Daftar Isi ⇅
show
Menerapkan ragam hias pada bahan tekstil merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah ada sejak zaman leluhur kita. Contoh paling populer adalah batik, sebuah karya seni tekstil yang menggunakan ragam hias dengan motif berulang dan pola khas. Ragam hias sendiri adalah gambar hias atau ornamen yang sengaja dibuat berulang-ulang dan memiliki pola tertentu, baik pada kain, furnitur, guci, atau objek dekoratif lainnya. Menurut Aryo Sunaryo (2009), ragam hias atau ornamen adalah segala macam/jenis komponen produk seni yang ditambahkan dengan sengaja yang dibuat untuk memperelok suatu benda/barang.
Keindahan ragam hias di Nusantara tersebar hampir di segala aspek kehidupan masyarakat. Selain di kain, ragam hias juga menghiasi rumah adat, peralatan rumah tangga, senjata tradisional, dan arsitektur vernakular. Pertumbuhan ragam hias tekstil sangat pesat, karena selalu mengikuti mode dan tren kontemporer sambil mempertahankan akar budaya.
Faktor geografis dan sosial budaya sangat memengaruhi ragam hias dalam tekstil di setiap daerah. Di banyak upacara adat, penggunaan kain tradisional seperti batik, tenun, ikat, atau jumputan adalah bagian tak terpisahkan dari nilai simbolis dan estetis. Setiap kain adat memiliki motif dan ragam hias yang mewakili identitas daerah, filosofi, status sosial, atau makna spiritual.
Karena itu, pelestarian tekstil tradisional, termasuk batik dan tenun adalah tanggung jawab kita bersama. Tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai potensi ekonomi kreatif. Kain-kain adat ini bukan hanya karya seni, tapi juga media ekspresi budaya. Ragam hias tidak hanya diaplikasikan pada batik; pakaian adat dari berbagai suku di Indonesia sejak dulu sudah menggunakan ragam hias sebagai unsur penting desainnya.
Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Lalu seperti apa konsep dan teknik penerapan ragam hias pada bahan tekstil? Menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 121) penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara:
- membatik,
- menenun,
- membordir,
- menyulam dan
- melukis.
Bahan tekstil dibuat dengan menjalin benang pakan dan lungsi dengan beragam pola jalinan. Membuat bahan tekstil bisa dilakukan baik dengan alat tenun tradisional maupun modern.
Jenis dan Sifat Bahan Tekstil
Jenis tekstil dapat diketahui dari perbedaan jenis benang dan permukaan teksturnya. Benang dapat dibuat dari bahan alam atau bahan buatan. Benang katun dibuat dari kapas, sementara itu benang sutera dibuat dari serat yang berasal dari kepompong ulat sutera. Contoh lain dari benang alam adalah kain wol yang dibuat dari bulu domba.
Sementara itu, contoh bahan benang buatan meliputi dakron, polyester dan nilon yang digunakan untuk membuat tekstil dengan jenis tertentu. Contoh bahan benang buatan lainya meliputi serat agel dan serat rami yang digunakan untuk produk seperti tas dan makrame.
Setiap bahan tekstil memiliki sifat yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa jenis-jenis bahan tekstil yang biasa diberi ragam hias beserta masing-masing sifatnya.
- Katun
Bahan katun memiliki sifat menyerap air, mudah kusut, lentur, dan dapat disetrika dalam temperatur panas yang tinggi. - Wol
Memiliki sifat sangat lentur, tidak mudah kusut, dapat menahan panas, apabila dipanaskan menjadi lebih lunak. - Sutera
Sutera memiliki sifat lembut, licin, berkilap, lentur, dan kuat. Bahan sutera banyak menyerap air dan memiliki rasa sejuk apabila digunakan. - Tekstil
Maksudnya adalah bahan kain/tekstil yang umum digunakan secara komersial pada industri. Bahan tekstil umumnya dibuat dari bahan polyester dan nilon memiliki sifat tidak tahan panas, tidak mudah kusut, tidak perlu disetrika, kuat, dan jika dicuci cepat kering.
Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil
Bahan tekstil dapat diberi warna baik dari bahan pewarna alami maupun buatan. Masing-masing bahan pewarna tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda pula. Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Contoh pewarna alami misalnya adalah soga dan kesumba. Pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.
Sementara itu, pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia. Contohnya meliputi naptol dan indigosol. Jenis pewarna naptol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis). Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari.
Teknik Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan beragam teknik, seperti sulam, batik, sablon tenun ikat, bordir, dan songket. Contoh sederhana dari penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan menggambar ragam hias pada pada kaus oblong.
Kaos atau T-shirt dibuat dari bahan yang menyerap cat, sehingga cat dapat dipastikan mampu merekat dengan baik. Namun dibalik kelebihan itu, bahan yang terlalu mudah menyerap cat juga akan sedikit menyulitkan pengaplikasian cat. Hal itu karena cat akan terlalu rembes dan meleber, sehingga sulit untuk menggambar bentuk yang presisi. Untuk menghindari masalah ini kita dapat menggunakan cat yang tidak terlalu encer dan menggunakan kuas round yang kecil serta mengaplikasikannya secara tipis-tipis.
Berikut adalah contoh penerapan ragam hias pada produk kaos oblong, dengan teknik menggambar.
- Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
- Siapkan kaos oblong berwarna putih dan berilah alas dari bahan karton atau tripleks di dalamnya agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang.
- Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil.
- Selesaikan gambar rancangan dengan menerapkan warna-warna yang menarik dengan alat kuas.
- Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 124).
Pada contoh penerapan ragam hias ini, pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dilakukan dengan cara menggambar atau melukisnya langsung di atas kaus. Pewarnaan bisa dilakukan dengan menggunakan alat kuas dan bahan cat tekstil atau cat sablon.
Langkah-langkah menggambar pada bahan tekstil (kaus) meliputi beberapa tahapan berikut.
- Buatlah sketsa ragam hias yang sudah dipilih.
- Gunakan kayu triplek atau karton tebal sebagai alas kaos dan letakkan di dalamnya agar tidak tembus ke belakang.
- Berilah warna pada ragam hias.
- Keringkan hasil gambar pada sinar matahari atau gunakan pengering rambut (hair dryer).
Penutup
Mungkin contoh di atas tampak terlalu sederhana namun mempelajari menerapkan ragam hias pada bahan tekstil dapat dimulai dari teknik tersebut. Selanjutnya kita dapat mencoba untuk menerapkan teknik cetak tinggi seperti pada desain grafis, baru kemudian belajar membatik. Membatik akan melibatkan berbagai teknik cukup sulit yang harus ditekuni dan dipelajari dengan cermat serta sungguh-sungguh agar dapat dikuasai.
Referensi
- Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara: Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Yogyakarta: [Penerbit].
- Tim Kemdikbud. (2017). Seni Budaya VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sudah agak faham tentang pelajaran yang ini
Jadi saya mengerti cara membuat ragam hias pada bahan tekstil
Saya menjadi lebih tau apa itu kerajinan, bahan tekstil, dan pembuatan ragam hias
Perubahan ragam hias atau pun tekstil adalah suatu kebudayaan masyarakat sekitar, ini semua wajib di budi dayakan dan di lestarikan
Kita harus membudi dayakan suatu ragam hias atau pun kerajinan
Saya semakin mengerti tentang batik
izin memakai artikelnya untuk bahan ajar ya min