Pengertian Sosiolinguistik

Sosiolinguistik adalah kajian yang menyusun teori-teori tentang hubungan masyarakat dengan bahasa. Mengapa demikian? Karena ditinjau dari istilah asal katanya, sosiolinguistik berasal dari kata sosiologi dan linguistik. Sosio adalah masyarakat dan linguistik adalah kajian bahasa. Pengertian tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Sumarsono (2014, hlm. 2) yang mengemukakan bahwa sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkan dengan kondisi kemasyarakatan.

Halliday (dalam Sumarsono, 2014, hlm. 2) menyebut sosiolinguistik sebagai linguistik institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu. Dalam hal ini, sosiolinguistik didefinisikan sebagai kajian bahasa dan pemakai bahasa.

Sosiolinguistik mengkaji keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya menyangkut pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa. Jadi sosiolinguistik mengacu kepada pemakaian data kebahasaan dan mengaalisis ke dalam ilmu-ilmu lain yang menyangkut kehidupan sosial, mengacu kepada data kemasyarakatan, dan menganalisis ke dalam linguistik.

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin atau interdisipliner antara sosiologi dengan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang memiliki kaitan erat. Sosiologi merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, lembaga- lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Pengertian Sosiolinguistik Menurut Para Ahli

Untuk melengkapi khasanah pengertian, definisi, hingga hakikat dari sosiolinguistik, berikut adalah beberapa pengertian sosiolinguistik menurut para ahli.

Chaer dan Agustina

Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat (Chaer dan Agustina 2014, hlm. 2).

Fishman

Fishman (1971 dalam Alwasilah 2008, hlm. 56) menyatakan bahwa sosiolinguistic is a study of who speak what language to whom and when, yang berarti sosiolinguistik adalah studi tentang siapa yang berbicara, bahasa apa yang digunakan, serta kepada siapa dan kapan ia berbicara. Dapat dikatakan pula bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang secara khusus mempelajari masalah hubungan antar bahasa dan kaitannya dengan masyarakat.

Harimurti Kridalaksana

Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dari berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahawasawan dengan variasi bahasa tersebut di dalam suatu masyarakat  (1978, hlm. 94).

Djoko Kentjono

Sosiolinguistik adalah ilmu yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat; ilmu gabungan sosiologi dengan linguistik (1990, hlm. 14).

Nababan

Sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa khususnya perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (Nababan 1984:2)

Kajian Sosiolinguistik

Lalu sebetulnya apa saja yang menjadi objek kajian atau ruang lingkup dari sosiolinguistik? Dittmar (1976 dalam Chaer dan Agustina 2014, hlm. 5) memaparkan bahwa pada penelitian sosiolingustik, terdapat tujuh elemen yang merupakan masalah utama yang dikaji dalam sosiolingistik, beberapa tujuh aspek tersebut adalah:

  1. identitas sosial penutur,
  2. identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi,
  3. lingkungan sosial tempat proses komunikasi,
  4. analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial,
  5. penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran,
  6. tingkatan variasi ragam lingustik, dan
  7. penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.

Sementara itu, Noveria (2008, hlm. 100) berpendapat sosiolingistik adalah suatu ilmu yang mempelajari dan sekaligus membahas aspek kemasyarakatan bahasa, terutama perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan bahasa.

Sedangkan Alwasilah (2008) berpendapat bahwa bahwa sosiolingistik dibagi menjadi lima sudut pandang pemakaian bahasa (parole), yaitu:

  1. stilistika,
  2. pragmatik,
  3. analisis wacana,
  4. etnografi komunikasi, dan
  5. variasi bahasa.

Variasi Bahasa dalam Sosiolinguistik

Dalam Linguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda saja tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, penelitian yang menggunakan pendekatan sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial.

Wujud Variasi Bahasa

Variasi bahasa adalah salah satu aspek kajian yang paling sering dilibatkan. Variasi bahasa adalah bentuk-bentuk berbeda dari suatu bahasa yang tetap memiliki pola-pola bahasa induknya. Maryono (2002, hlm. 18) membagi wujud variasi bahasa menjadi idiolek, dialek, tingkat tutur (speech levels), ragam bahasa dan register. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing wujud variasi bahasa.

  1. Idiolek
    ideolek adalah variasi bahasa yang sifatnya individual, maksudnya sifat khas tuturan seseorang berbeda dengan tuturan orang lain. Contoh : bahasa yang dapat dilihat melalui warna suara seorang influencer sosial media berbeda dengan influencer lainnya.
  2. Dialek
    dialek merupakan variasi bahasa yang dibedakan oleh perbedaan asal penutur dan perbedaan kelas sosial penutur, oleh karena itu, muncul konsep dialek geografis dan dialek sosial (sosiolek) Contoh : kata enyong berarti “saya” yang digunakan di daerah tertentu, yaitu daerah banyumas atau dialek ngapak-ngapak yang merupakan turunan dari bahasa jawa.
  3. Tingkat Tutur (Speech Levels)
    tingkat tutur adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan anggapan penutur tentang relasinya dengan mitra tutur. Contoh : kita menggunakan bahasa yang berbeda pada orang tua dan kepada teman sebaya.
  4. Ragam Bahasa
    ragam bahasa adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari sudut penutur, tempat, pokok turunan dan situasi. Dalam kaitan dengan itu akhirnya dikenal adanya ragam bahasa resmi (formal) dan ragam ;bahasa tidak resmi (santai, akrab). Contohnya adalah “perempuan” untuk bahasa formal, dan “cewek” untuk bahasa tidak resmi.
  5. Register
    Register adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan pemakainya, misalnya bahasa tulis terdapat bahasa iklan, bahasa tunjuk, bahasa artikel, dan sebagainya, dalam bahasa lisan terdapat bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, bahasa pialang dan sebagainya. Contoh :“ijuk” adalah tambang yang dipasang di dinding goa yang digunakan untuk menyebrang.

Jenis Variasi Bahasa

Masih dalam medan yang sama namun lebih terstruktur dan terperinci, menurut Chaer dan Agustina (2014, hlm. 61) variasi bahasa dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan penutur dan penggunaan bahasa, yang akan dipaparkan pada beberapa uraian di bawah ini.

Variasi Bahasa dari Segi Penutur

Terdapat beberapa variasi bahasa berdasarkan penuturnya, yakni sebagai berikut.

Idiolek

Idiolek adalah variasi bahasa yang bersifat individu. Berdasarkan konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasa masing-masing. Variasi ini didasari oleh warna suara, gaya bahasa, susunan kalimat, dan pilihan kata. Dari semua dasar variasi idiolek yang paling dominan adalah warna suara. Apabila kita sudah akrab dengan seseorang, hanya mendengar suara bicaranya saja kita sudah mengenalinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa idiolek adalah bahasa yang digunakan oleh seseorang yang menggunakan bahasa itu sendiri.

Dialek

Dialek merupakan variasi bahasa bersifat kelompok yang mendiami wilayah tertentu. para penutur dialek, walaupun mereka mempunyai idioleknya masing-masing, mereka memiliki ciri untuk menandai bahwa mereka berada pada suatu dialek, untuk membedakan dengan kelompok penutur lain. Sehingga dapat dikatakan variasi bahasa ini digunakan berdasarkan lokasi yang berbeda.

Kronolek

Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Variasi bahasa ini disebut juga dialek temporal. Contoh dari variasi bahasa ini ialah variasi bahasa yang digunakan pada tahun tiga puluhan, tahun lima puluhan dan masa kini. Sehingga dapat dikatakan variasi bahasa ini digunakan berdasarkan zaman yang berbeda.

Sosiolek

Sosiolek atau dialek sosial adalah variasi bahasa yang berhubungan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Sehingga dapat dikatakan variasi bahasa ini digunakan berdasarkan kelompok sosial yang berbeda.

Variasi bahasa gender penutur

Variasi bahasa gender adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh jenis kelamin penuturnya. Selain dipengaruhi oleh faktor sosial, wilayah penuturnya, perbedaan suku bangsa, dipengaruhi juga oleh perbedaan jenis kelamin atau gender.

Variasi Bahasa dari Segi Penggunaan Bahasa

Nababan (1984, hlm. 14) berpendapat bahwa variasi bahasa berdasarkan penggunaannya atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi bahasa berdasarkan pemakaian ini membahas bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Bidang yang dimaksud misalnya, bidang militer, pertanian, sastra jurnalistik, pendidikan, dan bidang keilmuan.

Register

Register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. Contohnya pada masyarakat modern, ada kemungkinan seseorang mempunyai satu dialek; namun, pada umumnya pada masyarakat modern orang akan hidup dengan menggunakan lebih dari satu dialek untuk menggeluti sejumlah kegiatan yang berbeda.

Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

Joos (dalam Chaer, 2015, hlm. 70) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat keformalannya, fungsiolek Bahasa Inggris dapat dibagi atas lima tingkat atau yang disebut ragam bahasa. Kelima tingkat tersebut adalah frozen, formal, consultative, casual, dan intimate. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah ragam beku, resmi, usaha, santai, dan akrab.

Ragam Beku (Frozen)

Ragam beku adalah ragam bahasa paling formal yang biasanya digunakan ketika acara khidmat seperti upacara kenegaraan, undang-undang, akta notaris, dan pengambilan sumpah. Mengapa dikatakan bahasa paling formal karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara matang dan tidak boleh diubah.

Ragam Resmi (Formal)

Pada ragam resmi (formal) variasi bahasa yang sering digunakan pada rapat dinas, pidato, dan surat menyurat. Contoh ragam resmi pada pembicaraan adalah pada saat mahasiswa sedang berbicara kepada bupati dan pejabat.

Ragam Usaha (Consultative)

Variasi bahasa ini biasanya digunakan pada rapat-rapat kantor, acara sekolah yang biasanya menitikberatkan pada pencapaian hasil atau produksi. Dengan kata lain, ragam bahasa ini adalah ragam bahasa operasional. Biasanya ragam ini digunakan di tempat kerja.

Ragam Santai (Casual)

Ragam santai merupakan variasi bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan keluarga, kerabat, dan saudara. Pada ragam ini banyak digunakan pemendekkan. Bentuk bahasa dalam ragam santai biasanya banyak dijumpai unsur-unsur morfologis dan semantis yang berasal dari bahasa daerah.

Ragam Akrab (Intimate)

Biasanya ragam bahasa ini digunakan oleh penutur dan mitra tutur yang sudah sangat dekat dan akrab seperti saudara dan sahabat karib. Ragam bahasa ini ditandai adanya bahasa yang hanya diketahui oleh beberapa orang tertentu saja yang memang mereka sudah sangat dekat.

Referensi

  1. Alwasilah, A. Chaedar. (2008). Pengantar sosiologi bahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
  2. Chaer, Abdul. (2015). Linguistik umum. Jakarta: RinekaCipta.
  3. Chaer dan Agustina. (2014). Sosiolinguistik suatu pengantar. Jakarta: RinekaCipta.
  4. Kentjono, Djoko. (1990). Dasar-dasar linguistik umum. Depok : Universitas Indonesia.
  5. Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus linguistik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
  6. Nababan, P.W.J. (1984). Sosiolinguistik suatu pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *