Media sosial merupakan salah satu teknologi yang dihasilkan dari perkembangan revolusi komputasi. Kini media sosial telah merasuki seluruh kalangan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya. Media ini merupakan media yang interaktif serta memungkinkan penggunanya untuk berkreasi baik menuliskan ide atau mengeskpresikan diri, serta membagikan informasi tersebut dengan cepat ke komunitas virtual.

Bukan hanya kehidupan sehari-hari saja, masyarakat juga dapat menggunakan media sosial untuk melakukan perdagangan digital. Bahkan berbagai platform media sosial seperti facebook dan instagram juga telah mendukung langsung berbagai transaksi ini melalui fitur khusus untuk e-commerce. Tak hanya masyarakat saja, namun perusahaan bahkan hingga pemerintahan pun dapat memanfaatkan media ajaib hasil dari revolusi komputasi ini.

Lalu sebetulnya apa sebetulnya esensi dasar dari media sosial ini, sehingga mampu memberikan perubahan besar pada umat manusia? Apakah dampaknya selalu positif? Bagaimana cara kita memanfaatkannya agar berdampak maksimal? Berikut adalah uraian mengenai media sosial, dimulai dari pengertiannya terlebih dahulu

Pengertian Media Sosial

Dalam bidang informatika, media sosial sering disebut sebagai produk Web 2.0, di mana pengguna dapat menciptakan kontennya sendiri. Hal tersebut berlainan dengan generasi Web 1.0 yang hanya memungkinkan pengguna untuk mengonsumsi konten saja. Seperti yang diungkapkan oleh Kapl (dalam Timb Kemdikbud, 2020, hlm. 229) yang mendefinisikan bahwa media sosial adalah sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang dibuat sendiri oleh pengguna.

Sementara itu Fuchs (dalam Nasrullah, 2020, hlm. 11) berpendapat bahwa pengertian media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Oleh karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai medium atau fasilitator online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

Berbagai pertukaran konten tersebut difasilitasi oleh suatu wadah teknologi yang memiliki berbagai fitur tersebut dengan sangat mudah dan cepat, serta dapat tersebar dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, media sosial juga dapat didefinisikan sebagai aplikasi atau website yang dapat digunakan penggunanya untuk menciptakan dan menyebarkan konten kepada jejaring sosial (seperti teman, pengikut, fans, dsb) yang dibangun untuk dirinya sendiri, maupun instansi tertentu.

Namun demikian, bentuk media sosial sangatlah beragam. Jejaring sosial adalah bentuk prototipe dari media sosial. Bentuk media sosial tidak hanya mencakup jejaring sosial, melainkan juga mencakup kategori media sharing, social news, dan kolaborasi konten lainnya.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, media sosial tidak selalu seperti apa yang kita ketahui sekarang. Seperti media atau teknologi lainnya, media sosial juga mengalami perkembangan dari masa ke sama, hingga akhirnya mendapatkan wujud ajegnya di masa ini. Artinya, meskipun selalu dikatakan media baru, media sosal telah mengalami sejarah yang cukup panjang. Berikut adalah uraian mengenai sejarah perkembangan media sosial di dunia.

Sejarah Perkembangan Media Sosial

Media sosial pertama kali ditemukan sejak dibuatnya GeoCities. GeoCities adalah aplikasi media sosial berbasis web yang dibuat tahun 1994 yang mengembangkan layanan website hosting di mana pengguna dapat membuat dan mempublikasikan situs web sesuai kreasi pengguna. Pada tahun 1995, aplikasi classmates dikembangkan. Aplikasi ini merupakan layanan jejaring sosial yang awalnya digunakan untuk membantu penggunanya mencari teman sekolah dan kuliah. Aplikasi ini selanjutnya berkembang dengan konten yang lebih menarik, yaitu pembuatan buku tahunan sekolah, berbagi trailer film, musik, dan foto.

Selanjutnya, media sosial berkembang dengan kehadiran sixdegrees.com tahun 1997, yang saat itu telah memiliki fitur profil, daftar teman, dan afiliasi sekolah bagi penggunanya. Pengguna sixdegrees diharapkan menggunakan nama dan informasi asli, agar media dapat benar-benar dilakukan untuk menjalin aktivitas sosial untuk komunitasnya.

Aplikasi chat juga berkembang pada era ini, antara lain ICQ, AIM, IRC, dan iChat. Open Diary adalah aplikasi jejaring sosial berikutnya yang dikembangkan pada tahun 1998 yang merupakan komunitas buku harian daring (online diary).

Perkembangan terus berlanjut dengan dikembangkannya LiveJournal tahun 1999, Ryze tahun 2001, Friendster 2003. Menurut Alexa, friendster memiliki basis pengguna yang banyak di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri Friendster masih digunakan sampai tahun 2012. LinkedIn selanjutnya dibangun tahun 2003 sebagai jejaring sosial untuk kalangan korporasi dan berorientasi pada pekerjaan.

Generasi media sosial berikutnya meliputi hi5 yang dibangun di bulan Juni 2003, MySpace di bulan Agustus 2003, dan Orkut di Januari 2004. Tahun 2004 bulan Januari berkembanglah sebuah aplikasi jejaring sosial yang dikembangkan oleh Mark Zuckerberg yang diberi nama Facebook. Awalnya, Facebook digunakan terbatas di kalangan mahasiswa Harvard, tetapi dalam perkembangannya, digunakan oleh kalangan universitas di Amerika dan akhirnya digunakan oleh pengguna di seluruh dunia. Pada tahun 2011, Facebook telah menjadi situs web yang paling banyak diakses bersama Google.

Youtube selanjutnya muncul pada tahun 2005 sebagai platform berbagi video. Youtube memiliki itur di mana penggunanya dapat mengunggah video, melihat video, memberikan rate pada video tertentu (like, dislike), sharing video, membuat playlist, mengomentari video, dan berlangganan (subscribe) pada konten pengguna lain. Youtube sangat digemari oleh penggunanya. Di tahun 2017, tercatat lebih dari 400 jam konten yang diupload ke Youtube tiap menit.

Aplikasi sosial media berikutnya adalah Yahoo!360 yang dikembangkan pada bulan Maret 2005 dan Bebo pada bulan Juli 2005. Pada bulan Juli 2006 dikembangkan suatu media sosial baru yang diberi nama Twitter. Twitter awalnya merupakan layanan berbasis teks dengan batasan 140 karakter, di mana penggunanya memposting “tweets”/ twit.

Twitter berkembang dengan konten posting sebanyak 280 karakter serta audio dan video dengan lama 140 detik. Twitter diklasifikasikan sebagai aplikasi jejaring sosial dengan microblogging. Media sosial berikutnya adalah Tumblr yang diciptakan tahun 2007, Instagram pada bulan Juli 2010 dan Google+ pada bulan Juli 2011. Dari sekian banyak sosial media tersebut, sebagian sudah menutup layanannya, termasuk Google+ pada tahun 2019 silam.

Contoh Media Sosial

Beberapa contoh media sosial yang kini memiliki banyak pengguna dan mempengaruhi setiap sendi kehidupan kita adalah sebagai berikut.

  1. Facebook, layanan social networking.
  2. Youtube, untuk berbagi video.
  3. Wechat, layanan multipurpose messaging, media sosial, dan mobile payment berbasis di China
  4. Twitter, microbloging dan social networking
  5. Sina Weibo, microbloging dan social networking berbasis di China
  6. Qzone, layanan social networking yang berbasis di China
  7. Instagram, layanan untuk berbagi foto dan video
  8. Linkedin, layanan Social networking untuk profesional (karir & perusahaan)
  9. QQ, layanan online social games, music, shopping, microblogging, movies, and group and voice chat software berbasis di China
  10. Quora, layanan tanya jawab
  11. Telegram, layanan instant-messaging, video call, VOIP
  12. Snapchat, layanan multimedia messaging
  13. TIktok, layanan berbagi video singkat
  14. Pinterest, layanan berbagi gambar dan media sosial yang dirancang untuk menemukan ide

Pengaruh Media Sosial

Media sosial saat ini berpengaruh besar pada budaya masyarakat. Makin banyaknya pengguna smartphone berdampak pada makin banyak pengguna media sosial. Riset dari social media flagship 2019 menyebutkan bahwa sosial media digunakan selama rata rata 2 jam 23 menit per hari oleh penggunanya di seluruh dunia.

Kehadiran sosial media telah mengubah banyak aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang berubah adalah; saat ini masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi dengan kurun waktu beberapa detik saja. Setiap pengguna diinternet memiliki kesamaan wilayah yang berbeda-beda dan dihubungkan secara elektronik.

Kemudahan yang ditawarkan sosial media meningkatkan paparan masyarakat terhadap informasi yang produksi oleh citizen journalism di sosial media. Citizen Journalism adalah kegiatan jurnalistik dilakukan oleh nonprofesional yang tidak terikat dengan organisasi media dan ditulis/dilaporkan dari sudut pandang sebagai warga, anggota masyarakat, aktifis ataupun fans.

Media sosial merupakan platform (wadah) yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Sosial media merupakan medium online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

Namun demikian, dalam sosial media, berbagi dan merespon telah menjadi kebiasaan yang umum. satu individu dan individu lainnya diikat melalui hubungan virtual. Tidak ada relasi yang terjadi di antara pengguna tersebut, selain sebagai saluran data dan informasi (Nasrullah, 2020, hlm. 109).

Hal ini kemungkinan dikarenakan tidak ada komunikasi suprasegmental (mimik muka, ekspresi, dsb) yang terjadi antarpengguna. Bisa jadi suatu saat hal ini berubah ketika metaverse mulai terbentuk nyata di dunia. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa dampak positif dan negatir dari media sosial sebagaimana diutarakan oleh Tim Kemdikbud (2020, hlm. 231-232).

Dampak Positif Media Sosial

Dampak positif media sosial di antaranya seperti berikut.

  1. Kedekatan sosial antarpenggunanya.
    Kedekatan sosial akan membawa pengaruh baik dalam hal saling membantu antarkelompok dan saling berbagi konten yang berguna.
  2. Mempermudah komunikasi.
    Media sosial dapat membantu mempermudah komunikasi, sehingga perusahaan besar, menengah, kecil atau mikro dapat memanfaatkannya untuk pemasaran produk ke pelanggan, pemerintah dapat memanfaatkan untuk memperbaiki layanan ke masyarakat, dan lainnya.
  3. Proses rekrutmen karyawan.
    Media sosial dapat digunakan untuk melihat rekam jejak calon karyawan saat proses rekrutmen karyawan.
  4. Penegakan hukum dan investigasi.
    Foto-foto pelanggaran hukum yang diposting di media sosial dapat digunakan oleh pihak berwenang untuk menindaklanjuti dengan penangkapan pelanggar hukum.
  5. Media sosial memiliki platform yang dapat diisi dengan games, feedback, review, dan program lain yang berhubungan dengan aktivitas daring.
    Platform ini memunculkan pertumbuhan aplikasi baru yang menambah lapangan pekerjaan (Tim Kemdikbud, 2020, hlm. 231).

Dampak Negatif Sosial Media

Di sisi lain, ada dampak negatif dari media sosial di antaranya seperti berikut.

  1. Pengaruh terhadap kesehatan emosional.
    Sebenarnya, media sosial dapat berdampak positif dan negatif terhadap kesehatan emosional, tetapi sisi negatifnya sering muncul lebih banyak. Perasaan iri dan tidak puas dengan diri sendiri bisa muncul setelah melihat posting teman yang sedang berlibur di luar negeri, dan melihat kecantikan/ketampanan orang lain. Penelitian mengungkap, remaja tampak narsistis ketika ada di dalam media sosial, sedangkan orang dewasa muda tampak agresif dan bersifat antisosial. Media sosial juga mampu penggunanya menjadi addicted (ketagihan). Pada media sosial, juga bisa terjadi cyberbullying, yang menyebabkan korban paling parah menjadi depresi.
  2. Berita bohong atau berita palsu, dan hate speech.
    Media sosial memungkinkan penggunanya untuk mengunggah berita. Karena dibuat sendiri, berita tersebut bisa salah, palsu, atau sengaja dipalsukan. Berita bohong bisa dimaksudkan untuk merusak reputasi orang atau reputasi golongan tertentu yang lebih luas. Berita bohong di media sosial bisa cepat tersebar atau menjadi viral. Serupa dengan berita bohong, konten di Internet bisa menjadi ujaran kebencian (hate speech). Ujaran kebencian bisa menjadi konten yang provokatif sehingga menyebabkan muncul agresivitas dan perilaku tidak terpuji dari pembacanya.
  3. Pencurian data.
    Data-data proil dan aktivitas pengguna saat mengakses media sosial selalu terekam di server media sosial. Data-data tersebut bisa menjadi objek yang disalahgunakan oleh pemilik media sosial atau pencuri data. Data pada proil pengguna dapat digunakan untuk membuat pengguna baru sebagai akun palsu untuk melakukan kejahatan ke pengguna lain. Data pengguna dapat disalahgunakan dengan menjualnya ke pihak yang berkepentingan, misalnya untuk kepentingan politik.

Referensi

  1. Nasrullah, Rulli. 2020. Media Sosial; Persfektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi (cetakan keenam). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
  2. Tim Kemdikbud (2021). Informatika VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *