Sebetulnya manusia sebagai salah satu objek ilmu pengetahuan telah dibicarakan dari sejak munculnya filsafat dan ilmu. Hingga kini dan pada masa mendatang, kita seakan tidak pernah kehabisan materi atau problematika mengenai manusia. Akan tetapi pada setiap pembahasan tersebut manusia seakan tidak pernah menjadi pemeran utama dalam drama-drama yang terjadi pada pencarian hakikat atau suatu kebenaran akan berbagai misteri yang disimpan oleh alam ini.

Dengan kata lain, manusia telah banyak membicarakan dan meneliti mengenai berbagai objek, fenomena dan peristiwa di sekitarnya secara khusus sebagai objek ilmu pengetahuan yang spesifik. Akan tetapi dirinya sendiri seakan luput dari pandangan ilmu pengetahuan secara eksklusif.

Fenomena tersebut baru benar-benar dapat dikatakan telah berhenti ketika psikologi dan penggolongan humaniora (ilmu pengetahuan mengenai manusia) dicetuskan oleh para cendekia. Telaahan tersebut akan selalu saja menarik bagi manusia yang mau mempelajarinya. Hal tersebut dapat terjadi karena kompleksitas manusia sebagai objek garapan ilmu pengetahuan.

Hakikat Perkembangan

Fenomena akan ketertarikan penelitian terhadap manusia juga terjadi pada bidang psikologi, khususnya psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya (Ajhuri, 2019, hlm. 41).

Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan proses pertumbuhan, perubahan, dan kematangan individu. Individu yang dimaksud dapat berupa pasien, peserta didik, maupun masyarakat pada umumnya. Hal tersebut karena psikologi perkembangan diterapkan langsung oleh para tenaga medis maupun tenaga pendidik untuk memastikan perkembangan pasien maupun peserta didiknya berjalan dengan baik.

Dalam mengeksplorasi psikologi perkembangan, mengeksplorasi hakikat perkembangan itu sendiri amatlah penting. Misalnya, hal kecil seperti makna perkembangan yang seakan hanya membicarakan sesuatu yang tumbuh dan naik saja akan membatasi Horison kita dalam menyelidiki fenomena psikologi perkembangan.

Perkembangan adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat pertumbuhan, perubahan menjadi lebih buruk (penurunan) dan dapat pula bersinggungan dengan kematangan seseorang. Untuk mencari hakikat perkembangan, maka tiap-tiap definisi: perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan haruslah diselidiki satu-persatu seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.

Perkembangan

Menurut Chaplin (2002 dalam Ajhuri, 2019, hlm. 42) pengertian perkembangan terdiri atas:

  1. perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati,
  2. pertumbuhan,
  3. perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan
  4. kematangan, kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Sementara itu menurut F.J. Monks, dkk (dalam Ajhuri, 2019, hlm. 42) pengertian perkembangan merujuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Selanjutnya menurut Hawadi (2001 dalam Ajhuri, 2019, hlm. 42) perkembangan secara luas dapat diartikan pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.

Simpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian perkembangan menurut para ahli di atas adalah bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.

Pada hakikatnya, perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/ tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian (Deswita, 2015, hlm. 8-9 dalam Ajhuri, 2019, hlm. 43).

Pertumbuhan

Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (Growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. Chaplin (2002 dalam Ajhuri, 2019, hlm. 44) mengartikan pertumbuhan sebagai suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.

Sementara itu menurut Sinolungan (dalam Ajhuri, 2019, hlm.44) pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif yang merujuk pada hal yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Thonthowi (1993 dalam Ajuri, 2019, hlm. 44) mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adaanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.

Dapat diketahui bahwa definisi pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya (Ajhuri, 2019, hlm. 44). Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adalah kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya.

Kematangan

Kematangan dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, lawannya adalah immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi yang merujuk pada keranuman atau kemasakan. Selanjutnya istilah ini diambil untuk digunakan dalam perkembangan individu karena dipandang terdapat beberapa persesuaian.

Chaplin (dalam Ajhuri, 2019, hlm. 45) mengartikan kematangan (maturation) sebagai:

  1. perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak, dan
  2. proses perkembangan, yang dianggapp berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).

Dapat disimpulkan bahwa kematangan adalah suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Misalnya matang sebagai anak, matang sebagai remaja, atau matang sebagai orang dewasa.

Perubahan

Perkembangan mengandung perubahan-perubahan akan tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup.

Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan faktor yang sangat penting. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk mencapai potensi maksimal dan meraih sesuatu yang bermakna bagi seseorang (passion). Tujuan ini dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.

Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan ini, sangat bergantung pada kemampuan-kemampuan bawaan dan latihan yang diperoleh, tidak hanya selama masa anak-anak, tetapi juga saat usianya meningkat dan sampai pada saat ia menjumpai tekanan-tekanan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan harapan-harapan masyarakat (Ajhuri, 2019, hlm. 46).

Prinsip Perkembangan

Selain hakikatnya sendiri, terdapat pula asas-asas atau generalisasi umum yang akan menyelubungi psikologi perkembangan. Setiap gerak-gerik akan penelitian yang kita lakukan mau tidak mau akan diayomi oleh prinsip-prinsip umum tersebut. Penting juga bagi kita untuk sepenuhnya menyadari bahwa prinsip-prinsip ini akan memengaruhi pendekatan psikologi perkembangan yang akan kita terapkan baik pada bidang psikologi secara umum, maupun bidang kesehatan, dan pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip perkembangan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi semua aspek. Perkembangan aspek-aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedang aspek yang lainnya tersembunyi.
  2. Setiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seseorang mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedangkan kemampuan lainnya kurang dan perkembangannya lambat, walaupun individu pada umumnya berada pada situasi sedang berkembang. Pada aspek lain, kualitas dan kecepatan perkembangannya lain pula.
  3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu. Perkembangan suatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya.
  4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit, tetapi dalam situasi-situasi tertentu dapat juga terjadi lompatan-lompatan atau bahkan kemacetan.
  5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke arah yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum.
  6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati dengan cepat atau sangat lambat.
  7. Sampai pada batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat.
  8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya.
  9. Pada saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu, perkembangan pria dan wanita berbeda (Ajhuri, 2019, hlm. 46-48).

Referensi

  1. Ajhuri, K.F. (2019). Psikologi perkembangan pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *