Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah proses interaksi melalui pertukaran makna yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa verbal dan nonverbal sebagai media utamanya (Mukarom, 2020, hlm. 70). Mudahnya, komunikasi interpersonal atau antarpribadi ini dilakukan oleh dua orang berbeda secara interaktif yang merupakan kebalikan dari komunikasi intrapersonal (berbicara pada diri sendiri).

Sementara itu, Devito (dalam Yusuf, 2021, hlm. 71) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses untuk mengirim dan menerima antara dua orang atau sekelompok kecil orang dengan efek beberapa umpan balik yang segera/langsung. Dengan demikian, pengertian ini memberikan makna bahwa komunikasi interpersonal tidaklah terbatas kepada dua orang (komunikasi diadik), akan tetapi dapat dalam kelompok kecil, hanya saja umpan balik yang terjadi dilakukan secara langsung atau interaktif.

Lebih lanjut Hariyanto (2021, hlm. 72) menjelaskan bahwa bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi atau interpersonal ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

Artinya, komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok pada intinya tetap merupakan komunikasi diadik (dua orang), karena komunikasi membutuhkan komunikator dan komunikan agar dapat menafsirkan makna dengan baik. Akan tetapi, pihak lain yang terlibat dapat ikut mendengarkan dan memberikan respons langsung pula.

Selanjutnya, Panuju (2018, hlm. 62) berpendapat bahwa komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau dalam kelompok kecil secara tatap muka dan masing-masing orang menangkap reaksinya secara langsung.

Berdasarkan pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal atau antarpribadi adalah proses interaksi pertukaran makna antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung dengan respons yang segera dari semua orang yang terlibat.

Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Pearson (dalam Hariyanto, 2021, hlm. 73) membeberkan bahwa terdapat ciri atau karakteristik khusus dari komunikasi interpersonal yang akan dipaparkan sebagai berikut.

  1. Dimulai dengan diri pribadi (self).
    Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
  2. Bersifat transaksional.
    Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
  3. Mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
    Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan antar pihak yang berkomunikasi.
  4. Mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
  5. Melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
  6. Tidak dapat diubah maupun diulang.
    Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.

Sedangkan menurut Rogers (dalam Mukarom, 2020, hlm. 71) ciri-ciri komunikasi interpersonal atau antarpersonal antara lain adalah sebagia berikut.

  1. Arus pesan dua arah.
  2. Konteks komunikasi dua arah.
  3. Tingkat umpan balik tinggi.
  4. Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
  5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat.
  6. Efek yang terjadi perubahan sikap.

Sistem Komunikasi Interpersonal

Menurut Mukarom (2020, hlm. 71) sebagai suatu proses yang dinamis, komunikasi interpersonal memiliki sistem yang dibangun atas beberapa subsistem-subsistem yang saling berkaitan, yaitu: persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal yang akan dijabarkan sebagai berikut.

Persepsi Interpersonal

Objek Persepsi Interpersonal adalah manusia. Oleh karena itu, Persepsi Interpersonal dapat didefinisikan dengan pandangan, pemahaman, pengalaman, kesan dan penilaian seseorang terhadap orang lain baik berupa gambaran fisik, sikap, tindakan, motivasi maupun kepribadiannya (Mukarom, 2020, hlm. 71). Dalam prosesnya, Persepsi Interpersonal yang kita lakukan mungkin saja terjadi kesalahan. Hal ini dimungkinkan karena adanya:

  1. Impression management,
  2. Stereotyping, dan
  3. Ketidakmampuan dalam menafsirkan pesan dengan benar.

Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita, baik berupa fisik, psikologis maupun social yang datang dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain (Mukarom, 2020, hlm. 72). Kecenderungan orang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut self-fulfilling propechy.

Atraksi Interpersonal

Atraksi interpersonal ialah ketertarikan kita kepada orang lain karena adanya sikap positif dan daya tariknya sehingga membentuk rasa suka (Mukarom, 2020, hlm. 72). Ketertarikan kita kepada orang tidak hadir atau muncul secara tibatiba, melainkan hadir dalam suatu proses komunikasi yang intens dan mendalam. Ada beberapa aktor-Faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal yang meliputi:

  1. Faktor Personal seperti : Kesamaan karakteristik, tekanan emosional, harga diri yang rendah, dan isolasi sosial;
  2. Faktor situasional seperti : Daya tarik fisik, ganjaran (reward), familiarity, kedekatan (proximity), kemampuan (competence).

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah suatu konteks yang menjelaskan kekuatan relasi yang lebih bersifat personal dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (Mukarom, 2020, hlm. 72). Suatu hubungan dalam proses komunikasi interpersonal dijalin atas 3 (tiga) faktor, yaitu:

  1. percaya (trust),
  2. sikap suportif, dan
  3. sikap terbuka.

Model-model hubungan Interpersonal

Terdapat model-model komunikasi yang pada umumnya lebih menunjang bahkan spesifik mengejawantahan proses komunikasi interpersonal. Beberapa model-model hubungan interpersonal tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Model pertukaran sosial : Hubungan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
  2. Model peranan : individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan (role expectation) dan tuntunan peranan (role demands), ketrampilan peranan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan dan kerancuan peranan.
  3. Model permainan : orang berhubungan dengan orang lain dengan bermacam-macam permainan dan menampilkan kepribadian yang berbeda dalam tiap-tiap permainan (orang tua, dewasa, anak).
  4. Model interaksional : Gabungan dari 3 model di atas.

Peran Komunikasi Interpersonal

Menurut Johnson (dalam Mukarom, 2020, hlm. 73) komunikasi interpersonal memiliki peranan yang sangat besar dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, dan beberapa peran tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.
  2. Identitas atau jati diri kita terbntuk lewat dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita.
  3. Dalam rangka memahami realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia si sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama.
  4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-ebih orang yang merupakan tokohtokoh signifikan dalam hidup kita.

Tujuan Komunikasi Interpersonal

Menurut Panuju (2018, hlm. 66) komunikasi interpersonal memiliki beberapa tujuan sebagai berikut.

  1. Komunikasi antarpribadi bertujuan meningkatkan kualitas dari perkenalan menjadi pertemanan dan kemudian menjadi persahabatan.
  2. Komunikasi antarpribadi bertujuan mencari orang yang bersedia mendengarkan keluhannya. Kelanjutan dari persahabatan itu adalah keduanya terlibat dalam kanalisasi perasaan dan pikiran. Setiap orang sesungguhnya membutuhkan teman bukan untuk menyelesaikan masalahnya, namun sekadar mau menjadi pendengar yang baik.
  3. Komunikasi antarpribadi bertujuan untuk memecahkan masalah pribadi ataupun masalah pribadi yang disebabkan orang lain. Orang lain yang dimaksud di sini “orang ketiga”. Pemecahan masalah yang objektif dan komprehensif tergantung pada sejauh mana hubungan personal keduanya terhadap orang ketiga tersebut.
  4. Komunikasi interpersonal bertujuan untuk kepentingan bisnis. Komunikasi antarpribadi memberi peluang menjelaskan lebih luas dan detail kepada pihak yang berkepentingan. Dan dengan pesona pribadinya, acap kali seorang komunikator lebih mampu memengaruhi keputusan.
  5. Komunikasi antarpribadi bertujuan untuk membangun jaringan (networking).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Suatu proses komunikasi merupakan peristiwa yang sangat dinamis dan kompleks. Oleh karena itu, peristiwa komunikasi acapkali dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak tampak tapi memiliki kontribusi yang sangat besar dalam proses keberhasilannya. Menurut Panuju (2018, hlm. 67) beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasila komunikasi antarpribadi di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Faktor Bahasa
    Semakin homogen bahasa yang digunakan masing-masing semakin mudahmembentuk saling pengertian (mutual of understanding). Gangguan komunikasi yang disebabkan kesulitan bahasa sering disebut gangguan semantik (semantic noise).
  2. Faktor Fisik
    Komunikasi antarpribadi cenderung berjalan baik bila masing-masing dalam kondisi sehat. Gerak tubuh (gesture), gerak mata, dan para linguistik yang disebabkan keadaan tidak sehat cenderung membuat lawan bicara merasa tidak nyaman. Komunikasi pun berjalan tidak lepas.
  3. Faktor Psikis
    Komunikasi antarpribadi cenderung berjalan baik bila pada masing-masing memiliki gairah yang positif. Misalnya tidak ada kecurigaan (praduga), kebencian, dendam, ataupun predisposisi negatif (misalnya menyimpulkan lawan bicara yang bersumber dari keyakinannya pada mitos, stereotipe).
  4. Faktor Lingkungan
    Komunikasi antarpribadi akan berjalan baik bila lingkungan tempat berkomunikasi dalam suasana yang kondusif. Misalnya, tidak ada gangguan dari suara bising kendaraan, suasana ramai dari percakapan orang lain, suara pengeras suara, musik yang keras, dan lainnya.

Sementara itu, menurut Mukarom (2020, hlm. 74) beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Meaning (makna).
    Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dan sebagainya.
  2. Learning.
    Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman.
  3. Subjectivity.
    Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.
  4. Negotiation.
    Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna. Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
  5. Culture.
    Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi.
  6. Interacting levels and context.
    Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
  7. Self reference.
    Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.
  8. Self reflexivity.
    Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
  9. Inevitability.
    Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.

Referensi

  1. Hariyanto, D. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Sidoarjo: Umsida Press.
  2. Mukarom, Z. (2020). Teori-teori komunikasi. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
  3. Panuju, R. (2018). Pengantar studi (ilmu) komunikasi: komunikasi sebagai kegiatan, komunikasi sebagai ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group.
  4. Yusuf, F.M. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ilmu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *