Daftar Isi ⇅
show
Teknik lukis Sfumato adalah teknik mewarnai lukisan dengan menggunakan beberapa lapisan cat semi transparan untuk mencapai efek gradasi shading dan highlight yang sangat halus. Sfumato (Bahasa Itali: kabut/ asap) memanfaatkan pencampuran warna secara optis melalui setiap lapisan cat transparannya. Idenya adalah untuk menirukan bagaimana cahaya menembus kulit manusia yang sebetulnya memang semi transparan (translucent).
Karena simulasi itulah warna kulit pada lukisan potret akan tampak lebih realistis. Sfumato adalah teknik yang hampir eksklusif mewarnai kulit manusia. Sebetulnya teknik ini juga berlaku bagi objek berwarna pekat lainnya, hanya saja biasanya objek lain tidak membutuhkan lapisan yang sekompleks warna kulit pada potret manusia.
Teknik Lukis Sfumato
Lalu bagaimana teknik sfumato diaplikasikan? Teknik lukis Sfumato dimulai dengan underpainting atau lapisan paling dasar lukisan yang terdiri dari shading (bagian paling gelap) dan midtone (bagian sedang) gambar. Setelah shading dan midtone gambar terbentuk dengan sempurna, detail highlight (bagian paling terang) mulai dibentuk sedikit demi sedikit menggunakan layer atau lapisan cat tipis yang lebih terang dari midtone.
Proses itu diulang terus-menerus hingga gradasi highlight terbentuk dengan sempurna, hal itupun dapat berlaku pada shading. Pada lukisan Old Master Barat seperti Leonardi Da Vinci, lapisan cat transparan tersebut bisa berjumlah hingga puluhan bahkan ratusan, meskipun biasanya 3-6 lapis saja sudah cukup.
Sfumato adalah teknik lukis yang selalu digunakan oleh para Old Master dari era transisi menuju Renaisans hingga ke era Seni Pra-Modern. Teknik ini adalah salah satu yang membuat ciri khas lukisan Renaisans Barat jika dibandingkan dengan lukisan yang lebih modern.
Karena sfumato memanfaatkan pencampuran optis lewat cat tipis yang berlapis, maka efek yang dihasilkan oleh teknik lukis ini hanya dapat benar-benar dirasakan dengan sempurna saat kita melihat langsung lukisan tersebut (tidak melalui perangkat digital seperti monitor). Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengobservasi lukisan dengan teknik sfumato adalah dengan melihatnya langsung di galeri atau museum seni.
Pengaruh Teknik Sfumato pada Lukisan Monalisa
Teknik sfumato juga yang membuat kita merinding ketika melihat karya klasik secara langsung di museum. Leonardo Da Vinci adalah salah satu Seniman yang hampir secara eksklusif hanya menggunakan teknik ini. Teknik Sfumato adalah alasan mengapa lukisan Monalisa (Portrait of Lisa Gherardini) karya Da Vinci terkadang tampak tersenyum tapi terkadang justru tampak berekspresi datar saja. Hal itu karena pencampuran warna optis yang dihasilkan oleh puluhan lapisan cat tipis tersebut menipu mata dan otak kita.
Selain itu teknik ini juga membuat kita merasa bahwa tidak ada yang salah dengan potret wajah yang tidak memiliki alis. Sebagian orang bahkan tidak sadar bahwa potret Lisa pada lukisan ini tidak memiliki alis. Penyebabnya lagi-lagi karena gradasi campuran warna optis dari puluhan bahkan ratusan lapisan warna transparan menipu mata dan otak kita; ilusi optik.
Da Vinci menghabiskan hingga bertahun-tahun lamanya untuk menyelesaikan lukisan ini. Karena teknik sfumato juga lukisan ini memiliki banyak misteri dan kejutan lainnya seperti bagaimana matanya terkadang tampak bergerak melirik mengikuti arah di mana kita berada.
Pentingnya Analisis Teknik untuk Tinjauan Kritik Seni
Teknik sfumato dapat digunakan sebagai referensi untuk kritik seni pada karya yang lahir di era pra-Renaisans hingga pra-Modern. Tinjauan terhadap teknik seniman di era itu biasanya akan melibatkan teknik ini. Mengerti betapa sulit dan lamanya proses ini akan membuka cakrawala baru bagi tulisan kritik yang kita buat. Teknik ini juga akan menguak banyak misteri yang dikandung oleh karya.
Beberapa seniman modern bahkan kontemporer juga masih menggunakan teknik ini. Teknik yang digunakan oleh seniman dalam menciptakan karyanya menjadi salah satu indikasi yang dapat digunakan untuk menilai karya tersebut. Tingkat kesulitan teknik dapat menjadi indikator dari kemampuan dan ketelatenan seniman.
Khazanah wacana seniman juga dapat terlihat, apakah dia telah berpikir jauh ke depan namun tetap berretrospeksi ke belakang yang tentunya menjadi nilai lebih. Namun masih memegang suatu idealisme lama juga sebetulnya tidak masalah, asalkan dengan alasan yang tepat.
Alat bukti yang menjadi poin pada penilaian seni juga terdapat pada teknis penyampaian wacananya tersebut. Pastikan saja alasan yang dijadikan poin memang tidak mengada-ada dan tampak jelas pada teknik yang dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan senimannya sendiri.
Apalagi, terkadang pernyataan seniman dari masa modern ke atas tidak dapat diandalkan. Karena mereka sering menyederhanakan penjabarannya, mungkin karena ia memiliki asumsi bahwa publik tidak akan terlalu paham pada pemikirannya. Misalnya Andy Warhol yang terkenal dengan jawabannya yang hanya “Yes” atau “No” saat diwawancara.
Pengetahuan seniman juga tampak dari teknis yang ia lakukan kemudian menjadi pengaruh pada karya yang ia ciptakan. Hal tersebut tentu akan menjadi nilai lebih bagi penilaian karyanya. Teknik tersebut dapat menjadi bandingan disaat kita sedang membandingkan karya tersebut dengan karya serupa lainnya di masa yang sama.
Leonardo Da Vinci misalnya, ia terkenal dengan lebih dahulu memahami Aerial Perspective (semakin jauh objek, maka semakin pudar warnanya) dibandingkan dengan seniman lain di masanya. Hal itu menjadi nilai lebih dan menjadi alat bukti bahwa ia adalah salah satu seniman terhebat di zamannya.
Kebutuhan Teknik Sfumato
Untuk menggunakan teknik lukis ini kita harus mengerti dan mampu mempraktikan kerangka teknik Underpainting dan teknik Glazing. Karena hal itu juga diperlukan media lukis yang sesuai untuk teknik lukis tersebut. Gunakan cat minyak dan siapkan mediumnya atau linseed oil.
Cat akrilik juga dapat digunakan bersama mediumnya, namun sebaiknya gunakan retarder (untuk memperlambat proses pengeringan) atau gunakan cat profesional untuk glazing yang telah mengandung banyak medium dan retarder. Produsen alat lukis merk Winsor & Newton maupun Liquitex memiliki cat varian tersebut.
Gunakan kuas flat yang lembut untuk mengaplikasikan cat tranparan. Sebaliknya, scumbling adalah teknik yang sulit untuk dicapai dengan menggunakan kuas yang lembut. Kuas bulu/bristle sable campuran sangat direkomendasikan karena dapat digunakan untuk keduanya. Namun bulu sintetis juga tidak masalah, selama bulu kuasnya halus.
Sementara itu untuk teknik scumbling dapat menggunakan kuas kasar yang murah atau kuas bekas yang sudah hampir rusak. Jangan gunakan kuas sintetis halus yang khusus untuk akrilik jika menggunakan cat minyak. Cat minyak akan membuat kuas semacam itu terlalu lembek.
Detail kebutuhan teknik lukis ini, yaitu kerangka Underpainting dan Teknik Glazing dapat dibaca di:
Sementara media dan alat lukis yang cocok dapat dilihat di:
Langkah-langkah/Tahapan Teknik Sfumato
- Mulai dengan cat dasar coklat umber atau warna lain dengan hue serupa yang berada di tengah-tengah warna midtone dan shading objek yang akan dilukis.
- Bentuk siluet dari objek/subjek yang dilukis dengan menggunakan cat berwarna midtone.
- Lukiskan shading dan detail lain pada lukisan (mulai gambar hidung, telinga, rambut, dll). Gunakan warna Burnt Umber untuk melukis shading.
- Gambar juga detail-detail warna cat paling terang pada lukisan seperti mata, hidung dan sebagainya. Jangan gunakan pigmen putih murni, gunakan naple white atau campurkan titanium white dengan sedikit yellow ochre/umber.
- Mulai bentuk gradasi antara midtone dan highlight disetiap bagian dengan menyapukan cat transparan yang sedikit lebih terang dari midtone. Oleskan juga cat tipis tersebut ke bagian shading untuk membuat transisi yang sempurna.
- Tunggu hingga lapisan cat tipis tersebut sampai setengah kering lalu sapukan lagi cat tipis (transparan/transculent) yang lebih terang dari lapisan kedua setelah midtone tadi. Langkah 5 dan 6 ini adalah teknik utama sfumato.
- Ulangi proses tersebut hingga terbentuk gradasi yang lembut dari midtone ke highlight.
- Gunakan cat putih dan campuran yellow ochre untuk melukis bagian highlight yang paling terang. Gunakan cat tanpa pengencer dan gunakan teknik scumbling untuk membubuhkannya. Kontras yang terjadi pada lapisan tipis midtone dan scumbling highlight adalah asas bandingan yang membuat lukisan tampak lebih realistis pada teknik ini.
- Jika shading dirasa memiliki tingkat kegelapan yang kurang, gali lagi shading dengan melapisi bagian shading yang seharusnya lebih gelap dengan campuran warna burnt umber dan ultramarine blue yang transparan (menjadi warna yang hampir hitam).
- Balurkan lapisan cat warna midtone yang sangat transparan pada seluruh bagian warna kulit. Kemudian scamble lagi bagian highlight yang paling terang. Gali lagi shading jika diperlukan. Ulangi proses tersebut jika warna kulit masih belum tampak menyatu, hati-hati dalam aplikasi terakhir lapisan ini karena dapat berakibat fatal pada seluruh proses panjang yang telah kita lakukan sebelumnya.
Penutup
Teknik lukis ini juga memberikan ruang bagi seniman untuk terus merevisi kesalahan-kesalahan yang terdapat pada lukisannya. Teknik ini juga yang menjadi alasan mengapa lukisan-lukisan old master membutuhkan waktu yang lama dalam menggarapnya. Namun sebetulnya kita dapat mengaplikasikan teknik tersebut dengan cara kita sendiri. Kita juga boleh menggunakan media yang lebih modern seperti cat akrilik, asalkan dengan medium cat yang sesuai.
Teknik lukis yang lebih modern dan praktis tetapi masih menyerupai hasil teknik ini juga dapat digunakan. Terdapat produk Glaze Spray yang dapat digunakan untuk mempermudah proses glazing. Kita juga dapat menggunakan cat akrilik untuk underpainting agar cepat kering, lalu menggunakan cat minyak untuk proses glazing.
Kita juga dapat mengadopsinya dengan cara hanya menggunakan sebagian langkahnya saja untuk menyempurnakan teknik melukis yang kita kembangkan sendiri. Apa yang terjadi jika kita menggabungkan teknik ini dengan teknik Alla Prima yang merupakan teknik yang sangat kontras dengan Sfumato? Coba saja, karena kreativitas itu tidak ada batasnya.