Pengertian Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa (visual) yang tentunya dapat dilihat oleh mata dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan. Intinya, wujud rupa adalah penghantar utamanya bagi cabang seni ini, bukan suara seperti pada seni musik, atau gerakan tubuh pada seni tari. Contoh konkretnya adalah lukisan, patung, desain pakaian, kerajinan tangan, dsb.

Namun pada kenyataannya, seni rupa tidak hanya berhenti pada produk visual saja. Terdapat banyak sekali jenis media seni yang pada akhirnya menggabungkan media lain, seperti suara dan gerakan dalam seni performans. Kemudian muncul pula produk visual yang tidak dapat diraba materialnya seperti karya lukisan digital yang ditampilkan pada layar gawai. Apa yang dimaksud seni rupa juga “berubah” ketika ditinjau melalui fungsi, wujud, gaya, dsb. Seni rupa juga terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Hal tersebut memicu diskusi dan debat akademik mengenai apa sebetulnya pengertian dari seni rupa. Para ahli yang terlibat menghasilkan beberapa pengertian seni rupa yang cenderung sedikit berbeda satu sama lain. Berikut adalah beberapa pengertian seni rupa menurut para ahli.

Pengertian Seni Rupa Menurut Para Ahli

Seni rupa adalah perpanjangan dari seni, sehingga pengertiannya juga tidak akan luput dari pengertian seni secara umum. Tidak banyak ahli yang membuat pengertian seni rupa secara spesifik karena istilah ini sering disebut dengan istilah seni saja. Berikut adalah pengertian seni menurut beberapa ahli.

Soedarso

Seni  berasal  dari  bahasa Sanskerta sani yang  berarti  pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Namun dalam versi yang lain seni disebut cilpa yang berarti berwarna (kata  sifat)  atau  pewarna  (kata  benda)  kemudian berkembang  menjadi cilpasastra yang berarti  segala  macam  kekriyaan  hasil keterampilan tangan yang artistik  (Soedarso, 1988, hlm. 16).

Pekerti, dkk

Seni adalah kegiatan manusia dalam mengekspresikan pengalaman hidup dan kesadaran artistiknya  yang melibatkan kemampuan intuisi, kepekaan indera dan rasa, kemampuan intelektual, kreativitas  serta keterampilan teknik untuk menciptakan karya yang memiliki fungsi personal atau sosial dengan menggunakan berbagai media (Pekerti, 2008, hlm.8).

Sumanto

Seni adalah hasil proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan keterampilan, kreativitas, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikiran untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni dan lainnya (Sumanto, 2006, hlm.5).

Susanne K. Langer

Menurut Langer karya seni adalah bentuk ekspresi yang diciptakan bagi persepsi kita lewat indera dan pencitraan, dan yang diekspresikan adalah perasaan manusia. Pengertian perasaan di sini adalah dalam lingkup yang luas, yaitu sesuatu yang dapat dirasakan, sensasi fisik, penderitaan dan kegembiraan, gairah dan ketenangan, tekanan pikiran, emosi yang kompleks yang berkaitan dengan hidup manusia.

Plato & Rousseau

Plato dan Rousseau berpendapat bahwa seni adalah hasil peniruan alam dari segala seginya.

Aristoteles

Sementara itu, salah satu murid terbaik Plato, yakni Aristoteles, mengungkapkan bahwa seni adalah harus dinilai sebagai suatu tiruan, yakni tiruan dunia alamiah dan dunia manusia. Berbeda dengan Plato, Aristoteles tidak mengartikan seni sekedar tiruan belaka, menurutnya seni harus memiliki keunggulan filsafat, yakni bersifat dan bernada universal.

Leo Tolstoy

Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis (seniman).

Thomas Munro

Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

Unsur-Unsur Seni Rupa

Jika melihat wujud, seni rupa sangatlah bergantung pada unsur yang tampak atau dilihat pada karya. Unsur-unsur pembentuk rupa tersebut tampak jelas pada contoh karya seni seperti gambar, lukisan, atau patung. Misalnya bagaimana unsur garis melingkar membentuk matahari pada lukisan. Kemudian unsur warna mengisi garis melingkar tersebut dengan warna oranye. Unsur-unsur seperti garis dan warna itu adalah unsur-unsur terkecil yang membentuk seni rupa dan disebut sebagai unsur-unsur seni rupa. Lalu ada apa lagi selain warna dan garis yang menjadi pembentuk seni rupa? Berikut adalah penjabarannya.

Titik

Unsur terkecil dari suatu karya, titik digunakan untuk menciptakan unsur lain dengan cara menderetkannya menjadi suatu garis. Namun titik juga dapat digunakan apa adanya tanpa garis seperti bagaimana karya pointilis yang hanya menggunakan titik yang diatur kerapatannya untuk membuat suatu gambar.

Garis

Garis adalah hubungan antar titik yang menghasilkan guratan serba guna untuk membentuk unsur lain seperti bidang atau bentuk. Seperti titik, garis juga dapat digunakan apa adanya tanpa menjadi bidang atau bentuk, misalnya gambar sketsa hanya menggunakan garis untuk membentuk suatu karya. Garis juga dapat menjadi pengisi gelap terang dengan cara mengarsirkannya.

Bidang

Bidang merupakan garis yang ujungnya saling bertemu dan membuat area tertutup. Contohnya adalah: lingkaran, segi tiga, persegi, dsb.

Volume/Gempal/Bentuk

Merupakan bidang yang memiliki volume (3d). Namun volume tersebut hanya semu atau tidak nyata pada karya dua dimensi seperti lukisan, gambar, desain grafis, dsb. memiliki volume

Ruang

Ruang adalah area yang terbentuk ketika kita memutuskan untuk menggunakan suatu media dalam berkarya. Ruang dalam karya dua dimensi lagi-lagi hanya bersifat semu. Ruang di luar berbagai bidang atau volume disebut dengan ruang negatif, sementara ruang yang berada dalam bidang atau volume disebut ruang positif. Ruang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kesan tertentu terhadap karya. Misalnya berikan ruang yang lebih besar di atas karya pemandangan untuk memberikan efek ketenangan dan kemegahan langit.

Gelap Terang

Jika kita Ingin membuat gambar potret yang realistik, bukan warna yang harus dibuat benar-benar akurat, tapi justru adalah gelap terangnya potret tersebut. Ketika bayangan dan cahaya ditangkap dengan akurat, maka mata kita akan tertipu karena apa yang kita lihat sebetulnya adalah ada atau tidaknya cahaya. Gelap terang juga sangat penting untuk diperhatikan agar karya yang kita buat seimbang, tidak terlalu terang dan menghilangkan detail atau terlalu gelap hingga pemirsa tidak dapat melihat detail.

Tekstur

Tekstur adalah bagaimana suatu permukaan terasa saat diraba, namun tentunya pada karya 2 dimensi tekstur adalah semu. Tekstur pada karya 2d harus tetap mampu menggetarkan persepsi raba yang melihat agar ia yakin bahwa tekstur tersebut memang ada.

Warna

Warna merupakan unsur yang paling mencolok, sehingga terkadang hanya unsur ini yang diperhatikan oleh seseorang dalam menentukan suatu karya estetis. Hanya dengan memilih warna yang matching terkadang cukup untuk beberapa orang. Padahal ada lebih dari itu. Warna merupakan unsur yang paling membutakan bagi semua orang, baik itu perupa maupun pemirsa. Sehingga untuk menghindarinya apa yang paling penting diperhatikan dari warna adalah persepsi melihat warna dan bagaimana cara membuat warna yang harmonis, karena harmoni warna bukan hanya mencocok-cocok-an saja.

Penjelasan lebih lengkap yang disertai dengan gambar contoh dan pendapat para ahli mengenai unsur-unsur seni rupa dapat disimak pada artikel berikut ini.

Unsur Unsur Seni Rupa & Desain; diperkuat Pendapat Ahli

Prinsip-Prinsip Seni Rupa

Jika kita memperhatikan keberadaan unsur seni rupa pada karya, katakanlah unsur bentuk dan warna pada lukisan, unsur tersebut dipresentasikan dengan berbagai cara untuk mendapatkan efek tertentu. Misalnya, gunung pada lukisan disusun berderet dengan bentuk dan warna yang mirip dan selaras agar tampak lebih blend atau seimbang. Perlakuan tersebut mengikuti prinsip seni rupa, yaitu prinsip kesatuan.

Gunung-gunung yang lebih dekat akan digambar dengan bentuk lebih detail dan warna yang lebih hijau, sementara gunung-gunung yang jauh akan digambar dengan warna yang lebih biru dan detail yang lebih buram. Sehingga jelas bahwa keduanya adalah jenis gunung yang berbeda, yang satu adalah kesatuan gunung-gunung yang dekat, sementara yang kedua  adalah kesatuan gunung-gunung yang lebih jauh.

Prinsip seni rupa adalah mode perilaku kita terhadap cara penyusunan karya untuk mendapatkan efek tertentu yang diinginkan. Mudahnya, prinsip seni rupa adalah berbagai cara untuk menyusun unsur karya seni agar menjadi padu, seimbang atau efek tertentu yang akhirnya akan menghasilkan karya yang lebih natural, jelas, indah, menyenangkan atau memberikan dampak yang lebih kuat ketika pandang. Cara-cara tersebut meliputi beberapa prinsip-prinsip yang akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini.

Keseimbangan

Karya yang tidak seimbang akan memberikan perasaan tidak nyaman saat dilihat. Oleh karena itu keseimbangan menjadi prinsip yang harus diperhatikan. Keseimbangan dapat dilakukan dengan cara menjaga kesimetrisan berbagai gambar yang ada. Bisa juga dengan membuat keseimbangan yang tidak tampak simetris namun memberikan keseimbangan psikologis seperti bagaimana sedikit warna merah mampu menyeimbangkan warna hijau yang terlalu banyak.

Kesatuan/Keselarasan

Kesatuan adalah kepaduan hubungan antar semua unsur yang menyusun suatu karya seni rupa. Kesatuan dapat dicapai menggunakan beberapa pendekatan seperti: kesamaan unsur, kemiripan unsur, keselarasan unsur, keterikatan hingga keterkaitan unsur.

Penekanan

Penekanan atau emphasis adalah point of Interest dari suatu karya. Menggunakan suatu objek yang lebih dominan dari yang lainnya dapat membantu menarik perhatian yang melihat karya hanya dalam sekejap.

Kontras

Kontras adalah perbedaan yang sangat mencolok dari setidaknya dua unsur yang berbeda. Misalnya, titik putih di atas objek hitam, atau tekstur logam di atas tekstur kain yang lembut. Kontras biasa digunakan untuk membuat penekanan atau gaya komunikasi ironi.

Kejelasan/Clarity

Kejelasan atau Clarity adalah taraf kemudahan suatu karya untuk dimengerti dan dipahami. Clarity lebih banyak digunakan pada seni terapan seperti desain website, desain produk, desain interior, dsb.

Penjelasan yang lebih mendalam dilengkapi kutipan pendapat ahli dan contoh gambar dapat ditemukan pada artikel di bawah ini.

Prinsip Prinsip Seni Rupa dan Desain Menurut Para Ahli

Dari penjelasan di atas, jika kita perhatikan beberapa prinsip dan unsur sangat bergantung pada jenis karya seni rupa yang diacunya. Ya, bukan hanya pengertian atau definisi saja yang dapat berubah ketika kita berbicara seni dalam konteks ragam fungsi dan wujudnya. Lalu apa saja jenis dan ragam seni rupa yang ada? Berikut penjelasannya.

Seni Rupa Berdasarkan Ragam Fungsinya

Berdasarkan fungsinya, seni rupa dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu, seni rupa murni dan seni rupa terapan.

Seni Rupa Murni

Seni rupa murni adalah seni rupa yang fokus terhadap nilai estetika atau nilai lainnya tanpa mempertimbangkan fungsi terapan dari benda yang diciptakan. Seni ini dapat menjadi sangat eksperimental dan tidak mudah dipahami oleh kalangan masyarakat umum. Sebaliknya dapat pula menjadi suatu gerakan sosial yang justru dapat dengan mudah masuk ke kalangan umum dan menyerukan pesan positifnya. Penjelasan lebih detail dapat dibaca pada artikel di bawah ini.

Seni Rupa Murni: Pengertian, Batasan, Fungsi & Contoh

Seni Rupa Terapan

Sebaliknya, seni rupa terapan justru mengutamakan fungsi terapan yang dapat diaplikasikan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, desain produk yang harus memaksimalkan fungsionalitas dari produknya sendiri dibandingkan dengan nilai keindahannya. Penjelasan lebih lanjut dilengkapi dengan referensi tepercaya mengenai seni rupa terapan dapat dibaca pada artikel di bawah ini.

Seni Rupa Terapan: Pengertian, Jenis, Fungsi & Bedanya dengan Seni Murni

Seni Rupa Berdasarkan Ragam Wujudnya

Seni rupa dapat terbagi pula berdasarkan ragam wujudnya. Wujud tersebut adalah seni rupa dua dimensi (2d) dan seni rupa tiga dimensi (3d). Berikut adalah penjelasan kedua ragam wujud tersebut.

Seni Rupa 2 Dimensi

Ketika berbicara seni dalam wujud 2d, maka terdapat berbagai parameter unik yang muncul dan berbeda dari ragam wujudnya yang lain. Hal tersebut meliputi medium, bahan karya, teknik, hingga keunikan lain yang membuatnya beda dari seni rupa 3d. Pelajari berbagai perbedaan tersebut melalui artikel di bawah ini.

Seni Rupa 2 Dimensi: Pengertian, Unsur, Alat, Teknik & Contoh

Seni Rupa 3 Dimensi

Seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki tiga ukuran sisi, artinya medianya memiliki kedalaman atau ruang ketiga (z). Seni rupa 3d memiliki proses berkarya yang berbeda. Wujud ini juga memiliki prioritas prinsip yang berbeda dari seni 2d. Detail lebih jelas mengenai pengertian dan keunikan seni rupa 3 dimensi dapat dilihat pada artikel di bawah ini.

Seni Rupa 3 Dimensi: Pengertian, Keunikannya, Jenis & Proses

Seni Rupa Berdasarkan Masa

Seni rupa terus berkembang atau berubah dari masa ke masa mengikuti berbagai kebaruan yang menyelubungi zaman yang dilewatinya. Pada masa lalu, lukisan merupakan salah satu bentuk dokumentasi utama. Namun setelah ada kamera, lukisan bergeser dan tergantikan oleh kamera. Begitu seterusnya. Secara umum seni rupa dapat menjadi tiga masa, berikut ini adalah penjelasannya.

Seni Rupa Tradisional

Seni rupa tradisional adalah seni yang secara turun-temurun dijaga keaslian norma, teknik, adat kebiasaan tertentu. Tradisi menjadi kata kunci utama bagi karya seni rupa tradisional. Penjelasan lengkap mengenai pengertian, ciri, sejarah & contoh dapat dilihat pada artikel di bawah ini.

Seni Rupa Tradisional: Pengertian, Ciri, Sejarah & Contoh

Seni Rupa Modern

Seni rupa modern adalah seni yang tidak terbatas pada tradisi atau adat istiadat suatu daerah tertentu layaknya seni rupa tradisional. Seni modern mulai mengembangkan seni rupa berdasarkan filsafat, ilmu dan prinsip-prinsip seni yang lebih mapan. Penjelasan mendetail dilengkapi pendapat para ahli dapat dibaca pada artikel di bawah ini.

Seni Rupa Modern: Sejarah, Sifat, Ciri (Penjelasan para Ahli)

Seni Rupa Kontemporer

Seni kontemporer adalah seni yang terikat pada masa dan konteks keadaan sekitar ketika karya tersebut diciptakan. Namun, mudahnya boleh dibilang juga bahwa seni rupa kontemporer adalah seni yang tengah berjalan saat ini, detik ini, sekitar tahun dan abad ini (sedang berlangsung). Mengapa demikian? Simak pembahasan lengkapnya di sini.

Seni Rupa Kontemporer: Pengertian, Sejarah, Ciri & Contoh

Fungsi Seni Rupa

Fungsi seni rupa tentunya sangat bergantung pada jenis ragamnya. Misalnya, seni rupa terapan jelas memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan produk yang diciptakannya. Seni murni lebih memiliki fungsi riset dan akademis dan memberikan fungsi ekstrinsik seperti nilai sosial. Namun, meskipun seni murni jelas-jelas tidak memperhatikan fungsi, sejatinya seni murni juga tetap dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial. Tidak jarang perupa murni yang menyematkan atau menyuarakan pesan sosial dalam karyanya.

Secara umum, sebelum menjadi berbagai ragam jenis yang berbeda, terdapat setidaknya dua fungsi umum yang menyelubungi seni. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

Fungsi Individu

Merupakan fungsi yang bermanfaat pada individu pencipta seni rupa sendiri. Fungsi ini terdengar hanya dapat didapatkan oleh perupa murni saja untuk menyalurkan ekspresi dan gagasannya. Namun, sebetulnya para pelaku desain atau seni terapan lain juga dapat memilikinya. Misalnya bagaimana prototyping suatu rancangan desain produk dapat bermanfaat bagi desainernya, sebagai acuan dasar untuk memudahkan proses perancangan selanjutnya yang akan dilemparkan ke pasar atau konsorsium tertentu seperti firma desain. Intinya fungsi individu memberikan kelebihan khusus terhadap individu penciptanya sendiri.

Fungsi Sosial

Sementara meskipun fungsi sosial identik dengan para perupa murni yang sering menyerukan pesan sosial dan nilai-nilai positif lain, seni terapan juga dapat memiliki fungsi ini. Sejatinya, perupa seni terapan adalah teknokrat yang menyelesaikan banyak masalah sehari-hari yang dialami oleh masyarakat. Sehingga secara otomatis produk tersebut akan memiliki fungsi sosial.

Selain itu, berbagai kegiatan social entrepreneurship yang biasa dilakukan oleh para pegiat seni terapan juga memberikan banyak manfaat secara sekaligus. Hal itu karena dalam menjalankan social entrepreneurship, kita dengan sengaja mencari hal yang dapat berjalan baik secara finansial namun tetap bermanfaat untuk manusia maupun alam dengan cara melibatkan pengidap difabel (differently able), dsb.

Referensi

  1. Soedarso, SP. (1988). Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.
  2. Sumanto. (2006). Pengembangan kreativitas seni rupa anak SD. Jakarta: Depdiknas.
  3. Pekerti, W., dkk. (2008). Metode Pengembangan dan Seni. Bandung: Universitas Terbuka.

Join the Conversation

2 Comments

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *