Memainkan alat musik tradisional akan meliatkan cara memainkan musik secara ansambel. Artinya, kita harus mampu memainkan alat musik yang berbeda secara bersama hingga menghasilkan nada yang harmonis. Itu sebabnya, bermain musik secara ansambel memerlukan kerja sama dan kekompakan.

Lengkapnya, musik ansambel adalah salah satu jenis musik yang dimainkan minimal tiga jenis alat musik yang berbeda (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 160). Harmonisasi bunyi merupakan salah satu kekuatan pada musik ansambel. Begitu pula dengan musik tradisional Indonesia yang kebanyakan berupa paduan berbagai alat musik yang umum disebut dengan gamelan.

Jenis Musik Ansambel Tradisional

Gamelan jelas bukan musik yang asing di telinga kita yang tinggal di Indonesia. Popularitasnya bahkan telah merambah berbagai belahan dunia dan telah memunculkan paduan musik kontemporer baru seperti jazz-gamelan. Gamelan melahirkan institusi khusus yang berfungsi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik-pemusik gamelan ternama. Sebagai akibat dari perpaduan popularitas dan institusi musik tradisional di nusantara, kini pergelaran musik gamelan dapat dinikmati di berbagai belahan dunia.

Musik gamelan adalah salah satu jenis seni bebunyian atau seni tetabuhan di Indonesia (terutama di Pulau Jawa dan Bali) yang dianggap paling tua dan masih bertahan hidup serta berkembang hingga saat ini. Di daerah-daerah tertentu, gamelan juga sering disebut dengan istilah seni karawitan. Istilah karawitan di daerah-daerah tertentu, terutama pada lingkungan sekolah atau perguruan tinggi seni sering digunakan sebagai istilah untuk menyebut berbagai jenis alat musik daerah. Istilah karawitan juga sering dikatikan dengan bentuk-bentuk alat instrumental maupun vokal yang memiliki sifat, karakter, dan konsep serta cara kerja atau aturan tertentu.

Karawitan

Menurut para ahli, istilah karawitan dengan berasal dari kata dasar ”rawit”. Menurut Ki Sindu Suwarno (dalam Tim Kemdikbud, 2017, hlm.161) karawitan berasal dari kata ”rawit” yang berarti cabe rawit yang kecil serta halus, indah, namun memiliki rasa yang amat kuat (pedas). Indah pada “rawit” di sini artinya dapat disamakan dengan seni. Karawitan adalah seni suara yang berbentuk vokal maupun instrumental yang berlaraskan pelog dan slendro.

Sementara itu, menurut R.M. Kusumadinata (dalam Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 161) karawitan adalah ”pancaran sinar yang indah”, yaitu seni seni suara yang berbentuk vokal maupun instrumental yang berlaraskan pelog dan salendro. Namun, pada saat ini, istilah karawitan mengalami peluasan makna. Jika pada awalnya istilah karawitan hanya seni suara yang berlaraskan pelog dan salendro saja, kini karawitan juga mewakili jenis-jenis musik lainnya.

Hal itu karena musik di Indonesia sangat beragam namun memiliki pola serupa. Dengan demikian, di era sekarang bahwa istilah karawitan adalah mencakup jenis-jenis alat musik yang berbentuk vokal maupun instrumental dan tidak hanya yang berlaraskan pelog slendro saja, namun seluruh bentuk jenis kesenian musik tradisional yang ada di Indonesia. Bertolak dari pengertian itu maka tidak heran jika istilah karawitan kemudian dapat digunakan untuk menyebut atau mewadahi beberapa cabang seni yang memiliki karakter yang halus, kecil, dan indah.

Jadi, kini karawitan tidak hanya merujuk pada gamelan Jawa, Bali, dan Sunda saja. Namun, karawitan juga menunjuk jenis seperangkat alat musik lain di Indonesia. Contoh karawitan meliputi:

  1. Talempong Sumatra Barat,
  2. Gondang Sumatra Utara,
  3. Kulintang Sulawesi Selatan,
  4. Angklung Jawa Barat,
  5. Arumba, dan
  6. Tifa.

Memainkan Ansambel Tradisional

Memainkan ansambel tradisional dapat dilakukan dengan berbagai teknik yang beragam, bergantung dari alat musik tradisi yang dimainkan. Namun, memainkan ansambel pada dasarnya harus mengandalkan harmonisasi dan kekompakan pemusiknya. Berbagai teknik bermain alat musik tradisional dapat di lihat di sini :

Baca juga: Teknik Bermain Alat Musik Tradisional

Sementara itu memainkan ansambel tradisional membutuhkan latihan bersama yang intens agar dapat dibawakan dengan baik. Kini sayangnya profesi menjadi pemain alat musik tradisional kurang diminati. Generasi muda lebih menyukai alat-alat musik yang berasal dari luar negeri seperti gitar, piano, drum dan sejenisnya.

Jika generasi muda kurang berminat pada musik tradisional, bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia kekurangan orang yang bisa memainkan alat musik tradisional. Setelah mengikuti pembelajaran bermain musik ansambel, diharapkan kita semakin menggugah perasaan kita untuk melestarikan alat musik tradisional di Indonesia.

Referensi

  1. Tim Kemdikbud. (2018). Seni Budaya VIII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *