Pengertian Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapersonal adalah peristiwa komunikasi yang terjadi dalam diri pribadi seseorang atau singkatnya, seseorang berbicara kepada dirinya sendiri (Hariyanto, 2021, hlm. 66). Komunikasi intrapersonal atau intrapribadi ini dimungkinkan terjadi karena manusia dapat menjadi objek bagi dirinya sendiri melalui penggunaan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasinya.

Setiap manusia pasti melakukan komunikasi dengan dirinya sendiri walaupun sering tidak disadarinya. Hampir setiap saat ketika manusia ingin mengambil keputusan dan tindakan tidak luput dari proses komunikasi intrapersonal atau intrapribadi.

Sementara itu menurut Yusuf (2021, hlm. 69) komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri atau monolog. Dengan kata lain, komunikator dan komunikan adalah orang yang sama. Dalam komunikasi intrapersonal, seseorang berbicara dan bertanya kepada dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri pula. Contoh dari komunikasi interpersonal adalah berpikir, melamun, merefleksikan diri, berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri, berimajinasi secara kreatif, dan sebagainya.

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri yang merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya (Karyaningsih, 2018, hlm. 29). Hal tersebut karena keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain juga bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.

Pemahaman mengenai komunikasi intrapersonal menjadi sangat penting dalam menunjang proses keberhasilan atau keefektifan komunikasi. Sebab, pemahaman yang utuh tentang diri dan kepribadian seseorang akan ikut menentukan bagaimana seorang individu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu pula, komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya.

Masih senada dengan beberapa pendapat di atas, Mukarom (2020, hlm. 59) berpendapat bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu dengan dirinya sendiri. Dalam konteks komunikasi interpersonal ini, seorang individu menempatkan posisinya sebagai pengirim dan penerima pesan sekaligus sehingga umpan balik yang dihasilkannya pun terjadi melalui proses internal yang berlangsung secara kontinu.

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi intrapersonal menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu dengan dirinya sendiri yang menjadi landasan bagi komunikasi interpersonal maupun komunikasi dalam konteks-konteks lainnya.

Proses Komunikasi Intrapersonal

Menurut Rakhmat (dalam Hariyanto, 2021, hlm. 66), proses komunikasi intrapersonal melalui empat tahapan, yaitu; sensasi, persepsi, memori, dan berpikir yang akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Sensasi

Tahap pertama dalam penerimaan informasi pada komunikasi intrapersonal adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata sense, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah kemampuan yang memiliki manusia untuk menyerap segala hal yang diinformasikan oleh pancaindra. Informasi yang diserap oleh pancaindra disebut stimulus yang kemudian melahirkan proses sensasi.

Sensasi merupakan pengalaman elementer segera yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual, dan terutama berhubungan dengan kegiatan alat indra (Hariyanto, 2021, hlm. 67). Apa saja yang menyentuh alat indra, dari dalam atau dari luar disebut stimuli. Stimuli yang diterima oleh alat indra diubah menjadi energi syaraf untuk disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Stimuli harus cukup kuat agar dapat diterima oleh alat indra.

2. Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Hariyanto, 2021, hlm. 67). Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi adalah sensasi merupakan bagian dari persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh sensasi yang merupakan hasil serapan panca indra, persepsi juga dipengaruhi oleh perhatian (attention), harapan (expectation), motivasi dan ingatan.

Perhatian yang kita tujukan terhadap sesuatu dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal penarik perhatian adalah sebagai berikut.

  1. Gerakan
    Manusia secara virtual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
  2. Intensitas Stimuli
    Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Misalnya, sesuatu yang berbeda dari yang lain akan merebut perhatian orang.
  3. Kebaruan (Novelty)
    Hal-hal yang baru dan luar biasa akan mampu menarik perhatian.
  4. Perulangan
    Hal-hal yang disajikan berulang kali, bila disertai dengan variasi akan menarik perhatian. Perulangan juga mengandung unsur sugesti yakni mempengaruhi alam bawah sadar kita.

3. Memori

Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi (dengan menyediakan kerangka rujukan) maupun berpikir. Memori adalah sistem yang sangat terstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.

Sesuatu yang sudah tersimpan dalam memori akan mempengaruhi pemaknaan/persepsi seseorang terhadap sesuatu di waktu yang lain. Begitu pun dalam berpikir, untuk memutuskan/memerintahkan sesuatu, seseorang akan membuka memorinya untuk mengetahui apa yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan sesuatu, atau siapa yang perlu diperintah untuk melakukan sesuatu tersebut. Dengan demikian, memori memiliki peranan penting bagi individu dalam menentukan persepsi dan berpikir

4. Berpikir

Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Dalam berpikir kita akan melibatkan semua proses yang kita sebut di atas yaitu, sensasi, berpikir, dan memori. Saat berpikir maka memerlukan penggunaan lambang, visual atau grafis. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan yang baru.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Intrapersonal

Menurut Potter & Perry (dalam Hariyanto, 2021, hlm. 70) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi intrapersonal seseorang yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Perkembangan
    Tingkat perkembangan dalam berbicara bervariasi dan hal ini berhubungan erat dengan perkembangan anak. Orang tua memberikan pengaruh penting terhadap kemampuan anak untuk berkomunikasi. Perkembangan pada individu menentukan jenis komunikasi apa yang akan dipilih.
  2. Nilai
    Nilai dapat mempengaruhi interpretasi pesan dan juga bagaimana individu menginterpretasikan ide yang datang dari orang lain. Jika nilai yang dimilik seseorang berbeda dan tidak ada penyesuaian antar individu kemungkinan akan terjadi konflik saat melakukan komunikasi.
  3. Emosi
    Emosi dapat membuat seseorang salah menginterpretasikan pesan yang diterima. Jika emosi mempengaruhi komunikasi dimaknai sebagai perasaan subjektif seseorang dan mempengaruhi individu bagaimana berinteraksi dengan seseorang. Jika pada seseorang yang berkomunikasi tidak terkontrol emosinya maka akan terjadi perdebatan karena emosi yang muncul.
  4. Latar belakang sosiokultural
    Budaya adalah hasil dari mempelajari cara berbuat, berpikir, dan merasakan. Pengaruh kebudayaan menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi, dalam hal ini komunikator harus bisa menyesuaikan dengan kebudayaan komunikan agar komunikasi yang berjalan menjadi efektif.
  5. Gender
    Pria dan wanita memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Anak perempuan biasanya perkembangan pusat komunikasi di otaknya lebih bagus dari pada laki-laki.
  6. Pengetahuan
    Penggunaan bahasa yang umum sangat tepat digunakan jika pengirim dan penerima pesan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata yang digunakan tidak dikenal penerima. Karena pemakaian bahasa yang lazim menjadi faktor yang sangat membantu dalam berkomunikasi untuk menjembatani perbedaan yang terjadi.
  7. Lingkungan
    Seseorang dapat berkomunikasi lebih baik dalam lingkungan yang nyaman. Kurangnya kebebasan seseorang bisa mengakibatkan kebingungan, ketegangan. Gangguan lingkungan juga bisa mengganggu pesan yang dikirim. Lingkungan yang nyaman sangat membantu dalam proses komunikasi, karena inilah lingkungan menjadi faktor yang berpengaruh dalam komunikasi.

Memaksimalkan Komunikasi Intrapersonal

Berbagai pesan yang diproduksi dalam komunikasi intrapersonal sudah seharusnya ditingkatkan kualitasnya agar bermanfaat. Bahkan, apabila tidak dikelola dengan baik, pesan yang tidak terarah sering kali menjadi objek yang cenderung membuat individu menjadi resah dan gelisah, sedih, marah, dan perasaan negatif lainnya.

Lantas bagaimana caranya membuat komunikasi intrapersonal bermanfaat dan tidak memberikan afeksi negatif? Menurut Panuju (2018, hlm. 62) beberapa cara yang dilakukan agar komunikasi intrapersonal bermanfaat di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Subjek-subjek dalam komunikasi intrapersonal harus berani mengeluarkan stimulus yang cenderung mengajak pikiran berprasangka buruk. Prasangka buruk menjadikan komunikasi keluar dari tujuan komunikasi untuk membuat orang bahagia.
  2. Subjek-subjek dalam komunikasi intrapersonal harus berani menuju ruang kompromi dalam memaknai stimulus. Sehingga makna yang disepakati adalah makna yang bergerak dari titik ekstrem kiri dan kanan menuju ke tengah. Itulah wilayah yang disebut wilayah saling pengertian (mutual of understanding).
  3. Makna-makna yang terajut perlu didokumentasikan supaya bisa dicek kembali pada waktu yang berbeda.
  4. Dokumentasi hasil komunikasi intrapersonal bisa menjadi karya yang berguna bagi orang lain, misalnya ditulis dalam bentuk catatan ataupun puisi.

Referensi

  1. Hariyanto, D. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Sidoarjo: Umsida Press.
  2. Karyaningsih. (2018). Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru.
  3. Mukarom, Z. (2020). Teori-teori komunikasi. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
  4. Panuju, R. (2018). Pengantar studi (ilmu) komunikasi: komunikasi sebagai kegiatan, komunikasi sebagai ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group.
  5. Yusuf, F.M. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ilmu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *