Pengertian Fantasi

Fantasi menurut Coloridge, seorang penyair Inggris abad ke-18 diartikan dengan memperkenalkan istilah baru “suspension of disbelief” atau penangguhan ketidakpercayaan. Istilah ini digunakan untuk mejelaskan mengapa manusia menyukai sesuatu yang fiksi seperti pada novel dan drama. Eenfan begitu, menurutnya, fantasi adalah “the willing suspension of disbelief” yang berarti penangguhan ketidakpercayaan secara sukarela.

Meskipun hal yang disampaikan pada suatu cerita fantasi adalah tidak masuk akal, namun seseorang yang membaca akan meniadakan segala rasio, logika, dan alat pencari kebenaran lainnya ketika berfantasi. Dengan demikian, fantasi merupakan aktivitas yang disebabkan oleh suatu daya atau keterampilan psikis. Fantasi adalah daya jiwa untuk membentuk atau mencipta tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang sudah ada (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 88).

Tanggapan sendiri merupakan salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang dam waktu pengamatan. Oleh karena itu, fantasi adalah tanggapan yang dimodifikasi oleh faktor besar, yakni menghilangkan berbagai persyaratan realitas secara sukarela.

Meskipun fantasi dapat tampak menakutkan untuk akal pikiran yang sehat, dalam keadaan normal manusia dapat membedakan mana yang realita dan mana yang fantasi, sehingga tetap nyaman dalam melakukan proses mental ini. Manusia memiliki daya yang dapat digunakan untuk menilai mana yang dipercaya dan mana yang fantasi. Bahkan hal ini juga yang mungkin membuat fantasi mengasyikan, karena kita tahu hal tersebut tidak mungkin tetapi digambarkan seakan benar-benar nyata. Iron yang dihasilkan olehnya akan menggelitik akal budi kita.

Dapat disimpulkan bahwa fantasi adalah keterampilan proses mental untuk membentuk dan menciptakan tanggapan-tanggapan baru masih dengan bantuan tanggapan dari alam atau realitas yang ada namun diserta penangguhan ketidakpercayaan terhadap persyaratan-persyaratan realitas yang ada. Singkatnya, fantasi adalah gejala jiwa yang mampu menangguhkan ketidakpercayaan kita terhadap suatu hal yang mustahil.

Jenis Fantasi

Fantasi dapat dikategorisasikan berdasarkan sumber utama prosesnya. Beberapa jenis fantasi adalah sebagai berikut.

  1. Fantasi Mencipta
    Fantasi mencipta adalah fantasi yang terjadi atas inisiatif atau kehendaksendiri, tanpa bantuan orang lain atau jenis fantasi yangmampu menciptakan hal-hal baru yang tidak sesuai dengan kenyataan. Fantasi macam ini biasanya lebih banyak dimilki oleh para seniman, anak-anak, dan para ilmuwan (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 88).
  2. Fantasi Tuntunan (Termpimpin)
    Fantasi tuntunan atau fantasi terpimpin adalah fantasi yang terjadi dengan bantuan pimpinan atautuntunan orang lain. Dalam hal ini misalnya kalau kitasedang membaca buku, kita mengikuti pengarang bukuitu dalam ceritanya.

Fungsi Pokok Fantasi

Jika sebagai manusia kita telah memiliki pengamatan dan tanggapan yang mampu mempersepsi sesuatu yang nyata di sekitar kita, mengapa kita perlu merekanya? Rasanya menanggapi hal nyata akan memberikan manfaat yang jauh lebih besar untuk keberlangsungan umat manusia. Sebagai proses mental atau gejala jiwa manusia, fantasi memiliki beberapa fungsi pokok. Beberapa fungsi pokok fantasi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Fantasi mengabstraksir (mengabstraksi)
    Fantasi dengan menyaring atau memisahkan sifat-sifat tertentu dari tanggapan yang sudah ada. Misalnya anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka dalam berfantasi, dibayangkan dengan seperti lapangan tanpa pohon-pohon di sekitarnya dan tanahnya pasir semua bukan rumput. Hal ini tentunya penting bagi kita untuk bisa menggambarkan suatu konsep abstrak yang tak pernah teralami. Malah, berpikir abstrak merupakan salah satu ciri terbesar manusia dari organisme lain, sehingga manusia dapat memiliki keunggulan tinggi untuk mampu berpikir abstrak (teori, konsep, hukum, dsb).
  2. Fantasi Mengkombinir
    Fantasi dengan mengabungkan dua atau lebih tanggapan-tanggapan yang sudah ada, disusun menjadi satu tanggapan baru. Misalnya: Tanggapan badan singa + kepala manusia = Spinx di kota Mesir. Mengkombinir merupakan salah satu daya kreatif manusia untuk menciptakan inovasi. Tanpa hal ini, kita tidak akan mampu melakukan sintesis sehingga dapat terus mengembangkan kesejahteraannya pula.
  3. Fantasi Mendeterninir
    Mendeterninir artinya fantasi mampu melengkapi suatu tanggapan sehingga dapat disempurnakan dan mendapatkan ketentuan yang lebih jelas dan terbatas sehingga tercipta tanggapan baru (Ngalim dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 89). Hal ini masih berhubungan dengan daya berpikir abstrak manusia yang membuatnya jauh lebih unggul dari organisme lain. Misalnya, fisika kuantum sejatinya masih belum dapat memberikan bukti yang kasat mata mengenai keberadaan atom dan molekul. Belum ada kaca pembesar yang mampu membuat perbesaran untuk melihat citra asli dari keberadaan partikel-partikel tersebut. Akan tetapi, melalui bantuan mikroskop elektron yang mampu membuat visualisasi atom, kita dapat mempercayainya dengan cara melengkapinya dengan fantasi atau menangguhkan ketidakpercayaan secara suka rela terhadap kenyataan bahwa atom belum dapat diamati secara langsung.

Referensi

  1. Warsah, I., Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *