Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti (Dalman, 2016, hlm. 5). Tujuannya untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis untuk memberikan fakta yang seakurat mungkin tanpa kebiasan opini dan logika semata kepada para pembacanya.

Artinya, apa itu karya ilmiah merupakan tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah, bukan opini atau rasionalisasi yang terdengar logis semata. Suatu karya tulis dapat dikatakan ilmiah apabila tulisan tersebut berdasarkan fakta dan data, baik secara teoritis maupun empirik yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya melalui eksperimen, survei, dan berbagai sumber bukti kuat lainnya.

Sementara itu, menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 175) karya ilmiah atau karya tulis ilmiah adalah tulisan yang berisi mengenai fenomena atau peristiwa yang ditulis berdasarkan kenyataan (bukan fiksi). Contohnya meliputi tulisan tentang ilmu pengetahuan, alam, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui studi kepustakaan, penelitian, atau pengalaman di lapangan, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.

Sedangkan Kosasih (2017, hlm. 184) mengungkapkan bahwa karya ilmiah merupakan tulisan yang disusun dengan metode ilmiah, yakni metode yang berdasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis. Sistematis berarti prosedur atau langkah yang dilakukan untuk menulisnya runut dan sesuai berdasarkan metode ilmiah yang digunakan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah, sistematis, dan seakurat mungkin berdasarkan metode penelitian yang mengumpulkan kenyataan dan data empiris (teralami dan memiliki bukti) dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, maupun fakta sosial dan budaya seperti seni.

Ciri Ciri Karya Ilmiah

Berdasarkan pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa karya ilmiah akan memiliki ciri pembeda yang menjadikan tulisan ilmiah berbeda jika dibandingkan dengan teks yang lain. Menurut Dalman (2016, hlm. 12) ciri ciri karya ilmiah adalah sebagai berikut.

  1. Objektif
    Fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya adalah cerminan dari keobjektifan. Objektif juga berarti setiap pernyataan dan simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan sekedar opini pribadi. Dengan menjunjung objektivitas, siapa pun dapat memverifikasi kebenaran dan keabsahannya dengan adil karena karya tulis dalam spektrum yang sama.
  2. Netral
    Kenetralan karya ilmiah dapat terlihat pada setiap pernyataan tulisan ilmiah yang tidak melibatkan kepentingan yang mengunggulkan pihak tertentu. Oleh karena itu, karya ilmiah biasanya tidak banyak menggunakan bahasa persuasif seperti pada artikel populer.
  3. Sistematis
    Uraian yang dihadirkan dalam karya ilmiah dapat dikatakan sistematis jika mengikuti pola pengembangan tertentu yang dirancang khusus agar efektif untuk kebutuhan tertentu pula. Misalnya pola kausalitas untuk menjelaskan sebab akibat, kronologis untuk urutan perkembangan sesuatu, dsb. Dengan begitu, pembaca dapat mengikuti tulisan dengan lebih mudah.
  4. Logis
    Maksudnya, pola nalar yang digunakan tepat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pola nalar induktif (khusus ke umum) digunakan untuk menyimpulkan suatu fakta atau data, sebaliknya jika ingin membuktikan suatu hipotesis atau teori digunakan pola deduktif (umum ke khusus).
  5. Menyajikan fakta (bukan perasaan atau emosi)
    Karya tulis ilmiah harus faktual, yakni hal yang benar-benar terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan. Perasaan menggebu-gebu namun tidak dapat dibuktikan seperti kampanye bukanlah karya ilmiah. Menyukai sesuatu lalu mengelu-elukannya tanpa alasan jelas dan nyata tidaklah ilmiah.
  6. Tidak Leonastis
    Maksudnya, cara penyampaian menggunakan kalimat efektif, tidak boros kata atau berbelit-belit tetapi langsung menuju sasaran.
  7. Bahasa ragam formal
    Bahasa baku harus digunakan untuk mencegah kesalahpahaman. Bahasa santai terlalu cepat berubah dari masa ke masa, dan memiliki ciri khas makna yang berbeda antardaerah. Oleh karena itu, bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pilihan utama dalam menulis karya ilmiah.

Ciri karya tulis ilmiah di atas harus diperhatikan dalam menyusun karya ilmiah. Tingkat keobjektifan karya ilmiah sangatlah tinggi dan harus disampaikan dengan seefektif mungkin. Sehingga, karya ilmiah haruslah disusun dengan struktur atau sistematika yang utuh agar dapat diikuti dengan mudah. Lalu seperti apa struktur atau sistematika penulisan karya ilmiah? Di bawah ini adalah penjelasannya.

Jenis Jenis Karya Ilmiah

Sebelum membahas struktur, karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiap bentuk berbeda jenis dalam hal kelengkapan strukturnya. Secara umum, menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 177) bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal. Di bawah ini adalah penjelasan masing-masing jenisnya.

1. Bentuk Populer

Karya ilmiah bentuk populer atau sering disebut  karya ilmiah populer memiliki bentuk manasuka. Artinya, karya ilmiah bentuk ini dapat diungkapkan dalam bentuk karya ringkas berupa paragraf bebas tanpa sub judul. Ragam bahasanya biasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah.

Istilah populer di sini digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat), bukan hanya terkenal. Topik yang dibawakan bentuk ini disukai oleh sebagian besar orang karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tetap tidak pula bersifat fantasi (rekaan).

2. Bentuk Semiformal

Secara garis besar, struktur karya ilmiah semiformal terdiri atas:

  1. halaman judul,
  2. kata pengantar,
  3. daftar isi,
  4. pendahuluan,
  5. pembahasan,
  6. simpulan,
  7. daftar pustaka.

Bentuk karya ilmiah semiformal, umumnya digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan makalah dalam tugas akademis sehari-hari.

3. Bentuk Formal

Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap. Biasanya bentuk ini digunakan dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Struktur atau unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut.

  1. Judul
  2. Tim pembimbing
  3. Kata pengantar
  4. Abstrak
  5. Daftar isi
  6. Bab Pendahuluan
  7. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis
  8. Bab Metode penelitian
  9. Bab Pembahasan hasil penelitian
  10. Bab Simpulan dan rekomendasi
  11. Daftar pustaka
  12. Lampiran-lampiran
  13. Riwayat hidup

Struktur Karya Ilmiah

Meskipun sistematika karya ilmiah berbeda-beda untuk setiap jenisnya, pada umumnya terdapat beberapa hal yang harus ada di dalamnya. Beberapa bagian penting dalam sistematika penulisan karya ilmiah tersebut akan dijelaskan pada bagian di bawah ini.

Judul

Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang jelas dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel. Maksudnya, judul juga mencerminkan dan konsistensi dengan ruang lingkup variabel-variabel yang meliputi masalah penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek penelitian, dan metode penelitian.

Contoh judul:

AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual) Siswa SMA Labschool UPI Bandung

Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:

  1. masalah yang diteliti : aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswa
  2. ruang lingkup penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
  3. tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas pergaulan dengan prestasi belajar siswa
  4. subjek penelitian : siswa SMA Labschool UPI Bandung
  5. metode penelitian : deskriptif-komparatif

Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, dengan menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua, dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Cara kedua umumnya lebih banyak digunakan.

Jika cara kedua yang akan digunakan, maka kata-kata penggabung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun, termasuk titik ataupun koma.

Pendahuluan

Dalam karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional dan sistematika penulisan. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Latar Belakang Masalah
    Bagian ini berisi penjelasan dan alasan mengapa suatu hal yang dibahas dalam karya tulis ilmiah harus dibahas atau diteliti. Isinya dapat berupa penjelasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk dibahas, baik dari segi pengembangan ilmu, situasi sosial masyarakat, seni, dsb.
  2. Perumusan Masalah
    Masalah merupakan segala sesuatu yang perlu dipecahkan oleh penulis. Latar belakang masalah belum menjabarkan secara jelas poin-poin apa saja yang akan menjadi fokus pembahasan dalam karya ilmiah. Oleh karena itu, bagian ini menjabarkan masalah-masalah utama yang ingin dibahas dalam bentuk pertanyaan seperti: mengapa atau bagaimana.
  3. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
    Tujuan adalah hal yang ingin dicapai dalam pembahasan karya ilmiah berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan harus sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan.
  4. Manfaat
    Manfaat membicarakan kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk mengembangkan suatu bidang ilmu pengetahuan atau manfaat nyata terhadap kehidupan masyarakat.

Kerangka Teoretis

Terkadang disebut juga sebagai kajian pustaka atau landasan teori. Bagian ini mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori relevan dengan hal yang dibahas dalam karya ilmiah. Kerangka teoretis diakhiri oleh hipotesis yang akan dibuktikan atau dibandingkan dalam penelitian.

Selain itu, kerangka teoretis juga harus mengkaji berbagai penelitian-penelitian relevan yang telah dilakukan oleh penulis terdahulu. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh wawasan adu pengetahuan baru yang telah ada sebelumnya. Agar hal yang akan kita teliti tidak hanya menjadi duplikasi yang sia-sia.

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian atau metode penelitian mencantumkan prosedur atau tahap-tahap penelitian yang akan digunakan. Mulai dari persiapan, penentuan sumber data, cara pengolahan data, hingga teknis pelaporannya.

Penelitian dapat menggunakan bermacam metode penelitian yang disesuaikan dengan tujuannya sendiri. Metode penelitian yang dimaksud misalnya:

  1. Metode deskriptif,
    merupakan metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
  2. Metode eksperimen,
    yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan. Artinya, terdapat percobaan yang dilakukan dalam metode ini yang kemudian dipaparkan hasilnya dalam laporan penelitian.
  3. Metode penelitian tindakan kelas,
    yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki atau mengembangkan pengajaran yang dilaksanakan di kelas, misalnya tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam kompetensi dasar tertentu. Tentunya, metode ini akan melibatkan suatu pembelajaran di kelas dan dapat melibatkan lembar observasi dan tes.

Pembahasan

Bagian ini berisikan paparan mengenai isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan yang telah dikemukakan sebelumnya. Data yang telah diperoleh dalam penelitian seperti hasil wawancara, survei, atau pengamatan dibahas dengan berbagai sudut pandang dan diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.

Jika diperlukan, pembahasan juga dapat dilengkapi berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Karena tabel dan grafik merupakan cara efektif untuk menyajikan data dan informasi. Penulis juga harus menggunakan berbagai argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoretis. Hal ini juga dapat mendiskusikan hasil alternatif yang dapat diraih dalam penelitian.

Simpulan dan Saran

Simpulan adalah pemaknaan kembali atau sintesis (gabungan) dari seluruh unsur penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dalam kerangka pikir yang mengarah pada simpulan. Kemudian, dilakukan kajian terpadu dengan meletakkan unsur-unsur penelitian secara menyeluruh terhadap apa yang dihasilkan dari penelitian.

Setelah itu, peneliti harus menganalisis dan menyimpulkan berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Kemudian, memberikan saran yang dapat bersifat praktis terhadap permasalahannya langsung atau kepada peneliti selanjutnya. Hal tersebut dituangkan dalam saran atau rekomendasi setelah simpulan dari penelitian telah diketahui.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik itu berupa buku, artikel jurnal, karya ilmiah lain, dokumen resmi, maupun sumber-sumber lain dari internet.

Format penulisan daftar pustaka disusun berurutan secara alfabetis, tanpa menggunakan nomor urut. Sumber tertulis  yang memerlukan tempat lebih dari satu baris ditulis dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah dua spasi.

Susunan penulisan daftar pustaka meliputi: nama penulis yang disusun balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.

Referensi

  1. Dalman. (2016). Menulis Karya Ilmiah. Depok: Rajagrafindo Persada.
  2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  3. Kosasih, Engkos. (2017). Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *