Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi adalah perencanaan dan manajemen yang efektif untuk menyampaikan pesan agar mudah dipahami oleh komunikan dalam menerima apa yang disampaikan sehingga dapat mengubah sikap atau perilaku seseorang (Effendy, 2017, hlm. 35). Salah satu pokok permasalahan utama yang berkaitan dengan strategi komunikasi adalah mengelola konsumsi sumber tenaga komunikasi yang ada untuk menggapai tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut karena komunikasi memiliki batasan tertentu yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar menjadi efektif, dan strategi komunikasi adalah upaya untuk melakukannya.

Sementara itu menurut Middleton (dalam Cangara, 2017, hlm. 64) strategi Komunikasi adalah campuran yang terbaik dari seluruh elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima hingga pada pengaruh (akibat) yang dirancang untuk menggapai tujuan komunikasi yang maksimal. Artinya, strategi komunikasi akan melibatkan rancangan kelola pada seluruh komponen komunikasi secara holistik. Hal tersebut karena komunikasi adalah suatu proses yang berjalan yang dipengaruhi oleh seluruh komponennya.

Sedangkan menurut Arni (2017, hlm. 65) strategi komunikasi adalah segala hal yang memiliki kaitan dengan rencana dan taktik dalam usaha pelancaran komunikasi yang dilakukan dengan menampilkan pengirim, isi pesan, serta penerimanya dalam komunikasi agar tercapainya tujuan yang diharapkan. Artinya, selain dilakukan secara holistik pada seluruh komponen komunikasi itu sendiri, aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan strategi tersebut disisir secara keseluruhan pula, bukan hanya manajemen, atau taktik operasional saja.

Selanjutnya, menurut Abidin (2015, hlm. 155) strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan komunikasi, dan untuk mencapainya, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan taktik operasionalnya. Dengan demikian, pada dasarnya strategi komunikasi merupakan sebuah rencana atau kendali dalam rangka meraih suatu tujuan dalam praktik operasionalnya.

Berdasarkan beberapa pengertian strategi komunikasi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi adalah susunan rencana, manajemen, taktik, kendali, dan berbagai aktivitas lainnya dari komunikasi termasuk seluruh komponennya yang meliputi komunikator, pesan, saluran (media), penerima, hingga pengaruh (akibat) yang dirancang agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta sesuai dengan suatu tujuan yang diinginkan.

Ruang Lingkup Strategi Komunikasi

Dari pengertian strategi yang diungkapkan di atas, dapat kita ketahui bahwa meskipun sesederhana perancangan manajemen dan taktik untuk melakukan komunikasi, strategi komunikasi ini memiliki cakupan yang amat luas. Namun demikian, dalam prosesnya, strategi komunikasi memiliki dua lingkupan aspek utama, yaitu makro dan mikro. Keduanya memiliki fungsi ganda, yaitu:

  1. Menyebarkan pesan komunikasi kepada sasaran yang sifatnya informatif, persuasif, dan instruktif. Bertujuan memperoleh hasil maksimal;
  2. Ketika arus informasi di media sangat deras, maka harus dipastikan adanya yang menjembatani hal tersebut agar tidak merusak nilai-nilai budaya (Effendy, 2017, hlm. 28).

Jenis Strategi Komunikasi

Untuk mengimplementasikan strategi komunikasi dibutuhkan taktik atau metode yang tepat dalam perancangannya. Taktik dan strategi memiliki keterkaitan yang kuat, dalam arti apabila sebuah strategi yang telah kita susun dengan hati-hati adalah strategi yang tepat untuk digunakan, maka taktik dapat di ubah sebelum strategi. Namun demikian, apabila kita merasa ada hal yang salah pada tataran taktik maka kita harus mengubah strategi.

Tentunya telah banyak para ahli yang telah membicarakan mengenai cara, pendekatan, atau teori umum mengenai cara untuk membuat strategi komunikasi yang baik ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Fill (2020, hlm. 256-267) membagi strategi komunikasi menjadi tiga (3) teori utama, yakni sebagai berikut.

  1. Pull Strategy
    Strategi komunikasi di mana proses komunikasi menekankan pada keberhasilan meraih khalayak sebanyak mungkin tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran (awareness) dan mengarahkan perilaku (attitude) khalayak untuk menghasilkan produk dan masuk ke dalam jaringan perusahaan (menjadi konsumen).
  2. Push Strategy
    Strategi komunikasi yang menitikberatkan pada jaringan kemampuan kerja. Proses komunikasi tidak hanya mengandalkan pada pemberian informasi persuasif, tetapi juga mampu meningkatkan koordinasi dan partisipatif aktif antar anggota serta integritas seluruh anggota yang terlibat. Strategi ini mengarah pada terwujudnya kekuatan untuk mendorong loyalitas dan komitmen anggota atau pemberi pesannya.
  3. Profile Strategy
    Komunikasi untuk mempertahankan image diri atau perusahaan. Proses komunikasi menekankan pada pengelolaan identitas diri atau perusahaan yang bertujuan untuk menjaga hubungan dengan relasi atau konsumen.

Tujuan Strategi Komunikasi

Menurut Pace, Peterson & Burnet (dalam Effendy, 2017, hlm. 35-36) tujuan dari strategi komunikasi di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. To secure understanding.
    Hal ini dilakukan agar ada kesepahaman dalam komunikasi. Jika dia sudah paham dan menerimanya, maka selanjutnya harus dibina. Komunikator memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang disampaikan.
  2. To establish acceptance.
    Berkaitan dengan cara penerimaan tersebut terus dibina dengan baik. Setelah komunikan mengerti maka tahap berikutnya adalah pembinaan.
  3. To motive action.
    Berkaitan dengan penggiatan untuk memotivasinya. Strategi komunikasi yang dilakukan bersifat makro dan proses strategi komunikasi berlangsung secara vertikal pyramidal.

Konsep Strategi Komunikasi

Strategi langsung dapat diterapkan pada jenis komunikasi tertentu agar dapat benar-benar dirancang sesuai dengan praktik operasionalnya masing-masing. Beberapa penerapan operasional tersebut dapat disesuaikan dengan konsep strategi komunikasi tersebut yang di antaranya adalah sebagai berikut.

Komunikasi Langsung

Salah satu gambaran komunikasi langsung adalah tatap muka atau bertemu secara langsung seperti bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Bersosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk mengenalkan suatu benda atau jasa hingga akhirnya dapat diketahui oleh masyarakat luas. Dalam kaitannya dengan strategi komunikasi, strategi komunikasi langsung ini merupakan sebuah kegiatan yang dapat dilakukan dengan tujuan mengomunikasikan suatu perubahan yang terjadi pada publik sasaran dengan lebih intim atau lebih rinci.

Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia diartikan sebagai sebuah komunikasi dengan sarana penyampaian berupa media. Ada enam (6) komponen penting dalam berkomunikasi media, yakni:

  1. Komunikator, adalah mereka yang memiliki informasi dan yang mengandalkan media sebagai sarana penyampaian pesannya.
  2. Media, merupakan suatu alat komunikasi yang dapat digunakan sebagai sarana penyebaran informasi. Biasanya media dapat diakses oleh siapa pun;
  3. Informasi pesan, yakni sebuah ide/gagasan dari yang ditujukan ke orang banyak;
  4. Penyeleksi informasi, adalah mereka yang memiliki wewenang untuk menyeleksi berita yang beredar di media massa.
  5. Khalayak (public), adalah mereka yang menerima pesan/informasi dari media.
  6. Feedback (umpan balik), umumnya di dapat ketika sedang berkomunikasi secara langsung dua arah. Namun dalam komunikasi bermedia umpan balik bersifat tertunda.

Dengan demikian, saat merancang strategi komunikasi bermedia, kita haruslah memperhatikan semua keterhubungan dari masing-masing komponen dan tidak hanya berpusat pada perancangan media saja. Hal tersebut merupakan salah satu common pitfall atau kesalahan umum yang terjadi saat orang-orang merancang strategi komunikasi bermedia.

Tahapan-Tahapan Strategi Komunikasi

Beberapa langkah atau tahapan yang dapat diikuti untuk mulai merancang strategi komunikasi di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Perumusan Strategi
    Perumusan strategi adalah sebuah penganalisaan dari penemuan-penemuan masalah yang ditafsirkan berdasarkan melalui kekuatan. Yang nantinya dapat memperhitungkan langkah-langkah yang diambil.
  2. Implementasi Strategi
    Pelaksanaan strategi berlandaskan alokasi dan manajemen sumber daya, dibuktikan dengan pembentukan struktur organisasi dan adanya mekanisme manajemen yang diterapkan dengan budaya perusahaan.
  3. Evaluasi Strategi
    Setelah merumuskan dan mengimplementasikan, tahap yang terakhir adalah dengan mengevaluasi strategi yang telah dijalankan agar menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilakukan kembali. Adanya evaluasi juga bisa untuk menentukan sasaran yang sudah dicapai. Dalam mengevaluasi strategi komunikasi, terdapat tiga hal dasar yang harus dilakukan, yaitu: meninjau faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi, mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang dilakukan dengan kenyataan yang didapat, serta adanya tindakan korektif sebagai usaha memastikan bahwa prestasi yang didapat sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Prinsip Strategi Komunikasi

Cutlip (dalam Fazryah, 2022, hlm. 29) menegaskan bahwa untuk mempermudah pelaksanaan dan praktik strategi komunikasi, maka kita harus mengetahui langkah-langkah taktis strategi komunikasi guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan menggunakan beberapa prinsip sebagai berikut.

  1. Membingkai pesan
    Prinsip pertama adalah dengan membingkai konten pesan untuk komunikasi dengan mengetahui secara langsung dari dekat klien atau karyawan, dan berbagai situasi serta masalah yang menyelubungi. Prinsip Kedua, mengetahui kebutuhan, minat, dan perhatian publik sasaran. Komunikasi itu harus dirancang sesuai dengan situasi, waktu, tempat, dan audiens yang disasar.
  2. Semantik
    Semantik adalah ilmu tentang arti kata. Bahasa selalu berubah, untuk itu dalam berkomunikasi kita harus selalu mengerti arti kata yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga mudah dimengerti.
  3. Simbol
    Komunikasi tidak hanya menyangkut semantik atau bahasa verbal semata, komunikasi juga menggunakan simbol dan stereotip. Simbol menawarkan cara yang dramatis dan langsung untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Simbol telah digunakan sejak awal sejarah untuk menyingkat dan menyampaikan pesan yang kompleks sekalipun.
  4. Hambatan dan stereotip
    Dalam komunikasi akan terdapat beragam hambatan meliputi hambatan sosial, hambatan usia, hambatan bahasa atau kosa kata, serta hambatan ekonomi dan politik. Terdapat hambatan rasial pula yang menjadi rintangan dan distorsi yang menutup komunikasi terlihat jelas dalam perbedaan antara kelompok etnis dan ras dalam masyarakat.

Referensi

  1. Abidin, Y.Z. (2015). Manajemen komunikasi (filosofi, konsep, dan aplikasi). Bandung: Pustaka Setia.
  2. Arni, Muhammad. (2017). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. Cangara, Hafied. (2017). Perencanaan dan strategi komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
  4. Fill, Chris. (2020). Marketing communication: interactivity, communities and content. London: Pearson Education Limited.
  5. Effendy, O. U. (2017). Ilmu komunikasi (teori dan praktek). Bandung: Remaja Rosdakarya.
  6. Fazryah, Nurul. (2022). Strategi komunikasi dalam proses pebelajaran online pada dosen dan mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam angkatan 2019. Diploma thesis. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *