Daftar Isi ⇅
show
Dalam era ekonomi digital, startup dan UMKM dituntut untuk bergerak cepat, efisien, dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar. Salah satu kunci utamanya adalah penerapan manajemen proyek sistem informasi (SI) yang efektif. Oleh karena itu, startup dan UMKM kini semakin mengandalkan sistem informasi agar operasionalnya efisien, cepat berskala, dan adaptif terhadap perubahan pasar. Melalui sistem informasi yang terkelola dengan baik, bisnis kecil dapat mengotomatisasi proses, mempercepat pengambilan keputusan, serta meningkatkan layanan kepada pelanggan.
Namun, tidak sedikit yang gagal mengelola proyek SI karena kurangnya perencanaan, governance, sumber daya manusia, dan alat yang tepat. Menurut Sibiya et al. (2023), kegagalan UMKM sering kali bukan karena teknologi yang buruk, melainkan karena lemahnya penerapan prinsip manajemen proyek dalam implementasi sistem informasi.
Artikel ini menguraikan strategi manajemen proyek SI yang cocok untuk startup atau UMKM yang sama-sama membutuhkan peningkatan skalabilitas dengan fokus pada praktik terbaik, tantangan, dan tips agar proyek sistem informasi dapat berhasil.
Pengertian Manajemen Proyek Sistem Informasi untuk Startup / UMKM
Manajemen proyek SI adalah proses pengelolaan seluruh aspek proyek pengembangan atau implementasi sistem informasi, termasuk perencanaan, alokasi sumber daya, desain, pengembangan, deployment, hingga pemeliharaan. Dalam konteks startup / UMKM, proyek SI sering berskala terbatas tetapi ekspektasinya tinggi, sehingga metode yang ringan, responsif, dan fleksibel menjadi sangat penting.
Sering kali UMKM atau startup tidak dapat memaksimalkan penggunaan sistem informasi karena dengan skala yang masih kecil, tentu saja sistem informasi dapat terasa belum begitu berguna. Oleh karena itu pelaksanaan proyeknya pun tidak begitu diperhatikan dan belum menggunakan metodologi yang tepat.
Hal tersebut menjadi concern bagi Sibiya, et al (2023) the issue stems from the inadequate implementation of project management methodologies by SMEs, which adversely affects project outcomes and consequently their economic impact. Artinya, implementasi metode manajemen untuk UMKM Penerapan metodologi manajemen proyek yang kurang memadai oleh UKM berdampak buruk pada hasil proyek dan tidak memberikan dampak signifikan pada bisnis serta ekonomi mereka.
Rumah Jurnal UNISNU juga menunjukkan bahwa banyak SME/startup belum memakai metode management proyek yang sesuai sehingga hasilnya kurang optimal. Oleh karena itu, Langkah pertama yang harus dilakukan Adalah dengan menggunakan metode pengembangan yang tepat.
Menurut Bahri dan Putra (2024), manajemen sistem informasi yang baik dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di UMKM melalui perencanaan dan evaluasi yang terstruktur. Sementara itu, Sibiya et al. (2023) menekankan bahwa penggunaan metodologi manajemen proyek yang sesuai dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha kecil secara signifikan.
Lalu sebetulnya seperti apa tahapan manajemen proyek SI yang sesuai? Berikut pemaparannya.
Tahapan Manajemen Proyek SI: Dari Inisiasi hingga Pemeliharaan
Setiap proyek sistem informasi memiliki tahapan yang harus dilalui agar hasilnya optimal dan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Pemahaman mendalam terhadap siklus proyek membantu UMKM menghindari kesalahan umum seperti keterlambatan jadwal, pemborosan biaya, atau ketidaksesuaian hasil akhir.
Tahapan utama manajemen proyek SI meliputi:
- Inisiasi: menetapkan visi & scope sistem informasi, identifikasi stakeholder.
- Perencanaan: timeline, anggaran, resource (manusia, teknologi), risk assessment.
- Desain & Pengembangan: UI/UX, arsitektur sistem, pengkodean, integrasi data.
- Testing & Deployment: uji fungsi & performa, pelatihan pengguna.
- Pemeliharaan & Evaluasi: bug fixing, update fitur, monitoring sistem secara berkala.
Kebanyakan startup, terutama UMKM hanya melibatkan tahapan desain & pengembangan, lalu testing dan deployment. Sehingga banyak tahapan yang dilewatkan, terutama pemeliharaan dan evaluasi. Padahal, menurut Al-Dosari dan Fetais (2023), tahapan proyek yang dijalankan secara sistematis memungkinkan UMKM meminimalkan risiko keamanan dan meningkatkan keberlanjutan sistem informasi yang mereka gunakan.
Metodologi dan Framework Populer bagi Proyek SI Startup
Selain melalui tahapan umum yang tepat, pemilihan metodologi yang tepat adalah faktor penting bagi keberhasilan proyek sistem informasi. Startup dan UMKM membutuhkan pendekatan yang fleksibel namun tetap terukur agar dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis yang cepat. Oleh karena itu, beberapa metode pengembangan yang tepat meliputi:
- Agile. Cocok untuk lingkungan dinamis karena berfokus pada iteration dan umpan balik pengguna. Metode pengembangan berprinsip Agile yang dapat diterapkan tentunya meliputi SCRUM.
- COBIT 5 Framework. Metode yang ini mungkin dapat dinilai berlebihan bagi UMKM, namun masih bisa diterapkan secara perlahan. COBIT Diterapkan untuk memperkuat tata kelola dan pengawasan terhadap proses teknologi informasi. Studi oleh Bahri dan Putra (2024) membuktikan bahwa penerapan COBIT 5 meningkatkan akurasi data dan kualitas keputusan di UMKM Bandung.
- Hybrid Approach. Menggabungkan kelebihan Waterfall dan Agile; efektif bagi proyek yang memerlukan dokumentasi ketat tapi tetap fleksibel (Sibiya et al., 2023). UMKM sangat disarankan untuk mengadaptasi hybrid approach ini. Hal ini karena mereka dapat memulai melalui metode yang dipersingkat dan dipermudah terlebih dahulu, untuk kemudian nantinya dikembangkan ke framework yang lebih ketat ketika skala bisnis mereka mulai membesar.
Metodologi yang disesuaikan dengan skala bisnis membantu UMKM memaksimalkan hasil proyek tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk konsultasi eksternal atau lisensi perangkat lunak premium.
Tantangan Umum dalam Proyek Sistem Informasi UMKM dan Solusinya
Banyak UMKM menghadapi hambatan dalam mengimplementasikan proyek SI, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kurangnya pemahaman teknis. Tantangan tersebut sering kali menghambat proses transformasi digital, padahal manfaatnya sangat besar. Beberapa tantangan tersebut meliputi:
- Kekurangan tenaga ahli TI dan manajer proyek.
- Keterbatasan dana untuk pengadaan perangkat lunak dan pelatihan.
- Minimnya kesadaran akan pentingnya manajemen risiko dan keamanan data.
- Kegagalan dalam komunikasi antar tim.
Solusi Tantangan Umum Proyek SI pada Startup dan UMKM
Untuk mengatasinya, startup dan UMKM dapat memulai proyek kecil dengan konsep Minimum Viable Product (MVP). MPV berarti mengutamakan berbagai fitur yang paling krusial dan memastikan semua fitur tersebut berjalan dengan sebagaimana mestinya. Pendekatan ini memungkinkan bisnis menguji ide lebih cepat dan murah.
Selain itu, penggunaan perangkat lunak open-source seperti Odoo, ERPNext, atau Trello dapat menekan biaya tanpa mengurangi fungsionalitas utamanya (Mediaty et al., 2023). Dengan demikian, beberapa solusi untuk mengatasi tantangan proyek sistem informasi pada startup dan UMKM meliputi:
- Mulai proyek kecil dulu, salah satunya dengan cara menentukan MVP (Minimum Viable Product).
- Gunakan tools gratis / open source ketika memungkinkan. Sistem informasi yang digunakan tidak harus melulu dibuat custom atau from the scratch. Penggunaan sistem informasi yang sudah tersedia juga dapat menjadi proyek nyata yang mesti dikerjakan tata kelola dan standar penggunaannya.
- Pastikan komunikasi antar tim & stakeholder
- Pilih metodologi yang sesuai, misalnya Agile atau hybrid.
Manajemen Risiko dan Tata Kelola dalam Proyek SI
Manajemen risiko dalam sistem informasi bukan hanya tentang pencegahan kegagalan teknis, tetapi juga tentang penguatan tata kelola (governance) yang mencakup kebijakan, kontrol, dan pengawasan internal. Menurut Al-Dosari dan Fetais (2023), risiko utama pada UMKM sering kali berasal dari lemahnya pengamanan data dan tidak adanya standar audit TI.
Selain itu, sistem informasi yang terintegrasi terbukti meningkatkan resiliensi bisnis, terutama saat menghadapi krisis. Manajemen risiko dan governance bukan sekadar topping tambahan saja, tetapi merupakan inti agar proyek SI tetap berjalan ketika situasi berubah.
Sistem informasi yang terintegrasi dan kontrol manajemen (management control) terbukti meningkatkan ketahanan bisnis dan outcome proyek. Studi oleh Review of Managerial Science (2023) menemukan bahwa penggunaan sistem ERP dan pengawasan manajerial memperkuat daya tahan UMKM selama pandemi COVID-19 di Italia.
Studi Kasus Keberhasilan Proyek Sistem Informasi UMKM Indonesia
Beberapa UMKM di Indonesia telah menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi yang baik tidak harus mahal. Misalnya, UMKM di Bandung yang menerapkan COBIT 5 Framework untuk tata kelola TI berhasil meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan (Bahri & Putra, 2024).
Contoh lainnya datang dari UMKM kuliner yang mengadopsi Accurate Online, sistem berbasis cloud untuk pembukuan dan inventaris. Implementasi sistem ini memungkinkan pemilik bisnis memantau stok dan laporan keuangan secara real-time, menghemat hingga 40% waktu administrasi (RSIS International, 2023).
- COBIT 5 pada UMKM Bandung: UMKM di Kabupaten Bandung telah menggunakan COBIT 5 untuk meningkatkan kualitas keputusan proyek dan pengelolaan data (Bahri & Putra, 2024).
- Implementasi Sistem Informasi Akunting pada UMKM Indonesia: Studi SLR menemukan bahwa aplikasi AIS meningkatkan efisiensi operasional, transparansi & akurasi data keuangan UMKM, yang membantu proyek sistem informasi keuangan lebih berhasil (Mediaty et al, 2025).
- Schema dari case Accurate Online di SME Karnevor.id: adanya sistem informasi online berbasis Accurate untuk UMKM yang membantu manajemen inventaris dan laporan keuangan secara real-time (RSIS International, 2023).
Tips Praktis untuk Startup dan UMKM dalam Mengelola Proyek SI
Tentu saja banyak hal yang di bahas di atas tampak terlalu mengawang-awang dan terdengar kurang realistis untuk dilakukan secara bersamaan. Padahal sebetulnya manajemen proyek yang efektif tidak selalu membutuhkan perangkat kompleks atau tim besar. Berikut Adalah langkah praktis yang dapat diterapkan oleh pelaku UMKM atau startup untuk memulai pengelolaan proyek SI dengan baik secara praktis.
- Gunakan tools kolaboratif seperti Notion, Asana, atau ClickUp.
- Pilih platform SI yang mudah diintegrasikan (misalnya, aplikasi berbasis cloud).
- Tetapkan peran dan tanggung jawab yang jelas pada setiap anggota tim.
- Terapkan sprint meeting mingguan untuk memantau progres.
- Lakukan evaluasi berkala untuk mengidentifikasi risiko dan peluang perbaikan.
Pendekatan sederhana ini memungkinkan UMKM mengelola proyek sistem informasi secara efisien meski dengan sumber daya terbatas.
Simpulan
Manajemen proyek sistem informasi merupakan elemen krusial bagi startup dan UMKM untuk tumbuh secara berkelanjutan di era digital. Dengan perencanaan yang matang, pemilihan metodologi yang tepat, serta penerapan governance dan risk management, bisnis kecil dapat memperoleh efisiensi dan daya saing tinggi tanpa harus memiliki sumber daya besar.
Pada dasarnya, bagi UMKM, digitalisasi terutama dalam sisi manajemen proyek sistem informasi bukan lagi pilihan dan tidak melalu harus mahal dan rumit, melainkan untuk menyusun dan melaksanakan strategi cerdas untuk bertahan dan berkembang dalam ekosistem bisnis modern yang semakin serba cepat dan penuh tantangan ini.
Referensi (Daftar Pustaka)
- Al-Dosari, K., & Fetais, N. (2023). Risk-Management Framework and Information-Security Systems for Small and Medium Enterprises (SMEs): A Meta-Analysis Approach. Electronics, 12(17), 3629. https://doi.org/10.3390/electronics12173629
- Bahri, R. S., & Putra, Y. H. (2024). Optimizing Information System Management in Micro, Small, and Medium Enterprises: A COBIT 5 Framework Approach for Enhanced Quality. @is The Best: Accounting Information Systems and Information Technology Business Enterprise, 8(2), 166–180.
- Mediaty, M., Indrijawati, A., Zalsabilah Palureng, R., Surisman, S., & Hariana, T. (2023). Implementation of Accounting Information Systems in SME: A Systematic Literature Review. Golden Ratio of Finance Management, 5(1).
- Review of Managerial Science. (2023). The Role of Management Control and Integrated Information Systems for the Resilience of SMEs. Review of Managerial Science, 18, 1353–1375.
- Sibiya, S., Sibiya, M., Jordaan, M., & Mahosi, M. (2023). Enhancing Project Management for SMEs: A Hybrid Approach. Journal of Management and Entrepreneurship Research, 12(4), 42–56.