Model pembelajaran langsung atau disebut juga sebagai Direct Instruction merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada bangunan penelitian yang luas dan terutama efektif saat berhadapan dengan siswa bermotif prestasi rendah dan siswa dengan kesulitan belajar.

Dalam model pembelajaran ini, diharapkan seorang pengajar tidak hanya akan menjelaskan suatu teori saja, melainkan mengajak siswa langsung menyelami materi yang diajarkan dengan cara praktik atau mencobanya langsung melalui tugas atau kegiatan yang akan dibimbing dan dijelaskan langsung oleh pendidik.

Oleh karena itu, model pembelajaran ini merupakan salah satu model kuat yang dapat digunakan untuk memperkuat kompetensi dan keterampilan siswa dari praktik, latihan, hingga berbagai pengetahuan yang diberikan dalam tahapan tertentu agar dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai uraian mengenai pembelajaran langsung mulai dari pengertian, ciri, hingga tujuan dan sintaksnya.

Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Menurut Fathurrahman (2015, hlm. 167) Model Pembelajaran Langsung adalah suatu model yang dapat membentuk peserta didik untuk mempelajari serta menguasai keterampilan dasar dan mendapatkan sebuah informasi selangkah demi selangkah.

Artinya, model pembelajaran ini membutuhkan tugas belajar yang bertahap serta guru yang memiliki keahlian, keaktifan, dan keterampilan serta kreativitas dalam materi. Pembelajaran langsung tidak hanya menggunakan teknik ceramah saja, tetapi juga bisa menggunakan dalam bentuk demonstrasi, praktik, maupun kerja kelompok.

Senada dengan Fathurrahman, menurut Mashudi (2013, hlm. 47) model pembelajaran direct instruction merupakan model pembelajaran yang dirancang secara khusus guna menunjang pembelajaran siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.

Model ini juga dikenal sebagai medium yang efektif untuk memberikan pembelajaran yang lebih detail atau mendalam pada suatu materi. Hal tersebut memungkinkan karena model ini akan memberikan instruksi untuk mendapatkan keterampilan nyata berdasarkan praktik langsung pada suatu teori.

Pengajaran langsung (direct instruction) adalah satu model yang menggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan dengan latihan dan umpan balik siswa untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang dibutuhkan untuk pembelajaran lebih jauh (Eggen & Kauchak, 2012, hlm. 363).

Sebetulnya, model pembelajaran ini bisa digunakan di bidang studi apa pun, namun yang paling sesuai adalah untuk mengajarkan mata pelajaran yang berarah pada penampilan atau kinerja praktis (praktik) seperti menulis, membaca dan lain-lain. Intinya, apabila informasi yang akan disampaikan terstruktur dengan baik, maka pembelajaran juga dapat diajarkan secara terstruktur yang artinya dapat dilakukan melalui pembelajaran langsung.

Ciri-Ciri Model Pembelajaran Langsung

Menurut Trianto dalam Fathurrahman (2015, hlm. 168-169)  gambaran umum atau ciri dari model pembelajaran langsung dapat dipaparkan sebagai berikut.

  1. Adanya pengaruh model pada peserta didik yang termasuk dalam penilaian belajar serta memiliki tujuan pembelajaran.
  2. Terdapat tujuan pembelajaran serta pengaruh model pada siswa dan penilaian belajar.
  3. Sintaksnya berdasarkan poin-poin atau pola keseluruhan serta alur kegiatan pembelajaran.
  4. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajarnya disesuaikan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran (Mashudi, hlm. 48, 2013; Fathurrahman, hlm. 168-169, 2015).

Sintak Model Pembelajaran Langsung

Pada model pembelajaran langsung (direct instruction) terdapat lima tahapan atau fase yang sangat penting untuk dilakukan agar pembelajaran berjalan dengan sebagaimana yang diinginkan oleh model ini. Menurut Fathurrahman (2015, hlm. 170) tahapan atau sintak model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut.

FasePeran Guru
Fase 1,
Menyampaikan tujuan serta mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pada pelajaran, pentingnya dalam pelajaran, dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar.
Fase 2,
Mendemonstrasikan pengetahuan serta keterampilan
Guru mendemonstrasikan dengan cara yang benar, ataupun menyajikan informasi dengan tahap demi tahap
Fase 3,
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan serta memberikan bimbingan pada pelatihan awal
Fase 4,
Mengecek pemahaman serta memberi umpan balik
Mengecek apakah pe serta didik sudah berhasil dalam melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik
Fase 5,
Memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan serta penerapan
Guru memberi kesempatan untuk melaksanakan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan situasi yang lebih kompleks di kehidupan sehari-hari.

Kelebihan Pembelajaran Langsung

Sudrajat dalam Fathurrahman (2015, hlm. 176-179) menyatakan bahwa model pembelajaran langsung memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut.

  1. Dapat diterapkan dalam kelas besar maupun yang kecil secara efektif.
  2. Ceramah yaitu cara yang bermanfaat untuk menyampaikan sebuah materi maupun informasi kepada peserta didik yang tidak menyukai membaca ataupun yang tidak mempunyai keterampilan menyusun serta menafsirkan informasi.
  3. Ceramah juga dapat untuk menyampaikan pengetahuan atau informasi yang tidak tersedia langsung bagi pesera didik.
  4. Model pembelajaran langsung yaitu terutama demonstrasi dapat juga memberi peserta didik sebuah tantangan untuk bisa membedakan teori yang seharusnya terjadi serta observasi (kenyataan yang dilihat).
  5. Demonstrasi memungkingkan peserta didik untuk berkosentrasi pada hasil dari guru bukan teknik dalam menghasilkanya. Hal ini penting terhadap peserta didik tidak memiliki keterampilan melakukan tugas tersebut.
  6. Cara yang cukup efektif untuk mengajarkan informasi serta pengetahuan yang faktual secara terstruktur.

Kekurangan Pembelajaran Langsung

Selain mempunyai kelebihan-kelebihan, pada setiap model pembelajaran akan ditemukan keterbatasan-keterbatasan atau kelemahan yang ditemukan, terutama dalam suatu konteks tertentu. Begitu pula dengan Model Pengajaran Direct Instruction ini. Beberapa kekurangan pembelajaran langsung tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Pada pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi dalam perbedaan seperti hal kemampuan, kemudian pengetahuan awal, tingkat pembelajaran, serta pemahaman, maupun gaya belajar, atau ketertarikan terhadap peserta didik.
  2. Model pembelajaran langsung ini sangatlah tergantung pada gaya komunikasi guru. Komunikator yang sangat buruk cenderung menghasilkan proses pembelajaran yang buruk pula serta model ini membatasi kesempatan guru untuk memberi penampilan yang banyak perilaku komunikasi positif. menghasilkan proses pembelajaran yang buruk pula serta model ini membatasi kesempatan guru untuk memberi penampilan yang banyak perilaku komunikasi positif.
  3. Model pembelajaran langsung ini memberikan pada peserta didik cara pandang terhadap guru mengenai bagaimanakah materi disusun, dan yang tidak selalu juga dapat untuk dipahami ataupun dikuasai pada peserta didik.
  4. Demonstrasi sangatlah bergantung kepada keterampilan pengamatan peserta didik. Sayangnya, banyak peserta didik bukan pengamat yang baik ataupun profesional sehingga kemungkinan dapat saja terlewat hal-hal yang dimaksud oleh guru.

Mengatasi Kekurangan Pembelajaran Langsung

Kekurangan tersebut dapat disiasati oleh guru dengan cara guru harus siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur dalam ceramah dan demonstrasi sehingga kekurangan tersebut dapat diatasi oleh guru dalam pembelajaran.

Meskipun ceramah adalah metode pembelajaran yang terhitung usang, namun ceramah merupakan cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Sehingga kita dapat menghindari siswa yang pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak akan merasa dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.

Referensi

  1. Fathurrahman, Muhammad. (2015). Model Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
  2. Mashudi. (2013). Desain Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Konstruktivisme. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press.
  3. Paul. Eggen, P. & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *