Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi permintaan perusahaan akan produk tersebut (Ismano, 2020, hlm. 32). Dengan kata lain, bauran pemasaran menjadi konsep sekaligus alat perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui kegiatan pemasaran yang efektif. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler & Keller (2016, hlm. 78) bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasarannya.

Sementara itu menurut Limakrisna & Purba (2017, hlm. 221) bauran pemasaran adalah komponen dari elemen-elemen yang membentuk strategi campuran anda, yang anda ingin mendesain dengan maksud untuk menghasilkan respons yang anda inginkan dari pasar sasaran anda. Dengan kata lain bauran pemasaran adalah berbagai variabel bebas yang dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel tetap seperti target permintaan pasar.

Selanjutnya, menurut Rambat (dalam Wardana, 2018, hlm. 38) bauran pemasaran atau marketing mix merupakan alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.

Dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah alat dan metode yang membentuk dasar dari sistem pemasaran dan perusahaan dengan mengelola dan menggunakan setiap variabel untuk memengaruhi target sasaran tertentu guna mencapai tujuan pemasaran perusahaan.

Unsur Bauran Pemasaran 4P & 7P

Lantas apa saja yang menjadi unsur dari bauran pemasaran atau marketing mix ini? Menurut Ismanto (2020, hlm. 33) bauran pemasaran terdiri dari empat elemen dengan istlah 4P dalam pemasaran barang yang meliputi:

  1. Product (produk),
  2. Price (harga),
  3. Place (tempat),
  4. Promotion (promosi).

Namun demikian bauran pemasaran bisa ditambah lagi menjadi 7P jika pemasaran yang dilakukan adalah pemasaran terhadap jasa, menjadi:

  1. Product (produk),
  2. Price (harga),
  3. Place (tempat),
  4. Promotion (promosi),
  5. People (orang),
  6. Physical evidence (bukti fisik),
  7. Process (proses).

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing unsur bauran pemasaran 4P dan 7P berdasarkan penjelasan dari Ismanto (2020, hlm. 33-37).

1. Product (Produk)

Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan (Ismanto, 2020, hlm. 33). Produk dapat berbentuk product variety (variasi barang), quality (kualitas/bentuk wujud produk), design (desain atau rancangan), feature (fitur), brand name (nama merek), packaging (kemasan), sizes (ukuran), services (jasa), warranties and returns (garansi dan pengembalian. Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:

  1. Barang
    Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
  2. Jasa
    Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya.

Penjelasan rinci mengenai produk dapat disimak pada aritkel di bawah ini.

Baca juga: Produk: Pengertian, Pengembangan, Jenis, Siklus & Harga

2. Price (Harga)

Harga adalah jumlah yang dibayarkan oleh konsumen untuk membeli atau mengganti produk (Ismato, 2020, hlm. 34). Jumlah yang harus dibayar pelanggan untuk produk yang diinginkan adalah ukuran utama dari sistem ekonomi di mana harga mempengaruhi distribusi faktor produksi. Harga dan perubahan harga adalah masalah yang sulit dalam penjualan.

Oleh karena itu, penetapan harga pada dasarnya adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Inilah sebabnya mengapa strategi penetapan harga sangat penting sehingga memberikan nilai tambah kepada konsumen dan memengaruhi citra serta kepuasan produk.

Perusahaan dapat menentukan harga menggunakan pendekatan penetapan harga umum yang mencakup satu atau lebih dari tiga neraca (penyeimbang) berikut ini.

  1. Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
    Cost-based pricing ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: a) Cost-Plus-Pricing (Penetapan biaya tambahan), ini adalah metode yang paling sederhana, di mana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk; b) Break Even Analysis and Target Profit Pricing (analisis kemampuan dasar dan penargetan harga), suatu metode yang digunakan perusahaan untuk menetapkan harga pada titik break even (BEP) atau membuat target laba yang akan dicari.
  2. Value-Based Pricing (Penetapan harga berbasis nilai)
    Metode ini menggunakan nilai yang diterima oleh pembeli (bukan harga jual) untuk menetapkan harga.
  3. Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
    Competition-based pricing dapat dilakukan menggunakan dua cara, yaitu: a) Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku atau pembayaran berkala), penetapan harga ini didasarkan pada harga pesaing dan kurang memperhatikan harga dan permintaan. Perusahaan dapat membayar harga yang sama lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya; b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup), dalam metode ini, perusahaan menetapkan harga yang kompetitif dan tidak tergantung pada biaya perusahaan atau persyaratan yang biasa digunakan dalam pengajuan penawaran (Ismanto, 2020, hlm. 34-35).

Penjelasan lebih merinci dari harga dan penetapannya dapat disimak pada artikel di bawah ini.

Baca juga: Harga & Penetapannya: Pengertian, Indikator, Strategi, Faktor, dsb

3. Place (tempat)

Tempat adalah berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran (Ismanto, 2002, hlm. 35). Tempat dalam pelayanan merupakan gabungan antar lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti hubungan dengan di mana perusahaan harus berlokasi dan melakukan operasi.

Oleh karena salah satu variabel dalam bauran pemasaran dalam penentuan posisi dan saluran distribusi difokuskan untuk menyediakan produk dan layanan kepada konsumen pada waktu dan tempat yang tepat, hal utama terpenting bagi perusahaan untuk memastikan keamanan produk itu sendiri.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih dan penentuan lokasi, yakni sebagai berikut.

  1. Kedekatan konsumen/pasar.
    Menempatkan lebih dekat ke konsumen atau pasar sangatlah ideal untuk perusahaan yang menghasilkan produk untuk kebutuhan seharihari. Misalnya, jika sebuah perusahaan memproduksi produk dalam bentuk makanan atau minuman, akan sangat membantu jika memiliki kantor di pusat-pusat perumahan dan perbelanjaan. Demikian pula, jika proses pembuatan membutuhkan berbagai bahan dan terletak di lokasi yang tersebar (berjauhan), perusahaan harus mendekati pasar / konsumen pada penempatan lokasi usahanya.
  2. Kedekatan dengan sumber daya material (sumber bahan).
    Apabila memerlukan beberapa jenis material, biaya transportasi cukup tinggi dan jenis produk yang sama tersedia di lokasi pelanggan/konsumen, pertimbangkan kembali tempat usaha lebih dekat dengan sumber material.
  3. Kondisi Infrastruktur.
    Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur lokal seperti jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, dan infrastruktur di lokasi yang direncanakan.
  4. Ketersediaan informasi program pembangunan.
    Sangat penting untuk diketahui informasi tentang program pembangunan. Hal ini dikarenakan adanya penetapan konsep tataruang di setiap wilayah, di mana wilayah tersebut ditujukan untuk kegiatan ekonomi dan bisnis. Identifikasi dan analisis dalam penetapan lokasi dan sesuaikan dengan kebijakan publik (kebijakan pemerintah) untuk menghindari hambatan di masa depan.
  5. Tenaga kerja.
    Menempatkan lokasi perusahaan di pinggiran kota atau bahan baku sering menyulitkan untuk merekrut pekerja, terutama mereka yang memiliki kualifikasi yang relevan sesuai keterampilan diharapkan. Biaya tenaga kerja di bidang ini relatif rendah.
  6. Ketersediaan dana.
    Ketersediaan Dana amatlah penting. Bahkan, jika lokasi perusahaan konsisten dengan pertimbangan di atas, tentu sulit jika sumber daya keuangan yang terbatas.

4. Promotion (promosi)

Promosi merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk ke pasar sasaran yang dijalankan oleh perusahaan untuk mendorong konsumen tertarik dan membeli produk dalam layanan yang ditawarkan (Ismanto, 2020, hlm. 36). Dalam implementasinya, promosi atau pengiklanan berfungsi untuk memperkenalkan produk dan untuk meyakinkan, membujuk dan mengingatkan konsumen tentang kelebihan dan kekurangan dari manfaat produk yang ditawarkan sehingga konsumen bersedia untuk membeli produk tersebut.

Menurut Kotler (dalam Ismanto, 2020, hlm. 36) alat promosi dapat diidentifikasi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

  1. Iklan (Advertising).
    Barang atau jasa dipromosikan melalui berbagai media dan agensi sponsor terkenal yang memiliki penayangan iklan terhadap audiensi yang sangat luas, seperti TV maupun media iklan internet.
  2. Penjualan Perorangan (Personal selling).
    Dilakukan oleh penjual yang percaya pada penjualan secara bersamaan (mencoba dan membujuk penjualan sekaligus).
  3. Promosi Penjualan (Sales Promotion).
    Suatu tindakan untuk mendukung konsumen yang membeli produk dan layanan dari perusahaan melalui promosi penjualan
  4. Hubungan masyarakat (Public Relation).
    Suatu kegiatan periklanan tidak langsung dari produk atau layanan perusahaan didistribusikan melalui komunikasi dan menjalin hubungan dengan masyarakat.

Mengingat pentingnya aspek pemasaran dalam kegiatan bisnis meliputi analisis pasar sebelum melakukan kegiatan produksi di antara ide-ide pemasaran suatu produk yang bermerek bisa memberikan upaya masukan setidaknya calon/pelanggan dan karakteristiknya, sehingga kualitas dan kenyamanan dalam persepsi konsumen dilihat jumlah dan skala bisa terukur. Hal terpenting untuk dicatat bahwa jika produk kita ingin berhasil di pasar, kita harus mengikuti keinginan dari pelanggan yang tidak terbatas pada kebutuhannya saja.

Baca juga: Promosi: Pengertian, Tujuan, Strategi & Promosi Bauran

5. People (orang)

Dalam konsep bauran pemasaran 7P yang tambahkan oleh Boom & Bitner terdapat anggapan bahwa keberadaan orang (people) atau staf pekerja juga teramat penting dalam proses pemasaran, terutama pada proses pemasaran jasa. Sebab, dalam jasa, instrumen yang dijual paling utama adalah keahlian dari para staf itu sendiri, seperti pada industri software house atau rumah perangkat lunak yang mengandalkan kemampuan coding para staf atau karyawannya. Selain itu, para karyawan juga dianggap harus berperan aktif untuk menawarkan produk atau layanan tersebut kepada konsumen.

6. Physical Evidence (bukti fisik)

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diciptakan dan tempat penyedia jasa untuk konsumen berinteraksi, ditambah unsur tangible apa saja yang digunakan dalam mengomunikasikan atau mendukung peranan dalam pemasaran jasa tersebut.

7. Process (proses)

Proses sangat penting karena berbicara tentang bagaimana proses bisnis ini bisa berjalan dengan baik bagi perusahaan. Ini mencakup semua kegiatan yang semua orang berperan di dalamnya. Mulai dari proses pemasaran produk, transaksi produk, pengiriman hingga layanan purna jual saat produk mengalami kerusakan.

Referensi

  1. Ismanto, J. (2020). Manajemen pemasaran. Tangerang Selatan: Unpam Press.
  2. Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2016). A framework for marketing management, sixth edition, global edition. England: Pearson.
  3. Limakrisna, Nandan., Purba, Togi Pariluan. (2017). manajemen pemasaran, teori dan aplikasi bisnis di Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media.
  4. Wardana, Wikrama. (2018). Strategi pemasaran. Yogyakarta: Deepublish.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *