Berbagai interaksi kentungan dalam kehidupan di negara-negara ASEAN tentunya akan memberikan pengaruh berupa perubahan unik yang hanya terjadi di sana. Hal tersebut misalnya meliputi iklim, di mana hampir di seluruh negara ini beriklim tropis dan hanya memiliki dua musim saja. Hal tersebut berbeda dengan negara-negara Eropa yang memiliki empat musim.

Lalu apa lagi pengaruh perubahan dan Interaksi keruangan terhadap kehidupan di negara-negara ASEAN? Dapat berupa faktor alam, Iptek, ekonomi, dan pengalihan lahan pertanian ke industri dan pemukiman. Berikut adalah pemaparan materi lengkapnya, di mulai dari perubahan faktor alam.

Perubahan Ruang dan Interaksi Antar Ruang akibat Faktor Alam

Kondisi alam dan sosial negara-negara ASEAN relatif homogen (seragam) dan saling membutuhkan. Hal itu memudahkan interaksi antara satu negara dengan negara lainnya. Dalam kacamata perubahan ruang akibat faktor alam, bentuk interaksi keruangan negara-negara ASEAN meliputi faktor iklim, geologi, dan ketersediaan sumber  daya alam (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 56).

Faktor Iklim

Lokasi negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua Australia menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap setengah tahun sekali. Angin itu dinamakan angin muson timur dan angin muson barat, masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan.

Namun, negara-negara ASEAN belakangan ini mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, akibat adanya perilaku yang menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim ini memicu terjadinya bencana alam klimatik atau bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor iklim.

Wilayah negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim fisis. Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan, dan dataran.

Dalam upaya menanggulangi bencana di kawasan Asia Tenggara, ASEAN melakukan kerja sama antarnegara anggotanya. Contoh kerja sama ASEAN dalam menanggulangi bencana klimatik, yaitu:

  1. Ketika terjadi kebakaran hutan yang hebat di Sumatra tahun 2015, Malaysia dan Singapura atas nama ASEAN memberikan bantuan peminjaman pesawat pemadam kebakaran.
  2. Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain membantu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan tahun 2014.

Faktor Geologi

Berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi geologi seperti kondisi tanah dan batuan penyusunnya di bumi, negara-negara ASEAN berada di daerah tumbukan antarlempeng. Pergerakan lempeng yang bertumbukkan mengakibatkan terjadinya bencana geologis, seperti gempa bumi. Kemudian saat terjadi di dasar laut, gempa bumi dapat menimbulkan bencana tsunami.

Setidaknya empat dari sebelas negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar, pernah mengalami kejadian gempa yang merenggut korban jiwa sangat banyak. Bentuk kerja sama dalam faktor ini adalah negara-negara ASEAN sebagai organisasi ataupun negara-negara tetangga melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok, fasilitas kesehatan, maupun donasi untuk perbaikan lingkungan dalam masa pemulihan.

Faktor Ketersediaan Sumber Daya Alam

Hampir semua negara-negara ASEAN memiliki sumber daya alam berupa barang tambang, kecuali Singapura. Negara Singapura memiliki wilayah sangat sempit sehingga memiliki keterbatasan sumber daya alam barang tambang. Namun, mereka menguasai perdagangan dan industri.

Negara-negara ASEAN yang kaya dengan barang tambang mentah mengekspornya ke Singapura untuk diolah menjadi berbagai barang kebutuhan pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga melakukan kegiatan yang serupa dengan volume yang berbeda-beda.

Tidak semua sumber daya yang diperlukan suatu negara tersedia di negara tersebut. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya, negara-negara anggota ASEAN melakukan pertukaran sumber daya alam dalam kegiatan jual beli.

Kegiatan jual beli dan pertukaran sumber daya ini merupakan bentuk interaksi antarnegara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi terhadap Perubahan Ruang ASEAN

Beberapa pengaruh Iptek terhadap perubahan ruang ASEAN yang paling tampak dan menjadi sorotan meliputi teknologi transportasi, dan telekomunikasi. Mengapa? karena dua ini adalah teknologi yang paling memengaruhi perubahan ruang di negara-negara ASEAN. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparannya.

Pengaruh Teknologi Transportasi

Adanya perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia yang pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap tahunnya.

Pembangunan prasarana transportasi juga telah mengubah kondisi wilayah di suatu negara. Lahan-lahan produktif seperti hutan atau sawah diubah untuk membangun jaringan jalan. Di beberapa negara ASEAN, rekayasa jaringan lalu-lintas transportasi darat sudah sangat canggih.

Pengaruh Teknologi Komunikasi

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN sebagai akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dapat dilihat, contohnya dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan. Di bawah ini adalah penjabaran perubahan teknologi komunikasi di ASEAN dalam berbagai bidang.

  1. Sosial
    a) bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat; b) kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan; c) maraknya perdagangan manusia; d) kerja sama luar negeri semakin mudah.
  2. Ekonomi
    a) bertambahnya pendapatan negara dari pajak dan pendapatan dari sewa tempat tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti perbelanjaan, wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang; b) nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing; c) barang-barang asing semakin mudah dijangkau.
  3. Budaya
    a) terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun tidak; b) perubahan sistem nilai dan norma; c) terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis; d) aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.
  4. Keamanan
    a) gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan; b) narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat; c) jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.

Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan Ekonomi di ASEAN

Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antarruang terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi di negara-negara ASEAN yakni menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas, misalnya produsen beras seperti Thailand dapat dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara anggota ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya.

Hal tersebut terjadi karena negara-negara anggota ASEAN mulai menerapkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) dalam kehidupan internasionalnya. Pilihan konsumsi pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar negeri.

Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman

Konversi lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota ataupun area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti di dekat pasar.

Pengubahan atau konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi. Hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.

Efek Konversi Lahan Pertanian menjadi Lahan Industri

Berbagai masalah akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri, antara lain:

  1. Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun.
  2. Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
  3. Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.

Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di pinggir kota, dan pemilik perusahaan mendirikan industri di sana karena beberapa alasan, di antaranya sebagai berikut.

  1. Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan strategis tersebut merupakan lahan pertanian.
  2. Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
  3. Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah.
  4. Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik.
  5. Konversi lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh uang dan kondisi ini memengaruhi sistem sosial. Karena bisa jadi petani hanya menjadi buruh tani karena tidak memiliki lahan. Hal ini merupakan gejala yang muncul sebagai akibat dari faktor sosial dan budaya hukum waris.

Pengaruh Konversi Lahan Pertanian menjadi Lahan Pemukiman

Konversi lahan pertanian menjadi permukiman pasti akan menimbulkan dampak, sama seperti konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Biasanya, selalu berdampak negatif apabila dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Adapun dampak negatif dari pengaruh konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman adalah sebagai berikut.

  1. Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin kecil.
  2. Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.
  3. Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).
  4. Berkurangnya lahan resapan air.

Referensi

  1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *