berikut adalah tabel jenis, sumber, dan manfaat dari berbagai vitamin.
Vitamin | Manfaat | Sumber |
---|---|---|
Vitamin A | Menjaga kesehatan mata, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan tulang, dan menguatkan gigi | Susu, telur, hati, sereal, sayuran oranye seperti wortel, ubi jalar, labu, dan buah-buahan |
Vitamin B | Mengatur fungsi tubuh, membantu untuk menghasilkan sel darah merah | Gandum, makanan laut, daging, telur, produk susu seperti susu asam, sayuran berdaun hijau, kacang |
Vitamin C | Membentuk kolagen, membantu menjaga kesehatan jaringan tubuh seperti gusi dan otot, dan membantu tubuh melawan infeksi | Buah jeruk, stroberi, jambu biji, cabai, tomat, brokoli, dan bayam, dan sari buah jeruk |
Vitamin D | Menguatkan tulang dan gigi, membantu tubuh menyerap kalsium pembentuk tulang | Kuning telur, minyak ikan, dan makanan yang diperkaya seperti susu serta susu kedelai |
Vitamin E | Sebagai antioksidan dan membantu melindungi sel dari kerusakan, penting bagi kesehatan sel-sel darah merah | Minyak sayur, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau, alpukat, gandum, dan biji-bijian |
Vitamin K | Membantu pembekuan darah dan meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan tulang | Alpukat, anggur, sayuran hijau, produk susu seperti susu asam, umbi-umbian, biji-bijian dan telur |
Mineral
Mineral berfungsi dalam proses pembangunan sel, membantu reaksi kimia tubuh, mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, dan pembentukan dan pemeliharaan tulang. Beberapa mineral dibutuhkan tubuh kita dalam jumlah yang sangat sedikit sebagian yang lain cukup banyak.
Tubuh manusia memerlukan sekitar 14 jenis mineral, yang meliputi kalsium, fosfor, kalium, natrium, besi, iodium, dan seng. Mineral adalah nutrisi yang sedikit mengandung atom karbon. Berikut adalah berbagai mineral yang dibutuhkan tubuh dilengkapi manfaat, serta sumbernya.
Mineral | Kegunaan/Manfaat | Sumber |
---|---|---|
Kalsium (Ca) | Bahan pembentuk tulang, gigi, kerja otot, dan kerja saraf | Telur, sayuran hijau, kedelai |
Fosfor (P) | Membantu dalam kontraksi dan relaksasi otot serta pembentukan tulang-gigi | Daging, gandum, keju |
Potasium/ Kalium (K) | Mengatur keseimbangan air dalam sel, mempercepat hantaran impuls pada saraf, dan kerja otot | Pisang, kentang, kacang, daging, dan jeruk |
Sodium/ Natrium (Na) | Menjaga keseimbangan cairan dalam jaringan tubuh, dan mempercepat hantaran impuls pada saraf | Daging, susu, keju, garam, dan wortel |
Besi (Fe) | Bahan utama penyusunan hemoglobin pada sel darah merah | Daging merah, kacang, bayam, dan telur |
Iodium (I) | Sebagai salah satu sumber hormon tiroksin dan merangsang metabolisme | Ikan laut dan garam beriodium |
Seng | Menjaga kekebalan tubuh, kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi risiko kanker, kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat penyembuhan luka | Kacang-kacangan, biji-bijian, dan gandum |
Air
Air sangat penting bagi tubuh manusia untuk menjaga kelangsungan hidup. Mengapa demikian? Karena sel-sel tubuh kita membutuhkan air untuk beraktivitas. Di samping itu, nutrisi yang masuk ke tubuh tidak dapat digunakan oleh sel-sel tubuh bila tidak terlarut dalam air.
Air dibutuhkan oleh tubuh sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut zat-zat gizi lain dan pembantu proses pencernaan makanan, pelumas dan bantalan, media transportasi, dan media pengeluaran sisa metabolisme.
Sekitar 60-80% sel tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Tubuh dapat kehilangan air ketika bernapas, berkeringat, buang air besar maupun air kecil. Kehilangan air tersebut harus segera diganti dengan minum air sebanyak 2 liter atau 8 gelas sehari.
Namun, minum air bukan satu-satunya cara untuk memasok sel-sel dengan air, karena tanpa kita sadari makanan yang kita makan mengandung banyak air. Contohnya, buah apel mengandung 80% air dan daging mengandung sekitar 66% air.
Sruktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia
Makanan diproses dalam tubuh melalui empat tahap yaitu:
- ingesti (proses memasukkan makanan ke dalam mulut),
- digesti (pencernaan),
- absorpsi (penyerapan), dan
- defekasi (pengeluaran).
Pada saat makanan masuk ke dalam mulut, proses pencernaan dimulai. Pencernaan merupakan proses memecah makanan menjadi molekul kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh melalui pembuluh darah.
Selanjutnya, molekul makanan dari darah masuk ke dalam sel melintasi membran sel. Molekul yang tidak digunakan dan dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan dari tubuh melalui sistem ekskresi seperti keringat dan urine. Makanan yang tidak tercerna berupa feses akan dibuang melalui anus, proses ini disebut defekasi.
Pencernaan makanan terbagi atas dua macam, yaitu pencernaan mekanis dan pencernaan kimiawi.
- Pencernaan mekanis,
terjadi ketika makanan dikunyah, dicampur, dan diremas. Pencernaan mekanis salah satu contohnya terjadi di dalam mulut yaitu pada saat makanan dihancurkan oleh gigi. - Pada pencernaan kimiawi,
terjadi reaksi kimia yang menguraikan molekul besar makanan menjadi molekul yang lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada proses pencernaan biasanya dilakukan dan dibantu oleh enzim-enzim pencernaan, seperti enzim amilase pada mulut.
Organ Pencernaan Utama
Sistem pencernaan manusia terdiri atas organ utama berupa saluran pencernaan dan organ aksesori (tambahan). Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan yang dimulai dari:
- mulut,
- kerongkongan,
- lambung,
- usus halus,
- usus besar,
- rektum, dan
- berakhir di anus.
Selanjutnya organ aksesori yang membantu pencernaan mekanis dan kimiawi meliputi:
- Lidah,
- gigi,
- kelenjar air ludah (kelenjar saliva),
- hati,
- kantung empedu, dan
- pankreas.
Kelenjar pencernaan adalah organ aksesori yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 181). Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan berbagai organ pencernaan utama dan organ aksesori.
Mulut
Dalam mulut, terdapat: gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Air liur mengandung mukosa atau lendir, senyawa yang berfungsi sebagai anti bakteri, dan enzim amilase atau dikenal dengan enzim ptialin. Enzim ini akan memecah molekul amilum menjadi molekul maltosa. Di dalam mulut terjadi pencernaan makanan secara mekanis dan kimiawi.
Kerongkongan (Esofagus)
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk ke dalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.
Setelah melalui faring, bolus menuju ke esofagus (kerongkongan). Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.
Lambung
Setelah dari esofagus makanan masuk ke lambung. Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis otot lambung berkontraksi mengadukaduk bolus. Secara kimiawi bolus tercampur dengan getah lambung. Getah lambung mengandung, asam klorida (HCl), enzim pepsin, dan enzim renin. HCl berfungsi untuk menjadikan ruangan dalam lambung bersifat asam (pH 1-3) sehingga dapat membunuh kuman yang masuk bersama makanan.
Enzim pepsin akan menghidrolisis (memecah) protein menjadi pepton (campuran dari polipeptida dan asam amino). Enzim renin akan mengendapkan protein kasein yang terdapat dalam susu. Setelah melalui proses pencernaan selama 2-4 jam di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus dua belas jari. Pengaturan ini dibantu oleh adanya sfingter, yaitu otot-otot yang tersusun melingkar antara lambung dan usus dua belas jari.
Usus Halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 8,25 meter. Organ usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu, usus 12 jari (duodenum) dengan panjang sekitar 0,25 meter, usus tengah (jejunum) dengan panjang sekitar 7 meter, dan usus penyerapan (ileum) dengan panjang sekitar 1 meter.
Dalam usus halus terjadi pencernaan secara kimiawi saja. Pada duodenum terdapat saluran yang terhubung dengan kantung empedu dan pankreas. Getah pankreas mengandung enzim lipase, amilase, dan tripsin. Enzim lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Amilase akan mencerna amilum menjadi maltosa. Tripsin akan mencerna protein menjadi polipeptida. Getah empedu yang dihasilkan hati akan mengemulsikan lemak yakni membuat lemak agar larut dalam air.
Pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh darah menuju hati dan diedarkan ke seluruh tubuh. Glukosa dalam hati selanjutnya disimpan dalam bentuk glikogen. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus akan dibawa oleh pembuluh getah bening menuju hati, kemudian disimpan dalam jaringan lemak.
Usus Besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang kurang lebih 1 meter dan terdiri atas kolon asendens (naik), kolon transversum (mendatar), dan kolon desendens (menurun) dan berakhir pada anus. Di antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu (sekum). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing (apendiks) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam imunitas.
Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai zat-zat sisa. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Zat sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan.
Bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali bakteri Escherichia coli yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Bakteri Escherichia coli mampu membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya, sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
Organ Pencernaan Tambahan (Aksesori)
Proses pencernaan manusia tidak hanya terdiri atas saluran pencernaan, tetapi juga terdapat organ pencernaan tambahan berupa kelenjar pencernaan. Terdapat tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, kantung empedu, dan pankreas.
Hati
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berada pada bagian rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Organ hati berperan dalam proses detoksifikasi. Ketika dalam darah terkandung beberapa zat yang berbahaya dan bersifat racun maka hati akan menetralisir racun tersebut sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Hati merupakan organ penyimpanan yang akan memindahkan zat besi (Fe) dan vitamin A, D, E, K, dan B12 dari darah dan menyimpannya. Selain itu, hati juga berperan dalam menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Ketika kadar glukosa dalam darah rendah, hati akan melepaskan glukosa dengan cara memecah glikogen. Bahkan, jika dibutuhkan hati akan mengubah gliserol, asam lemak, dan asam amino menjadi glukosa.
Hati juga berperan mengatur kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol akan diubah menjadi asam kolik (cholic acid) yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Sel-sel hati akan mengeluarkan getah yang mengandung kolesterol, asam kolik, garam empedu, lesitin, bilirubin, dan elektrolit. Getah ini disebut dengan getah empedu.
Kantung empedu
Kantung empedu merupakan organ yang berada di bawah hati. Organ kantung ini akan menyimpan getah empedu yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu berwarna kuning kehijauan karena mengandung pigmen bilirubin. Bilirubin merupakan pigmen yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin. Getah empedu akan dikeluarkan ke usus halus dan berperan dalam mengemulsi lemak. Dengan demikian, lemak akan terpecah menjadi butiran-butiran kecil sehingga lebih mudah dicerna oleh enzim pencernaan dan melanjutkan proses pemecahan hingga dapat diserap oleh tubuh.
Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berada di balik perut di belakang lambung. Sel-sel pada pankreas akan menghasilkan carian pankreas, yang akan masuk ke dalam duodenum melalui saluran pankreas. Getah pankreas mengandung sodium bikarbonat (NaHCO3 ) dan enzimenzim pencernaan yang berperan dalam pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak. Pankreas juga merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon insulin ini berfungsi mengatur proses pengubahan glukosa dalam darah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati. Adanya hormon insulin inilah yang mengontrol keseimbangan jumlah glukosa dalam darah. Apabila terjadi gangguan dalam produksi insulin maka dapat mengakibatkan penyakit diabetes.
Gangguan pada Sistem Pencernaan dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya
Sistem pencernaan manusia merupakan bagian penting yang membuat manusia dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatannya agar tetap berfungsi dengan baik. Berikut adalah beberapa gangguan pada sistem pencernaan dan upaya untuk mencegah serta menanggulanginya.
Obesitas
Obesitas adalah suatu kondisi tubuh yang memiliki kandungan lemak berlebih, sehingga dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan. Kondisi obesitas dapat meningkatkan risiko terkena beberapa jenis penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, dan osteoartritis.
Obesitas umumnya disebabkan karena konsumsi makanan yang berlebih dan kurangnya aktivitas tubuh. Namun demikian, obesitas juga dapat disebabkan oleh keturunan melalui pewarisan gen atau akibat konsumsi obat tertentu. Pada beberapa orang, ada yang sebetulnya sudah sedikit mengonsumsi makanan namun tetap mengalami kelebihan berat badan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh laju metabolisme tubuh yang lambat.
Upaya utama untuk mencegah atau menangani obesitas adalah dengan berolahraga dan mengatur pola makan. Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung energi, seperti makanan yang tinggi gula dan lemak, dan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi.
Karies Gigi
Karies gigi atau gigi berlubang, merupakan kerusakan gigi akibat infeksi bakteri yang merusak lapisan gigi sehingga merusak struktur gigi. Bakteri pada mulut mengolah gula sehingga menghasilkan asam. Asam yang diproduksi selama metabolisme dalam mulut ini dapat merusak gigi. Gigi berlubang dapat menyebabkan nyeri pada gigi jika sampai terlalu dalam kerusakannya karena telah sampai merusak saraf gigi.
Pada umumnya penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan mulut. Oleh karena itu, upaya pencegahan yang dapat kamu lakukan adalah dengan memerhatikan kebersihan gigi. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari, membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi, obat kumur atau berkumur dengan larutan garam dan air hangat.
Mag (Gastritis)
Sakit Mag (gastritis), merupakan penyakit yang menyebabkan terjadinya peradangan atau iritasi pada lapisan lambung. Mag dapat diakibatkan meningkatnya asam lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, peningkatan asam lambung, stres, makan tidak teratur, dan mengonsumsi makanan yang terlalu pedas atau asam.
Mag dapat dicegah dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan, menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung yang berlebihan seperti makanan asam, makanan pedas, dan kopi. Selain itu menghindari stres yang berlebihan juga dapat membantu mencegah sakit mag.
Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Orang yang menderita hepatitis ringan memiliki gejala seperti orang yang terkena flu, yaitu sakit otot dan persendian, demam, diare, dan sakit kepala. Penderita hepatitis akut dapat mengalami jaundice (menguningnya kulit dan mata), membesarnya hati, dan membesarnya limfa . Hepatitis apabila tidak segera ditangani dapat memicu fibrosis (kerusakan pada hati) dan sirosis (gagal hati kronis). Sirosis dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker hati.
Virus hepatitis B merupakan penyebab utama penyakit hepatitis. Selain virus hepatitis B, penyakit hepatitis juga dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, Protozoa, racun seperti alkohol, dan penggunaan obat secara terus menerus, seperti parasetamol.
Diare
Diare adalah penyakit pada saluran usus besar yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan Protozoa, seperti Entamoeba coli. Ketika terjadi infeksi, dinding usus besar teriritasi, gerakan peristaltik meningkat, serta air tidak dapat diserap. Penderita diare dapat mengalami dehidrasi karena air dalam usus terus menerus dikeluarkan.
Upaya mencegah diare adalah dengan menjaga kebersihan makanan yang kamu makan, karena makanan yang kurang higienis biasanya mengandung bakteri yang dapat menyebabkan diare, cucilah tangan sebelum makan, minum air yang dimasak atau air kemasan yang higienis, dan jagalah kebersihan diri dan lingkungan.
Apabila terkena diare, penanganan yang dilakukan adalah dengan meminum oralit (larutan gula garam) untuk mengganti cairan yang bayak keluar saat diare, atau dapat juga minum obat diare. Obat diare biasanya memiliki fungsi utama membantu proses pemadatan feses, bukan menghentikan diare.
Konstipasi
Konstipasi merupakan kondisi feses keras atau kering sehingga sulit dikeluarkan. Penyebab konstipasi adalah kurangnya asupan makanan berserat dan kurang minum. Ketika feses tidak dikeluarkan secara teratur, air yang terkandung di dalamnya akan terserap sehingga menyebabkan feses keras atau kering sehingga sulit dikeluarkan.
Upaya mencegah konstipasi di antaranya adalah tidak sering menahan buang air besar, makan makanan yang berserat seperti sayur dan buah-buahan, hindari mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula (seperti makanan manis, keju, makanan olahan) karena makanan tersebut dapat menimbulkan konstipasi, minum cukup banyak air.
Banyak minum dan makan makanan berserat akan membantu pergerakan feses dan membantu feses lebih lunak sehingga dapat menghindari konstipasi. Selain itu peningkatan aktivitas fisik juga membantu mengatasi konstipasi.
Gejala Kekurangan Vitamin (Avitaminosis)
Kekurangan vitamin pada tubuh disebut dengan avitaminosis. Gejala kekurangan penyakit dari berbagai jenis vitamin adalah sebagai berikut.
Jenis Vitamin | Gejala Gangguan Kekurangan Vitamin |
---|---|
Vitamin A | Penglihatan kabur, kerusakan hati dan tulang, rambut rontok |
Vitamin B | Penyakit beri-beri, gangguan saraf, kehilangan berat badan berlebih, dan anemia |
Vitamin C | Skorbut (degenerasi kulit, gigi, pembuluh darah), sariawan, lemas, luka yang lambat sembuh, dan gangguan kekebalan tubuh |
Vitamin D | Riket (cacat tulang) pada anak-anak, pelunakan tulang pada orang dewasa, kerusakan otak, kardiovaskular, dan ginjal |
Vitamin E | Degenerasi sistem saraf |
Vitamin K | Kelainan penggumpalan darah, kerusakan hati dan anemia |
Gejala Kekurangan Mineral
Kekurangan mineral juga dapat menyebabkan gangguan pada tubuh. Berikut adalah gejala kekurangan berbagai jenis mineral.
Jenis Mineral | Gejala Gangguan Kekurangan Mineral |
---|---|
Kalsium (Ca) | Keterlambatan pertumbuhan dan kehilangan massa tulang |
Fosfor (P) | Lemas, kehilangan mineral dari tulang, dan kehilangan kalsium |
Magnesium (Mg) | Gangguan sistem saraf |
Natrium (Na) | Kram otot dan nafsu makan berkurang |
Besi (Fe) | Anemia dan kelainan kekebalan tubuh |
Iodium (I) | Gondok (pembengkakan kelenjar tiroid) |
Seng (Zn) | Kegagalan pertumbuhan, kelainan kulit, kegagalan reproduksi, dan gangguan kekebalan tubuh |
Referensi
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.