Pengertian Model Example non Example

Example non example adalah model atau metode pembelajaran yang memberikan contoh berupa gambar yang bermuatan masalah untuk dianalisis kemudian dideskripsikan dan disimpulkan oleh peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Komalasari (2017, hlm. 61) bahwa example non example adalah model pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar-gambar, foto, dan kasus yang bermuatan masalah.

Sementara itu, menurut Kurniasih dan Sani (2015, hlm. 32) examples non examples adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa memiliki kemampuan dalam menganalisis gambar dan memberikan deskripsi mengenai apa yang ada di dalam gambar.

Dapat dikatakan bahwa gambar adalah media pembelajaran utama dalam teknik pembelajaran ini. Seperti yang diungkapkan oleh Joyce, Weil, dan Calhoun (2016) bahwa model pembelajaran example non example atau juga biasa disebut example non example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Dengan kata lain, metode ini menekankan pada konteks analisis siswa dan dapat mengajarkan definisi konsep. Example non example adalah strategi (taktik) yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep (Hamdayama, 2014, hlm. 97).

Selain itu, example non example juga akan melatih siswa untuk berpikir kritis. Model pembelajaran examples non examples menurut Kurniasih dan Sani (2015, hlm. 31) bertujuan untuk mendorong siswa agar berpikir kritis dengan jalan memecahkan suatu masalah dari contoh gambar yang diperlihatkan.

Dapat disimpulkan bahwa example non example adalah model atau metode pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan gambar atau ilustrasi lain yang dapat memancing daya kritis siswa untuk menganalisis, mendeskripsikan, hingga menyimpulkan sesuatu yang terkandung dalam contoh (example) yang diberikan untuk mempelajari dan menguasai konsep-konsep materi yang sedang dibawakan.

Model atau Metode?

Beberapa ahli menyebut pembelajaran ini dengan metode example non example. Hal tersebut tampaknya karena example non example telah memiliki langkah konkret yang dapat langsung diikuti. Sementara itu model pembelajaran biasanya hanya memiliki acuan dasar dan komponen saja, sementara penerapan atau langkahnya harus dibuat sendiri oleh guru. Singkatnya, baik model maupun metode, pada akhirnya example non example juga akan digunakan sebagai metode pembelajaran juga.

Terkadang model dan metode pembelajaran juga digunakan secara tumpang tindih. Sebagai patokan utama, jika sesuatu memiliki sintaks atau acuan dasar umum fase-fase yang harus dialami, maka kemungkinan besar hal itu adalah model pembelajaran. Jika sesuatu hanya memiliki langkah-langkah saja, tanpa sintaks, maka hal tersebut adalah metode. Penjelasan lebih lanjut terkait mengenai perbedaan model dan metode pembelajaran dapat dibaca pada artikel di bawah ini.

Baca juga: Metode Pembelajaran: Pengertian, Jenis & Macam (Menurut Para Ahli)

Sintaks Example non Example (Prosedur/Langkah)

Lalu seperti apa langkah-langkah dalam implementasi teknik pembelajaran example non-example? Menurut Suprijono (2015, hlm. 144) Langkah-langkah atau sintaks example non example adalah sebagai berikut.

  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas dan sesuai dengan Kompetensi dasar yang diharapkan.
  2. Menempelkan gambar (poster) di papan atau ditayangkan melalui LCD atau proyektor. Pada tahap ini guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus membentuk kelompok siswa.
  3. Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang telah disajikan secara seksama, agar detail gambar dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi umum yang jelas mengenai gambar yang sedang diamati siswa.
  4. Melalui diskusi kelompok yang beranggotakan 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.
  5. Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing-masing.
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisis yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  7. Pendidik dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sementara itu Huda (2015, hlm. 234) menerangkan bahwa langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran example non example adalah sebagai berikut.

  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  2. Menempelkan atau menayangkan gambar lewat proyektor di depan kelas.
  3. Guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk memperhatikan atau menganalisa gambar.
  4. Melalui diskusi kelompok yang beranggotakan 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar dicatat pada kertas.
  5. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
  6. Memulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru menjelaskan materi sesuai dengn tujuan yang ingin dicapai.
  7. Memberikan kesimpulan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Example Non Example

Secara keseluruhan salah satu kelebihan utama dari example-non-example adalah kesempatan menemukan sesuatu melalui analisis yang dibantu oleh gambar. Gambar merupakan salah satu media pembelajaran paling efektif. Media gambar atau perumpamaannya memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar (Arsyad, 2017, hlm. 89). Berikut akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan metode example non example.

Kelebihan Example non Example

Menurut Shoimin (2017, hlm. 76) kelebihan model example non example adalah sebagai berikut.

  1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
  2. Peserta didik terlibat dalam satu proses discovery atau penemuan yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example non example.
  3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat pada beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

Kemudian, Kurniasih dan Sani (2015, hlm. 3) menyebutkan beberapa kelebihan dari model pembelajaran examples non examples diantaranya yakni sebagai berikut.

  1. Siswa memiliki pemahaman dari sebuah definisi dan siswa dapat memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lengkap.
  2. Terlibat dalam sebuah penemuan dan mendorong siswa untuk membangun konsep secara cepat melalui pengalaman dari mengamati gambar yang ada.
  3. Siswa menjadi lebih kritis dalam menganalisis gambar dan siswa mendapatkan pengetahuan yang nyata dari materi berupa contoh gambar.
  4. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat pribadinya mengenai gambar-gambar yang mereka lihat.

Kelemahan Example non Example

Sementara itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 76) terdapat dua kelemahan dalam menggunakan model Examples Non Examples, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
  2. Berpotensi memakan terlalu banyak waktu.

Referensi

  1. Arsyad, Azhar. (2017). Media Pembelajaran Edisi Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  2. Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
  3. Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  4. Joyce, B. R., Weil, M., & Calhoun, E. (2016). Models of teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  5. Komalasari, Kokom. (2017). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
  6. Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. (2015). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Kata Pena.
  7. Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *