Pengertian Psikologi Belajar

Psikologi belajar adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-prinsip perilaku manusia dalam proses belajar dan pembelajaran (Nurjan, 2016, hlm. 6). Sejatinya belajar merupakan proses mental atau gejala jiwa kognitif atau akal pikiran yang tentunya amatlah berkaitan dengan psikologi. Oleh karena itu diperlukan kacamata psikologi pula untuk menganalisis dan mempelajari perilaku manusia ketika belajar.

Selanjutnya menurut Elliot (dalam Asrori, 2020, hlm. 15) psikologi belajar adalah studi yang membahas persoalan psikologi belajar dan pembelajaran berdasarkan fokus atau ruang lingkup pendidikan yang mencakup upaya mendeskripsikan, memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar dan pembelajaran. Tidak hanya mencakup proses mental belajar, menurut Elliot lingkungan secara umum pun merupakan skop yang dapat dijamah oleh psikologi belajar karena merupakan salah satu medan atau lingkungan utama dalam belajar.

Sementara itu Crow & Crow (dalam Nurjan, 2016, hlm. 6) menyatakan bahwa psikologi belajar adalah Ilmu pengetahuan praktis yang berusaha untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku manusia. Pendidikan adalah dunia yang sang erat kaitannya dengan psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari proses mental dan tingkah laku manusia, sementara itu pendidikan ingin melakukan perubahan (change) terhadap proses mental dan tingkah laku manusia agar menjadi lebih baik. Dapat dikatakan pula bahwa sejatinya pendidikan itu merupakan salah satu cabang psikologi terapan.

Dari pemaparan pengertian psikologi belajar menurut para ahli di atas dapat dilihat bahwa psikologi belajar tampak memiliki kesamaan dengan psikologi pendidikan. Lantas apa bedanya psikologi belajar dengan psikologi pendidikan?

Perbedaan Psikologi Belajar dan Pendidikan

Psikologi belajar spesifik mengkaji persoalan-persoalan belajar untuk memahami bagaimana proses mental dan perilaku individu atau peserta didik ketika melakukan aktivitas mental belajar. Sementara itu psikologi pendidikan mengkaji berbagai proses mental yang terjadi dalam kegiatan penerapan pembelajaran dan pendidikan secara umum termasuk mengenai perkembangan dan permasalahan sosialnya pula. Oleh karena itu psikologi pendidikan akan memiliki kearifan dari psikologi perkembangan, psikologi kognitif,  psikologi sosial, dan berbagai sub-bidang psikologi lainnya termasuk psikologi belajar untuk diterapkan pada kajian mengenai pendidikan secara umum.

Dengan demikian wajar saja apabila psikologi belajar ini akan menjadi salah satu istilah yang tumpang-tindih dengan psikologi pendidikan. Hal itu karena psikologi belajar adalah salah satu bagian utama dari psikologi pendidikan.

Hal ini juga merupakan bagian dari fenomena klise dari perbedaan translasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran sering mengalami tumpang-tindih istilah sebagai akibat dari perbedaan hasil penerjemahan atas sumber-sumber pustaka luar negeri yang berbahasa Inggris.

Bahkan banyak ahli yang menolak membedakan kedua istilah ini dan menganggap keduanya adalah istilah berbeda yang mengacu pada makna yang sama. Seperti yang diungkapkan oleh Winkel (dalam Nurjan, 2016, hlm. 6) bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari psikologi praktis yang mempelajari prasarat-prasarat (fakta- fakta) bagi belajar di sekolah berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar. Dalam hal ini, kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi belajar.

Baca juga: Psikologi Pendidikan: Pengertian, Latar, Metode & Manfaat

Ruang Lingkup Psikologi Belajar

Sedikit berbeda dengan psikologi pendidikan yang cakupan skopnya amatlah luas, psikologi belajar berfokus pada berbagai proses mental dan perilaku yang spesifik dari belajar itu sendiri. Beberapa ruang lingkup yang menjadi cakupan psikologi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Belajar dan perilaku belajar,
    yakni mencoba memahami bagaimana sejatinya proses mental belajar terjadi dan seperti apa wujud konkret dari perilakunya.
  2. Karakteristik dan ragam belajar,
    yakni mengetahui berbagai ciri dan indikasi yang membedakan belajar dari proses mental lainnya, serta memahami ragam varian dari cara belajar individu.
  3. Teori-teori belajar,
    yang berarti mengulas berbagai teori belajar yang telah banyak diutarakan oleh para ahli psikologi kognitif
  4. Motivasi belajar,
    untuk mengetahui mengapa individu berkehendak belajar dan apa yang memicu kehendak tersebut sehingga peserta didik termotivasi untuk mau belajar dengan sendirinya.
  5. Kesulitan belajar,
    mengetahui berbagai penyebab dan cara mengatasi kesulitan belajar secara psikologis dari peserta didik.

Tujuan Psikologi Belajar

Pekerjaan guru sejatinya sangatlah bersifat psikologis dari pekerjaan lainnya. Bahkan dapat dikatakan seorang guru adalah konselor atau psikolog bagi setiap muridnya. Hal tersebut karena perubahan dan pengembangan kompetensi individu amatlah bergantung pada keadaan mental dan psikologisnya sendiri. Hal tersebut tentunya terjadi karena belajar adalah salah satu proses mental yang terjadi dalam psikologis seseorang.

Oleh karena itu, guru hendaknya mengenal serta menyelami kehidupan kejiwaan peserta didiknya di sepanjang waktu dengan memperhatikan karakteristik psikologis laki-laki dan perempuan serta keragaman sosial yang terjadi. Berdasarkan uraian ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan dari psikologi belajar adalah meliputi beberapa poin di bawah ini.

  1. Untuk membantu para guru agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing murid dalam proses pertumbuhan belajar.
  2. Agar pendidik memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal mendidik, sehingga murid bisa bertambah baik dalam cara belajarnya.
  3. Supaya para guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung, guna meningkatkan ke arah yang lebih baik (Mahfud dalam Nurjan, 2016, hlm. 8).

Dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan dari psikologi belajar ini adalah sebagai berikut.

  1. Agar pendidik lebih mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah-masalah pembelajaran dengan baik.
  2. Membantu menjalankan tugas mengajar di kelas karena performanya selalu mempertimbangkan prinsip psikologis siswa maupun siswi.
  3. Tidak memandang sebelah mata perilaku peserta didik yang bebal karena menjelaskan perilaku siswa/siswinya dan perilaku manusia pada umumnya.
  4. Memiliki teknik dalam mempelajari siswa/siswi, agar dapat menentukan prinsip-prinsip untuk menguasai perilaku siswa/siswi dalam situasi-situasi tertentu.

Fungsi Psikologi Belajar

Menurut Gage & Berliner (2005, hlm. 6-8 dalam Nurjan, 2016, hlm. 8-9), psikologi belajar memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

  1. Menjelaskan
    Psikologi belajar juga berfungsi untuk memberikan pemahaman mengenai sifat dan keterkaitan berbagai aspek dalam belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini psikologi belajar mengkaji konsep mengenai aspek perilaku manusia yang terlibat dalam belajar dan pembelajaran, serta lingkungan yang terkait.
  2. Memprediksikan
    Psikologi belajar berfungsi memberikan prediksi-prediksi berkenaan saling terlibatnya aspek-aspek dalam belajar-pembelajaran.
  3. Mengontrol fenomena (dalam kegiatan belajar mengajar).
    Fungsi pengendalian atau mengontrol terkait dengan manipulasi yang mungkin dibuat. Tentu kita memahami bahwa pengetahuan anak tentang lingkungan tempat tinggal diperoleh dari mata pelajaran Pengetahuan Sosial (PS). Bilamana ada di antara topik-topik tertentu tidak diajarkan, maka mereka tidak memiliki pengetahuan tentang topik-topik itu. Guru dapat merekayasa sekelompok anak yang diberi perlakuan tertentu (pembelajaran PS), sedangkan sekelompok yang lain tidak, sehingga dapat diketahui perbedaan hasilnya. Dengan demikian, pengetahuan murid mengenai pengetahuan sosial dikontrol dengan pembelajaran.
  4. Dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan juga memiliki fungsi merekomendasikan.
    Sebagai ilmu terapan, psikologi belajar tidak hanya memberikan wawasan konseptual terkait dengan fenomena belajar-pembelajaran, tetapi menyediakan sejumlah rekomendasi untuk praktik pembelajaran. Meskipun rekomendasi tersebut berupa rambu-rambu umum, tidak secara akurat berkonsekuensi dengan masalah yang dihadapi guru. Rekomendasi tidak secara langsung ditujukan pada kasus per kasus masalah pembelajaran, tetapi saran dan pertimbangan rekomendatif yang diajukan diharapkan tetap dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk mengambil keputusan instruksionalnya.

Manfaat Psikologi Belajar

Psikologi Belajar Psikologi belajar amat penting bagi setiap orang, akan sangat terasa betapa pentingnya pengetahuan tentang psikologi belajar itu, apabila seorang guru diserahi tanggung jawab sebagai pemimpin, baik pemimpin perkumpulan keagamaan, perkumpulan olah raga, kesenian, sekolah dan sebagainya. Semuanya itu akan kurang sempurna jika tidak dilengkapi dengan psikologi, agar dapat melaksanakan kepemimpinan itu dengan sebaik-baiknya.

Dari ilustrasi di atas semakin jelas kiranya bahwa pengetahuan psikologi dan khususnya psikologi belajar, amat berguna bagi setiap manusia. Adapun manfaat psikologi belajar menurut Nurjan (2016, hlm. 10) adalah sebagai berikut.

  1. Meletakkan tujuan belajar.
  2. Mengatur kondisi-kondisi belajar yang efektif.
  3. Mencegah terjadi dan berkembangnya gangguan-gangguan mental dan emosi.
  4. Mempertahankan adanya kesehatan jiwa yang baik.
  5. Mengusahakan berkembangnya daya mampu dan daya guna dari kondisi jiwa sehat yang ada.
  6. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
  7. Membantu setiap siswa/siswi dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi.
  8. Mengenal dan memahami setiap siswa/siswi baik secara individual maupun secara kelompok.

Selanjutnya, Chaplin (1972 dalam Nurjan, 2016, hlm. 11) menitikberatkan manfaat atau kegunaan mempelajari psikologi belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode yang telah disusun secara rapi dan sistematis. Kemudian Lindgren (1985 dalam Nurjan, 2016, hlm. 11) berpendapat bahwa manfaat mempelajari psikologi belajar ialah untuk membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai proses pembelajaran.

Referensi

  1. Asrori. (2020). Psikologi pendidikan pendekatan multidisipliner. Banyumas: Pena Persada.
  2. Nurjan, Syarifan. (2016). Psikologi Belajar. Ponorogo: Wade Group.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *