Topologi Jaringan

Topologi jaringan adalah bagaimana berbagai perangkat komputer tersusun atau terkait satu sama lain di dalam sebuah jaringan komputer. Singkatnya, topologi jaringan adalah susunan dan keterkaitan komputer dalam jaringan komputer (Tim KBBI, 2016). Tentunya rancangan susunan jaringan yang baik dibutuhkan agar suatu jaringan komputer dapat tercipta dan terjalin secara efektif dan efisien. Apalagi jika kita tengah membicarakan jaringan komputer dalam skala besar. Bagaimana jaringan tersebut disusun dan terkait satu sama lain menjadi hal utama yang harus diperhatikan

Bukan hanya untuk mencapai konektivitas maksimal antarperangkat saja, akan tetapi sering kali topologi jaringan juga berkaitan dengan efisiensi biaya, ruang, dan ketersediaan perangkat yang menaunginya. Berdasarkan fenomena kebutuhan topologi jaringan yang efektif tersebut, terciptalah bermacam topologi jaringan yang selama ini diaplikasikan untuk membangun suatu jaringan komputer. Beberapa topologi tersebut di antaranya meliputi beberapa jenis topologi jaringan di bawah ini.

Jenis Topologi Jaringan

Topologi Bus

Topologi bus adalah susunan jaringan komputer di mana setiap komputer terkoneksi pada satu kabel utama yang disebut sebagai bus atau backbone. Topologi bus ini sangatlah ringkas dan efisien untuk jaringan komputer dengan jumlah komputer atau node (titik temu jaringan)  yang tidak banyak.

topologi bus
Ilustrasi gambar topologi bus dan diagram topologinya

Topologi Star (Bintang)

Topologi star atau bintang merupakan topologi yang setiap node komputer pada jaringan terkoneksi melalui satu node koneksi pusat yang dapat berupa router maupun komputer server untuk melayani konektivitas seluruh perangkat di dalam jaringannya.

topologi star
Ilustrasi gambar topologi star dan diagram topologinya

Topologi Tree (Pohon)

Disebut tree karena topologi jaringan ini membentuk hubungan antarkomputer atau antarnode seperti cabang pada pohon. Pada dasarnya topologi ini adalah gabungan topologi star dan bus, di mana setiap cabang pohon merupakan topologi star yang dihubungkan pada satu topologi bus yang menggunakan backbone untuk menyambungkan masing-masing topologi star yang ada pada jaringan.

Topologi tree  biasanya digunakan untuk pengaturan jaringan pada yang membutuhkan hirarki tertentu. Misalnya hirarki cabang pohon paling bawah tidak dapat terkoneksi ke node yang paling atas, sementara node di tengah jaringan dapat terkoneksi pada kedua-duanya.

topologi tree (pohon)
Ilustrasi gambar topologi tree (pohon) dan diagram topologinya

Topologi Ring (Cincin)

Topologi ring atau cincin adalah topologi dengan hubungan antar node terjadi antara satu perangkat atua node, dengan node tetangganya sehingga membentuk konfigurasi jaringan seperti lingkaran atau cincin. Dengan kata lain, topologi cincin ini merupakan topologi jaringan di mana konektivitas jaringannya membentuk rangkaian node yang dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin.

Pada topologi ring, masing-masing node berfungsi sebagai repeater yang memperkuat sinyal di sepanjang jaringannya. Pengiriman data pada topologi ini diatur dengan prinsip token passing (pengiriman token). Token berupa data kecil yang dikirimkan dari satu node ke node lainnya dalam satu arah untuk menunjukkan node mana yang bisa dapat mengirimkan data pada waktu tertentu (Asfarin, A., dkk, 2020, hlm. 142).

topologi cincin/ring
Ilustrasi gambar topologi ring dan diagram topologinya

Topologi Hybrid

Seperti namanya, hybrid yang berarti campuran atau bauran, topologi hybrid adalah topologi yang menggabungkan dua atau lebih topologi jaringan, seperti gabungan dari topologi bus, star, maupun ring. Pemilihan penggabungan topologi tergantung pada kebutuhan kinerja jaringan, anggaran biaya, banyaknya komputer yang akan dihubungkan, hingga skalabilitas atau pengembangan yang direncanakan serta lokasi atau lingkungan yang tersedia.

topologi hybrid (campuran)
Ilustrasi gambar topologi hybrid (bauran) dan diagram topologinya

Topologi Mesh (Jala)

Topologi mesh adalah suatu susunan jaringan komputer yang bentuk hubungan antarnode atau perangkatnya terhubung secara langsung dari perangkat satu ke perangkat lain yang ada pada jaringan. Artinya tidak ada router, komputer server, maupun bus atau backbone yang menghubungkan semua perangkat secara keseluruhan. Dengan demikian setiap komputer yang terhubung pada jaringan harus memiliki interface (port konektor jaringan) yang dapat langsung menyambungkan dirinya sendiri pada komputer lain.

Topologi Jaringan Terbaik

Lantas sebetulnya topologi jaringan mana yang terbaik? Dapat dikatakan bahwa tidak ada topologi yang dapat disebut sebagai topologi terbaik. Mungkin bisa dikatakan bahwa topologi star merupakan topologi yang terbaik karena merupakan topologi jaringan yang paling banyak digunakan. Hal tersebut karena topologi star sangatlah efisien dan memiliki skalabilitas yang maksimal karena dapat dikembangkan menjadi topologi tree, cincin, hingga hybrid sekalipun.

Namun apabila jaringan yang akan kita bangun terbatas pada dua komputer saja, maka menggunakan topologi star amatlah tidak efisien dari segi biaya. Lebih baik gunakan saja topologi mesh dengan dua interface yang saling terhubung secara langsung. Studi kasus lain adalah apabila perusahaan atau instansi memiliki divisi yang beranggotakan sedikit seperti 3 hingga 5 orang saja, maka topologi bus yang disambungkan oleh topologi star dapat menjadi pilihan yang lebih efisien daripada memaksakan membuat topologi star untuk setiap divisi.

Pertimbangan Pemilihan Topologi Jaringan

Pada paragraf di atas kita dapat melihat bahwa yang harus dilakukan untuk menemukan topologi jaringan terbaik adalah dengan menyesuaikan kebutuhan dan berbagai pertimbangan lainnya pada setiap kasus pemasangan jaringan yang akan kita hadapi. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan untuk membangun jaringan yang efektif dan efisien melalui pemilihan topologi jaringan yang baik di antaranya adalah biaya instalasi dan skalabilitas yang akan dijelaskan sebagai berikut (Asfarian, dkk, 2020, hlm. 143).

1. Biaya Instalasi

Setiap topologi jaringan akan memiliki perbedaan pada biaya dan waktu yang diperlukan untuk merealisasikan pemasangannya. Baik dari panjang kabel, jenis kabel, perangkat jaringan yang diperlukan, dan sebagainya. Misalnya, kabel serat optik (fiber optic) memiliki kemampuan transmisi yang lebih cepat namun terhitung jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan kabel jaringan yang biasa digunakan seperti twisted pair atau coaxial. Sementara itu perangkat seperti hu/switch juga memiliki spesifikasi dan jangkauan yang berbeda. Biaya instalasi ini akan sangat mempengaruhi pilihan topologi jaringan yang dapat kita implementasikan.

2. Skalabilitas

Hal lain untuk penentuan kebutuhan topologi jaringan yang tepat adalah skalabilitas. Jika jaringan komputer yang kita susun hanyalah rencana sementara yang ke depannya akan dikembangkan oleh lembaga maupun perusahaan yang membutuhkannya, maka topologi jaringan haruslah mempertimbangkan skalabilitasnya.

Setiap perangkat dan komponen lainnya serta tentu topologi yang dipilih haruslah memiliki kemudahan untuk dimodifikasi dan dikembangkan. Dengan demikian ketika jaringan akan dikembangkan maka akan menghembat waktu, tenaga dan biaya.

Selain itu, melalui pertimbangan skalabilitas ini, saat dilakukan  penambahan maupun pengurangan jaringan, kita dapat melakukannya dengan gangguan jaringan yang minimal, tidak perlu semua jaringan menjadi offline atau tidak terhubung untuk sementara. Dengan demikian proses pengembangan pun tidak akan terlalu memberikan dampak negatif pada jaringan yang tengah digunakan oleh para pengguna.

Referensi

  1. Asfarian, A., dkk. (2020). Informatika XI. Jakarta: Badan standar, kurikulum, dan asesmen pendidikan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *