Pengertian Persepsi

Persepsi adalah sebuah proses saat ataupun kimiawi yang mengenai alat indra yang mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Warsah & Daheri, 2021, hlm. 86). Perilaku individu sering kali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Maka dari itu, jika ada seorang cendekia, ahli, atau jurnalis yang menggunakan frasa “persepsi masyarakat” misalnya, artinya ia mengacu pada pengertian persepsi yang berarti pandangan umum warga sebagai seseorang yang naif atau pandangan manusiawi dari seseorang yang tidak benar-benar dapat mengetahui kenyataan sebenarnya di lapangan atau suatu bidang.

Pernyataan di atas sesuai dengan definisi dalam mengertian sempit menurut Leavitt (dalam Warsah & Daheri, 2021, hlm. 86) bahwa persepsi adalah penglihatan yaitu bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Namun demikian menurut Saleh (2018, hlm. 79) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau juga disebut proses sensoris. Tepatnya, persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak.

Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses ini merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat penciuman, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan, yang semuanya dapat digunakan untuk menerima stimulus dari luar.

Selanjutnya, saat seseorang menggunakan alat indranya, ia dapat dikatakan sedang memersepsi apabila ia melakukan pemrosesan di dalam otaknya. Proses tersebut berupa proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam suatu pemahaman, dan pemahaman inilah yang kurang lebih disebut sebagai persepsi.

Proses Persepsi

Stimulus yang diindera itu kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diindera itu, dan proses ini disebut persepsi. Hal tersebut karena persepsi merupakan proses yang terintegrasi dalam diri individu terhadap stimulus yang diterimanya (Mozkowitz dan Orgel, 1969 dalam Saleh, 2018, hlm. 80). Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tahapan-tahapan proses yang terjadi pada persepsi berdasarkan komponen-komponen pembentuk utamanya.

  1. Seleksi
    Seleksi adalah tahap proses penyaringan oleh alat indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit, tergantung dari objek yang dipersepsinya sendiri
  2. Interpretasi
    Tahap interpretasi adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
  3. Perilaku/Tingkah Laku
    Interpretasi yang telah dihasilkan oleh tahap seleksi dan interpretasi selanjutnya diterjemahkan menjadi perilaku sebagai respons atas stimulus yang telah diproses oleh persepsi. Tingkah laku ini tentunya dapat dibarengi oleh emosi tertentu apabila persepsi menghasilkan guncangan terhadap proses mental afeksi atau perasaan.

Proses Persepsi secara Fisik, Fisiologis, dan Psikologis

Sementara itu, menurut Saleh (2018, hlm. 82) Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam keadaan mental yang tertekan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut. Jika dijabarkan, proses persepsi terdiri atas beberapa proses berbeda yang akan dipaparkan sebagai berikut.

  1. Proses Kealaman/Fisik
    Proses kemalaman atau proses fisik merupakan pemrosesan stimulus yang dilakukan oleh alat indera.
  2. Proses Fisiologis
    Selanjutnya, stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak dan disebut sebagai proses fisiologis.
  3. Proses Psikologis
    Kemudian, terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi di dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa syaraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang dilalui oleh alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respons sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.

Individu menerima bermacam-macam stimulus yang datang dari lingkungan. Akan tetapi tidak semua akan diperhatikan atau akan diberikan respons. Individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, dan di sinilah perhatian mengambil peran. Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, persepsi terutama dalam tahap interpretasi akan memiliki bermacam faktor yang memengaruhinya. Menurut Saleh (2018, hlm. 80-85) beberapa faktor-faktor yang dapat memengaruhi persepsi tersebut terdiri atas:

  1. objek atau stimulus yang dipersepsi;
  2. alat indera atau syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf, yang merupakan syaraf fisiologis; dan
  3. perhatian, yang merupakan syaraf psikologis.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor yang mempengaruhi persepsi.

Objek yang Dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang memersepsi, akan tetapi dapat datang juga dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun tetap saja kebanyakan stimulus datang dari luar individu.

Objek yang dapat dipersepsi tentunya amatlah banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri juga dapat menjadi objek perspsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi disebut sebagai persepsi diri atau self-perception. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek nonmanusia dan manusia.

  1. Objek persepsi yang berwujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang menyebutkan sebagai social perception,
  2. Sementara itu, persepsi yang berobjekkan non manusia sering disebut sebagai nonsocial perception atau juga disebut sebagai things perception.

Alat Indera, Syaraf, dan Pusat Susunan Syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris. Setiap keadaan alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf sendiri akan memberikan pengaruh terhadap persepsi seseorang.

Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

Organisasi Persepsi

Ketika individu mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa yang dipersepsi terlebih dahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi lebih dahulu, baru kemudian keseluruhan, ataukah keseluruhan dipersepsi lebih dahulu baru kemudian bagian-bagiannya. Hal ini berkaitan bagaimana seseorang mengorganisasikan yang dipersepsi.

Jika individu dalam mempersepsi sesuatu bagiannya lebih dahulu dipersepsi baru kemudian keseluruhannya, ini berarti bagian merupakan hal primer dan keseluruhan merupakan hal yang sekunder. Sebaliknya, jika keseluruhan dahulu yang dipersepsi baru kemudian bagian-bagiannya, maka keseluruhan merupakan hal yang primer, dan bagian-bagiannya merupakan hal yang sekunder.

Misalnya, saat individu memersepsi sebuah sepeda motor. Ada kemungkinan orang tersebut memersepsi bagian-bagiannya terlebih dahulu baru kemudian keseluruhannya. Namun ada pula kemungkinan orang tersebut memersepsi keseluruhannya dahulu baru kemudian bagian-bagiannya.

Hal ini bisa kita lihat pada dua teori yang terkait yakni teori elemen dan teori gestalt. Teori elemen menjelaskan bahwa saat individu memersepsi sesuatu maka yang dipersepsi terlebih dahulu adalah bagian-bagiannya, baru kemudian keseluruhan atau merupakan hal yang sekunder. Sebaliknya, menurut teori gestalt dalam seseorang memersepsi sesuatu yang primer adalah keseluruhannya atau gestalnya, sedangkan bagian-bagiannya adalah sekunder.

Referensi

  1. Saleh, A.A. (2018). Pengantar psikologi. Makassar: Penerbit Aksara Timur.
  2. Warsah, I., Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *