Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan bentuk kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel dalam Asrori, 2020, hlm. 117). Dengan demikian motivasi mempunyai peranan yang penting dalam aktivitas belajar. Tidak akan ada orang yang melakukan aktivitas belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan untuk belajar.

Secara etimologis kata motivasi berasal dari kata “motiv” atau “motif” yang artinya dorongan, kehendak, alasan atau kemauan. Motif adalah setiap kondisi atau keadaan pada diri seseorang yang siap untuk memulai atau melanjutkan seperangkat perilaku. Motivasi sendiri adalah adalah suatu proses untuk menggerakkan motif menjadi perilaku/tindakan untuk memuaskan atau mencapai tujuan (Hidayah dalam Nurjan, 2016, hlm. 151). Dengan demikian, motivasi belajar adalah tenaga-tenaga (forces) yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku individu untuk belajar (Nurjan, 2016, hlm. 151).

Motivasi bukanlah perilaku, melainkan kondisi internal yang kompleks, dan tidak dapat diamati secara langsung, mempengaruhi tingkah laku. Seperti yang diungkapkan oleh Mc. Donald (dalam Nurjan, 2020, hlm. 151) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (motif).

Sementara itu menurut Suralaga (2021, hlm. 127) motivasi belajar merupakan kekuatan yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku ke arah tujuan (belajar). Kunci dari kekuatan itu ada di tangan individu masing-masing. Hal tersebut karena motivasi merupakan isu kompleks yang tidak hanya bergantung pada apa yang ingin kita lakukan, tapi juga ketepatan dari perilaku tersebut.

Jika motivasi dilihat dari sudut pandang orang yang melakukannya, maka orang tidak pernah tidak termotivasi, namun bisa jadi ia terjebak pada perilaku yang sebetulnya kurang tepat sehingga sering kali dibutuhkan orang lain untuk mengarahkannya. Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan psikis yang mengarahkan kita untuk melakukan perilaku belajar yang tepat untuk mencapai motif atau tujuan dari belajar itu sendiri.

Komponen Motivasi

Melalui pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, kita dapat mengetahui bahwa motivasi terdiri atas beberapa komponen yang meliputi adanya tujuan dan perilaku untuk mewujudkannya. Tujuan sendiri muncul sebagai akibat dari kebutuhan manusia. Dengan demikian, komponen motivasi meliputi:

  1. Kebutuhan
    Salah satu teori terbesar mengenai kebutuhan manusia adalah 5 hierarki kebutuhan manusia dari Maslow yang meliputi: kebutuhan fisiologis (makan/minum, bertahan hidup), perasaan aman, kebutuhan sosial/ingin dimiliki atau dicintai, harga diri, dan aktualisasi diri (menggapai cita-cita bermakna). Sementara itu, menurut Frederick Herzberg menganalisis motivasi manusia berdasarkan dua golongan utama, yaitu, kebutuhan menutup kekurangan dan kebutuhan pengembangan.
  2. Tujuan
    Unsur ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Atau tujuan adalah hal yang ingin dicapaidalam mengarahkan perilaku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan, jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.
  3. Perilaku
    Perilaku atau tingkah laku adalah cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai ().

Bersama-sama ketiga komponen atau unsur tersebut akan menjadi suatu motivasi yang mampu menggerakkan seseorang untuk melakukan tingkah laku yang akan membuatnya mencapai tujuan.

Fungsi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (dalam Asrori, 2020, hlm. 118) fungsi motivasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Mendorong manusia berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
  2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.
  3. Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Selain itu, ada fungsi lain dari motivasi belajar menurut Purwanto (dalam Asrori, 2020, hlm. 118) yaitu untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia. Dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai tenaga penggerak untuk mendorong, mengarahkan, dan menentukan siswa untuk melakukan suatu tugas atau perbuatan untuk mencapai tujuan belajar (Asrori, 2002, hlm. 118).

Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Sardiman (2018, hlm. 87) jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut.

  1. Cognitive Motives
    Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual.
  2. Self-expression
    Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.
  3. Self-enhancement
    Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.

Lebih lanjut Sardiman juga mengungkapkan bahwa motivasi dapat dikelompokkan menjadi asal dari motivasi itu sendiri menjadi:

  1. Motivasi intrinsik,
    adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik muncul biasanya karena adanya harapan, tujuan dan keinginan seseorang terhadap sesuatu sehingga dia memiliki semangat untuk mencapai sesuatu yang bermakna bagi dirinya sendiri;
  2. Motivasi ekstrinsik,
    adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar seperti lingkungan, orang tua, pengajar, teman, suasana sekitar, dsb.

Selain itu, menurut Nurjan (2016, hlm. 154) motivasi juga dapat dibagi menjadi motivasi primer dan motivasi sekunder yang akan dijelaskan sebagai berikut.

  1. Motivasi Primer
    Suatu motif disebut primer apabila dilatarbelakangi oleh proses fisio-kemis didalam tubuh, atau biasa disebut motivasi dasar yang berupa: a) Kebutuhan fisiologis: lapar, haus, istirahat, dsb; b) Kebutuhan keamanan: terlindung, bebas dari kecemasan, dan motif primer bersifat bawaan.
  2. Motivasi Sekunder
    Motivasi sekunder adalah suatu motif yang tidak langsung pada keadaan organisme individu. Motif sekunder ini sangat bergantung pada pengalaman individu. Yang termasuk dalam motif sekunder adalah: a) Kebutuhan cinta clan kasih, rasa diterima clan clihargai dalam suatu kelompok; b) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri: pengembangan bakat, pembentukan pribadi.

Cara Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut Hamalik (dalam Asrori, 2020, hlm. 119) cara untuk meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut.

  1. Kebermaknaan
    Siswa termotivasi belajar apabila hal yang dipelajari mengandung suatu makna tertentu baginya. Maka untuk menjadikan pelajaran bermakna bagi siswa, caranya adalah dengan mengaitkan pelajaran dengan pengalaman masa lampau siswa, tujuan-tujuan masa datang, dan minat serta nilai-nilai yang berarti bagi mereka.
  2. Modelling
    Pelajaran lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model, bukan dengan hanya berceramah atau menceritakan secara lisan. Dengan model tingkah laku ini siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru.
  3. Komunikasi Terbuka
    Komunikasi terbuka dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk mengemukakan tujuan yang diinginkan, bahan pelajaran yang hendak dipelajari, dan kegiatan-kegiatan apa yang ingin dilakukan. Kesempatan itu berarti menyalurkan minat siswa untuk belajar lebih baik. Jika hal itu dapat dilakukan, maka berarti siswa akan menjadi lebih termotivasi belajar.
  4. Hubungan Pengajaran dengan Masa Depan Siswa
    Pelajaran dirasakan bermakna bagi diri siswa apabila pelajaran itu dapat dilaksanakan atau digunakan pada kehidupannya sehari-hari di luar kelas pada masa mendatang. Untuk itu, hendaknya guru menyajikan tentang macam-macam gagasan dan tentang macam-macam situasi yang mungkin ditemui oleh siswa pada waktu mendatang. Bila siswa telah menyadari kemungkinan aplikasi pelajaran tersebut maka sudah tentu motivasi belajar akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih efektif.
  5. Prasyarat
    Guru hendaknya berusaha mengetahui atau mengenali prasyaratprasyarat yang telah dimiliki oleh siswa sebelum memberikan materi pelajaran yang baru. Siswa yang berada pada kelompok yang berprasyarat akan mudah memahami hubungan antara pengetahuan yang sederhana yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang kompleks yang akan dipelajari. Berbeda halnya dengan siswa yang belum berprasyarat. Bertitik tolak dari keadaan siswa tersebut, guru akan lebih mudah menyesuaikan pelajarannya sehingga membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi di kalangan siswa.
  6. Novelty
    Siswa lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-penyajian yang baru (novelty) atau masih asing. Guru dapat menggunakan berbagai metode mengajar yang bervariasi, berbagai alat bantu, tugas macam-macam kegiatan yang mungkin asing bagi siswa.
  7. Latihan dan Praktik yang Aktif dan Bermanfaat
    Siswa lebih senang belajar apabila mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktik untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk mengaktifkan siswa mempraktikkan hal-hal yang sedang dipelajarinya, guru dapat menggunakan macam-macam metode, seperti tanya-jawab dan mengecek jawaban rekan-rekannya kemudian dilanjutkan dengan diskusi, melakukan simulasi, dan melaksanakan metode tutorial.
  8. Latihan Terbagi
    Siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu yang pendek. Latihan-latihan secara demikian akan lebih meningkatkan motivasi siswa belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalam jangka waktu yang panjang.
  9. Kurangi Secara Sistematik Paksaan Belajar
    Pada saat mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau pemompa. Akan tetapi bagi siswa yang sudah mulai menguasai pelajaran, maka secara sistematik pemompaan itu dikurangi dan akhirnya lambat laun siswa dapat belajar sendiri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Suralaga (2021, hlm. 131-132) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Cita-cita atau aspirasi.
    Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua peserta didik. Target atau tujuan ini akan ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang. Aspirasi ini dapat bersifat positif yang berarti hasratnya ditujukan untuk memperoleh suatu keberhasilan, sementara itu seseorang dengan aspirasi negatif adalah individu yang menunjukkan keinginan atau hasratnya untuk menghindari kegagalan. Taraf dari aspirasi itu sendiri juga menentukan motivasi yang akan membawa individu mencapai kesuksesan atau tidak.
  2. Kemampuan belajar.
    Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan yang meliputi pengamatan, ingatan, daya pikir, dan fantasi. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya sehingga mempermudah mengingat, memproduksi, dan mengolah suatu pengetahuan sehingga ia akan mendapatkan sesuatu yang baru. Saat siswa merasa mendapatkan sesuatu yang baru, ia akan lebih menyukai dan termotivasi untuk belajar, karena ia sering memperoleh kesuksesan.
  3. Kondisi siswa.
    Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik, sehingga kondisi fisik dan psikis siswa sendiri mempengaruhi motivasi belajar. Contohnya jika siswa sedang sakit atau mengalami stres/depresi, maka motivasi belajarnya akan menurun.
  4. Kondisi lingkungan.
    Kondisi lingkungan maksudnya adalah berbagai unsur-unsur dari luar siswa seperti orang tua, saudara, sekolah, teman, dan masyarakat. Lingkungan akan sangat berpengaruh pada motivasi siswa, misalnya jika prasarana sekolah kurang memadai maka siswa akan cenderung kehilangan motivasinya. Selain itu jika orang-orang terdekatnya juga tidak mendukung pembelajarannya, maka ia juga akan mengalami penurunan motif.
  5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar.
    Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah berbagai komponen yang keberadaannya dalam proses belajar tidaklah stabil, kadang-kadang kuat, lemah, bahkan kadang hilang sama sekali, khususnya kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa, gairah belajar, dan situasi dalam keluarganya.
  6. Upaya guru membelajarkan siswa.
    Upaya yang dimaksud di sini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi belajar siswa.

Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Menurut Djamarah (2016, hlm. 152-156) terdapat prinsip-prinsip motivasi belajar yang dapat diterapkan untuk memotivasi siswa dalam belajar yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
    Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong siswa untuk belajar.
  2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
    Siswa yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat.
  3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
    Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian.
  4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
    Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan.
  5. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
    Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan.
  6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
    Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang siswa.

Indikator Motivasi Belajar

Tentunya seperti proses mental lainnya, motivasi belajar memiliki ciri atau indikasi saat hal itu sedang berhala dalam individu melalui tingkah lakunya. Menurut Sardiman (2018, hlm. 83) indikator dari motivasi belajar adalah sebagai berikut.

  1. Tekun menghadapi tugas.
    Artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
  2. Ulet menghadapi kesulitan.
    Siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan melaksanakan kegiatan belajar.
  3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah.
    Misalnya berani menghadapi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi seperti masalah ekonomi, sosial, atau kesulitan belajar yang sedang dihadapinya.
  4. Lebih senang bekerja mandiri.
    Artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
  5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis.
    Seseorang yang termotivasi biasanya kurang suka dengan hal yang berulang-ulang begitu saja karena biasanya lebih kreatif dan menginginkan sesuatu yang lebih efektif.
  6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
    Jika sudah yakin akan suatu hal seseorang yang termotivasi lebih cenderung mampu mempertahankan pendapatnya tanpa memaksakan melainkan melalui alasan logis yang telah ia pikirkan
  7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.
    Artinya ia percaya dengan apa yang dikerjakannya.
  8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
    Seseorang yang telah termotivasi justru akan suka dan senang bahkan ketika diharuskan belajar dan mengerjakan soal-soal yang sulit sekali pun.

Referensi

  1. Asrori. (2020). Psikologi pendidikan pendekatan multidisipliner. Banyumas: Pena Persada.
  2. Djamarah, Syaiful, Bahri. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
  3. Nurjan, Syarifan. (2016). Psikologi Belajar. Ponorogo: Wade Group.
  4. Sardiman, A.M. (2018). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
  5. Suralaga, F. (2021). Psikologi pendidikan implikasi dalam pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *