Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menempatkan perangkat seluler sebagai medium utama interaksi pengguna dengan sistem informasi. Seiring dengan peningkatan ekspektasi pengguna terhadap kemudahan dan kecepatan akses, merancang User Interface (UI) dan User Experience (UX) sistem informasi yang optimal untuk perangkat seluler bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan.

Optimalisasi ini fokus pada adaptasi desain agar fungsionalitas sistem informasi dapat diakses secara intuitif dan efisien di layar kecil, mengingat keterbatasan ruang, interaksi, dan konteks penggunaan berbeda dari desktop (Yudhanto & Susilo, 2024). Artikel ini menguraikan strategi akademis dan praktis dalam merancang UI/UX yang ramah perangkat seluler.

Dasar Filosofi Desain Responsif: Membangun Konsistensi Lintas Perangkat

Desain responsif adalah fondasi dalam memastikan sistem informasi dapat beradaptasi secara mulus di berbagai ukuran layar dan orientasi perangkat, dari desktop hingga seluler. Bahkan hari ini juga kita sudah harus memperhitungkan dimensi smart watch, VR dan AR gadget juga (Apple Vision Pro & Meta glasses). Meskipun masih terdengar mengawang-awang, akan tetapi hal ini menjadi suatu penegasan bahwa merancang desain responsif bukan sekadar membuat versi terpisah untuk setiap perangkat, melainkan menerapkan prinsip di mana antarmuka pengguna secara dinamis menyesuaikan tata letak, elemen, dan gambar berdasarkan karakteristik perangkat, seperti lebar layar, resolusi, dan orientasi (Idris & Yuliana, 2025).

Pendekatan ini memastikan konsistensi pengalaman pengguna, meminimalkan kebutuhan untuk zooming atau scrolling horizontal, sehingga mengurangi beban kognitif dan meningkatkan kepuasan pengguna saat mengakses sistem informasi melalui perangkat seluler. Beberapa langkah konkret perancangan desain responsif:

  • Gunakan grid fleksibel dan persentase relatif untuk ukuran elemen, bukan pixel tetap.
  • Tes desain di berbagai perangkat secara rutin, jangan hanya di emulator smartphone di desktop.
  • Tempatkan tombol penting di area jempol untuk satu tangan.
  • Hindari pop-up yang menutupi tombol utama, karena ini sering menimbulkan kesalahan klik.

Prinsip Utama Interaksi Seluler: Mengutamakan Kemudahan Akses dan Navigasi

Interaksi pada perangkat seluler sangat bergantung pada sentuhan dan gerakan jempol, yang menuntut penempatan elemen penting dalam zona aman sentuh dan penggunaan kontrol yang mudah dijangkau.

Mendesain untuk interaksi seluler berarti memperhatikan ergonomi penggunaan. Elemen sentuh seperti tombol dan tautan harus memiliki ukuran memada, idealnya minimal 48×48 piksel untuk mencegah kesalahan sentuh (fat-finger problem) (Krug, 2006). Navigasi juga harus disederhanakan, misalnya dengan menggunakan “Hamburger Menu” atau menempatkan navigasi di bilah bawah agar mudah diakses dengan satu tangan. Studi menunjukkan desain berpusat pada pengguna (User-Centered Design/UCD) meningkatkan penerimaan sistem informasi dan meminimalkan masalah sosial (Setyoroso & Ismail, 2023).

Optimasi Konten dan Tata Letak: Memanfaatkan Ruang Layar Secara Efisien

Keterbatasan ruang layar pada perangkat seluler menuntut desainer untuk menampilkan konten secara selektif dan strategis.

Pendekatan “Mobile First” menjadi solusi efektif, di mana perancangan dimulai dari versi seluler sebelum dikembangkan ke layar yang lebih besar (Yudhanto & Susilo, 2024). Pendekatan ini memaksa fokus pada fungsionalitas inti dan konten relevan, disajikan dalam blok informasi yang mudah dipindai, dengan judul jelas dan daftar berpoin. Tata letak kolom tunggal (single-column layout) mempermudah scrolling vertikal dan aliran pembacaan linier, yang penting untuk pengalaman pengguna seluler.

Peningkatan Kecepatan Muat dan Kinerja: Faktor Kritis dalam UX Seluler

Kecepatan muat laman merupakan faktor penentu UX, terutama karena pengguna seluler sering menggunakan koneksi data yang variatif.

Untuk optimalisasi, desainer dan pengembang harus meminimalkan ukuran aset media, melakukan kompresi gambar, dan mengoptimalkan kode CSS/JavaScript. Teknik lazy loading untuk elemen non-kritis juga disarankan (Basatha et al., 2022). Kinerja tinggi tidak hanya meningkatkan kepuasan pengguna, tetapi juga meningkatkan peringkat SEO, yang berkontribusi pada visibilitas sistem informasi. Beberapa tips untuk meningkatkan kecepatan ini meliputi:

  • Gunakan format gambar modern seperti WebP.
  • Kurangi animasi besar di halaman utama.
  • Pikirkan kecepatan muat sebagai kesan pertama: lambat = frustasi.

Desain Form dan Input: Menyederhanakan Interaksi Pengguna

Formulir sering menjadi titik gesekan utama pada perangkat seluler karena input data melalui keyboard virtual rentan kesalahan.

Desainer perlu meminimalkan jumlah field, menggunakan input type HTML5 yang sesuai (misalnya type=”number” untuk keypad angka), dan menyediakan autocomplete atau default values jika memungkinkan (Krug, 2006). Tentunya teknis tersebut dapat disesuaikan dengan masing-masing engine yang digunakan untuk membangun UI aplikasi. Label yang jelas dan inline validation membantu pengguna memperbaiki kesalahan secara cepat tanpa menunggu formulir selesai dikirim.

Selain itu, beberapa hal penting dalam perancangan form dan input meliputi:

  • Gunakan placeholder dan label yang jelas.
  • Terapkan inline validation agar kesalahan bisa diperbaiki langsung.
  • Semakin banyak field maka semakin banyak juga risiko, kesalahan, dan waktu yang dibutuhkan.

Pemilihan Warna dan Tipografi: Meningkatkan Keterbacaan dan Aksesibilitas

Pemilihan warna dan tipografi bukan hanya soal estetika, tetapi juga menentukan keterbacaan dan kenyamanan visual pengguna.

Warna kontras tinggi antara teks dan latar belakang membantu visibilitas di berbagai kondisi cahaya, sementara ukuran font minimal 14pt untuk teks utama disarankan agar tetap terbaca di layar kecil (Idris & Yuliana, 2025). Prinsip aksesibilitas, termasuk penggunaan font yang ramah disleksia dan ikon yang mudah dikenali, menjadi bagian penting dalam desain UX seluler yang inklusif.

  • Gunakan warna brand secara hemat, fokus pada fungsi.
  • Ikon dan teks harus jelas tanpa membingungkan konteks.
  • Kombinasi warna yang salah bisa membuat pengguna cepat lelah atau salah klik.

Integrasi Animasi dan Mikrointeraksi: Memberikan Umpan Balik dan Kejelasan

Animasi dan mikrointeraksi dapat memperjelas alur penggunaan dan memberikan umpan balik langsung kepada pengguna.

Penggunaan transisi halus, animasi tombol, atau indikator loading dapat membantu pengguna memahami status sistem tanpa menimbulkan kebingungan. Namun, animasi harus efisien dan tidak mengurangi kinerja aplikasi, agar tidak memperlambat interaksi pada perangkat seluler (Basatha et al., 2022).

Pengujian dan Iterasi Berbasis Data: Meningkatkan Keberhasilan Implementasi

Pengujian berkelanjutan merupakan kunci untuk memastikan desain UI/UX seluler efektif.

Metode A/B testing, heatmap, dan pengujian penggunaan nyata memungkinkan desainer memahami pola interaksi, mengidentifikasi kesulitan pengguna, dan menyempurnakan desain. Proses iteratif ini sesuai dengan prinsip UCD, yang menekankan pengembangan berbasis kebutuhan dan perilaku pengguna (Setyoroso & Ismail, 2023).

Simpulan

Merancang UI/UX sistem informasi yang optimal untuk perangkat seluler membutuhkan pendekatan holistik, mulai dari desain responsif, interaksi ergonomis, optimasi konten, hingga kecepatan muat dan aksesibilitas. Penggunaan prinsip Mobile First, pengujian berkelanjutan, dan integrasi teknologi modern memastikan sistem informasi dapat diakses secara intuitif, cepat, dan memuaskan bagi pengguna seluler.

Daftar Pustaka

  1. Basatha, R., Kristianto, A., Rahmawati, T., Adiwena, B., Sutjiadi, R., & Hariyanti, N. T. (2022). UI/UX Design: Panduan, Teori dan Aplikasi. IKADO Press.
  2. Idris, N. I. F., & Yuliana, Y. (2025). Implementasi UI/UX untuk Pengembang Web & Mobile Design. Penerbit Tahta Media.
  3. Krug, S. (2006). Don’t make me think: A common sense approach to web usability (2nd ed.). New Riders Publishing.
  4. Setyoroso, E., & Ismail. (2023). Desain UI/UX sistem informasi manajemen masyarakat tingkat RT berbasis web untuk meminimalisir masalah sosial. J-ENSITEC (Journal of Engineering and Sustainable Technology), 10(01), 883–891. https://doi.org/10.31949/jensitec.v10i01.6887
  5. Yudhanto, Y., & Susilo, S. A. (2024). Panduan UI/UX Aplikasi Digital. Elex Media Komputindo.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *