Daftar Isi ⇅
show
Pengertian Metode Penelitian Studi Kasus
Metode Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menguraikan penjelasan secara menyeluruh mengenai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi sehingga pada penelitian tersebut peneliti harus mengolah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti (Mulyana, 2018, hlm. 201).
Kata kasus sendiri maksudnya adalah keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal (KBBI, 2016). Oleh karena itu, jelas bahwa studi kasus adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu keadaan, atau kondisi lewat pencarian fakta atau data sebanyak-banyaknya yang dapat ditemukan. Pada studi kasus, sering kali data ini disebut juga sebagai bukti.
Lebih lanjut, Wahyuningsih (2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa studi kasus adalah sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa studi kasus adalah penelitian yang berfokus pada penggalian mendalam terhadap suatu fenomena tertentu (kasus) dalam konteks waktu dan tempat yang spesifik. Kasus tersebut dapat berupa program, peristiwa, aktivitas, individu, proses, institusi, atau kelompok sosial. Dalam studi kasus, peneliti berusaha mengumpulkan informasi secara rinci dan menyeluruh melalui berbagai teknik pengumpulan data selama periode tertentu, sehingga hasil penelitian mampu memberikan gambaran yang utuh mengenai kasus yang diteliti.
Pertanyaan pada Studi Kasus
Menurut Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 5) dalam studi kasus kualitatif, seseorang dapat menyusun pertanyaan maupun sub pertanyaan melalui isu dalam tema yang dieksplorasi, juga sub pertanyaan tersebut dapat mencakup langkah-langkah dalam prosedur pengumpulan data, analisis dan konstruksi format naratif. Berbagai pertanyaan yang dapat memandu peneliti dalam melakukan penelitian studi kasus sebagai berikut.
- Apa yang terjadi?
- Siapa yang terlibat dalam respons terhadap suatu peristiwa tersebut?
- Tema respons apa yang muncul selama 8 bulan mengikuti peristiwa ini?
- Konstruksi teori apa yang dapat membantu kita memahami respons di kampus?
- Konstruksi apa yang unik dalam kasus ini?
Kemudian, pertanyaan-pertanyaan prosedural yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
- Bagaimana suatu kasus dan peristiwa tersebut digambarkan? (deskripsi kasus)
- Tema apa yang muncul dari pengumpulan informasi tentang kasus? (analisis materi kasus)
- Bagaimana peneliti menginterpretasikan tema-tema dalam teori sosial dan psikologi yang lebih luas? (pelajaran yang dipelajari dari kasus berdasarkan literatur).
Karakteristik Metode Penelitian Studi Kasus
Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 2) mengemukakan beberapa karakteristik dari metode penelitian studi kasus adalah sebagai berikut.
- Mengidentifikasi “kasus” untuk suatu studi.
- Kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan tempat.
- Studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari suatu peristiwa, dan
- Ketika menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan banyak “menghabiskan waktu” atau lebih banyak berurusan dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus.
Sementara itu, menurut Martha (2016), karakteristik dari studi kasus antara lain adalah:
- Fokusnya pada keadaan/peristiwa nyata dalam konteks sebenarnya.
- Mengeksplor secara mendalam dan menyempit.
- Kegiatannya dibatasi oleh ruang dan waktu.
- Hanya meneliti secara longitudinal dari suatu keadaan yang sudah terjadi atau yang sedang terjadi, atau bahkan hanya sekilas saja tapi dilihat secara mendalam dan dari berbagai sudut pandang serta dari berbagai sumber informasi.
- Hasilnya disajikan secara deskriptif namun mendalam.
- Dilihat secara menyeluruh serta meneliti hubungan dan keterikatan satu sama lai.
- Fokus pada keadaan apa adanya yang terjadi, keadaan yang tidak biasa, dan yang penting.
- Studi kasus ini berguna untuk membangun bahkan menguji suatu teori.
Pengumpulan Data Metode Penelitian Studi Kasus
Menurut Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 3) beberapa teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam metode penelitian studi kasus meliputi:
- observasi,
- wawancara,
- materi audio-visual,
- dokumentasi, dan
- laporan.
Disebut informasi karena “data” yang kita himpun sudah berupa data yang dapat dikonsumsi, tidak harus diolah terlebih dahulu seperti pada data kuantitatif.
Sejalan dengan Creswell namun mengungkapkannya dengan lebih mendetail, menurut Yin (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 5) mengungkapkan enam bentuk pengumpulan data dalam metode penelitian studi kasus, yakni:
- dokumentasi yang terdiri dari surat, memorandum, agenda, laporan-laporan suatu peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil evaluasi, kliping, artikel;
- rekaman arsip yang terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei, daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti buku harian, kalender dsb;
- wawancara biasanya bertipe open-ended;
- observasi langsung;
- observasi partisipan dan
- perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan teknologi, alat atau instrumen, pekerjaan seni dll.
Selanjutnya, Yin mengungkapkan bahwa keenam cara pengumpulan data sumber di atas dapat dimaksimalkan apabila kita mengikuti dan menerapkan beberapa prinsip sebagai berikut.
- menggunakan bukti multisumber;
- menciptakan data dasar studi kasus, seperti: catatan-catatan studi kasus, dokumen studi kasus, bahan-bahan tabulasi, narasi;
- memelihara rangkaian bukti.
Di sini tampak bahwa studi kasus memang seakan memaksa Peneliti untuk membuat data yang sekaya dan sedalam mungkin untuk mengetahui seluk-beluk dari kasus yang diteliti. Oleh karena itu, hasil data dari pengumpulan data studi kasus juga akan sangat jenuh dan sulit untuk diproses. Lantas bagaimana cara mengolahnya?
Menganalisis data studi kasus adalah suatu hal yang relatif lebih sulit karena strategi dan tekniknya belum teridentifikasikan secara baik. Oleh karena itu, setiap penelitian studi kasus hendaknya dimulai dengan strategi analisis umum yang mengandung prioritas mengenai apa dan mengapa suatu hal itu yang menjadi prioritas analisis.
Teknik Analisis Metode Penelitian Studi Kasus
Menurut Creswell, analisis data pada studi kasus harus terinci beserta setting atau latarbelakangnya. Apabila suatu kasus menampilkan kronologis suatu peristiwa maka analisisnya akan memerlukan banyak sumber data untuk menentukan bukti pada setiap fase dalam evolusi kasusnya.
Stake (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 6) mengungkapkan empat bentuk analisis data beserta interpretasinya yang dapat digunakan dalam penelitian studi kasus, yakni sebagai berikut.
- Pengumpulan kategori, peneliti mencari suatu kumpulan dari contoh-contoh data serta berharap menemukan makna yang relevan dengan isu yang akan muncul.
- Interpretasi langsung, peneliti studi kasus melihat pada satu contoh serta menarik makna darinya tanpa mencari banyak contoh. Hal ini merupakan suatu proses dalam menarik data secara terpisah dan menempatkannya kembali secara bersama-sama agar lebih bermakna.
- Peneliti membentuk pola dan mencari kesepadanan antara dua atau lebih kategori. Kesepadanan ini dapat dilaksanakan melalui tabel 2×2 yang menunjukkan hubungan antara dua kategori.
- Pada akhirnya, peneliti mengembangkan generalisasi naturalistik melalui analisa data, generalisasi ini diambil melalui orang-orang yang dapat belajar dari suatu kasus, apakah kasus mereka sendiri atau menerapkannya pada sebuah populasi kasus.
Sementara itu, Yin (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 7) membagi tiga teknik analisis untuk studi kasus, yakni:
- penjodohan pola,
yaitu dengan menggunakan logika penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang bersangkutan; - pembuatan eksplanasi,
yang bertujuan untuk menganalisis data studi kasus dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan; dan - analisis deret waktu,
yang banyak dipergunakan untuk studi kasus yang menggunakan pendekatan eksperimen dan kuasi eksperimen.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian Studi Kasus
Menurut Yin (2009, hlm. 18-24), metode penelitian studi kasus memiliki sejumlah kelebihan, antara lain:
Memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap suatu fenomena dalam konteks nyata.
Menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, sehingga hasilnya lebih kaya dan valid (data triangulation).
Menyajikan gambaran holistik yang tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga makna dan konteks.
Berguna dalam pengembangan teori maupun pemahaman praktis atas fenomena tertentu.
Namun, Yin juga menekankan adanya beberapa kekurangan dalam metode ini, di antaranya:
Rentan subjektivitas peneliti, karena data kualitatif sering kali dipengaruhi interpretasi.
Pengolahan data yang kompleks dan memakan waktu lama, karena data yang diperoleh biasanya sangat banyak dan mendalam.
Generalisasi hasil terbatas, karena studi kasus biasanya meneliti konteks yang spesifik sehingga sulit diterapkan pada populasi luas.
Creswell (2014, hlm.135-138) menambahkan bahwa tantangan utama dalam studi kasus adalah analisis data yang belum memiliki prosedur baku, sehingga memerlukan keterampilan peneliti dalam memilih strategi analisis yang tepat.
Simpulan
Metode penelitian studi kasus adalah salah satu pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan untuk menggali secara mendalam suatu fenomena, individu, kelompok, peristiwa, program, atau organisasi dalam konteks nyata. Karakteristik studi kasus terletak pada fokus penelitian yang sempit namun detail, penggunaan berbagai sumber informasi, serta teknik pengumpulan data yang beragam seperti observasi, wawancara, dokumentasi, hingga arsip. Dengan analisis data yang sistematis, hasil penelitian studi kasus mampu memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan, pola, dan makna dari kasus yang diteliti.
Kelebihan metode ini adalah kemampuannya menghadirkan deskripsi yang kaya, realistis, dan relevan, meskipun memiliki tantangan dalam pengolahan data yang kompleks. Oleh karena itu, studi kasus banyak digunakan sebagai metode penelitian sosial, pendidikan, maupun psikologi untuk membangun, mengembangkan, bahkan menguji teori. Dengan memahami pengertian, karakteristik, teknik pengumpulan data, kelebihan dan kekurangan, serta contoh penelitian studi kasus, peneliti dapat lebih tepat dalam menentukan strategi penelitian sesuai kebutuhan.
Referensi
- Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). SAGE Publications.
- Martha, Evi dan Kresno, Sudarti. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Bidang Kesehatan. Depok: Raja Grafindo Persada.
- Mulyana, Deddy. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
- Wahyuningsih, Sri. (2013). Metode penelitian studi kasus. Madura: UTM Press.
- Yin, R. K. (2009). Case study research: Design and methods (4th ed.). SAGE Publications.