Pengertian Pameran Seni Rupa

Pameran seni rupa adalah kegiatan untuk menyajikan karya seni rupa agar dapat diapresiasi oleh masyarakat luas secara sadar melalui penyampaian yang terencana sehingga dapat terselenggara sesuai dengan tujuan. Pameran memajang atau memamerkan karya dengan berbagai pertimbangan dari berbagai sudut pandang. Pertimangan tersebut meliputi tata letak artistik, kenyamanan penjelajahan, kuratorial, dan berbagai rangkaian acara untuk menyokongnya seperti pembukaan, penutupan, dan artist talk.

Penyelenggaraannya sendiri dapat dilakukan di berbagai tempat yang umumnya adalah galeri, berupa ruang atau kesatuan bangunan yang memang dirancang untuk berpameran. Namun  kegiatan ini dapat dilakukan di berbagai tempat seperti sekolah atau kampus pendidikan yang lain, hingga ke ruangan terbuka (outdoor).

Apa yang menjadi lebih penting adalah penyusunan rencana, sarana penunjang dan persiapan pameran. Inti dalam berpameran adalah menyusun atau membangun sarana dan rangkaian kegiatan penunjang yang terencana untuk menyampaikan karya seni rupa pada masyarakat luas dengan baik.

Tujuan Pameran Seni Rupa

Sebetulnya, tujuan dari pameran seni rupa sangat bergantung pada keinginan serta visi dari penyelanggaranya. Namun, secara umum, tujuan pameran seni rupa dapat digeneralisir menjadi beberapa poin di bawah ini.

  1. Tujuan Komersial,
    berarti bertujuan untuk menjual karya seni.
  2. Tujuan Sosial dan Kemanusiaan,
    hasil penjualan karya akan disumbangkan pada yang membutuhkan, atau pameran tidak mengadakan penjualan sama sekali. Dalam tujuan seperti ini, pameran lebih ditujukan pada pergerakan sosial.
  3. Tujuan Pendidikan,
    pameran ditujukan untuk menyebarkan pengetahuan seni untuk kemajuan seni sendiri.

Tujuan utama dari pameran seni rupa adalah untuk mendapatkan apresiasi dan tanggapan yang maksimal. Pameran yang tersusun dengan baik akan membuat pengunjungnya secara sadar dan sepenuhnya berusaha untuk mengapresiasi karya, berbeda dengan ketika mereka tidak sengaja melihat karya pada gulir sosial media, dsb.

Apresiasi maksimal yang dihasilkan oleh pameran itu akan sangat mempermudah tujuan lain yang diinginkan tercapai, baik secara komersial, sosial, maupun pendidikan.

Salah satunya adalah penjualan karya, tentunya hal ini adalah tujuan yang paling umum untuk ditargetkan pada suatu pameran. Tidak mudah untuk menjual karya seni murni, apalagi jika karya tersebut benar-benar eksperimental. Penjualan karya seni murni membutuhkan strategi lebih yang salah satu caranya adalah melibatkan pameran yang sukses.

Namun pameran juga tidak hanya membicarakan masalah penjualan. Beberapa pameran sama sekali tidak mencari dana namun justru ingin menyuarakan isu-isu sosial dan kemanusiaan yang dianggap sedang berkecamuk di dunia, seperti: hak asasi manusia, kesetaraan gender, kerusakan alam, dsb.

Selain itu, pendidikan juga menjadi tujuan utama yang sering ingin dicapai. Pendidikan seni melalui pameran yang terselenggara dengan baik tidak hanya metransfer ilmu dan pemahan seni saja. Justru pameran yang terselenggara dengan baik akan memberikan dampak panjang pada banyak aspek lain, termasuk daya apresiasi masyarakat, penjualan karya dan regenerasi seniman di masa depan.

Manfaat Pameran Seni Rupa

Manfaat pameran sendiri akan menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk memberikan apresiasi terhadap karya seni. Kegiatan ini akan menambah wawasan dan kemampuan kita untuk memberikan evaluasi (penilaian) karya seni secara lebih objektif (adil).

Pameran akan mempererat hubungan para pelaku seni karena akan membutuhkan kerjasama untuk menyelenggarakannya, termasuk di sekolah ataupun kampus, akan melatih kerja sama dan mempertebal pengalaman sosial.

Pameran seni juga akan melatih tanggungjawab setiap individu yang berhubungan langsung dengan kegiatan pameran dalam membuat suatu perencanaan proyek kerja seni menjadi lebih baik. Karya yang diapresiasi dengan baik melalui pameran yang terselenggara dengan baik pula akan membangkitkan motivasi seniman dalam berkarya (Cahyono, 1994).

Fungsi Pameran Seni Rupa

Pameran seni memiliki fungsi utama sebagai media komunikasi antara perupa (pencipta seni/seniman) dan apresiator seni (pengamat seni). Pameran seni rupa hakikatnya berfungsi untuk membangkitkan apresiasi seni pada masyarakat.

Sementara itu, dalam konteks pendidikan (sekolah/kampus), Nurhadiat (1996, hlm. 125) secara khusus berpendapat bahwa pameran seni memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Membangkitkan motivasi berkarya seni
  2. Berkarya seni (karena pameran membutuhkan karya untuk dipamerkan)
  3. Pendidikan (belajar) berorganisasi
  4. Penyegaran dari kejenuhan belajar
  5. Meningkatkan apresiasi seni

Merencanakan Pameran Seni Rupa

Merencanakan pameran harus dilakukan secara sistematis dan logis agar dapat berjalan dengan lancar. Beberapa tahapan perencanaan pameran akan dijelaskan pada poin-poin di bawah ini.

1. Menentukan Tujuan

Ini adalah langkah awal yang harus diperhatikan, apakah pameran akan bertujuan komersil, menyuarakan isu sosial / kemanusiaan, dsb.

2. Menentukan Tema Pameran

Penentuan tema pameran befungsi untuk memperjelas tujuan yang ingin dicapai, gunakan tema yang sesuai dengan “misi” yang ingin dilaksanakan.

3. Menyusun Kepanitiaan

Penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi tempat dan instansi yang mengadakan pameran akan memastikan setiap individu bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Kepanitiaan suatu pameran meliputi beberapa peran di bawah ini.

  1. Ketua,
    pimpinan yang bertanggungjawab secara umum terhadap kelancaran pelaksanaan pameran
  2. Wakil Ketua,
    mendampingi ketua untuk memastikan kelancaran pelaksanaan dengan lebih intens berhubungan langsung dengan seksi-seksi khusus pameran.
  3. Sekertaris,
    memastikan berbagai kebutuhan dokumen formal pameran seperti surat izin, pemberitahuan kepada instansi dan pihak berwenang tersedia dengan baik.
  4. Bendahara, 
    bertanggungjawab penuh terhadap penerimaan, penyimpanan dan penggunaan dana yang masuk dan tersedia untuk penyelenggaraan pameran.
  5. Seksi Kesekretariatan,
    biasanya dokumen yang harus disiapkan tidak akan sedikit dan sekertaris membutuhkan tim khusus untuk membantunya.
  6. Seksi Usaha,
    merupakan seksi yang khusus untuk menggalang dana baik dari peserta pameran (jika bukan pameran tunggal) maupun mencari sponsor atau sumbangan dari instansi terkait.
  7. Seksi Publikasi dan Dokumentasi,
    memastikan pameran tersebar pada khalayak luas seperti sosial media, poster, dsb. Publikasi dan Dokumentasi juga berkewajiban untuk mendokumentasikan pameran dengan baik.
  8. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang,
    seksi ini berfungsi untuk memastikan penataan dan pengaturan benda-benda seni terpajang dengan baik. Mengarahkan pengunjung melalui akses jalan yang baik, memberikan dekorasi dan atau musik serta lagu pengiring sesuai dengan tema juga merupakan tugas dari seksi ini..
  9. Seksi Stand,
    bertugas untuk memastikan kelancaran pelaksanaan pameran, termasuk mengarahkan dan membantu melayani pengunjung mulai dari masuk, berkeliling, hingga keluar dari ruang pameran.
  10. Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya,
    seksi yang bertugas untuk mengumpulkan dan menyeleksi karya yang sesuai dengan tema pameran yang telah ditentukan. Dalam seksi ini terdapat standar kurasi (pemilihan) yang bertepatan dengan tema, bukan hanya dinilai dari kelayakan karya saja.
  11. Seksi Perlengkapan,
    sesuai dengan namanya, seksi perlengkapan bertugas untuk menyiapkan dan mengatur semua perlengkapan seperti fasilitas dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyokong pelaksanaan pameran.
  12. Seksi Keamanan,
    memastikan terjaganya ketertiban dan keamanan di lokasi pameran.
  13. Seksi Konsumsi,
    menyiapkan kudapan dan hidangan makanan pada saat berjalannya pameran, terutama untuk tamu undangan.

4. Menentukan Waktu dan Tempat

Penentuan waktu dan tempat pameran yang diselenggarakan harus disesuaikan dengan tujuan dan tema yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, jika pameran diselenggarakan di instansi pendidikan seperti sekolah, maka tentukan waktu yang tepat agar pameran mendapatkan eksposur maksimal (pengunjung yang banyak) dan tidak mengganggu kegiatan penting lainnya di sekolah, seperti hari jumat-sabtu. Tentukan tempat yang strategis dan memadai, misalnya gedung serba guna/aula sekolah hingga ke beberapa kelas connecting.

5. Menyusun Agenda Kegiatan

Menyusun agenda kegiatan dilakukan untuk memberikan panduan waktu pelaksanaan untuk semua pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan pameran seni rupa. Agenda dapat disusun melalui tabel perencanaan yang berisikan komponen jenis kegiatan dan waktunya seperti gambar di bawah ini.

Contoh jadwal agenda kegiatan pameran seni rupa
Contoh jadwal agenda kegiatan pameran seni rupa

6. Menyusun Proposal Kegiatan

Proposal disusun sebagai pedoman pameran tertulis yang sistematis dan sangat bermanfaat untuk semua pihak penyelenggara dan pihak luar yang ingin ikut terlibat secara tidak langsung, misalnya melalui sponsorship. Tentunya seperti namanya, proposal dapat digunakan untuk menjadi pengajuan resmi pada pihak lain, untuk menggalang dana maupun bantuan dalam bentuk lainnya. Sistematika penulisan proposal meliputi: nama kegiatan, tema, latar belakang, landasan/dasar penyelenggaraan, tujuan, kegiatan, susunan kepanitiaan, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dsb.

Persiapan Pameran

Setelah penyusunan rencana, maka langkah selanjutnya dalam menyelenggarakan pameran seni rupa adalah melakukan persiapan konkret. Persiapan-persiapan tersebut meliputi poin-poin di bawah ini.

Menyiapkan dan Memilih Karya

Mengundang perupa untuk berkarya sesuai dengan tema lalu memilih karya yang akan dipajang adalaha hal mutlak untuk pameran. Karena karya-karya tersebut adalah inti dari kegiatan pameran seni rupa. Pemilihan karya setelah karya dapat didasarkan terhadap kualitas, jenis karya yang memungkinkan didisplay di lokasi, dan kesesuaian karya terhadap tema pameran.

Menyiapkan Perlengkapan Pameran

Jangan lupa bahwa ini adalah tahapan persiapan, bukan hanya rencana lagi. Maka, secara konkret berbagai perlengkapan pameran sudah harus mulai disediakan. Perlengkapan tersebut meliputi:

  1. Ruangan pameran yang telah dipersiapkan untuk pelaksanaan pameran
  2. Sekat partisi (panel/panil), untuk menata karya berdasarkan jenis atau temanya, dapat digunakan sebagai pengatur aliran pengujung juga.
  3. Katalog pameran atau buku pameran yang berisi kuratorial atau teks pernyataan/gagasan kurator terhadap tema dan karya yang dipamerkan, gambar dan teks pernyataan/gagasan seniman terhadap karya yang diperlihatkan pada pameran.
  4. Buku tamu, untuk menampung data para pengunjung yang akan berguna sebagai laporan akhir dan evaluasi pameran.
  5. Pencahayaan, seperti lampu sorot untuk memperjelas penampilan karya-karya yang dipamerkan, lampu penerangan, lampu ambient, dsb.
  6. Poster, x-banner, brosur dan media penunjang display lainnya. Terkadang beberapa pameran juga biasanya menampilkan seni instalasi untuk mengganti penunjang display ini.

Pelaksanaan Pameran

Ada beberapa catatan penting dalam proses pelaksanaan pameran yang harus diperhatikan ketika pameran sudah dilaksanakan.

Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan

Pelaksanaan pameran seni rupa adalah puncak dari implementasi rencana dan persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan pameran akan berjalan dengan baik jika seluruh panitia melakukan porsinya masing-masing dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kerja kepanitiaan. Jangan sampai panitia tidak melaksanakan pekerjaannya, karena akan berdampak pada seluruh tim yang lain.

Penataan Ruang Pameran

Penataan dilakukan dengan mengikuti rancangan denah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penataan ruang pameran seni rupa adalah:

  1. karya yang memiliki hue warna kuat, tidak didekatkan dengan komposisi warna yang lebih rendah atau halus. Hal ini dimaksudkan agar karya dengan komposisi warna halus tidak terbandingkan terhadap warna yang lebih terang sehingga tampak lebih pucat.
  2. Karya yang memiliki komposisi warna ringan hendaknya tidak diletakan pada ruangan yang gelap, karena akan semakin memperlemah visual warnanya.
  3. Pencahayaan tidak boleh menyilaukan mata pengunjung.
  4. Pemasangan karya harus hampir sejajar dengan pandangan mata pengunjung, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, untuk meningkatkan kenyamanan pemandangnya.
  5. Jika pemasangan karya harus lebih tinggi dari pengunjung, maka condongkan karya kebawah, sehingga lebih mudah dilihat dari bawah.
  6. Letakan beberapa dekorasi penunjang lain seperti pot bunga, atau instalasi lain untuk membuat ruangan menjadi tampak lebih segar dan indah.
  7. Letakan karya 3 dimensi pada karya yang dapat diintari dari berbagai sudut pandang
  8. Kelompokan karya berdasarkan ukurannya.
  9. Perhatikan suhu ruangan, pastikan ventilasinya baik atau gunakan AC jika diperlukan.
  10. Sediakan tempat sampah, terutama ditempat tersedia kudapan (Cahyono, 2002).

Pembukaan Pameran

Pameran biasanya dimulai dengan kegiatan pembukaan pameran yang biasanya ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia pelaksana, kurator dan tokoh lain yang bersangkutan dengan acara. Pembukaan pameran adalah seremonial sekaligus pengukuhan bagi seluruh peserta pameran termasuk panitia, seniman dan pengunjung bahwa pameran telah dimulai dan dapat mulai dikunjungi oleh masyarakat luas.

Laporan Kegiatan Pameran

Laporan berisikan deskripsi yang sedetail mungkin mengenai seluruh kegiatan pameran dimulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pameran. Kegiatan pameran juga harus berisi kelemahan dalam penyelenggaraan pameran. Laporan berfungsi sebagai alat evaluasi kegiatan sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat dipelajari untuk menyelenggarakan pameran yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Referensi

  1. Cahyono, Agus. (2002). Pameran dan Pergelaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
  2. Nurhadiat, Dedi. (1996). Seni Rupa X. Jakarta: Intermasa.

Join the Conversation

6 Comments

  1. Maaf sebelumnya,
    Kalau untuk proses pengevaluasian proses pameran karya seni rupa seperti apa ya????

    1. Bisa dilakukan evaluasi untuk membandingkan penjadwalan dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan yang dijadwalkan berjalan lancar? apakah waktu sesuai? dsb, tentunya harus dibuat lembar observasi untuk mengetahuinya. Selain itu dapat dilakukan survei terhadap pengunjung juga, apakah mereka puas dengan pameran yang diselenggarakan?dsb.

  2. Assalamualaikum, kak izin share materi untuk bahan ajar di sekolah, terimakasih banyak ilmunya !

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *