Pengertian Sistem Informasi Pemasaran

Sistem informasi pemasaran adalah merupakan sebuah mekanisme yang berupa alat ukur yang dapat saling berinteraksi, dan berkaitan, dengan sistem informasi fungsional guna melengkapi sistem manajemen di sebuah perusahaan, sebagai alat untuk penyelesaian konflik-konflik yang di timbulkan dari aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pemasaran pada produk perusahaan (Haryantini & Sadya, 2019, hlm. 7).

Sementara itu, menurut Marshall & La Motte (dalam Rahman & Saudin, 2022, hlm. 104) sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi yang luas dan fleksibel, formal, dan berkelanjutan yang dirancang untuk memberikan suatu susunan aliran informasi yang relevan untuk memandu pembuatan keputusan pemasaran (Marshall and La Motte, 1992).

Sedangkan menurut Uhi (dalam Haryanti & Sadya, 2019, hlm. 7) definisi sistem informasi pemasaran atau sistem intelijen pemasaran merupakan interaksi secara kompleks antara orang, mesin dan prosedur guna menghasilkan alur informasi yang teratur tepat dari sumber di luar perusahaan dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang dapat di pertanggung jawabkan bagi pimpinan. Dalam bahasa Inggris, sistem informasi pemasaran (SIE) ini disebut sebagai marketing Intelligence System oleh karena itu, dalam bahasa Indonesia, sistem informasi pemasaran ini juga sering disebut sebagai sistem intelijen pemasaran.

Selanjutnya, menurut Kotler & Keller (dalam Rahman & Saudin, 2022, hlm. 105) sistem informasi pemasaran terdiri atas orang, peralatan, dan prosedur yang ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan membagi-bagikan apa-apa yang dibutuhkan, secara tepat waktu dan informasi akurat yang digunakan untuk pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran.

Berdasarkan beberapa pengertian sistem informasi pemasaran menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pemasaran adalah rangkaian kegiatan sistematis perseorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan yang selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut serta terdiri atas gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan produk, tempat pemasaran, promosi, dan harga.

Jenis Sistem Informasi Pemasaran

Jenis sistem informasi pemasaran dapat dirujuk pada jenis-jenis informasi pemasaran itu sendiri. Menurut Kotler & Keller (dalam Rahman & Saudin, 2022, hlm. 106) terdapat ada tiga jenis informasi pemasaran, yakni sebagai berikut.

  1. Pemasaran (Marketing Intelligence)
    adalah informasi yang mengalir ke perusahaan dari lingkungan.
  2. Informasi pemasaran intern (Internal Marketing Information)
    adalah informasi yang dikumpulkan dari dalam perusahaan sendiri.
  3. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication)
    adalah informasi yang mengalir ke luar dari perusahaan ke lingkungan.

Dengan demikian, sistem informasi pemasaran juga dapat dikategorikan pada jenis-jenis informasi pemasaran di atas menjadi: sistem informasi pemasaran, sistem informasi pemasaran internal, dan sistem informasi komunikasi pemasaran.

Manfaat Sistem Informasi Pemasaran

Berdasarkan karakteristik yang menyelubunginya, sistem informasi pemasaran dengan sendirinya akan memiliki bermacam manfaat tertentu bagi perusahaan atau organisasi yang membutuhkan insight mengenai pemasaran. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Haryantini & Sadya (2019, hlm. 7) manfaat sistem informasi pemasaran di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Mengetahui kebutuhan pelanggan (konsumen).
    Berdasarkan data-data pemasaran (lapangan), Perusahaan akan mudah mengetahui produk dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen, sehingga perusahaan akan mempersiapkan produksi untuk pengambilan keputusan dalam mempersiapkan jumlah barang (produk) yang akan diproduksi, untuk periode produksi yang akan datang.
  2. Mengetahui perencanaan yang efektif.
    Melalui sistem informasi pemasaran yang akurat, perusahaan dapat membuat perencanaan-perencanaan yang efektif yang efisien dalam mengambil keputusan untuk waktu produksi yang akan datang.
  3. Mengetahui ancaman perusahaan.
    Dengan sistem informasi pemasaran yang sudah dijalankan perusahaan dapat mengidentifikasi masalah- masalah yang di timbulkan atau yang diperoleh dari praktik pemasaran di lapangan terkait dengan saingan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam meningkatkan kualitas yang baik dan harga yang bersaing sehingga perusahaan dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dari ancaman kebangkrutan perusahaan.

Tujuan Sistem Informasi Pemasaran

Berdasarkan definisi dan berbagai manfaat yang diperoleh dari sistem informasi pemasaran, dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa tujuan sistem informasi pemasaran di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Menyediakan informasi pemasaran yang berkaitan dengan situasi internal dan eksternal perusahaan seperti perilaku konsumen, saluran distribusi, pesaing, kebijakan publik, dan informasi lain yang diinginkan oleh manajemen pemasaran.
  2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, penetapan sasaran, strategi, program, pengendalian, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan dalam pemasaran.
  3. Menyediakan informasi untuk membantu dan menunjang pengambilan keputusan.

Pentingnya Sistem Informasi Pemasaran

Menurut Rahman & Saudin (2022, hlm. 106) ada tiga kecenderungan mengapa informasi pemasaran itu sangat penting untuk kebutuhan pemasaran dalam perusahaan, pentingnya sistem informasi pemasaran tersebut dipicu oleh:

  1. Perubahan pemasaran lokal menjadi pemasaran wilayah, nasional, maupun internasional.
    Oleh karena itu produk perusahaan berada jauh di daerah konsumen (wilayah, nasional, dan internasional), maka dalam mengambil keputusan, perusahaan haruslah berdasarkan informasi tangan kedua (pihak lain).
  2. Beralih dari kebutuhan pembeli menjadi keinginan pembeli.
    Oleh karena itu tingkat kemakmuran masyarakat semakin tinggi dan kebutuhan terpenuhi secara meningkat pula membeli adalah keinginan pribadi, dan para penjual harus mengerti keinginan apa saja dari pembeli baik yang dapat dilihat maupun tidak dapat dilihat secara nyata.
  3. Peralihan dari persaingan harga persaingan bukan harga.
    Seperti persaingan dalam bentuk merek diferensiasi produk iklan dan informasi penjualan sehingga diperlukan informasi dalam jumlah besar untuk kegiatan tersebut baik alat-alat pemasaran dan pasaran-pasarannya.

Komponen Sistem Informasi Pemasaran

Sistem informasi pemasaran mempunyai komponen yang sama dengan system informasi secara umum yang di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Komponen input pemasaran
    Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelijen pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran melakukan penelitian khusus mengenai operasi pemasaran.
  2. Komponen model pemasaran
    Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang mengubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama, penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk persetujuan kredit.
  3. Komponen basis data pemasaran
    Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari database. Beberapa data dalam database adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.
  4. Komponen output pemasaran
    Output sistem informasi pemasaran menyediakan informasi yang merupakan hasil pengolahan data yang telah dimasukan dari proses Input sebelumnya berupa bauran informasi yang dihasilkan oleh subsistem sistem informasi pemasaran itu sendiri, dengan rincian: a) Subsistem produk menyediakan output berupa informasi tentang produk perusahaan; b) Subsistem promosi menyediakan output berupa informasi tentang kegiatan periklanan perusahaan dan penjualan langsung; c) Subsistem harga menampilkan output berupa informasi-informasi yang dapat membantu manajer untuk membuat keputusan harga, dan sebagainya (Rahman & Saudin, 2022, hlm. 107).

Model Sistem Informasi Pemasaran

Model sistem informasi pemasaran ini meliputi kombinasi subsistem-subsistem input dan output yang dihubungkan dengan database. Beberapa model sistem informasi di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan.
  2. Subsistem tempat menyediakan informasi tentang jaringan distribusi perusahaan.
  3. Subsistem promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklanan perusahaan dan penjualan langsung.
  4. Subsistem harga membantu manajer perusahaan membuat keputusan harga.
  5. Subsistem bauran terintegrasi yang memungkinkan manajer untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan dampak gabungan dari elemen-elemen tersebut, misalnya informasi mengenai peramalan-peramalan penjualan yang mempertimbangkan interaksi seluruh elemen-elemen bauran itu. Setiap subsistem output meliputi program-program di dalam koleksi perangkat lunak. Berbagai program ini memungkinkan manajer untuk mendapat informasi dalam bentuk laporan periodik dan khusus, hasil simulasi matematika, komunikasi elektronik dan saran sistem pakar. Perlu kita sadari bahwa subsistem-subsistem output mengambil setiap subsistem CBIS-SIA, SIM, DSS dan kantor virtual. Subsistem output dari semua jenis perangkat lunak SBIS (Rahman & Saudin, 2022, hlm. 115).

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Pemasaran

Beberapa kelebihan sistem informasi pemasaran di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Mendapatkan data konsumen berdasarkan data-data lapangan untuk mengetahui berbagai kebutuhan dan keinginannya.
  2. Menyediakan informasi-informasi yang membantu pengambilan keputusan pemasaran.
  3. Membantu menetapkan perencanaan, strategi, program hingga evaluasi dan perbaikan berkelanjutan pemasaran.
  4. Mendapatkan intelijen pasar seperti saluran distribusi, informasi pesaing, kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pasar, dsb.

Sementara itu kekurangan dari sistem informasi pemasaran di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Di pasar kecil, alat analisis canggih seperti yang dapat ditemukan pada sistem informasi pemasaran ini tidak terlalu membantu dan hanya membebankan biaya berlebih saja.
  2. Data yang dikeluarkan oleh beberapa negara berkembang ada kalanya terlalu dibesar-besarkan dan tidak sesuai dengan keadaan di lapangan.
  3. Terdapat perbedaan standar perhitungan di banyak negara terhadap suatu objek pengamatan
  4. Sulitnya mendapatkan informasi dari penduduk lokal suatu negara.

Contoh Sistem Informasi Pemasaran

Contoh implementasi sistem informasi pemasaran pada perusahaan dapat dilihat dari berbagai subsistem yang dimilikinya. Misalnya, subsistem riset pemasaran dapat menyediakan pusat informasi jasa pengadaan riset pemasaran, lelang, sekaligus pendaftaran tender pada mahasiswa dan dosen. Sementara itu subsistem promosi dapat menghasilkan laporan panggilan penjualan dan menspesifikasikan siapa saja yang dihubungi, apa yang dibahas, apa kebutuhan atau keinginan konsumen selanjutnya, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pemaparan dari masing-masing subsistem informasi pemasaran.

Subsistem Informasi Pemasaran

Beberapa subsistem informasi pemasaran di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Subsistem riset pemasaran

Subsistem riset pemasaran merupakan system yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan. Beberapa cara riset pemasaran adalah sebagai berikut.

  1. Meminta jasa mahasiswa atau dosen suatu perguruan tinggi lokal untuk menyelenggarakan dan merencanakan proyek riset pemasaran.
  2. Menggunakan jasa perusahaan yang bergerak dalam riset pemasaran.
  3. Melalui departemen atau bagian yang dibentuk oleh perusahaan tersebut.
  4. Asosiasi perusahaan yang memberikan pelayanan penelitian pemasaran.
  5. Ruang lingkup riset pemasaran.
  6. Penelitian untuk mengetahui karakteristik pasar.
  7. Penelitian pengukuran potensi pasar.
  8. Analisis pangsa pasar.
  9. Analisis penjualan.
  10. Studi mengenai kecenderungan bisnis.
  11. Peramalan jangka pendek.
  12. Studi mengenai produk yang kompetitif.
  13. Peramalan jangka panjang.
  14. Studi mengenai harga.
  15. Tes terhadap penerimaan produk.

2. Subsistem intelijen pemasaran

Intelijen pemasaran merupakan pengamat dan penyelidik tentang situasi dan kondisi pasar sasaran. Dengan perkataan lain, intelijen pemasaran berusaha mencari dan meraih data dan informasi yang dibutuhkan dan diinginkan oleh manajer pemasaran. Usaha melakukan intelijen pemasaran ini ada beberapa cara, yaitu:

  1. Manajer pemasaran melakukan sendiri dengan membaca referensi, dengan interview atau wawancara langsung dengan pelanggan, perantara, atau siapa pun yang terkait;
  2. Melatih dan memotivasi tenaga penjual sebagai mata-mata untuk mengumpulkan data dan informasi yang di perlukan;
  3. Membeli informasi dari luar;
  4. Bekerja sama dengan perantara agar menyampaikan informasi yang diperlukan;
  5. Membentuk pusat informasi pemasaran untuk menghimpun dan mengedarkan informasi pemasarannya.

3. Subsistem produk

Subsistem produk berguna untuk membuat rencana produk baru, terutama mengenai siklus hidup produk dan model evaluasi produk baru.

  1. Siklus hidup produk Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan taktik untuk tiap unsur dalam bauran pemasaran dan kemudian mengintegrasikan menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini seperti arti namanya siklus hidup produk.
  2. Model evaluasi produk baru Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik dan dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru mengembangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya.

4. Subsistem tempat

Pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan pelemparan produk yang dihasilkan sangat menentukan tingkat penjualan produk. Oleh karena itu, posisi subsistem ini keberadaannya amatlah vital.

5. Subsistem promosi

Subsistem promosi berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Salah satu area promosi yang dapat diterapkan adalah komunikasi wiraniaga. Jika perusahaan ingin memperlengkapi tenaga penjualnya dengan cara komunikasi yang fleksibel, hal ini dapat dicapai menggunakan portable micro computer dengan fitur sebagai berikut.

  1. Memasukkan data pesanan penjualan ke dalam system pemasukan pesanan.
  2. Menyerahkan laporan panggilan yang mengikhtisarkan tiap panggilan penjualan, menspesifikasikan siapa yang dihubungi, apa yang dibahas, apa tujuan penjualan selanjutnya, dan sebagainya. Dengan mudah laporan panggilan dapat dirancang sehingga memuat ruang untuk mencatat intelijen persaingan. Kenyataannya laporan dapat dirancang sehingga berbagai jenis intelijen dapat dikumpulkan dari satu bulan ke bulan selanjutnya, bervariasi dengan kegiatan kompetitif.

6. Subsistem harga

Subsistem harga berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yang di hasilkan.

  1. Penentuan harga berdasarkan biaya Beberapa perusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan biaya dengan menentukan biaya-biaya mereka dan menambahkan mark-up yang diinginkan. Jika perusahaan memiliki sistem informasi akuntansi (SIA) yang baik, tersedia data biaya yang akurat membuat tugas subsistem harga menjadi mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
  2. Penentuan harga berdasarkan permintaan Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalah penentuan harga berdasarkan permintaan yang menetapkan harga sesuai dengan nilai yang ditempatkan oleh konsumen terhadap produk. Kunci pendekatan ini adalah memperkirakan permintaan dengan tepat. Ini memerlukan pemahaman yang baik tentang konsumen serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan persaingan.

Referensi

  1. Haryantini & Sadya, A. (2019). Sistem informasi pemasaran. Tangerang Selatan: Unpam Press.
  2. Rahman, W., Saudin, L. (2022). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Bandung:  Penerbit Widina Bhakti Persada.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *