Daftar Isi ⇅
show
Gambar lucu merupakan salah satu hal yang dapat dengan mudah membuat kita tertawa. Dengan melihatnya saja akan menstimulus otak kita untuk melebarkan mulut dan membentuk garis pipi kita menjadi kontras. Berbicara soal kontras, percaya atau tidak, hal itu adalah salah satu faktor utama yang dapat membuat suatu hal menjadi lucu.
Ironi adalah kendaraan utamanya. Ironi biasanya dibangun menggunakan kontras dan merupakan gaya Bahasa atau gaya Rupa yang membuat kita terperangah. Rasa lucu yang dihasilkan terkadang diiringi dengan rasa iba dalam konteks tertentu. Kita, secara harfiah dapat tertawa sekaligus menangis dibuatnya.
Ironi adalah formula sederhana yang terbukti selalu berhasil digunakan oleh Budaya Populer. Terkadang ironi ini juga disebut sebagai tragedi, yang berarti sesuatu yang menyedihkan atau tragis juga dapat menjadi lucu dengan konteks yang sesuai. Dark humor juga dapat tercipta melalui hal seperti ini.
Formula Gambar Lucu
1. Kontras dan Ironi dalam Gambar Lucu
Dalam ilmu kebahasaan dan sastra, Ironi adalah gaya bahasa atau majas yang menyatakan hal yang sebaliknya dari apa yang sebenarnya ingin diungkapkan. Dapat dikatakan juga ironi adalah cara kita mengungkapkan sesuatu dengan cara pura-pura tidak tahu, dan malah mengatakan hal yang sebaliknya. Sesuai dengan asal kata dari Ironi sendiri, yaitu dari Bahasa Yunani eironeia yang berarti “pura-pura tidak tahu”. Karena kebutuhan spesifiknya terhadap sesuatu yang saling bertentangan, Ironi secara alami membutuhkan Kontras.
Kita dapat menemukan banyak kontras pada sesuatu yang lucu. Misalnya bagaimana dialek dan intonasi sebagian daerah di Indonesia sering dianggap lucu. Intonasi sebagian daerah Sunda misalnya, akan memicu urat tertawa kita dengan nada bicaranya yang keras dan melengking pada beberapa kata yang diucapkannya. Logat ngapak Jawa Tengah dan sekitarnya juga memiliki kontras serupa dalam pengucapan katanya.
Hari ini iklan produk komersil juga sering menggunakan teknik yang sama. Mereka menghadirkan karakter yang berwajah serius namun memiliki konteks yang bertentangan.
Terdapat seseorang yang berpenampilan tiongkok klasik yang duduk di kendaraan umum. Tokoh tersebut juga dibuat seakan merasa normal dan tidak ada masalah. Hal itu tentunya akan membuat kesan out of place yang akan menciptakan ironi.
Manga atau komik Jepang juga selalu menghadirkan kontras pada karakter yang dirancang untuk memancing kelucuan. Dalam adegan lucu, tiba-tiba ekspresi wajah manusia dibuat berlebihan dengan kurva meliuk-liuk, kepala yang lebih besar, dan mata yang menonjol.
Hal memalukan yang biasanya dihindari atau ditutupi dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menimbulkan kelucuan. Seperti bagaimana kentut berkali-kali selalu dijadikan hal yang dirancang untuk menjadi lucu. Hal yang ditutupi dan dianggap tabu itu kontras dengan etika sehari-hari kita.
Kontras terkadang tampak terlalu sederhana dan tidak ada yang membuatnya istimewa untuk dikait-kaitkan dengan penyebab terjadinya kelucuan. Namun, terkadang sesuatu yang di set untuk menjadi lucu juga malah terasa tidak lucu dan “basi”. Mengapa? karena, tidak hanya ironi yang menjadi formula lucu. Lucu juga berarti membawakan sesuatu yang baru yang tidak pernah diketahui oleh pendengar atau pengamatnya.
2. Kebaruan
Meskipun sesuatu tampak kontras dan ironis, belum berarti hal tersebut akan menjadi lucu. Semua tergantung pada seberapa repetitifnya pengungkapan hal itu dan khazanah pengetahun sosial audiensnya. Ironi yang telah berkali-kali diperdengarkan atau diperlihatkan, secara bertahap akan kehilangan kekuatannya. Kenapa? karena banyak orang yang sudah mengetahuinya. Hal itu membawa kita pada kebutuhan kedua pada sesuatu yang berbau lucu, yaitu: Kebaruan.
Menghadirkan gambar lucu atau sesuatu yang lucu juga berarti menghadirkan sesuatu yang terdengar baru dan belum sempat di dengar oleh audiens. Semakin remeh fakta baru yang dihadirkan, maka semakin lucu hal yang kita utarakan. Karena secara tidak langsung, orang yang mendengar atau melihat keremehan tersebut akan merasa “bodoh” untuk tidak mengetahuinya, sehingga memicu dirinya sendiri untuk tertawa.
Hal sederhana dan yang tidak berguna itu justru akan memicu rasa “bodoh” yang tidak menyudutkan. Karena hal itu tidak melukai perasaan seseorang dengan ketidaktahuannya mengenai pengetahuan terapan. Terkadang hal yang dirancang lucu juga berubah menjadi sesuatu yang tidak lucu bahkan melukai perasaan seseorang. Hal itu biasanya terjadi akibat konteks yang tidak tepat untuk mengutarakannya.
3. Konteks yang Tepat
Sesuatu yang baru tanpa konteks yang jelas hanya akan membuat kita kebingungan. Sesuatu yang baru akan selalu membutuhkan kejelasan tersembunyi dari hal lain yang sudah familiar. Tanpa konteks maka sesuatu yang baru tidak akan dapat dirasakan dan hanya menjadi sesuatu yang abstrak.
Menyajikan komedi melalui hal yang lucu juga membutuhkan konteks yang tepat. Tanpa konteks, atau lingkungan yang memadai agar seseorang mengerti apa yang dimaksudkan oleh ucapan orang lain, hal lucu dapat berakhir tidak lucu. Malah membingungkan atau dapat berakibat fatal dan membuat geram beberapa orang.
Hal ini juga menjadi alasan mengapa komika selalu memberikan premis atau cerita awal yang mengantarkan kita pada punch line komedi. Mereka sadar bahwa tanpa konteks yang tepat, komedi yang mereka bawakan beresiko untuk menjadi tidak lucu. Komika juga sering membuat diri mereka sendiri konyol atau tampak bodoh terlebih dahulu untuk membuat konteks perasaan “kita semua sama-sama bodoh disini” agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Meme internet merupakan salah satu gambar lucu yang secara tidak sadar memanfaatkan konteks sebagai alat utama untuk menghasilkan tawa. Meme dapat dengan cepat menyebarkan dan mengulang-ulang konteksnya, untuk menyebar pesan lucu. Pesannya sendiri dekat dengan keseharian kita, namun jarang dibahas dan berakibat menjadi lucu. Semua yang ada dibenak keseharian kita disajikan dan mendapatkan “persetujuan massa”.
Kesimpulan
Intinya formula utama pada gambar lucu atau hal yang lucu lainnya adalah Ironi dan Kontras. Namun Ironi yang diciptakan melalui kontras tersebut harus diimbangi dengan unsur kebaruan yang menunjang. Sementara itu, sesuatu yang baru juga butuh kendaraan yang mumpuni berupa konteks agar dapat dipahami, meskipun hal tersebut adalah sesuatu yang baru di dengar oleh orang banyak.
Sifat Ironi yang terkadang dapat melukai perasaan orang juga harus menjadi catatan penting agar hal lucu yang kita utarakan tidak menyinggung perasaan orang lain. Hal ini juga harus disesuaikan dengan audiensnya. Dark humor tidak selalu diterima di semua kalangan, oleh karena itu kita juga harus memperhatikan profil pemirsa humor.
Meskipun alasan yang diutarakan pada artikel ini memuat formula utama yang menyebabkan gambar lucu, praktisnya tidak semudah itu. Mengetahui formula hanya akan memberikan konteks tambahan bagi proses kreatif kita untuk membuat hal yang lucu. Pada akhirnya sesuatu yang praktis juga bergantung pada pengalaman dan jam terbang kita untuk menghadirkannya dengan baik.