Pengertian Organisasi

Budaya organisasi merupakan berbagai nilai-nilai yang menyelubungi pola pikir, gagasan, dan tingkah laku khas yang dipegang dan dijalankan oleh sumber daya manusia dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Seperti yang diungkapkan oleh Fahmi (2017, hlm. 11) bahwa budaya organisasi adalah hasil proses melebur gaya budaya dan perilaku tiap individu yang dibawa sebelumnya ke dalam sebuah norma-norma dan filosofi yang baru, yang memiliki energi serta kebanggaan kelompok dalam menghadapi sesuatu dan tujuan tertentu.

Sementara Itu, menurut Torang (2014, hlm. 106) budaya organisasi dapat juga dikatakan sebagai kebiasaan yang terus berulang-ulang dan menjadi nilai dan gaya hidup oleh sekelompok individu dalam organisasi yang diikuti oleh individu berikutnya. Artinya, budaya dapat secara sengaja atau tidak sengaja dipegang dan dilakukan secara turun-temurun dalam lingkungan suatu organisasi.

Lebih lanjut Darodjat (2015, hlm. 236) mengemukakan bahwa budaya organisasi merupakan perangkat sistem nilai-nilai (Values), keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi, atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasi.

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Selain beberapa ahli di atas, terdapat banyak ahli lain yang memiliki pendapat yang sedikit berbeda yang menuju medan sama. Untuk memastikan kesahihan definisi budaya organisasi, berikut adalah beberapa pengertian budaya organisasi menurut para ahli.

Edgar

Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang ditemukan atau dikembangkan oleh sekelompok orang ketika mereka belajar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal, dan berintegrasi dengan lingkungan internal. Asumsi dasar tersebut telah terbukti dapat diterapkan dengan baik untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapinya dan dianggap valid. Oleh karena itu, hal tersebut diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, berpikir, dan memiliki pemahaman yang kuat dalam hubungan masalah tersebut (Edgar dalam Taryaman 2016, hlm. 45).

Krietner dan Kinicki

Budaya organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam (Krietner & Kinicki dalam Zuki, 2016, hlm. 33).

Sedarmayanti

Menurut Sedarmayanti (2017, hlm. 75) budaya organisasi adalah sebuah keyakinan, sikap, dan nilai yang umumnya dimiliki, yang timbul dalam organisasi, dikemukakan dengan lebih sederhana, budaya adalah cara kita melakukan sesuatu di sini.

Wahab

Budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai, kepercayaan, dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur sistem formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi. (Wahab dalam Tobari, 2016, hlm. 49).

Krisnandi dkk

Budaya organisasi dapat diartikan sebagai persepsi yang terbentuk dalam suatu organisasi yang menentukan bagaimana anggota organisasi tersebut dalam memberikan reaksi terhadap lingkungan di sekitarnya (Krisnandi dkk, 2019, hlm. 43).

Richard L.Daft (2003)

Budaya adalah sekumpulan nilai, keyakinan, pemahaman, dan norma pokok yang dibagi bersama oleh anggota suatu organisasi (Daft, 2003 dalam Krinansi dkk, 2019, hlm. 42). Selanjutnya Daft menyebutkan bahwa Konsep budaya membantu manajer dalam memahami aspek yang kompleks dan tersembunyi dari kehidupan organisasi.

Robbins

Menurut Robbins (1990 dalam Krisnandi dkk, 2019, hlm. 43) budaya ialah serangkaian nilai dominan yang didukung oleh organisasi. Definisi ini merujuk ke sistem pengertian yang diterima bersama. Robbins mengemukakan bahwa setiap organisasi mempunyai pola kepercayaan ritual, mitos dan praktik tersendiri yang sudah lama berkembang.

Dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah serangkaian asumsi, nilai, yang telah disepakati dan dilakukan dan telah dirasakan dampaknya oleh anggota-anggota organisasi, sehingga dipelihara secara turun-temurun sehingga menjadi kebiasaan dari suatu organisasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di dalamnya.

Dimensi/Karakteristik Budaya Organisasi

Pada hakikatnya, budaya organisasi memiliki tujuh dimensi. Dimensi organisasi ini terkadang disebut juga sebagai karakteristik budaya organisasi. Pada sebagian organisasi, salah satu dimensi tersebut terkadang timbul di atas yang lainnya dan membentuk kepribadian dari organisasi tersebut serta cara anggota organisasi tersebut dalam menjalankan pekerjaannya. Tujuh dimensi atau karakteristik budaya organisasi adalah sebagai berikut.

  1. Inovasi dan Mengambil Risiko
    Tingkat di mana para karyawan didorong untuk bersikap inovatif dan mengambil, risiko. Kebiasaan para manajer mendorong karyawan untuk bekerja secara inovatif yang diiringi dengan keberanian dalam mengambil risiko akan memberikan nilai tambah bagi organisasi di dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
  2. Perhatian pada Detail
    Tingkat di mana para karyawan diharap untuk menampilkan ketepatan, analisis dan perhatian terhadap detail. Para karyawan harus selalu diarahkan untuk secara bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Tanggung jawab tersebut menyangkut masalah-masalah detail dalam ruang lingkup pekerjaannya. Sekecil apapun pekerjaan itu akan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
  3. Orientasi Hasil
    Tingkat di mana para manajer memusatkan perhatian kepada hasil-hasil bukannya pada teknik-teknik dan proses-proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu. Hasil merupakan sasaran yang ingin dicapai, oleh sebab itu segala sumber daya diarahkan pada pencapaian hasil.
  4. Orientasi Manusia
    Orientasi manusia adalah tingkat di mana keputusan-keputusan manajemen memperhitungkan pengaruh hasil-hasil terhadap manusia di dalam organisasi itu. Dalam menentukan sasaran akan hasil yang diinginkan, manajer perlu memperhatikan sisi kemanusiaan para anggota organisasinya, sebab manusia bukan robot atau mesin yang dapat digunakan sekehendak hati. Mereka memiliki perasaan dan hati.
  5. Orientasi Tim
    Tingkat di mana berbagai kegiatan kerja disusun di sekitar tim bukan individu. Pencapaian hasil bukan karena individu, melainkan hasil dari kerja sama antar anggota organisasi. Oleh sebab itu kerja sama tim harus didorong terus agar supaya tujuan dapat dicapai secara optimal.
  6. Agresivitas
    Merupakan tingkat di mana orang bersifat agresif dan bersaing bukannya ramah dan bekerja sama. Persaingan di antara para karyawan dimaksudkan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki para anggota organisasi, dengan demikian produktivitas akan lebih meningkat.
  7. Stabilitas
    Tingkat di mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan usaha mempertahankan status quo. Dalam dinamika pekerjaan, ketenangan, kenyamanan kondisi pekerjaan sangat diperlukan, sehingga para karyawan bekerja lebih bersemangat dan produktif, dibandingkan dengan keadaan yang selalu kontra produktif, seperti banyaknya tuntutan kenaikan gaji, pemogokan dan lain sebagainya (Krisnandi dkk, 2019, hlm. 50).

Indikator Budaya Organisasi

Suatu organisasi membutuhkan analisis pada indikator-indikator budaya organisasi untuk mengetahui apa saja, dan seperti apa budaya yang ingin atau telah diterapkan pada suatu organisasi. Indikator-indikator budaya ini dapat diambil dari karakteristik atau dimensi budaya organisasi itu sendiri yang telah diuraikan di atas, menjadi seperti pada tabel di bawah ini.

DimensiIndikator
Inovasi dan pengambilan risiko
  1. Dorongan untuk melakukan inovasi
  2. Dorongan terhadap tantangan
Perhatian secara detail
  1. Karyawan bekerja dengan teliti
  2. Tugas yang diberikan terinci
Orientasi hasil
  1. Dituntut untuk bekerja keras
  2. Dituntut agar lebih berkualitas
Orientasi tim
  1. Saling menghargai
  2. Kerjasama dalam tim
Keagresifan
  1. Saling berkompetisi
  2. Bekerja dengan cepat dan efisien
Kemantapan
  1. Bekerja sesuai prosedur
  2.  Melakukan supervisi pekerjaan

Sumber: Robbins (dalam Sudarmanto, 2014, hlm. 171)

Contoh Budaya Organisasi

Berdasarkan indikator-indikatornya, kita dapat mengetahui contoh-contoh budaya organisasi yang telah diterapkan dalam suatu organisasi perusahaan. Misalnya, beberapa contoh-contoh budaya organisasi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Observed behavioral regularities
    Dilihat dari kebiasaan tingkah laku yang tampak, contoh budaya organisasi meliputi karyawan yang memiliki kebiasaan mematuhi peraturan-peraturan perusahaan, anggota organisasi saling berinteraksi dengan menggunakan tata cara, istilah, dan bahasa sama yang mencerminkan sikap baik dan saling menghormati, dsb.
  2. Norms
    Karyawan menyadari dan menerapkan norma-norma, termasuk pedoman tentang apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan secara berlebihan, dan apa yang tidak boleh dilakukan.
  3. Dominant values
    Nilai-nilai pedoman merupakan nilai-nilai terpenting dalam organisasi yang diharapkan dianut oleh para anggotanya. Contohnya, karyawan senan tiasa menjaga mutu produk yang tinggi, memiliki tingkat absensi yang rendah, dan memiliki efisiensi kerja yang tinggi.
  4. Philosophy rule
    Anggota baru mempelajari berbagai filosofi-filosofi organisasi yang selama ini telah menjadi aturan-aturan atau pedoman yang harus ditaati di organisasi.
  5. Organizational climate
    Dalam hubungannya dengan iklim organisasi, contoh budaya organisasi meliputi kesadaran seorang anggota organisasi terhadap perasaan mengenai organisasi secara keseluruhan yang dicerminkan oleh tata letak fisik lingkungan perusahaan, cara anggota berinteraksi, dan cara mereka berhubungan dengan pelanggan atau lingkungan luar organisasi.

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Budaya akan mempengaruhi sejauh mana dan seperti apa anggota organisasi berasumsi, bersikap, dan mengartikan suatu nilai dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, budaya organisasi menjadi faktor yang berpengaruh dalam membentuk dan memberi arti kepada anggota organisasi untuk bertindak dan berperilaku.

Budaya yang baik akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam menjalankan dan mengerjakan tugas-tugasnya lebih baik. Seperti yang disimpulkan dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Susanti dkk (2020) pada jurnal penelitian ilmiahnya, bahwa budaya organisasi berpengaruh secara positif adalah faktor penting yang dapat menjelaskan variasi kinerja karyawan. Nilai-nilai budaya yang diyakini bersama dapat menjadi pengikat organisasi dengan karyawan. Dengan demikian, ikatan kuat tersebut dapat menimbulkan motivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara maksimal.

Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Robbins (dalam Krisnandi dkk, 2019, hlm. 44) berikut adalah fungsi yang dijalankan oleh budaya di dalam organisasi.

  1. Menciptakan tapal batas yang secara jelas membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
  2. Membentuk suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
  3. Memudahkan pembentukan komitmen terhadap kepentingan bersama.
  4. Memantapkan suatu sistem sosial.
  5. Memaknai, membimbing, membentuk, serta mengendalikan sikap dan perilaku anggota organisasi. Selain itu, budaya juga dapat berfungsi sebagai perekat sosial yang turut mempersatukan organisasi tersebut dengan menciptakan berbagai standar yang tepat bagi anggota organisasi .

Referensi

  1. Darodjat, Tubagus Achmad. (2015). Konsep-konsep dasar manajemen personalia masa kini. Bandung: Refika aditama.
  2. Fahmi, Irham. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: Alfabeta.
  3. Krisnandi h., Efendi s., Sugiono e. (2019). Pengantar manajemen. Jakarta: IPU-Unas.
  4. Sedarmayanti. (2017). Manajemen sumber daya manusia. Bandung: Refika Aditama.
  5. Susanti, E.N., Aristianti, L.A., Tanjung, R. (2020). Pengaruh budaya organisasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pt batam executive village southlink country club. Jurnal Dimensi, 9(1).
  6. Taryaman, E. (2016). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
  7. Tobari. (2016). Membangun budaya organisasi pada instansi pemerintah. Yogyakarta: CV Budi Utama.
  8. Torang, Syamsyir. (2014). Organisasi dan manajemen. Alfabeta: Bandung.
  9. Zuki, K. (2016). Sumber daya manusia dalam organisasi dan manajemen. Yogyakarta: Deepublish.

Gabung ke Percakapan

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *