Pengertian Teks Berita

Teks berita adalah laporan informasi aktual yang berdasarkan fakta dan penting, menarik, layak, atau ingin diketahui oleh kebanyakan masyarakat. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Kusumaningrat (2012, hlm.40) yang mengemukakan bahwa berita merupakan informasi aktual mengenai berbagai fakta dan opini yang menarik perhatian masyarakat.

Tidak hanya menarik saja, namun harus berdasarkan kenyataan di lapangan. Bentuknya tidak hanya berupa tulisan saja, akan tetapi dapat disajikan secara lisan pula. Seperti yang diungkapkan oleh Cahya (2012, hlm.2) bahwa berita adalah laporan atau hasil pelaporan, baik berupa tulisan ataupun dibawakan secara lisan yang bersumber dari realitas kehidupan sehari-hari.

Selain itu, berita juga harus memenuhi beberapa kriteria yang menjadi unsur pembentuknya. Beberapa unsur teks berita tersebut adalah sebagai berikut.

Unsur Teks Berita

Romli (2014, hlm.3) mengemukakan bahwa Berita adalah laporan peristiwa yang memenuhi setidaknya empat nilai berita, seperti: cepat, nyata, penting, menarik karena peristiwa layak dilaporkan. Untuk memenuhi keempat nilai tersebut, penulis berita harus memperhatikan enam unsur-unsur berita (Kemdikbud, 2017, hlm.3; Romli, 2014, hlm.10), yakni sebagai berikut.

  1. What (Apa)
    Nama atau identitas dari suatu kejadian atau peristiwa. Apakah menyangkut hidup seseorang, atau kejadian tanah longsor? banjir? kerusuhan? apa yang diberitakan.
  2. Who (Siapa)
    Siapa saja yang terlibat dalam suatu kejadian atau peristiwa? atau siapa tokoh utama yang menjadi sorotan berita?
  3. Where (Di mana)
    Unsur ini menyatakan lokasi atau daerah tempat terjadinya peristiwa. Di mana kejadian itu di mana? dalam kriminal istilahnya biasa disebut dengan TKP atau tempat kejadian perkara.
  4. When (Kapan)
    Unsur yang merupakan waktu dari suatu kejadian atau peristiwa yang dilaporkan. Bisa mencakup tanggal, hari, jam, menit, atau umum seperti pagi, siang, dan sore.
  5. Why (Mengapa)
    Alasan mengapa peristiwa atau kejadian yang dilaporkan dapat terjadi. Unsur ini juga mencakup untuk mengetahui secara detail penyebab dari suatu peristiwa yang telah terjadi.
  6. How (Bagaimana)
    Bagaimana keadaan atau proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa, termasuk akibat yang ditimbulkan atau justru yang diharapkan dari peristiwa tersebut jika peristiwa adalah acara yang sengaja dibuat (konser amal, pentas seni, dsb).

Keenam pertanyaan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk menggali unsur berita yang mampu membuat suatu fakta layak menjadi berita. Unsur berita di atas biasa disingkat dengan 5W1H, atau ADIKSIMBA (Apa, DI mana, Kapan, SIapa, Mengapa, BAgaimana) dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam mengingatnya.

Struktur Berita

Secara umum boleh dikatakan bahwa sebetulnya struktur berita terdiri dari dua bagian. Bagian tersebut adalah informasi penting dan informasi tidak (kurang) penting. Informasi penting menyangkut seluruh unsur utama dari berita, yakni 5W1H.

Ihwal penyusunan informasi penting yang didasari dari unsur berita adalah relatif terhadap berita yang disampaikan. Bisa jadi unsur yang pertama dimunculkan adalah “Apa” atau “Bagaimana”, hingga “Siapa” jika berita menyangkut nama seseorang yang penting atau berpengaruh. Namun, hampir semua bagian informasi penting akan ditempatkan di bagian kepala (lead) berita. Berikut adalah pemaparan lengkap struktur berita.

  1. Kepala Berita (Lead)
    Merupakan bagian yang dianggap paling penting dari berita yang harus berisi unsur-unsur utama berita berdasarkan 5W1H atau ADIKSIMBA yang mencakup “Apa”, “Siapa”, “Di mana” atau “Kapan”.
  2. Badan Berita
    Badan berita biasanya berisi “Bagaimana” atau “Mengapa” deskripsi, narasi, atau penjelasan detail dari bagaimana dan mengapa peristiwa dan kejadian.
  3. Bagian Ekor
    Bagian ini biasanya tidak memiliki kaitan secara langsung terhadap berita. Bisa berisi konteks tambahan seperti sejarah sebelum kejadian yang dilaporkan terjadi, dsb.

Sementara itu, Romli (2014, hlm.13) berpendapat bahwa struktur teks berita adalah sebagai berikut.

  1. Judul (head)
  2. Dateline, (tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun)
  3. Teras berita (lead)
  4. Isi berita (body)

Intinya sama saja, namun pendapat di atas menambahkan judul dan waktu menjadi salah satu struktur berita yang dibutuhkan. Sementara bagian ekor sedari awal memang sudah opsional.

Jenis-Jenis Berita

Menuru (Romli, 2014, hlm. 11-12) jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Straight News (berita langsung)
    Berita apa adanya, ditulis secara singkat, langsung dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita utama (headline) biasanya adalah berita jenis ini.
  2. Depth News (berita mendalam)
    Merupakan berita yang dikembangkan dengan pendalaman mengenai hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan (dikupas secara mendalam).
  3. Investigation News (berita investigasi)
    merupakan berita yang dikembangkan berdasarkan penyelidikan dan penelitian dari berbagai sumber yang dapat menjadi sumber berita.
  4. Interpretative News (berita interpretatif)
    Berita yang dikembangkan melalui pendapat atau penilaian dari wartawan yang melaporkan, namun tetap berdasarkan fakta yang ditemukan.
  5. Opinion News (Berita Opini)
    Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para ahli, pejabat, cendekiawan mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi keilmuan, dan sebagainya.

Kaidah Kebahasaan Teks Berita

Pada umumnya, kebanyakan jurnalis akan setuju bahwa ciri kebahasaan utama dari teks berita adalah menggunakan kalimat langsung. Mengapa? Karena, berita harus apa adanya dan disampaikan secara langsung tanpa menambahkan suatu hal. Namun, tidak hanya itu saja, berikut adalah ciri teks berita berdasarkan kaidah kebahasaannya.

  1. Verba transitif
    Merupakan verba yang dapat diubah kebentuk pasif.
  2. Verba pewarta
    Verba pewarta adalah verba yang mengindikasikan suatu percakapan.
  3. Adverbia atau kata keterangan
    Kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain.
  4. Konjungsi temporal
    Merupakan Kata hubung yang berhubungan dengan waktu. Misalnya: setelah, kemudian, dan akhirnya.
  5. Kalimat langsung
    Merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang (sumber wawancara) yang sama persis dengan apa yang dikatakannya.
  6. Kalimat tidak langsung
    Kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat tidak langsung, biasanya untuk mengungkapkan detail berita.

Ciri teks berita

Berita adalah produk jurnalisme, sehingga,  penulisannya pun akan mengikuti konvensi tulisan jurnalisme. Pokok bahasan yang berasaskan 5W1H atau ADIKSIMBA adalah ciri terkatnya. Berikut adalah beberapa ciri teks berita.

  1. Faktual
    Berarti suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi dan dapat dirasakan serta dibuktikan kebenarannya.
  2. Aktual
    Berarti kejadiaan yang bersifat baru, terkini dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.
  3. Unik dan menarik
    Unik berarti setiap wartawan atau portal penyedia berita memiliki editorial, redaksi, hingga diksi yang khas. Menarik berarti berita menyajikan fakta aktual yang diinginkan oleh masyarakat atau menimbulkan rasa ingin tahu, dan ketertarikan dari masyrakat untuk membacanya.
  4. Berpengaruh bagi masyrakat luas
    Teks berita harus memberikan pengaruh bagi kepentingan orang banyak.
  5. Objektif
    Berita yang disampaikan benar-benar berdasarkan fakta yang ada tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau pendapat pribadi pelapornya
  6. Terdapat waktu dan tempat kornologi kejadian
    Berita biasanya dilengkapi dengan runtutan waktu atau kronologi kapan terjadinya peristiwa
  7. Bahasa baku, sederhana, dan komunikatif
    Pada umumnya menggunakan bahasa baku yang mengikuti PUEBI, sederhana namun tetap menarik dan tidak membingungkan ketika dibaca (mudah untuk dikomunikasikan).

Meringkas Berita

Meringkas berita adalah cara yang efektif untuk menyajikan kembali berita dengan tepat dan tidak menyimpang, baik untuk kebutuhan pribadi, maupun membagikannya kembali kepada orang lain. Cara menyusun ringkasan berita (Kemdikbud, 2007, hlm.6) adalah sebagai berikut

  1. Membaca atau Mendengarkan Berita
    Baca dan perhatikan berita dengan teliti dan seksama, jangan sampai berita yang kita sampaikan kembali melalu ringkasan berubah makna atau informasinya.
  2. Mencatat Pokok-Pokok Berita
    Mencatat pokok pikiran berita dapat dilakukan dengan cara mencari unsur-unsur pembentuknya (ADIKSIMBA/5W1H).
  3. Menyampaikan kembali secara lengkap dan ringkas
    Berikan kembali simpulan yang memuat seluruh informasi berita namun dalam cara yang singkat dan padat untuk memastikan berita yang diringkas tidak menyimpangkan berita.

Hal ini penting agar kita dapat menginformasikan kembali berita yang telah kita baca kepada orang lain. Jangan sembarangan membagikan berita kepada orang lain, apalagi jika sumber berasal dari sosial media dan sumber yang rentan untuk dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab lainnya.

Penyimpulan Isi Berita

Menyimpulkan isi berita masih bertalian erat dengan unsur berita, yakni ADIKSIMBA/5W1H. Abaikan opini, judul agitatif (menghebohkan), atau isi yang tampak terlalu mencengangkan dan fokus terhadap bagian: apa, siapa, di mana, kapan, kapan, mengapa, dan bagaimana. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada atau ada yang meragukan, maka berita harus dipertanyakan kebenarannya.

Mengapa penyimpulan isi berita sangatlah penting? Hari ini, banyak oknum yang sering membawakan berita dengan cara yang kurang baik dan bersifat spekulasi. Berita palsu atau fake news saja sudah sangat berbahaya bagi kalangan awam. Rasanya sudah jelas berita palsu itu seperti apa, namun ada satu jenis lagi yang jauh lebih berbahaya.

Jenis berita tersebut adalah berita yang disusun rapi berdasarkan kenyataan namun memainkan bahasa (biasanya dalam judul) agar opini pembacanya terangsang (terpancing emosinya) untuk menyimpulkan berita tersebut secara sepihak dan tidak objektif. Biasanya, berita tersebut secara tidak langsung akan menyerang dan merugikan salah satu pihak atau instansi yang dikisahkan.

Berita jenis ini bahkan secara hukum tidak berbohong dan tidak dapat dituntut. Padahal, Berita yang baik, meskipun diiringi suatu opini tertentu untuk membuka cakrawala kritis pembacanya tidak akan pernah berbohong atau menggiring pembacanya untuk membuat kesimpulan yang sepihak.

Jadi, berhati-hatilah dalam memilih dan membaca berita. Hal ini menjadi salah satu bagian terpenting dari manfaat kemampuan menyimpulkan isi berita.

Tanggapan terhadap Isi Berita

Menanggapi isi berita berarti telah membaca dengan seksama, memilah dan menganalisis unsur-unsurnya, serta mampu menyimpulkan isi berita untuk kemudian memberikan tanggapan kritis dari sisi positif dan negatif berita. Tanggapan terhadap berita dapat mencakup dua aspek, yakni isi/struktur berita, dan bahasa berita atau aspek kebahasaannya. Berikut ini adalah penjabarannya.

Aspek-Aspek Tanggapan terhadap Berita

  1. Isi/Struktur, mencakup: kebenaran, dan kelengkapan.
  2. Bahasa Berita, mencakup: penggunaan kalimat, dan pemilihan kata.

Tentunya kedua aspek sangat penting untuk diperhatikan. Jika isi berita benar dan terstruktur dengan baik namun bahasa yang digunakan menyimpangkannya oleh keambiguan atau bahasa agitatif yang menggiring opini publik, maka berita menjadi tidak valid.

Contoh lain adalah apabila berita benar dan lengkap, namun menggunakan bahasa yang berbelit-belit, maka teks berita juga dianggap kurang baik. Maka, kita dapat menanggapinya dengan pendapat seperti:

“Informasi yang disampaikan cukup akurat dan komprehensif dan dapat dibuktikan dengan gambar dan video yang valid. Selain itu setelah dilakukan cross check pada sumber berita lain, isinya juga tidak jauh berbeda. Namun, sayangnya redaksi berita terlalu berbelit-belit dan sulit untuk dipahami oleh pembaca.”

Langkah Menulis Teks Berita (Penyampaian Berita)

Menulis berita berarti harus mampu mendapatkan sumber berita yang kuat, kemudian menceritakannya kembali sejelas dan seakurat mungkin. Berita harus disampaikan apa adanya, tidak lebih dan tidak kurang. Berikut adalah langkah-langkah penyampaian berita.

  1. Menentukan sumber berita
    Berupa peristiwa yang penting (menyangkut kepentingan orang banyak) atau menarik dan actual.
  2. Mendatangi sumber berita
    Berarti mengamati (observasi langsung) dan menanyai (mewawancara) orang-orang yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian yang ingin diliput dan dilaporkan.
  3. Mengumpulkan dan mencatat fakta-fakta
    Fakta yang dikumpulkan dan dicatat harus berpatokan pada unsur teks berita dengan 5W1H atau ADIKSIMBA secara lengkap dan tepat dari segi sumber berita.
  4. Mengembangkan catatan fakta menjadi sebuah teks berita yang utuh
    Berarti menyusun berbagai fakta tersebut menjadi berita yang disajikan mulai dari bagian yang penting ke yang kurang penting sesuai dengan struktur berita (Kemdikbud, 2017, hlm.20).

Penyuntingan Teks Berita

Jika masih ditemukan beberapa kekeliruan dari berita yang kita buat, itu sangatlah wajar. Hal tersebut karena masih ada satu tahap lagi yang harus kita lalui sebelum berita itu dipublikasikan, yakni penyuntingan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

  1. Kebenaran isi berita, yang ditunjang oleh keakuratan fakta-faktanya.
  2. Kelengkapan isi berita, yang ditandai oleh hadirnya komponenkomponen berita yang terangkum dalam rumus ADIKSIMBA.
  3. Struktur penyusunan berita, yang dimulai dari bagian yang penting ke bagian yang kurang penting.
  4. Penggunaan bahasa, yang terkait dengan keefektifan kalimat, kebakuan kata, dan ketepatan ejaan dan tanda bacanya (Kemdikbud, 2017, hlm.22).

Contoh Teks Berita

Contoh teks berita beserta strukturnya dan analisis unsur-unsur pembentuk berita (5W1H) dapat dilihat pada artikel di bawah ini.

Contoh Teks Berita beserta Strukturnya & Analisis Unsur 5W1H

Referensi

  1. Cahya S, Inung. (2012). Menulis Berita di Media Massa. Klaten: Citra Aji Parama.
  2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  3. Kusumaningrat, H. dan Kusumaningrat P. (2012). Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: Rosda.
  4. Romli, A. S. (2014). Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *