Pengertian Prosa

Prosa adalah karangan bebas yang dapat berupa cerita atau kisah berplot hingga ke pembahasan suatu gagasan atau pertanyaan yang berasal dari cerminan kenyataan dan atau dari informasi dan data yang sesungguhnya berdasarkan fakta ilmiah.

Dapat dikatakan pula bahwa sederhananya, prosa adalah genre lain dari sastra selain puisi dan drama. Seperti pendapat Muliadi (2017, hlm. 1) yang menyatakan bahwa prosa adalah salah satu jenis dari genre sastra, di samping genre lainya seperti puisi dan drama.

Namun sebetulnya prosa memiliki makna yang lebih luas lagi. Sejatinya, prosa diambil dari kata bahasa Inggris, prose yang mengacu pada pengertian luas dan tidak hanya merujuk pada salah satu genre tulisan sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti esai, artikel, rubrik eksposisi, dan sebagainya.

Sementara itu, prosa dalam artian suatu kisah yang merangkai berbagai peristiwa berdasarkan imajinasi seperti novel, cerpen dan novelet lebih tepat disebut dengan istilah prosa fiksi, atau cerita fiksi, untuk kemudian menjadi salah satu dari dua jenis prosa menurut isinya, yaitu: prosa fiksi dan prosa nonfiksi. Berikut ini adalah pemaparan mengenai prosa fiksi dan non fiksi.

Prosa Fiksi

Menurut Aminuddin dalam Djuanda dan Iswara (2006, hlm. 158) Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeran, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.

Intinya, prosa fiksi adalah kisah yang memiliki pemeran, latar serta tahapan rangkaian peristiwa yang dihasilkan oleh imajinasi penulisnya sehingga menjalin suatu kesatuan kisah.

Imajinasi di sini dapat berarti cerminan kenyataan dari berbagai pengalaman, pengetahuan dan literasi penulisnya. Seperti pendapat Saryono (2009, hlm.18) bahwa sastra memiliki kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang nonempiris-supernatural.

Hanya nama-nama pemeran, nama tempat dan kisahnya saja yan dikarang. Sementara latar umumnya bisa jadi merupakan kenyataan. Namun perlu digarisbawahi bahwa cara pandang dan sikap Penulis juga akan ikut tercurahkan, sehingga tulisannya akan tetap memiliki karakteristik yang unik dan subjektif berdasarkan pendapat Penulis.

Unsur Prosa Fiksi (Struktur Prosa)

Unsur pembangun dari Fiksi terbagi menjadi dua. Pertama adalah unsur ekstrinsik yang berarti unsur yang berada di luar teks namun tetap saling berpengaruh terhadap penciptaan karya. Kedua, adalah unsur intrinsik yang hadir di dalam teks itu sendiri dan membangun keutuhannya.

Unsur-unsur intrinstik dari prosa meliputi beberapa poin di bawah ini.

  1. Tokoh dan Penokohan
    Tokoh dan penokohan adalah pelaku cerita dengan sifat dan peranannya masing-masing. Tokoh dapat diklasifikasikan menjadi: a. Protagonis, tokoh utama, b. Antagonis, tokoh yang memiliki konflik dengan Protagonis, c. Tokoh berkembang yang berarti mengalami perubahan watak atau pandangan dalam cerita, d. Tokoh statis, yang tidak mengalami perubahan dalam prosa.
  2. Alur dan Pengaluran / Plot
    Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan karena hubungan sebab-akibat. Plot setidaknya akan terdiri dari: a. orientasi, masa pengenalan tokoh dan dimulainya konflik b. komplikasi, masa konflik mulai berkembang dan memuncak menjadi klimaks c. resolusi, adalah masa penyelesaian konflik.
  3. Latar
    Latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan, keadaan sosial dan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981:175).
  4. Gaya Bahasa
    Gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan bahasa untuk mencapai efek estetis dan memiliki kekuatan daya ungkap yang menggugah seperti majas dan pemilihan diksi yang indah.
  5. Sudut Pandang.
    Sudut pandang adalah cara menyampaikan cerita seperti sudut pandang pertama (Aku) dan sudut pandang ketiga (Dia, mereka).
  6. Tema
    Tema merupakan inti pokok gagasan dari keseluruhan cerita atau kisah. Misalnya tema kasih sayang, kekuasaan, isu sosial, feminisme, dsb.
  7. Amanat
    Amanat berarti pesan kebaikan yang dapat ditarik dari cerita yang disampaikan. Amanat biasanya tidak disampaikan secara langsung namun dikemas rapi dalam keseluruhan isi prosa.

Berdasarkan perkembangannya, prosa fiksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu prosa baru (modern dan prosa lama. Berikut ini adalah penjelasannya.

Prosa Baru (Modern)

Prosa baru adalah karya yang penulisannya telah terpengaruh budaya modern Barat. Literasi Barat merupakan pusat peradaban berbagai pemikiran inovatif dan baru di dunia di zaman modern (1970-an). Sehingga rumusan baru mengenai sastra juga muncul di sana dan diadopsi oleh seluruh dunia.

Ciri Prosa Baru

  1. Bersifat dinamis, yang berarti mengikuti perkembangan zaman masyarakatnya.
  2. Masyarakat sentris, artinya prosa mengungkap hal sehari-hari yang terjadi di kalangan masyarkat
  3. Memperhatikan urutan peristiwa, melalui pengolahan unsur Alur dan Pengaluran yang disusun dengan lebih apik.
  4. Bersifat rasional, meskipun terkadang masih meminjam mite dan legenda tertentu, tetap dibedah secara logis.
  5. Penulis tidak anonim, dan bentuknya sudah berupa tulisan saja.

Jenis  Prosa Baru

Secara bentuk, tentunya prosa baru juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis pula. Beberapa jenis prosa fiksi baru adalah sebagai berikut.

Cerpen

Cerpen adalah akronim dari “cerita pendek” yang merupakan cerita berbentuk prosa yang hanya fokus terhadap satu tokoh, latar atau situasi saja, sehingga bentuknya lebih sederhana dan berdurasi pendek.

Namun pendek di sini tidak hanya karena ceritanya saja yang berdurasi pendek. Jakob Sumardjo dan Saini (1995, hlm. 30) berpendapat bahwa ukuran pendek dalam cerpen lebih didasarkan pada keterbatasan pengembangan unsur-unsurnya, cerpen memiliki dampak tunggal dan tidak kompleks.

Novelet

Novelet adalah kisah yang ceritanya lebih panjang dari cerpen, tetapi masih lebih pendek dari novel. Penggarapan unsurnya seperti tokoh, alur dan latar jauh lebih luas cakupannya jika dibandingkan dengan cerpen, namun masih terhitung sempit jika dibandingkan novel. Jumlah halaman novelet berkisar dari 60 – 150 halaman.

Novel

Novel adalah kisah berplot yang jangkauan cerita, latar dan tokohnya luas dan memiliki runutan peristiwa yang panjang dan kompleks. Berbeda dengan cerpen yang ceritanya tunggal dan dapat diselesaikan dalam satu duduk (30-60 menit), novel memiliki cerita berlapis yang dapat dilanjutkan ke buku novel lainnya.

Kata novel berasal dari bahasa Itali, yaitu novella, dan memiliki makna barang baru kecil. Sebelum berkembang menjadi novel, novella dapat disepadankan dengan cerpen, ceritanya pendek dan hanya fokus membahas satu cerita atau latar, bisa juga sedikit lebih detail. Novella baru berkembang menjadi novel ketika jenis prosa ini mulai banyak ditulis di Inggris dan Amerika.

Roman

Roman adalah cerita yang menceritakan kisah seorang tokoh secara mendetail dan menyeluruh dari lahir hingga akhir hayatnya. Roman adalah bentuk klasik dari cerpen, biasanya penulisnya juga masih anonimus. Meskipun masuk ke dalam kategori sastra klasik namun tidak menutup kemungkinan masih ditulis di zaman sekarang.

Prosa Lama (Klasik)

Prosa lama adalah tulisan cerita atau kisah yang belum mendapatkan pengaruh budaya modern Barat. Tulisan ini biasanya bersifat anonim (tidak ada penulis tunggal) dan menyebar dari mulut ke mulut secara lisan dan tulisan terbatas.

Ciri Prosa Lama

  1. Statis, cerita dikisahkan secara turun-temurun, sehingga tidak mengalami perubahan yang signifikan.
  2. Sedikit Diferensialisasi (Varian), suatu legenda bisa jadi masih yang itu-itu saja, hanya mengalami sedikit perubahan di suatu daerah.
  3. Berpusat di Istana, Dalam artian cerita lebih banyak mengisahkan tokoh-tokoh kerajaan dan kelas atas atau orang yang luar biasa.
  4. Bersifat Anonim, tidak diketahui siapa penulis aslinya dan terus sedikit berubah tergantung dari penutur selanjutnya
  5. Menyebar dengan cara lisan, tidak ada naskah pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan tulisan orisinalnya.

Jenis Prosa Lama (Klasik)

Seperti prosa baru, prosa lama juga dapat dikategorisasikan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis prosa lama atau klasik adalah sebagai berikut.

Dongeng

Merupakan cerita yang sepenuhnya hasil imajinasi dan khayalan yang menggunakan gaya estetika klasik dari suatu daerah tertentu.

Fabel

Fabel adalah cerita rekaan yang bersifat alegori atau simbolisme secara utuh; keseluruhan cerita menggunakan simbol bintang yang memanusia sebagai pengganti tokoh manusia itu sendiri.

Hikayat

Hikayat adalah cerita yang biasanya bertemakan seperti sejarah maupun roman fiksi yang disampaikan melalui gaya dramatis, bernilai semangat juang, pelipur lara hingga sebagai hiburan untuk merayakan sesuatu. Contoh: Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Hang Tuah, dll.

Legenda

Legenda menceritakan asal-usul suatu tempat, benda atau tokoh hingga kejadian fantastis yang dihubungkan dengan asal-muasal sesuatu di suatu tempat atau daerah. Contoh: Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Asal-muasal Candi Perambanan, dll.

Mite

Mite atau mitos adalah kisah yang berlatarbelakang sejarah namun mengandung hal-hal mistis dan gaib yang dipercaya oleh masyarakat penganutnya.

Prosa Nonfiksi

Prosa nonfiksi adalah karya tulis yang dapat berupa kisah, runutan peristiwa atau gagasan yang dikemas secara naratif dan berasal dari kenyataan yang berasal dari data-data faktual, ilmiah dan dapat dipercaya.

Berbeda dengan prosa fiksi, prosa nonfiksi memiliki unsur umum yang dapat digunakan oleh masing-masing jenisnya. Setiap jenis prosa nonfiksi akan membutuhkan struktur dan unsur yang sesuai untuk masing-masing jenisnya.

Berikut adalah jenis-jenis prosa nonfiksi dilengkapi dengan tautan terhadap masing-masing penjelasan lengkapnya.

Esai

Merupakan tulisan yang isinya adalah opini dan sudut pandang pribadi dari penulisnya, mengenai sesuatu yang menjadi pokok pembahasan dalam tulisan tersebut.

Baca juga: Kritik dan Esai: Pengertian, Sistematika, Kaidah & Contoh

Resensi

Resensi adalah tulisan berupa intisari yang disampaikan menurut sudut padang pribadi penulisnya mengenai karya lain yang dapat berupa karya sastra, musik, seni teater, film, dsb. Resensi dapat memuat penafsiran yang dihasilkan oleh penulis resensinya, bukan pencipta karya yang diresensikan.

Baca juga: Resensi Buku & Karya Lain; Pengertian, Struktur, Cara, dsb

Kritik

Kritik adalah tulisan apresiasi, penjabaran dan penilaian dari suatu karya seperti karya sastra, karya seni rupa, seni musik, film, dsb. Kritik dilandaskan pada teori struktur formal dari suatu karya tersebut, meliputi analisis formal, penafsiran hingga ke penilaian objektif yang dapat dilakukan dengan membandingkannya dengan karya serupa lain.

Baca juga: Kritik dan Esai: Pengertian, Sistematika, Kaidah & Contoh

Referensi

  1. (2017). Telaah Prosa. Makassar: De La Macca.
  2. Djuanda, D. dan Iswara, P.D. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.
  3. Abrams, M.H. (1981). A Glossary of Literary Terms. New york: Holt, Rinehart and Winston.
  4. Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M. (1997). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  5. Saryono. (2009). Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri.

Gabung ke Percakapan

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *