Pengertian Tanggapan

Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa dalam psikologi manusia dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, ketika objek yang diamati tidak lagi berada dalam ruang dam waktu pengamatan. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi (2017, hlm. 64) bahwa tanggapan adalah fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.

Dengan kata lain, dapat dikatakan pula bahwa tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengamatan, misalnya berupa kesan pandangan alam yang baru kita lihat, melodi indah yang menggema dan lain-lain. Jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa demikian ini disebut tanggapan. Tanggapan disebut:

  1. laten” (tersembunyi, belum terungkap),
    apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar,atau tidak kita sadari, dan suatu saat bisa disadarkan kembali;
  2. tanggapan disebut “aktual”, apabila tanggapan tersebut kita sadari.

Terkadang kita merasa bahwa tanggapan yang kita berikan adalah hasil dari pengamatan. Padahal, belum tentu, karena pada dasarnya pengamatan dan tanggapan adalah hal yang berbeda. Terdapat perbedaan mendasar antara pengamatan dan tanggapan, yakni sebagai berikut.

  1. Pengamatan terikat pada tempat dan waktu, sedang pada tanggapan tidak terikat waktu dan tempat.
  2. Objek pengamatan sempurna dan mendetail, sedangkan objek tanggapan tidak mendetail dan kabur.
  3. Pengamatan memerlukan perangsang, sedang pada tanggapan tidak perlu ada rangsangan.
  4. Pengamatan bersifat sensoris, sedang pada tanggapan bersifat imaginer (Muhibbin, 2011).

Inilah mengapa penelitian ilmiah membutuhkan pengamatan atau observasi, bukan tanggapan, karena tanggapan tidak memiliki persyaratan-persyaratan empiris, nyata, dan objektif seperti pada pengamatan.

Seperti yang diungkapkan oleh Ahmadi (2017, hlm. 64) bahwa tanggapan diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dalam mana obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan, jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja. Dapat disimpulkan bahwa tanggapan adalah gambaran dari suatu ingatan yang menimbulkan kesan-kesan pribadi.

Jenis Tanggapan

Tanggapan yang terjadi dapat beragam dari sisi tertentu seperti misalnya dari cara terjadinya. Menurut terjadinya, tanggapan dibagi menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut.

  1. Tanggapan Ingatan,
    adalah tanggapan yang berupa daya pikir yang berorientasi pada otak yaitu untuk menyimpan, menerima dan memproduksikan kembali pengertian-pengertian yang telah dihasilkan.
  2. Tanggapan Fantasi,
    adalah tanggapan yang dapat menciptakan sesuatu yang baru.
  3. Tanggapan Pikiran,
    adalah tanggapan yang dapat meletakkan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 84).

Tanggapan juga erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan kejelasan, serta dipengaruhi oleh ketelitian indra dalam mengamati dan kekuatan ingatan. Karenanya tanggapan dibedakan menjadi beberapa di bawah ini. Dengan demikian, tanggapan menurut derajat kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian pengamatan indra, serta pada faktor ingatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

  1. Tanggapan Reproduksi
    Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu menunjukkan pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari pengindraan dapat terlibat. Suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis. Kemampuan individu dalam memberikan tanggapan reproduksi berbeda beda tergantung pada intensitas ingatan yang berhasil ia hidupkan.
  2. Tanggapan Imaginer,
    adalah tanggapan yang bersumber dari ingatan masa lalu tapi telah direkayasa oleh individu itu sendiri, dengan kata lain individu menghadirkan pengalaman baru yang tidak pernah ada berdasarkan ingatan yang ada.
  3. Tanggapan halusinasi,
    adalah tanggapan yang sangat dipengaruhi oleh unsur emosi mimpi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata. Tanggapan halusinasi ini merupakan gambaran yang tidak berhubungan dalam dunia nyata tapi diproyeksikan kepada dunia nyata dalam bentuk gangguan gangguan emosional.
  4. Tanggapan editis,
    merupakan tanggapan seterang pengamatan serta mendetail yang dialami seorang individu, di mana ingatannya itu persis sama dengan peristiwa saat ia melakukan pengamatan.

Tipe Tanggapan

Dengan indra kita dapat mengamati segala sesuatu, setelah itu yang tersisa dalam kesadaran adalah tanggapan. Oleh karena itu, kita dapat mengingat kembali apa yang kita indra dan bergantung pada kemampuan indra itu sendiri. Setiap orang biasanya memiliki indra yang mempunyai kemampuan tanggapan yang berbeda, oleh karena itu, terkadang tipe tanggapan ini digolongkan menjadi beberapa tipe yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Tipe Visual,
    artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang telah dilihatnya.
  2. Tipe Auditif,
    artinya orang itu dapat mengingat dengan baik sekali bagi apa yang telah didengarya.
  3. Tipe Motorik,
    artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali bagi apa yang telah dilakukan.
  4. Tipe Taktil,
    artinya orang itu mempunyai ingatan yang baik sekali buat segala yang telah pernah dirabanya.
  5. Tipe Campuran,
    artinya kekuatan tipe-tipe indera sama saja dan mempunyai ingatan yang sama kuatnya buat segala yang telah pernah diinderanya (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 85).

Sebagai catatan hal ini yang menjadi dasar dari teori pembelajar indra, ada yang dianggap lebih mampu belajar secara visual dengan lebih baik, ada pula yang dianggap lebih cepat belajar melalui pendengarannya. Namun demikian hal ini sangatlah variatif dan tergantung dari kualitas pengamatan serta rangsangan yang diberikan. Materi pembelajaran yang disampaikan tidak baik secara visual akan tetap sulit untuk diserap oleh orang yang dianggap baik menanggapi secara visual sekalipun. Intinya, variabelnya terlalu banyak untuk mengategorikan seseorang lebih hebat dalam memersepsi menggunakan indra tertentu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tanggapan

Gambaran gambaran yang dihasilkan dari apa yang kita alami, tidak semuanya tinggal di alam sadar kita, beberapa akan tertimbun dan kemudian mengendap di alam bawah sadar kita. Pengalaman yang sudah mengendap di alam bawah sadar kita beberapa bisa dihidupkan kembali, dan beberapa tidak bisa, faktor yang mempengaruhi hal tersebut dapat meliputi kuat atau tidaknya kesan yang diterima, gambaran yang terjadi waktu pengamatan berlangsung, jelas tidaknya dan sempurna atau tidaknya pengamatan yang berlangsung, hingga keadaan fisik dan psikis saat menerima kesan tersebut.

Selain itu menurut Warsah & Daheri (2021, hlm. 85) faktor-faktor yang mempengaruhi tanggapan di antaranya adalah sebagai berikut.

Faktor Alamiah

Faktor alamiah adalah berbagai faktor yang mempengaruhi tanggapan yang di dapat dari penangkapan panca indra secara alamiah, ini tidak lepas dari pengamatan. Pengamatan merupakan proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera Indera adalah alat yang digunakan manusia untuk mengamati sesuatu yang ada. Oleh karena itu, pancar indera merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tanggapan yang terdiri atas:

  1. indera penglihatan berfungsi untuk melihat sesuatu yang ada di sekitar indera.
  2. Indera pendengar berfungsi untuk mendengar sesuatu yang ada disekitar indera.
  3. Indera perasa atau pengecap berfungsi untuk merasakan sesuatu.
  4. Indera pembau berfungsi untuk mencium sesuatu yang ada di sekitar indera.
  5. Indera peraba berfungsi untuk meraba atau merasakan sesuatu dan lain sebagainya.

Faktor Perhatian

Tanggapan muncul karena adanya perhatian kepada perangsang yang ada di sekitar indera, adanya perangsang yang mengenai alat indera, adanya kontak langsung yang menghubungkan perangsang itu ke otak, dan adanya kesadaran terhadap perangsang itu. Tanggapan muncul karena adanya perhatian, yang kemudian memunculkan penilaian terhadap objek yang diamati. Penilaian adalah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek berdasarkan atas tujuan tertentu (Umminur, 2015 dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 86).

Referensi

  1. Ahmadi, Abu. (2017). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
  2. Warsah, I., Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *