Inovasi produk merupakan aspek penting yang harus dilakukan dalam menjaga siklus hidup produk yang memiliki batasan-batasan tertentu. Produk sendiri merupakan keluaran utama dari suatu organisasi perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan demikian, inovasi produk menjadi salah satu perangkat integral yang penting untuk diperhatikan untuk mencapai tujuan organisasi secara umum.

Menurut Hubeis (2012, hlm. 17) inovasi produk ini diperlukan perusahaan agar tetap bertahan atau lebih kompetitif. Inovasi Produk juga telah menunjukkan bahwa kinerja suatu perusahaan juga akan meningkat melalui peningkatan keputusan pembelian apabila inovasi produk yang dilakukan oleh suatu perusahaan juga semakin meningkat, (Tamamudin, 2012, hlm. 289 dalam Pratiwi dan Sulistyowati, 2020).

Dengan demikian inovasi produk merupakan aspek yang memiliki potensi besar untuk memaksimalkan kebertahanan, daya kompetisi, dan memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan.Berikut adalah beberapa literatur ringan yang dapat membantu kita mengeksplorasi lebih lanjut mengenai inovasi produk.

Pengertian Inovasi Produk

Inovasi produk adalah menciptakan produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga muncul minat beli terhadap produk tersebut, yang diharapkan dapat direalisasikan melalui keputusan pembelian (Setiadi, 2016, hlm. 398). Suatu inovasi membutuhkan sesuatu yang baru, baik berupa hal radikal yang benar-benar baru, maupun yang berdasarkan retrospeksi dari berbagai hal yang telah ada sebelumnya.

Sementara itu, menurut Kotler & Keller (2016, hlm. 454) Inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang baru atau merupakan gabungan kreatif dari berbagai produk yang telah ada. Dalam pengertian ini, dijelaskan intisari dari generalisasi yang menyelubungi inovasi produk, yakni proses-proses yang menghasilkannya. Sesuatu dapat menjadi inovasi ketika dipengaruhi oleh berbagai elemen pencetusnya, seperti siklus produk yang sudah terlalu lama, kebutuhan baru konsumen, adanya potensi untuk mengembangkan produk, dan sebagainya.

Selanjutnya, menurut Hubies (2012, hlm. 75) berpendapat bahwa Inovasi produk merupakan pengetahuan produk baru, yang sering kali dikombinasikan dengan hal baru untuk membentuk metode produksi yang tidak diketahui. Melalui produksi yang tidak diketahui, maka suatu organisasi perusahaan mampu menciptakan sesuatu yang belum diketahui oleh perusahaan lain yang pada akhirnya menjadi produk inovatif.

Hubies (2012, hlm. 67) juga menambahkan bahwa inovasi sebagai suatu perubahan atau ide besar dalam sekumpulan informasi yang berhubungan antara masukan (input) dan luaran (output). Artinya, inovasi tidak melulu berbicara mengenai produk baru yang dapat ditelurkannya saja, melainkan dapat dieksplorasi melalui input yang berarti bahan, material, hingga kebutuhan konsumen yang tercipta sebagai akibat dari perkembangan zaman.

Dapat disimpulkan bahwa inovasi produk merupakan proses menciptakan suatu produk melalui berbagai proses yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain baik dari sisi input maupun output produksi sehingga dapat menghasilkan suatu produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta memiliki nilai yang berbeda dan unik dari yang sebelumnya pernah ada.

Ciri-Ciri Inovasi Produk

Dalam kaitannya dengan inovasi pada suatu produk, Kotler & Keller (2016, hlm. 32) mengajukan bahwa terdapat dua konsep besar pada suatu inovasi produk. Dua konsep inovasi produk tersebut adalah keinovatifan, dan kapasitas untuk berinovasi yang akan dijelaskan di bawah ini.

  1. Keinovatifan,
    adalah pikiran tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai sebuah kultur perusahaan.
  2. Kapasitas untuk berinovasi,
    adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan atau menerapkan gagasan, proses, atau produk baru secara berhasil (Kotler & Keller (2016, hlm. 32).

Selanjutnya, Kotler & Keller (2016, hlm. 32) mengungkapkan bahwa inovasi produk memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Memiliki kekhasan/khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
  2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan, dalam arti suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai sebuah karya dan buah pemikiran yang memiliki kadar Orisinalitas dan kebaruan.
  3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.

Tipe Inovasi Produk

Menurut Kotler dan Keller (2014:67) inovasi produk dapat dilakukan melalui pengembangan dan pengenalan produk baru atau yang telah terbukti berhasil dipasarkan, sehingga Inovasi produk dapat berupa perubahan desain, komponen, dan arsitektur produk secara umum. Selain itu, beberapa tipe inovasi yang dapat diterapkan pada produk adalah sebagai berikut.

  1. Inovasi produk itu sendiri yang melibatkan pengenalan barang baru, pelayanan baru yang secara substansial meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah menggunakannya. Contohnya: telepon genggam, komputer, kendaraan bermotor, dsb.
  2. Inovasi proses yang melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru atau pengiriman barangnya.
  3. Inovasi pemasaran yang mengembangkan metode mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan kualitas desain, pengemasan, promosi.
  4. Inovasi organisasi yang berkutat pada kreasi organisasi baru, praktek bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku berorganisasi.
  5. Inovasi model bisnis yang mengubah cara berbisnis berdasarkan nilai yang dianut.

Jenis-jenis Inovasi Produk

Dalam praktiknya, jenis-jenis inovasi dapat memiliki ragam yang berbeda. Menurut Lupiyoadi (2015, hlm. 165) jenis-jenis dan contoh inovasi produk dipaparkan pada tabel di bawah ini.

Jenis Inovasi ProdukKeteranganContoh Inovasi
PenemuanProduk, jasa atau proses yang benar-benar baru.Pesawat udara yang diciptakan oleh Wright bersaudara,

Telepon yang diciptakan oleh Alexander Graham Bell,

Lampur pijar oleh Thomas Edison.

PengembanganPemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa, atau proses yang telah ada.Restoran waralaba Mcdonald’s oleh Ray Coc.
DuplikasiReplikasi kreatif atas konsep yang telah ada.Wallmart, Borma, Yogya, dsb.
SintesisKombinasi atas konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan atau formula baru.Federal Express (Fedex), Meril Lynch (Lembaga Keuangan).

Indikator Inovasi Produk

Tentunya agar dapat menjadi suatu inovasi yang baik, suatu inovasi produk harus memiliki kriteria-kriteria yang dipenuhi. Kriteria-kriteria atau indikator inovasi produk tersebut, menurut Kotler & Amstrong (2016, hlm. 233) adalah sebagai berikut.

  1. Keunggulan Relatif
    Keunggulan relatif adalah tingkat di mana inovasi tampak lebih bagus dari produk lama. Tingkat kelebihan suatu inovasi, apakah lebih baik dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari hal-hal yang biasa dilakukan.
  2. Kompatibilitas
    Kompatibilitas adalah tingkat sesuainya inovasi dengan nilai dan pengalaman perorangan. Tingkat keserasian dari suatu inovasi, apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada.
  3. Divisibilitas
    Divisibilitas adalah tingkat inovasi dapat dicoba sedikit demi sedikit.
  4. Komunikabilitas
    Komunikabilitas adalah tingkat kemampuan hasil penggunaan inovasi dapat diobservasikan atau dijelaskan kepada orang lain.

Sumber Inovasi Produk

Tentunya menciptakan inovasi bukanlah perkara yang mudah. Untuk mempermudah prosesnya, kita dapat mencarinya langsung dari sumber inovasi itu sendiri. Menurut Howell & Higgins (1990 dalam Lupiyoadi, 2015, hlm. 166) terdapat beberapa macam hal yang menjadi sumber inovasi, yaitu sebagai berikut.

  1. Kejadian yang tidak diharapkan
    Ada kesuksesan dan kegagalan yang lahir begitu saja tanpa pernah diantisipasi dan diramalkan, dan hal ini akan menjadi dasar yang kuat bagi perusahaan untuk menjadi sumber inovasi.
  2. Ketidakharmonisan
    Hal ini terjadi jika ada jurang pemisah antara yang diharapkan dengan yang sebenarnya terjadi, dengan demikian berbagai ide inovasi akan muncul dalam upaya untuk menghilangkan jurang pemisah tersebut.
  3. Proses sesuai kebutuhan
    Hal ini khususnya terjadi kepada para wirausahawan untuk menciptakan inovasi tertentu karena memang ada kebutuhan khusus yang harus dipenuhi.
  4. Perubahan pada industri dan pasar
    Pasar dan industri selalu berkembang dan berubah-ubah secara struktur, desain, dan definisi. Sehingga seorang pengusaha harus peka dalam mengantisipasi hal ini untuk menarik kesempatan yang mungkin akan muncul.
  5. Perubahan demografi
    Inovasi ini muncul karena adanya perubahan pada masyarakan dalam aspek jumlah penduduk, umur, pengetahuan, pekerjaan, lokasi geografis, dan faktor-faktor demografi lainnya.
  6. Perubahan persepsi
    Hal ini timbul karena perubahan interpretasi yang terjadi di masyarakat akan fakta yang ada dan konsep yang berlaku, sehingga ia tidak sama dengan persepsi yang dulu lagi, lagi melainkan memiliki arti tersendiri yang berbeda.
  7. Konsep pengetahuan dasar
    Ada beberapa prinsip yang mendasari kreasi atau pengembangan suatu hal baru. Penemuan merupakan salah satu konsep pengetahuan dasar karena merupakan produk dari pemikiran baru, metode baru, dan pada dasarnya pengetahuan baru.

Referensi

  1. Hubeis, Musa. (2012). Manajemen kreativitas dan inovasi dalam bisnis. Jakarta: Hecca Mitra Utama.
  2. Kotler, Philip and Gary Amstrong. (2016). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
  3. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2016). A framework for marketing management, sixth edition, global edition. England: Pearson.
  4. Lupiyoadi, Rambat. (2015). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
  5. Pratiwi, Widya Ayu & Raya Sulistyowati. (2020). Pengaruh inovasi produk dan social media marketing terhadap sales performance pada ikm batik gedog kabupaten tuban. Jurnal Pendidikan Tata Niaga Universitas Negeri Surabaya, 08 (01).
  6. Setiadi, J. (2016) Perilaku Konsumen (edisi revisi). Jakarta : Kencana Perdana.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *