Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain (Thoha (2017, hlm. 49). Dengan demikian gaya kepemimpinan ini merupakan perilaku berdasarkan suatu aturan atau prinsip tertentu agar dapat digunakan untuk memimpin atau mengarahkan orang lain.

Sementara itu menurut Rivai (2014, hlm. 42) gaya kepemimpinan adalah beberapa ciri yang di tunjukkan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya agar tujuan organisasi tercapai. Ciri yang ditunjukkan ini tentunya bekaitan dengan berbagai perilaku yang dapat digunakan untuk memersuasi atau memengaruhi orang lain seperi bawahan atau anggota organisasi yang berada di bawah pimpinannya.

Lebih lanjut Purwanto (2020, hlm. 24) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya suatu cara bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengendalikan bawahannya dengan cara tertentu, sehingga bawahannya mampu menyelasaikan tugas secara efektif dan efisien.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sejatinya tidak ada perbedaan antara istilah “kepemimpinan” dan “gaya kepemimpinan” sekalipun. Pada dasarnya gaya kepemimpinan adalah cara dan karakteristik seorang pemimpin untuk mengarahkan, memotivasi, serta mengendalikan bawahannya agar bekerja secara lebih efektif dan efisien.

Gaya kepemimpinan sendiri mengacu pada kenyataan bahwa terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dan memiliki tingkat efektivitas serta efisiensi untuk konteks dan tujuan tertentu. Beberapa gaya kepemimpinan mungkin cocok untuk diterapkan pada organisasi di industri tertentu, namun tidak efektif untuk diterapkan di industri lainnya.

Oleh karena itu literasi mengenai gaya kepemimpinan ini amatlah penting untuk diketahui agar kita dapat menerapkannya berdasarkan konteks dan kebutuhan organisasi. Berikut adalah berbagai uraian mengenai gaya kepemimpinan mulai dari tipe atau jenis-jenis dari gaya kepemimpinan itu terlebih dahulu.

Jenis Gaya Kepemimpinan

Terdapat bermacam jenis gaya kepemimpinan yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya agar mereka dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan dalam organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Siagian (2016, hlm. 31-37) jenis-jenis gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.

Gaya Kepemimpinan Otokratik

Dilihat dari segi persepsinya, gaya kepemimpinan otokratik adalah gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang egois. Egonya yang sangat besar menumbuh kembangkan persepsi bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya dan oleh karaena itu organisasi diperlakukan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya.

Dengan demikian, seorang pemimpin yang otokratik dalam praktik akan memiliki ciri atau menggunakan gaya kepemimpinan yang:

  1. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahan;
  2. Dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekuatan;
  3. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi;
  4. Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan (Siagian, 2016, hlm. 31).

Gaya Kepemimpinan Paternalistik

Ditinjau dari segi nilai-nilai organisasioanl yang dianut, biasanya seorang pemimpin yang paternalistik mengutamakan kebersamaan. Nilai demikian terungkap dalam kata “seluruh anggota organisasi adalah anggota satu keluarga besar” dan pernyataan lain yang sejenisnya. Dengan demikian gaya kepemimpinan paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang mengutamakan nilai kebersamaan dan keadilan.

Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol pula. Artinya, pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan semua orang yang terdapat dalam organisasi secara adil.

Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Gaya kepemimpinan karismatik adalah gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan cara menonjolkan karisma atau citra dari pemimpinnya sendiri. Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik, akan tetapi pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang dikagumi oleh banyak pengikut, meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa pemimpin itu dikagumi (Siagian, 2016, hlm. 37).

Gaya kepemimpinan karismatik ini amatlah berkaitan dengan self-branding yang dilakukan oleh seseorang. Contohnya adalah bagaimana Elon Musk menggunakan self-brandingnya sendiri baik untuk kepentingan kepemimpinannya maupun mendapatkan eksposur luar biasa besar dari publik terhadap perusahaan atau produk yang dibangunnya.

Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (Delegatif)

Nilai-nilai yang dianut oleh seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah dengan menyelenggarakan fungsi-fungsi kepemimpinannya yang biasanya bertolak dengan nilai filsafat hidup bahwa manusia memiliki rasa solidaritas dalam kehidupan bersama, taat pada norma-norma yang telah disepakati bersama, mempunyai rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan.

Bertolak dari nilai-nilai tersebut, sikap seorang pemimpin tipe laissez faire dalam memimpin organisasi dan para bawahannya adalah persmisif, berarti bahwa para anggota organisasi boleh bertindak sesuai dengan hati nurani asalkan kepentingan bersama tetap terjaga serta tujuan organisasi dapat tercapai.

Gaya Kepemimpinan Demokrasi

Dari kalangan ilmuwan maupun di kalangan praktisi terdapat kesepakatan bahwa tipe pemimpin yang paling ideal dan paling didambakan adalah pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokrasi. Gaya kepemimpinan demokrasi adalah gaya kepemimpinan yang memandang perannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. Dengan kata lain ia hanya mewakili dan menjembatani berbagai ide, aspirasi, keinginan, dan kepentingan semua anggota organisasi.

Oleh sebab itu pendekatannya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah pendekatan yang holistik dan integralistik. Seorang yang demokratis biasanya sadar bahwa organisasinya mau tidak mau harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat secara jelas menggambarkan aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan tujuan dan sasaran organisasi (Siagian, 2016, hlm. 40-41).

Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Gaya kepemimpinan birokrasi ini biasa diterapkan pada sebuah perusahaan dan akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari. Tetap saja dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para anggota untuk melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur dalam sebuah tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh setiap lapisan.

Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide-ide dapat mengalir dari bawah (anggota) karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin juga memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan hubungan saling percaya antar pimpinan dan anggota.

Gaya Kepemimpinan Transaksional

Paya gaya kepemimpinan transaksional, cenderung terjadi interaksi antara pemimpin dan bawahan di mana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.

Gaya Kepemimpinan Transformasional

Dalam gaya kepemimpinan transformasional, pemimpin diharapkan dapat menginspirasi perubahan positif pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka. Pemimpin cenderung memiliki semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga semangatnya tersebut dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin akan sangat memedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.

Baca juga: Kepemimpinan Transformasional: Pengertian, Indikator, Contoh, dll

Gaya Kepemimpinan Melayani (Servant)

Dalam gaya kepemimpinan ini hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.

Gaya Kepemimpinan Situasional

Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap tugas. Gaya kepemimpinan situasional mencoba mengombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Faktor-Faktor yang memengaruhi Gaya Kepemimpinan

Fiedler (dalam Amirullah, 2015, hlm. 173) mengungkapkan tiga dimensi kontingensi yang akan menjadi faktor-faktor situasional utama yang dapat mempengaruhi efektivitas gaya kepemimpinan yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Hubungan pemimpin dan bawahan (leader member relation), yaitu kadar hubungan antara pemimpin dengan bawahan merupakan tingkat sejauh mana kelompok tersebut memberi dukungan pemimpinnya.
  2. Struktur tugas dalam arti sampai sejauh mana tugas-tugas yang harus dilaksanakan itu terstruktur atau tidak dan apakah disertai oleh prosedur yang tegas dan jelas atau tidak.
  3. Posisi kewenangan seseorang dalam arti tingkat dari pengaruh seorang pemimpin pada faktor-faktor wewenang seperti dalam pengangkatan dan pemberhentian karyawan, penegakan disiplin, promosi dan kenaikan gaji.

Sementara itu menurut Siagian (2016, hlm. 40-41) beberapa faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut.

  1. Budaya Organisasi
    Fungsi penting dari budaya organisasi untuk membantu dalam memahami lingkungan dan cara agar dapat menanggapinya. Oleh karena itu budaya sangat berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk mengetahui kondisi organisasi secara utuh dan dapat melakukan tindakan yang tepat sehingga tercapainya kepemimpinan yang efektif.
  2. Faktor Gaya Kepengikutan
    Teori LMX (Leader Member Exchange) menjelaskan bahwa proses-proses mempengaruhi seorang manajer dan bawahan memiliki kecenderungan perilaku yang negatif ataupun positif. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap bawahan pasti memiliki karakter yang berbeda-beda, oleh karena itu setiap pemimpin pasti memiliki cara yang berbeda pula dalam menerapkan gaya kepemimpinannya. Kepemimpinan yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin yang sukses ia selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang tepat.
  3. Keterampilan Kepemimpinan
    Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi gaya kepemimpinan dan gaya kepemimpinan itu sendiri dipengaruhi oleh keterampilan kepemimpinan seorang pemimpin sendiri.

Indikator Gaya Kepemimpinan

Sebetulnya indikator gaya kepemimpinan ini amatlah bergantung pada gaya kepemimpinan yang ingin diterapkan atau dimiliki oleh pemimpinnya sendiri. Namun demikian, secara umum menurut Kartono (2020, hlm. 34) beberapa indikator gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut.

  1. Sifat
    Dalam hal ini sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin dan kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin tersebut.
  2. Kebiasaan
    Dalam hal ini kebiasaan memiliki pengaruh sebagai penentu perilaku seorang pemimpin yang akan menggambarkan segala tindakan yang akan dilakukan seorang pemimpin. Baik buruknya kebiasaan seorang pemimpin akan berdampak pada tindakan yang akan dibuat saat memimpin dan mempengaruhi bawahannya.
  3. Kepribadian
    Dalam hal ini kepribadian seseorang memimpin menentukan keberhasilannya dari sifat-sifat khas yang dimilikinya.
  4. Tempramen
    Dalam hal ini tempramen adalah cara khas seorang pemimpin dalam memberi tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Ada pemimpin yang memiliki temparmen aktif ada juga pemimpin yang memiliki tempramen tenang.

Teori-teori Gaya Kepemimpinan

Terdapat beberapa teori mengenai gaya kepemimpinan ini. Dua di antaranya dicetuskan oleh dua universitas ternama dari Amerika yang sering sekali digunakan dan diaplikasikan oleh para praktisi. Dua teori gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.

Teori Ohio State University

Teori yang paling tua mengenai gaya kepemimpinan adalah hasil dari studi di Ohio University. Studi ini dilakukan oleh Hemphill (dalam Wirawan, 2013, hlm. 352) melukiskan perilaku kepemimpinan, yang didasarkan pada dua dimensi yaitu dimensi perhatian terhadap bawahan dan dimensi perhatian terhadap tugas.

  1. Dimensi Perhatian Terhadap Bawahan (Consideration Dimension).
    Dimensi perhatian adalah tinggi rendahnya pemimpin bertindak dan berperilaku dengan pola yang bersahabat dan mendukung, menunjukkan perhatian terhadap bawahannya dan memperhatikan kesejahteraannya. Indikator perilaku/gaya kepemimpinan ini adalah Membantu bawahan dalam menyelesaikan tugasnya; menyediakan waktu untuk mendengarkan dan mendiskusikan problem dan keluhan yang dihadapi bawahan; menerima saran bawahan; memperlakukan semua bawahan dengan cara yang sama; memperhatikan kesejahteraan bawahan.
  2. Dimensi Perhatian Terhadap Tugas (Initiating Structure Dimension).
    Dimensi perhatian terhadap tugas adalah tinggi rendahnya pemimpin mendefinisikan dan menstrukturisasi dan menentukan peran bawahannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator perilaku kepemimpinan dalam dimensi ini antara lain yaitu mengkritik dan marah terhadap bawahannya yang malas dan berkinerja rendah; memberi tugas kepada bawahannya secara rinci; mengingatkan bawahan untuk mengikuti prosedur standar kerja dan standar kinerja; mengoordinasi dan mensupervisi/mengarahkan dan mengendalikan bawahan secara ketat; menentukan target keluaran.

Teori University of Michigan

Teori ini dimunculkan dari studi tentang kepemimpinan yang dilakukan oleh Institute of Social Research, dan University of Michigan (Wirawan, 2013, hlm. 354). Studi ini dilakukan hampir bersamaan dengan studi yang dilakukan oleh kelompok studi Ohio State University. Studi ini memfokuskan diri pada hubungan antara perilaku pemimpin, proses kelompok dan pengukuran kinerja kelompok.

Penelitian ini seperti yang dikemukakan oleh Likert yang dikutip Wirawan (2014, hlm. 354) untuk menentukan pemimpin efektif atau tidak efektif. Studi ini kemudian mengelompokkan perilaku pemimpin menjadi dua kelompok perilaku yaitu sebagai berikut.

  1. Task Oriented Behaviour (perilaku berorientasi pada ketugasan).
    Para manajer dengan gaya ini efektif melakukan pekerjaan yang berbeda dengan para bawahannya. Mereka mengonsentrasikan dirinya pada fungsi perilaku ketugasan seperti perencanaan, penskedulan (penjadwalan) pekerjaan, mengoordinasi aktivitas bawahan, menyediakan sumber-sumber dan bantuan teknis yang diperlukan bawahan. Mereka membantu bawahannya dalam menentukan standar kinerja secara realistik.
  2. Relationship Oriented Behaviour (perilaku berorientasi hubungan).
    Para manajer dengan gaya ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antar manusia. Mereka sopan dan mendukung bawahannya dengan percaya diri serta berusaha memahami problem yang dihadapi bawahannya. Selain itu, meminta saran kepada bawahannya dan mensubversi/ancaman secara longgar atau tidak ketat. Mereka menentukan tujuan bawahannya dengan masukan dari bawahannya dan mempercayai bawahannya untuk melaksanakannya. Jadi, pada teori ini terlihat bahwa ada dua gaya kepemimpinan yang dipakai oleh manajer untuk dapat dibandingkan mana yang efektif dan tidak efektif untuk dapat memengaruhi bawahan meningkatkan hasil kerjanya.

Referensi

  1. Amirullah. (2015). Pengantar manajemen. Jakarta : Mitra Wacana Media.
  2. Kartono, K. (2020). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.
  3. Purwanto, D. (2020). Komunikasi bisnis. Jakarta: Erlangga.
  4. Rivai, V. (2014). Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  5. Siagian, P.S. (2016). Teori dan praktek kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
  6. Thoha, M. (2017). Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  7. Wirawan. (2014). Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *