Pengertian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian terutama sebagai pengukuran dan pengumpulan data berupa angket, seperangkat soal tes, lembar observasi, dsb. Pernyataan tersebut senada dengan pengertian instrumen penelitian menurut Sugiyono (2018, hlm. 102) yang mengubgkapkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati atau diteliti.

Apa itu instrumen penelitian adalah sarana yang harus dibuat untuk menampung dan mengolah berbagai data yang akan dikumpulkan dalam penelitian. Jika penelitian yang dilakukan melibatkan survei, maka instrumen yang dibuat adalah angket yang berisi pertanyaan dan jawaban yang sesuai untuk penelitian.

Contoh lainnya, jika penelitian melibatkan observasi, maka instrumen yang harus disiapkan adalah lembar observasi yang dapat diisi sesuai dengan kebutuhan pengamatan peneliti. Jika penelitian melibatkan wawancara, maka pedoman wawancara atau kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam wawancara adalah instrumen penelitian yang harus disiapkan.

Selain pengumpulan data, instrumen penelitian juga akan melibatkan bagaimana pengolahan data akan dilakukan. Misalnya, lembar observasi dapat menggunakan rating scale (skala penliaian). Contohnya, hal yang diamati adalah perlakuan guru terhadap murid. Bagaimana caranya untuk mengetahui apakah guru benar-benar memperhatikan muridnya di kelas?

Jawabannya adalah dengan menggunakan lembar observasi aspek “guru memperhatikan muridnya di kelas” yang dapat diberi pilihan skor 1-4, di mana 1 adalah kurang memperhatikan, 2 adalah cukup memperhatikan, 3 adalah memperhatikan, 4 adalah sangat memperhatikan. Semakin besar skor, semakin besar pula perhatian yang diberikan ketika observer (pengamat) penelitian mengamati perlakuan guru di kelas.

Pengertian Instrumen Penelitian Menurut Para Ahli

Sebagai bahan pertimbangan dan bandingan untuk memastikan kesahihan definisi instrumen penelitian, berikut adalah beberapa pengertian instrumen penelitian menurut para ahli.

Suharsimi Arikunto

Menurut Arikunto (2019, hlm. 203) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Indrawan & Yaniawati

Indrawan dan Yaniawati (2014, hlm. 122) mengembukakan bahwa Instrumen penelitian adalah alat pengukur yang merupakan faktor penting dalam menghimpun data yang diharapkan dalam suatu penelitian.

Sanjaya

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian agar dapat menghasilkan sesuatu yang diharapkan berupa data empiris (Sanjaya, 2015, hlm. 246-247).

Jenis Instrumen Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, instrumen penelitian dibuat sesuai dengan keperluan penelitiannya sendiri. Dengan demikian, terdapat banyak jenis atau ragam instrumen penelitian yang dapat digunakan. Menurut Sanjaya (215, hlm. 251) beberapa jenis-jenis instrumen penelitian adalah sebagai berikut.

Tes

Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam penguasaan materi tertentu maka akan digunakan tes tertulis (berupa soal) tentang materi pelajaran tersebut.

Kriteria Tes

Tes memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar dapat menjadi instrumen yang mampu menghasilkan data yang diinginkan dalam penelitian. Kriteria-kriteria tersebut menurut Sanjaya (2015, hlm. 252) adalah sebagai berikut.

  1. Reliabilitas Tes
    Tes yang reliable atau andal adalah tes yang dapat mengumpulkan data sesuai dengan kemampuan subjek yang sesungguhnya dan tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi termasuk letak geografis subjek. Di mana pun dan kapan pun tes diberikan, hasilnya akan tetap sama. Untuk memastikan reliabilitas tes dapat dilakukan dengan beberapa cara meliputi: a) melaksanakan tes ulang lalu diperiksa korelasi hingga diperoleh angka koefisien korelasi; b) metode belah dua, yakni membagi dua dari jumlah tes yang akan dijadikan instrumen penelitian, kemudian mengorelasikannya seperti pada tes ulang.
  2. Validitas Tes
    Tes sebagai instrumen penelitian dikatakan valid apabila tes bersifat sahih dan setiap butir soal mampu mengukur apa yang hendak diukur. Artinya, tes yang dibuat harus dapat menangkap apa yang hendak dikaji sesuai dengan variabel penelitian.

Angket (Kuesioner)

Angket atau kuesioner adalah instrumen berupa daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau diisi (dipilih) oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya (Sanjaya, 2015, hlm. 255). Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar. Oleh karena itu metode ini cocok untuk penelitian kuantitatif.

Namun angket juga dapat digunakan untuk mendapatkan data yang lebih bebas dan sesuai keyakinan responden (subjektif) oleh karena itu instrumen ini juga cocok untuk penelitian kualitatif. Angket adalah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam jenis penelitian apa pun.

Kelebihan dan Kekurangan Angket

Sebagai salah satu instrumen penelitian, angket memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.

  1. Dapat mengumpulkan data dari jumlah responden yang jumlahnya besar.
  2. Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis, sebab setiap responden akan mendapatkan pertanyaan yang sama.
  3. Responden dapat memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keyakinannya.
  4. Sumber data atau responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, karena pengisiannya tidak terlalu terikat oleh waktu.

Di samping kelebihan di atas, angket juga memilki beberapa kelemahan-kelemahan sebagai berikut ini.

  1. Angket belum menjamin responden akan memberikan jawaban tepat sesuai dengan keyakinannya.
  2. Angket dapat digunakan oleh responden yang dapat membaca dan menulis, sedangkan terkadang penelitian akan melintasi kemampuan tersebut.
  3. Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas, misalnya untuk masalah yang bersangkutan dengan aspek psikis akan sukar diungkap lewat angket.
  4. Terkadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket karena kesibukan atau alasan lainnya (Sanjaya, 2015, hlm. 255).

Langkah Menyusun Angket

Menurut Sanjaya (2015, hlm. 259) berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilalui untuk menyusun angket yang bisa mendapatkan data yang diharapkan.

  1. Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum pertanyaan atau pernyataan angket disusun.
  2. Berikan petunjuk cara pengisian angket dengan jelas namun ringkas, sehingga angket tidak akan membingungkan responden.
  3. Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah tafsir dari responden, gunakan bahasa sederhana namun tetap sesuai dengan kebutuhan penelitian.
  4. Rumuskan pertanyaan atau pernyataan dalam kalimat singkat, jelas, dan sederhana.
  5. Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang ditanyakan dan tidak memiliki pertanyaan yang bercabang.
  6. Apabila terdapat kata-kata yang memerlukan penekanan, maka sebaiknya diberi tanda, seperti dengan cara menebalkan huruf pada kata atau kalimat yang ingin ditekankan.
  7. Setiap butir pertanyaan atau pernyataan tidak boleh menggiring pada jawaban yang diinginkan peneliti.
  8. Angket harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin; ditata dengan raih, huruf dicetak jelas sehingga tampak menarik dan artistik sehingga responden merasa senang dan tertarik untuk mengisinya.

Wawancara

Interview atau wawancara adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun jarak jauh melalui saluran media tertentu seperti telepon dan media komunikasi lainnya (Sanjaya, 2015, hlm. 263). Wawancara adalah instrumen yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.

Kelebihan dan Kekurangan Wawancara

Wawancara memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan sebagai berikut.

  1. Dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data atau informasi yang digunakan dengan teknik lain seperti angket.
  2. Wawancara dapat mengumpulkan data yang lebih luas dan akurat, bahkan dapat memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya.
  3. Melalui tatap muka langsung, memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh subjek penelitian sebagai sumber data.
  4. Wawancara dapat dilakukan kepada setiap individu yang tidak mengenal batasan usia, dan kemampuan, berbeda dengan angket yang hanya dapat digunakan pada responden yang bisa membaca atau menulis saja.

Selain kelebihan di atas, wawancara juga memiliki beberapa kekurangan atau kelemahan, yakni sebagai berikut.

  1. Terkadang pelaksanaan wawancara memerlukan waktu dan tempat khusus untuk melaksanakannya, dan dalam beberapa kasus membutuhkan usaha lebih dalam menyelenggarakannya.
  2. Memerlukan keterampilan khusus dari pewawancara dalam mengungkap data dan keterangan yang akurat, sebab sering terjadi bahwa orang yang diwawancara tidak mau memberikan data dan informasi yang sesungguhnya, sehingga jawaban sering melebar dan berbelit-belit.
  3. Sulit untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh subjektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara (Sanjaya, 2015, hlm. 264).

Observasi

Menurut Sanjaya (2015, hlm. 270) observasi ialah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi (berupa form). Hal-hal yang diamati biasanya adalah gejala-gejala, tingkah laku, benda hidup, maupun benda mati yang sedang diteliti.

Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Terdapat beberapa kelebihan dan keuntungan dalam menggunakan instrumen penelitian observasi, yakni sebagai berikut.

  1. Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian, karena mereka tidak harus melakukan apa-apa (berbeda dengan angket yang harus diisi atau wawancara yang harus dijawab).
  2. Pengamat atau observer (yang mengamati) tidak memerlukan bahasa verbal sebagai alat utama pengumpul data, melainkan alat yang lebih praktis dan efisien tanpa memerlukan keahlian khusus seperti wawancara.
  3. Data yang diperoleh observasi akan lebih akurat dan objektif karena subjek penelitian akan melakukan sesuatu apa adanya (tanpa dibebani sedang diteliti).
  4. Observasi dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen lain seperti wawancara dan angket.

Selain kelebihan di atas, observasi juga memiliki beberapa kelemahan yakni sebagai berikut.

  1. Banyak hal, gejala, tingkat laku, atau fenomena yang tidak dapat diungkap melalui observasi, terutama hal-hal yang bersifat pribadi dan bersifat rahasia.
  2. Bagi observant (yang diamati/diobservasi) yang mengetahui bahwa mereka sedang diamati, ada kecenderungan melakukan kegiatan yang dibuat-buat dan berpura-pura sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
  3. Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku, maka akan sulit bagi observant untuk bertindak dengan objektif.

Penutup

Baik itu instrumen penelitian kualitatif maupun kuantitatif, keduanya memiliki instrumen yang harus digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Pendekatan metode penelitian, variabel, hingga subjek penelitian memiliki kebutuhan instrumen yang berbeda namun masih tidak akan jauh dari beberapa jenis instrumen yang telah disebutkan di atas. Jadi pilih saja instrumen mana yang sepertinya lebih tepat untuk penelitian yang kita susun, apapun metodenya (kualitatif/kuantitatif).

Referensi

  1. Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Indrawan, R, Yuniawati, P.(2014). Metode Penelitian. Bandung: PT. Refita Aditama.
  3. Sanjaya, Wina. (2015). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
  4. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *