Jenis komunikasi amatlah beragam dan masing-masing tipe memiliki peran, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing. Dalam ilmu komunikasi, jenis atau tipe komunikasi ini sering disebut sebagai konteks komunikasi pula. Apa bedanya? Konteks, tatanan, tipe dan macam adalah kata sinonim yang menunjuk pada pembagian komunikasi berdasarkan jumlah peserta atau konteks fisik atau konteks lainnya (Yusuf, 2021, hlm. 69).

Di dalam studi ilmu komunikasi, umumnya para ahli membagi komunikasi atau konteks komunikasi pada Komunikasi intrapribadi, Komunikasi antarpribadi (Komunikasi diadik, dan triadik), Komunikasi kelompok (kecil), Komunikasi publik, Komunikasi organisasi dan komunikasi massa (Yusuf, 2021, hlm. 69). Ada juga ilmuwan yang menambahkan jenis komunikasi medio atau komunikasi menggunakan media.

Berikut adalah pembagian jenis komunikasi menurut Yusuf (2021, hlm. 69-) dan para ahli lainnya.

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)

Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri atau biasa disebut sebagai monolog (Yusuf, 2021, hlm. 69). Dengan kata lain, dalam komunikasi intrapribadi, komunikator dan komunikan adalah orang yang sama. Dia berbicara dan bertanya kepada dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri pula. Contoh paling mudah adalah berpikir, melamun, introspeksi diri, dan berkhayal.

Sementara itu menurut Karyaningsih (2018, hlm. 29) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan diri-sendiri. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin ilmu komunikasi, persoalan ini tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Psikologi adalah disiplin ilmu yang lebih banyak membicarakan persoalan ini.

Penjelasan lebih rinci mengenai komunikasi intrapribadi (intrapersonal) dapat disimak pada tautan artikel di bawah ini.

Baca juga: Komunikasi Intrapersonal: Pengertian, Proses, Faktor & Cara Memanfaatkannya

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik scara vervbal maupun nonverbal (Karyaningsih, 2018, hlm. 30). Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah Komunikasi Diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sahabat dekat, dan guru murid dsb.

Ciri-ciri komunikasi Diadik adalah : pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalanm jarak-jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik verbal

Komunikasi antarpribadi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi triadik (triadic communication) yang akan dipaparkan sebagai berikut (Yusuf, 2021, hlm. 71).

  1. Komunikasi diadik.
    Komunikasi diadik adalah komunikasi yang melibatkan dua orang saja, berjarak dekat, bersifat simultan dan spontan (dialogis), serta berhubungan dengan kedekatan. Keberhasilan komunikasi tergantung peserta komunikasi itu sendiri.
  2. Komunikasi triadik.
    Komunikasi triadik adalah komunikasi yang terdiri dari tiga orang peserta. Efektifitasnya berada di bawah komunikasi diadik. Karena perhatian masing masing peserta terkadang tepecah oleh dua orang peserta komunikasi lainnya.

Penjelasan lebih rinci mengenai komunikasi antarpribadi (interpersonal) dapat disimak pada link di bawah ini.

Baca juga: Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi): Pengertian, Sistem, Faktor, Dsb

Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggotanya berinteraksi satu dengan yang lain (Cangara, dalam Yusuf, 2021, hlm. 72). Kelompok sendiri adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan), mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebaagain bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota mungkin mempunyai peran yang berbeda-beda (Karyaningsih, 2018, hlm. 30).

Contoh dari kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok dikusi, kelompok pemecahanmasalah, atau suatu komite yang tengah rapat untuk mengambil suatu keputusan. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya.

Komunikasi Publik

Komunikasi publik (public communication) adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu per satu (Karyaningsih, 2018, hlm. 30). Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah.

Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih sulit daripada komunikasi antar pribadi atau komunikasi kelompok, karena komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang.

Ciri-ciri komunikasi publik adalah: terjadi ditempat umum (publik), misalnya di kelas, di aula aau tempat lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur atau membujuk.

Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok (Karyaningsih, 2018, hlm. 73). Sebagai sebuah organisasi, komunikasi yang berlangsung di dalamnya terbagi menjadi komunikasi formal (struktur organisasi/vertikal-horisontal) dan komunikasi informal (teman sejawat, selentingan, gosip). Beberapa moda komunikasi yang dapat terjadi dalam organisasi adalah komunikasi diadik, komunikasi antarpersona dan komunikasi publik.

Komunikasi Internal dan Eksternal Organisasi

Komunikasi organisasi sendiri dapat dibagi lagi menjadi dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi internal dan eksternal organisasi yang akan dipaparkan sebagai berikut.

Komunikasi Internal

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb (Samsinar & Rusnali, 2017, hlm. 148). Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Menurut Ngalimun (2017, hlm. 88) ada beberapa jenis komunikasi internal organisasi, yakni sebagai berikut.

  1. Komunikasi Vertikal
    Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.
  2. Komunikasi Horizontal (Lateral)
    Komunikasi horizontal atau lateral adalah komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal merupakan kegiatan komunikasi yang biasa dilakukan oleh praktisi Humas dalam membina hubungan baik dengan publik eksternal (Samsinar & Rusnali, 2017, hlm. 149). Tujuannya adalah mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif dari publik terhadap suatu organisasi.

Definisi lain juga mengemukakan bahwa komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting saja. Misalnya melakukan konferensi pers, bertemu dengan ormas, dan lain- lain.

Penjelasan lebih rinci mengenai komunikasi organisasi dapat disimak pada link berikut ini.

Baca juga: Komunikasi Organisasi : Pengertian, Pola, Fungsi, Gaya, dsb

Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah komunikasi menggunakan media massa, baik cetak (suratkabar, majalah dsb), maupun elektronik (radio, televisi dsb). Moda komunikasi ini relatif mahal, dikelola lembaga, ditujukan kepada khalayak yang tersebar di berbagai tempat, anonim, dan heterogen (Yusuf, 2021, hlm. 73).

Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.

Komunikasi Medio

Komunikasi medio adalah komunikasi yang terletak di antara komunikasi tatap muka dan komunikasi massa. Komunikasi ini umumnya berlangsung dalam kondisi khusus, pesertanya dapat diidentifikasi dan menggunakan teknologi (HP, smartphone, telepon kabel, faksimil, dan email) (Yusuf, 2021, hlm. 73).

Moda komunikasi terakhir di masa sekarang ini dapat disebut dengan komunikasi interaktif, mengingat ciri interaktif ada di dalamnya dan media yang digunakan adalah media interaktif seperti whatsapp, instagram, line dan lain sebagainya.

Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Sementara itu, menurut Mukarom (2020, hlm. 16) secara umum, jenis komunikasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal yang akan dipaparkan sebagai berikut.

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan atau lisan (Purwanto, dalam Mukarom, 2020, hlm. 16). Contoh dari komunikasi verbal ini adalah berbicara dengan orang lain, menelepon kawan, presentasi makalah, membacakan puisi, membaca surat kabar, mendengarkan radio dan menonton televisi.

Uniknya, komunikasi verbal sebetulnya memiliki persentase keberhasilan yang lebih kecil, yakni hanya 35% apabila dibandingkan dengan komunikasi nonverbal (Ross, dalam Mukarom, 2020, hlm. 16). Akan tetapi, tentunya komunikasi ini tetaplah dibutuhkan karena ada beberapa situasi yang tidak bisa disampaikan komunikasi kita secara nonverbal. Melalui komunikasi ini diharapkan orang akan memahami apa yang disampaikan komunikator secara apa adanya. Komunikan diharapkan membaca atau mendengar apa yang dikatakan.

Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari karena tidak menggunakan simbol atau bahasa yang secara terstruktur dan terencana dipelajari oleh pengujarnya (Mukarom, 2020, hlm. 16). Apalagi perbedaan daerah, pendidikan, ruang lingkup sosial akan mempunyai latar belakang yang berbeda, bisa menyebabkan penafsiran atas sesuatu yang tidak sama pula sehingga pemahaman akan komunikasi nonverbal tetaplah merupakan suatu kondisi yang harus dipelajari.

Pentingnya komunikasi nonverbal antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Penyampaian pesan yang didasarkan akan perasaan dan emosi akan sangat kelihatan alami.
  2. Dengan memperhatikan isyarat nonverbal seseorang dapat mendeteksi atau menegaskan kejujuran pembicara.
  3. Bersifat efisien.

Macam jenis komunikasi nonverbal meliputi:

  1. Isyarat
  2. Simbol
  3. Warna
  4. Gesture
  5. Mimik muka
  6. Intonasi suara, dan sebagainya.

Sementara itu, tujuan komunikasi nonverbal meliputi:

  1. Memberi informasi;
  2. Mengatur alur percakapan;
  3. Ekspresi emosi;
  4. Memberi sifat, melengkapi pesan-pesan verbal;
  5. Mempengaruhi orang lain;
  6. Mempermudah tugas-tugas khusus.

Referensi

  1. Karyaningsih. (2018). Ilmu komunikasi. Yogyakarta: Samudra Biru.
  2. Mukarom, Z. (2020). Teori-teori komunikasi. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
  3. Ngalimun. (2017). Ilmu komunikasi : sebuah pengantar praktis. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
  4. Samsinar & Rusnali. (2017). Komunikasi antarmanusia. Watampone: STAIN Watampone.
  5. Yusuf, F.M. (2021). Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Ilmu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *