Musik kreasi adalah salah satu produk seni yang bisa jadi agak sulit untuk membayangkan proses penciptaannya. Apalagi jika kita tidak pernah mencoba membuat suatu karya seni musik. Membayangkan proses penciptaannya saja boleh dibilang kita tidak bisa.

Hal itu berbeda jauh dengan seni rupa yang meskipun membutuhkan keterampilan, setidaknya kita semua tahu bahwa apa yang harus dilakukan agar mampu menciptakan gambar yang indah adalah dengan mencoba menggambarnya menggunakan pensil dan kertas. Sementara itu, proses kreasi musik terhitung sangat abstrak.

Bagaimana jika kita ingin mencoba menciptakan lagu yang indah? Apakah berlatih menyanyi membuat kita mampu menciptakan lagu yang baik pula? Apakah dengan menguasai teknik bermain suatu alat musik kita dapat menciptakan musik yang indah? Jawabannya tentu tidak.

Proses penciptaan musik kreasi sangatlah abstrak dan sulit untuk dipahami secara konkret. Namun, sejatinya, musik kreasi merupakan fenomena seni yang disadari ataupun tidak, merupakan hal yang mengandung nilai estetis karena telah mendapatkan sentuhan manusia.

Pada dasarnya, setiap benda alam yang tercipta dapat disentuh atau dimodifikasi oleh manusia untuk digayakan menjadi sesuatu yang unik dan baru sehingga mengandung makna yang bernilai. Hal ini tentunya akan membuat kita lebih menyadari bahwa musik sendiri juga sebetulnya berasal dari alam.

Oleh sebab itu, setiap karya seni budaya akan memiliki nilai estetis dan fungsi tertentu sesuai dengan tujuannya, menunjukkan maksud dan mengandung gagasan atau ide dari penciptanya. Sehingga apa yang kita lakukan untuk menciptakan suatu musik kreasi sebetulnya adalah dengan memiliki gagasan dan ide yang ingin diproses menjadi suatu karya seni.

Melly Goeslaw seorang maestro lagu pop Indonesia tidak memiliki kemampuan memainkan instrumen musik sama sekali, namun ia telah menciptakan banyak lagu indah yang menjadi hits di negeri ini. Apa yang ia miliki adalah ide dan gagasan luar biasa dalam menciptakan karya. Itulah kunci membuat musik kreasi.

Konsep Seni Musik Kreasi

Namun demikian memiliki kemampuan memainkan alat musik tentunya akan sangat membantu proses ini. Seseorang yang memiliki kemampuan menggambar mungkin kelihatannya akan mampu menjadi seorang seniman. Padahal belum tentu, mengapa? Karena saat menciptakan karya seni lagi-lagi ide dan gagasan serta keunikan manusialah yang menjadi utama. Mampu memainkan gitar belum tentu mampu menulis karya musik yang apik. Keilmuan seni-lah yang akan membimbing kita mampu menciptakan karya seni yang baik pula.

Oleh karena itu, salah satu keilmuan yang dapat kita pelajar agar dapat menciptakan atau setidaknya memahami musik kreasi lebih jauh adalah dengan mempelajari konsep seni musik kreasi. Kita dapat memulainya dengan pengertian dari musik kreasi sendiri yang akan dibahas pada pemaparan di bawah ini.

Pengertian Musik Kreasi

Musik adalah suatu hasil karya seni melalui media bunyi atau suara dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 82). Unsur musik terdiri dari irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur, dan ekspresi sebagai satu kesatuan yang utuh. Lalu apa itu musik kreasi?

Secara garis besar, jenis karya seni musik dapat dibedakan menjadi dua kelompok, baik yang tumbuh dan berkembang di tingkat internasional, nasional maupun lokal/daerah. Musik vokal tentunya adalah musik yang fokus penciptaannya melalui lagu yang memiliki lirik dan diiringi musik. Sementara itu musik instrumen adalah jenis seni musik yang hanya melibatkan instrumen musik tanpa vokal (suara manusia). Selanjutnya, musik internasional, nasional, dan daerah memiliki tingkat varian yang tinggi. Bisa jadi musik tersebut memiliki lirik, bisa jadi instrumental pula. Intinya, musik ini sangat bervariasi karena dikreasikan lintas gaya, jenis, instrumen, dsb.

Secara konseptual, kreasi adalah ciptaan atau penciptaan dan hasil daya cipta. Kreasi musik merupakan penciptaan karya musik. Persoalan yang muncul di dalam gaya-gaya kreasi musik dan musik kreasi baru biasanya disebut dengan musik kontemporer. Genre musik kreasi baru ini membawa sesuatu yang baru, tetapi berdasarkan standar-standar bentuk musik yang tradisional.

Dapat disimpulkan bahwa Pengertian tari kreasi adalah jenis musik yang dikreasikan sedemikian rupa baik dari jenis genre, penggunaan instrumen, gaya modern, kontemporer, maupun tradisional yang dikembangkan untuk membuat karya seni musik baru yang unik. Bukan musik orkestra yang merupakan musik instrumental, atau bukan gamelan karena belum tentu mengusung gaya tradisional. Contoh musik kreasi dapat berupa musik yang dikreasikan sedemikian rupa meliputi: lagu pop, musik eksperimental band indie, musik kreasi dari lagu dan musik tradisional yang dimodifikasi, dsb.

Jenis dan Teknik Musik Kreasi

Jenis seni musik kreasi apakah yang ada pada setiap kelompok masyarakat? Apakah jenis dan teknik musik kreasi yang dipertunjukkan di lingkungan kamu dikenal dan dapat dipahami dengan baik? Apabila kamu tidak memahami musik yang dikreasikan oleh sekelompok orang, maka dapatkah kamu mengapresiasinya? Apakah musisinya dari latar budaya yang berbeda? Apakah musik merupakan bahasa yang universal?

Musik kreasi merupakan modifikasi atau diciptakan berdasarkan inspirasi dan gaya teknis dari musik-musik yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, kita juga dapat membagi tari kreasi secara umum menjadi beberapa jenis, yakni musik tradisional, musik klasik, musik modern, dan musik kontemporer.

1. Musik Tradisional

Musik tradisional adalah musik yang dipengaruhi oleh adat, tradisi dan budaya masyarakat tertentu. Pada umumnya, musik tradisi baik vokal maupun instrumen menjadi milik bersama, karena musik tradisi banyak yang tidak diketahui penciptanya dan tahun tercipta. Gaya musik tradisional dengan kesederhanaannya merupakan warisan seni budaya leluhur yang memiliki nilai luhur, diakui keberadaannya karena mampu mengadaptasi lingkungan tempat karya musik itu hidup dan berkembang.

2. Musik Klasik

Musik klasik lahir dari masa sekitar akhir abad ke-18, semasa hidup komponis Haydn dan Mozart. Musik klasik yang pembuatan dan penyajiannya memakai bentuk, sifat, dan gaya dari musik yang berasal dari masa lalu. Musik klasik adalah musik yang hidup dan berkembang di lingkungan kaum bangsawan, di lingkungan istana atau keraton (Soeharto, 1995, hlm. 63 dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 61). Namun demikian, pada dasarnya, definisi musik klasik adalah musik yang memiliki sifat mempertahankan nilai-nilai dan norma yang sangat kuat.

3. Musik Modern

Musik modern dikenal dengan sebutan musik kreasi baru. Musik ini bersumber dari musik tradisional dan musik klasik, yang dikemas dari hasil sebuah proses kreasi dari bentuk aslinya, biasanya kreasi musik ini mencerminkan sikap dinamis yang menjadi tuntunan masyarakat. Musik modern secara prinsip mampu memberi nuansa baru meskipun materinya lama.

4. Musik Kontemporer

Musik kontemporer adalah musik baru di Indonesia yang tidak berkaitan dengan tradisi sama sekali. Dalam artian norma ketat sangatlah tidak ingin dijaga, namun bukan berarti suatu musik kontemporer tidak dapat memanfaatkan musik tradisi untuk memberikan warna khas pada musiknya. Tentunya menggunakan tradisi maupun aliran apapun adalah bagian dari kebebasan juga bukan? Dengan demikian, kriteria dari kontemporer adalah ketidakbiasaan atau suatu bayangan “kebebasan sepenuhnya”. Kontemporer dianggap sebagai salah satu gaya tertentu, yang diartikan sebagai suatu sikap menggarap di ujung perkembangan seni yang digeluti. (Dieter Mack, 2001, hlm. 35).

Ide garapan musik kontemporer bisa dicapai dengan berbagai teknik dalam berkarya komposisi musik yang terdapat pada setiap etnik dengan cara mengembangkan dan berkolaborasi keunikan-keunikan, teknik memainkan instrumen selain teknik dalam memanfaatkan unsur-unsur keunikan musikal dan budaya musiknya (Kholid, 2015, hlm. 67, dalam Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 63).

Ada tiga kategori yang tersirat dalam tehnik berkreasi musik kontemporer, yaitu:

  1. Menggarap musik dalam suatu gaya tradisional, mengaransir baru suatu karya musik tradisional,
  2. Menggarap kreasi musik baru bersifat kekinian.
  3. Kriteria musik kontemporer adalah ketidakbiasaan atau suatu bayangan kebebasan sepenuhnya (Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 63).

Prosedur Musik Kreasi

Setelah berbagai pemaparan di atas, rasanya sudah cukup jelas konsepsi umum dari musik kreasi. Selanjutnya, ketika kita akan membuat sebuah karya musik kreasi, menurut Tim Kemdikbud (2018, hlm. 65) ada beberapa prosedur ataupun langkah-langkah dasar yang harus diperhatihan oleh komposer (pencipta musik kreasi) yakni sebagai berikut.

  1. Proses berkreasi dalam penciptaan suatu karya musik, yang terpenting harus diawali dari minat dan keinginan kuat untuk membuat suatu karya.
  2. Menstimulus diri untuk dapat memunculkan ide dan gagasan dalam berkreasi dan mendapatkan masalah yang akan digarap. Maksud dari ungkapan ini supaya kita dalam membuat karya tersebut memahami maksud dan tujuan membuat karya musik kreasi tersebut, kemudian strategi dan teknik apa yang harus dipilih untuk merealisasikan ide yang didapat.
  3. Langkah berikutnya adalah kegiatan berkreasi musik yang menjadikan pilihan komposer yang perlu dilakukan.

Fungsi Musik Kreasi

Selain memulai dari inspirasi diri sendiri, kita juga dapat menciptakan musik kreasi berdasarkan fungsinya. Sesuatu yang telah memiliki tujuan perlu dibuat agar fungsinya sesuai dengan tujuan tersebut. Oleh karena itu, berbagai hal yang harus kita lakukan dalam menciptakan musik kreasi pun akan lebih jelas. Lalu apa saja fungsi musik? Menurut tim kemdikbud (2018, hlm. 67) fungsi musik adalah sebagai berikut.

1. Sarana Upacara

Musik dapat dijadikan media untuk mendukung kegiatan upacara seperti berikut.

  1. Upacara Panen Padi (Upacara Seren Taun) di Jawa Barat, menggunakan musik angklung.
  2. Upacara Merapu di Sumba, menggunakan bunyi-bunyian untuk memanggil dan menggiring kepergian roh ke pantai merapu (alam kubur).
  3. Upacara dalam Talqin Mayit di daerah Blubur Limbangan, Garut (Jawa Barat), menggunakan nyanyian/tembang (lagu-lagu Cigawiran).
  4. Upacara Sekatenan di Cirebon (Jawa Barat), menggunakan musik gamelan sebagai pendukung, pengiring kegiatan mencuci barangbarang pusaka yang dianggap memiliki keramat oleh masyarakat pendukungnya.
  5. Upacara Mapag Dewi Sri, di Sumedang (Jawa Barat), menggunakan musik Tarawangsa.

2. Sarana Pertunjukan

Pada umumnya berbagai macam kegiatan pertunjukan seni yang kita kenal, tersaji dengan iringan musik berikut.

  1. Musik sebagai seni pertunjukan mandiri.
  2. Musik berfungsi sebagai pengiring gerak-gerak tari dan drama yang dipertunjukan.
  3. Musik sebagai ilustrasi tarian.
  4. Musik sebagai ilustrasi cerita, lakon.
  5. Musik sebagai stimulus untuk menari.
  6. Musik sebagai pengiring pertunjukan wayang.
  7. Musik sebagai latar dalam pertunjukan drama, sinetron, film, ludruk, sandiwara, lenong, gending karesmen, arja, ketoprak, dan lain-lain.

3. Media Komunikasi

Musik sejak dulu telah difungsikan manusia sebagai media komunikasi, misalnya seperti berikut.

  1. Di suatu daerah jika orang mendengar bunyi kentongan menandakan bahwa ada suatu kejadian untuk memberitahukan pada penduduk.
  2. Bunyi bedug, bagi orang muslim sudah merupakan ciri khas sebagai penanda tibanya waktu sholat.

4. Media Pendidikan dan Penerangan

Media pendidikan dan penerangan sering kita temukan pada kegiatan berikut.

  1. Lagu-lagu dalam iklan layanan masyarakat.
  2. Musik dan lagu yang bernapaskan agama, sebagai penerang kehidupan.
  3. Musik sebagai wahana pemahaman, penerapan, dan menyosialisasikan nilai-nilai religius, nilai estetis, serta nilai sosial masyarakat.

5. Media Hiburan

Media hiburan dapat ditemukan dalam musik berikut.

  1. Pelepas lelah.
  2. Sajian permainan, seperti dalam mendukung kegiatan anak-anak.
  3. Mencari kesenangan lahir dan batin.

6. Komoditi dan Media Ekspresi

Komoditi dan media ekspresi diberlakukan pada saat-saat berikut.

  1. Ajang bisnis
  2. Mengekspresikan/mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya melalui media seni musik, baik musik vokal instrumen ataupun campuran.
  3. Berkreasi dan berolah musik.

Jenis-Jenis Lagu berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan fungsi di atas, muncul pula berbagai lagu yang fungsinya dibuat berdasarkan tujuannya. Mudahnya, untuk melihat musik fungsional dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai istilah-istilah seperti adanya karya seni vokal dalam bentuk lagu perjuangan, lagu upacara, lagu kependidikan, lagu keagamaan, dan lagu-lagu lain yang bertema dan tercipta sesuai konteks kebutuhannya.

  1. Lagu perjuangan adalah karya seni musik dalam bentuk lagu yang berfungsi untuk mengobarkan semangat berjuang atau lagu yang menggambarkan kepahlawanan, artinya pada lagu ini bukanlah musik yang menjadi tujuan utama, melainkan berkobarnya semangat perjuangan itu sendiri, dan musik berfungsi sebagai pendukung utama.
  2. Lagu pendidikan berarti lagu yang diciptakan sebagai sarana atau media pendidikan baik untuk kebutuhan pendidikan dalam pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah.
  3. Lagu keagamaan merupakan lagu yang merupakan media bagi kepentingan hidup beragama, lagu atau musik tersebut diciptakan bisa untuk Da’wah atau untuk memenuhi kebutuhan sebagai alat pemujaan, bahkan lagu itu pun bisa berupa pupujian atau nadoman bagi umat Islam.
  4. Lagu hiburan berarti lagu yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dalam mencari kesenangan, yaitu menghibur atau sebagai pelepas lelah setelah melakukan aktivitas.
  5. Lagu atau musik upacara adalah buah karya seni musik yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan ritual atau musik yang diciptakan sebagai media upacara, yang menjadi tujuan pokok yang terpenting adalah kehidmatan dan kekhusuan dalam melakukan kegiatan upacara (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 75).

Referensi

  1. Mack, Dieter. (2001). Pendidikan musik antara harapan dan realitas. Bandung: University Press IKIP Bandung.
  2. Tim Kemdikbud. (2018). Seni Budaya XII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Gabung ke Percakapan

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *