Persaingan dapat melahirkan keunggulan ekonomi karena peserta yang mengikutinya akan memberikan upaya terbaiknya agar dapat memenangkan persaingan. Ketika dua perusahaan bersaing untuk menawarkan produk yang sama mereka juga harus terus berusaha untuk meningkatkan penawarannya, termasuk harga. Ketika hal itu terjadi, konsumenlah yang menang karena mendapatkan produk terbaik dengan harga yang terjangkau.

Sederhananya seperti itu, namun kenyataan tidak selalu demikian. Jika suatu industri tidak memiliki persaingan, maka satu produsen dikatakan memonopoli pasar sehingga tidak memberikan banyak pilihan bagi konsumen pada komoditas tersebut.

Misalnya, jika hanya ada satu perusahaan yang mampu membuat komputer, ia dapat memasang harga sesuka hati tanpa mempertimbangkan adanya persaingan pasar. Kualitas pun tidak menjadi perhatian, karena hanya mereka yang mampu dan menciptakannya. Saat hal ini terjadi, maka konsumen, masyarakat, atau rakyatlah yang dirugikan.

Namun dalam hal ini, sebetulnya bukan hanya persaingan itu yang menjadi pokok pembahasan. Terdapat aspek lain yang membuat persaingan dapat memicu keunggulan ekonomi bangsa. Aspek ini dapat dilihat dari bagaimana perdagangan internasional terjadi.

Mengapa? Karena perdagangan internasional dipengaruhi oleh adanya keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan mutlak (absolute advantage) dari masing-masing negara. Kedua hal tersebutlah yang menjadikan persaingan sebagai peluang meraih keunggulan ekonomi bangsa.

Menurut teori perdagangan yang dikemukakan oleh Adam Smith (dalam Tim Kemdikbud, 2017), perdagangan antara dua negara terhadap dua jenis barang akan terjadi jika masing-masing negara mempunyai kekuatan dalam memproduksi barang tertentu.

Keuntungan yang diperoleh oleh dua negara tersebut adalah bahwa keduanya akan mengimpor barang-barang lain dengan harga murah daripada memproduksi sendiri. Dengan cara ini negara-negara yang mempunyai keunggulan mutlak (absolute advantage) akan mengekspor barangnya dan mengimpor barang yang mempunyai kerugian mutlak (absolute disadvantage).

Keduanya sama-sama “diuntungkan” dan “dirugikan”. Saat itu terjadi, maka keduanya mendapatkan keuntungan melalui mengisi kerugiannya satu sama lain lewat keuntungan mutlak. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dari keuntungan mutlak dan keuntungan komparatif.

Keunggulan Mutlak

Keunggulan mutlak adalah keunggulan yang terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditas-komoditas tertentu dengan lebih efisien jika dibandingkan dengan negara lain. Selanjutnya, keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh negara karena negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya murah dibandingkan dengan negara lain.

Negara melakukan spesialisasi dalam menghasilkan barang yang efisien dibandingkan dengan negara lain. Kemudian, melakukan perdagangan internasional dengan negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat dihasilkan oleh negaranya secara efisien.

Contohnya, Indonesia dengan Thailand sama-sama memproduksi dua jenis barang, yakni pakaian dan tas. Asumsinya, masing-masing negara tersebut menggunakan tenaga dan waktu yang digunakan sama. Namun, ternyata Indonesia mampu menghasilkan barang pakaian lebih banyak, sedangkan Thailand menghasilkan tas lebih banyak. Artinya, Indonesia memiliki keunggulan mutlak untuk menghasilkan pakaian, sedangkan Thailand memiliki keunggulan mutlak untuk menghasilkan tas.

Keunggulan Komparatif

Menurut Ricardo (dalam Tim Kemdikbud, 2017), perdagangan internasional terjadi apabila ada perbedaan keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif adalah ketika suatu negara mampu menghasilkan barang dan jasa lebih banyak dengan biaya lebih murah daripada negara lain.

Sebagai contoh Indonesia mampu memproduksi kopi atau sawit secara secara murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah seperti halnya Malaysia yang bisa memproduksi timah dengan murah. Ini artinya Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi atau sawit, sedangkan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Keunggulan Indonesia dalam memproduksi sawit terbandingkan (compared) terhadap keunggulan Malaysia memproduksi timah.

Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

Komoditas Unggulan Indonesia

Berdasarkan penjelasan mengenai keunggulan komparatif dan keunggulan mutlak, maka Indonesia tentunya memiliki produk unggulan komoditas ekspor yang dapat dijadikan sumber penerimaan devisa bagi negara. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga mampu berdiri sebagai salah satu pemasok komoditas dunia.

Komoditas unggulan Indonesia yang dapat memberikan kontribusi bagi pasar dunia antara lain: minyak sawit, karet, kopi robusta, beras, kakao, cengkeh, rempah-rempah, timah, batu bara, emas, tembaga, nikel, bauksit, biji besi, tekstil, dan kertas atau pulp. Komoditas unggul tersebut merupakan hasil pertanian dan perkebunan, hasil tambang dan hasil industri.

Selain komoditas unggulan pemasok pasaran dunia, komoditas tersebut juga merupakan produk unggulan untuk ekspor di wilayah ASEAN.

Keikutsertaan Indonesia dalam Perdagangan Bebas sebagai bentuk Persaingan

Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangaan internasional dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini sudah tergambar jelas dari contoh di atas. Perdagangan bebas akan menghasilkan persaingan yang dapat menciptakan keunggulan ekonomi bangsa.

Namun tentunya perdagangan bebas ini tidaklah dapat diikuti tanpa risiko. Berbagai tantangan akan mengawal ketat persaingan antarnegara ini. Malah sebagian dampak negatif juga akan dihadapi oleh negara pesertanya, terutama pihak yang “kalah”.

Tantangan yang dihadapi dalam perdagangan internasional dalam era perdagangan bebas akan berdampak kurang menguntungkan. Berbagai dampak negatifnya antara lain: eksploitasi ekonomi, pudarnya identitas kebudayaan, dan ancaman fisik lingkungan.

Eksploitasi sumber daya alam juga dapat berdampak pada perusakan lingkungan hidup. Perdagangan bebas juga bisa membuka akses meluasnya budaya Barat yang sebetulnya belum cocok dalam berbagai kehidupan masyarakat Indonesia.

Salah satu peluang yang dapat dilakukan Indonesia dalam era perdagangan bebas yaitu dengan mengandalkan kekayaan sumber daya alam, dan melimpahnya tenaga kerja yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar internasional dengan biaya produksi murah.

Referensi

  1. Tim Kemdikbud. (2017). Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gabung ke Percakapan

2tare

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *