Pengertian Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output (Rahman & Saudin, 2022, hlm. 128).

Istilah manufaktur sendiri dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material dan tahap-tahap proses di mana produk tersebut dibuat. Definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumber daya dan aktivitas perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material, support service, dan customer service.

Oleh karena itu sudah menjadi kewajaran apabila proses manufaktur membutuhkan suatu sistem untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa yang kompleks tersebut.

Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan. Sistem Informasi Manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

Lebih rincinya, ruang lingkup dari sistem informasi manufaktur meliputi sistem perencanaan manufaktur, rencana produksi, rencana tenaga kerja, rencana kebutuhan bahan-bahan dan sistem pengendalian manufaktur.

Model Sistem Informasi Manufaktur

Menurut Rahman & Saudin, terdapat empat jenis model dari sistem informasi manufaktur. Beberapa model-model sistem informasi manufaktur tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Model Fisik

Model fisik adalah penggambaran tiga dimensi dari kesatuannya. Dalam beberapa hal, model ini berukuran lebih kecil dari pada objek yang diwakilinya. Sebagai contoh adalah mainan anak-anak, seperti boneka dan pesawat terbang mainan, dan prototype rancangan yang digunakan oleh perancang mobil. Beberapa model mempunyai ukuran yang sama seperti entity-nya, dan beberapa di antaranya ada yang lebih besar. Ilmuwan mungkin akan menggunakan model fisik telinga manusia yang lebih besar ketika ia mempelajari masalah penyakit tuli, misalnya. Model fisik dapat memenuhi tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh sesuatu yang nyata; bayi tidak dapat dipakai sebagai cetakan untuk pembuatan boneka, pembuat mobil sangat sulit menggunakan mobil asli untuk pencetakan mobil menurut idenya. Dari keempat model yang ada, model fisik mungkin merupakan model yang mempunyai kegunaan paling sedikit bagi manajer bisnis. Biasanya, manajer tidak perlu melihat sesuatu dalam bentuk tiga dimensi untuk memahami dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2. Model Naratif

Model naratif adalah sebuah jenis model yang digunakan manajer tiap hari, yang dianggap sebagai model. Model Naratif menjelaskan entity (kesatuan)- nya dengan kata lisan atau tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entity dari narasi tersebut. Semua komunikasi lisan dan tertulis adalah model naratif, sehingga menjadikannya jenis yang paling populer. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan dari sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.

3. Model Grafis

Model grafis jenis model lain yang tetap dalam penggunaannya adalah model grafis. Model grafis mewakili entity-nya dengan abstraksi garis, simbol dan bentuk. Ia sering kali disertai dengan penjelasan naratif. Model grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan informasi. Banyak laporan tahunan mengenai pemegang saham perusahaan terdiri dari grafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik juga digunakan untuk menyampaikan informasi kepada manajer. Keberadaan software grafik khusus untuk mikrokomputer sekarang ini lebih difokuskan perhatiannya pada penggunaan grafik dalam pemecahan masalah. Model grafis juga digunakan dalam perancangan sistem informasi. Banyak dari peralatan yang digunakan oleh analis sistem dan programmer adalah bersifat grafis. Yang paling terkenal dari model ini adalah flowchart (kartu pencatat masuk keluarnya barang). Simbol flowchart mewakili proses yang akan dilakukan dan juga mewakili file input dan output.

4. Model Matematis

Model matematis digunakan dalam pembuatan model bisnis, segala rumus matematika atau persamaan adalah model matematis. Banyak model matematis yang digunakan oleh manajer bisnis bersifat lebih kompleks dari pada yang digunakan dalam pelajaran matematika di perguruan tinggi. Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung breakeven point (titik impas) adalah hanya: BEP = TFC / P−VC

Dengan keterangan:

TFC adalah total biaya tetap (fixed cost),

P adalah harga penjualan perunit, dan

C adalah biaya variabel unit (variable cost).

Model titik impas hanya menggunakan satu pertanyaan. Beberapa model matematis menggunakan sejumlah persamaan, sering kali sampai ratusan bahkan ribuan. Model perencanaan pendanaan yang dikembangkan oleh Sun Oil Company, selama tahun awal penggunaan MIS, menggunakan sekitar 2.000 persamaan. Dengan menggunakan model yang begitu banyak mengakibatkan mereka menjadi bingung dan sulit menggunakannya. Sekarang ini cenderung digunakan model yang lebih kecil yang hanya dimaksudkan untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah khusus.

Karena bahasa matematika bersifat universal, model matematis tidak mengenal wilayah geografi. Siapa saja yang memahami bahasa dan mengetahui arti simbolnya akan dapat mengerti model tersebut. Inilah salah satu kelebihan model matematis. Kelebihan lainnya adalah ketepatan hubungan di antara bagian dari suatu objek dapat di deskripsikan. Matematika dapat melakukan pengekspresian hubungan dengan lebih banyak dari pada yang dapat dilakukan oleh dua dimensi model grafis atau tiga model fisik. Bagi ahli matematika dan manajer bisnis, yang mengetahui kekompleksan sistem bisnis, kemampuan multi dimensional dari model matematis ini merupakan aset yang besar.

Manfaat Sistem Informasi Manufaktur

Menurut Rahman & Saudin (2022, hlm. 128) beberapa manfaat langsung yang dapat dirasakan dalam menggunakan sistem informasi manufaktur di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
  2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
  3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
  4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.

Kelebihan Sistem Informasi Manufaktur

Kelebihan digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut.

  1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi.
  2. Manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
  3. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
  4. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
  5. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat.
  6. Tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai (Rahman & Saudin, 2022, hlm. 137).

Kekurangan Sistem Informasi Manufaktur

Sementara itu beberapa kekurangan sistem informasi manufaktur di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kegagalan dalam mengaplikasikan sistem MRP biasanya disebabkan oleh kurangnya komitmen top manajemen.
  2. Kesalahan memandang MRP hanyalah software yang hanya butuh digunakan secara tepat.
  3. Integrasi MRP JIT yang tidak tepat.
  4. Membutuhkan pengoperasian yang akurat.
  5. Dapat menjadi terlalu kaku (Rahman & Saudin, 2022, hlm. 137).

Komputer sebagai Sistem Informasi Manufaktur

Dalam sistem informasi manufaktur, komputer tidak hanya digunakan untuk menjalankan sistem itu sendiri. Melainkan suatu komputer dapat menjadi perangkat khusus untuk memproduksi barang, seperti bagaimana robot dapat dapat digunakan untuk memproduksi barang dengan lebih efektif dan efisien.

Sistem informasi manufaktur menggunakan juga menggunakan komputer baik secara konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik dengan contoh sebagai berikut.

  1. Computer Aided Design (CAD)
    CAD adalah program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol yang memiliki Sistem Informasi Manufaktur untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur. Contoh dari CAD adalah Pro/ ENGINEER, AutoCAD, Solid Works, Catia, Unigraphics, ProgeCAD, dan ZWCAD.
  2. Computer Aided Manufacturing (CAM)
    CAM adalah penerapan komputer dalam proses produksi di mana mesin yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database CAM biasanya digunakan oleh para insinyur dan arsitek dalam penerapannya.
  3. Robotik (Industrial Robots/IR)
    Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial. Alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung risiko seperti melalukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.

Penerapan Sistem Informasi Manufaktur

Contoh penerapan sistem informasi manufaktur pada perusahaan dapat dilihat pada perusahaan supermarket semua sumber fisik mengalir melalui sistem fisik dari supermarket. Perlu menjadi catatan bahwa supermarket yang dimaksud di sini adalah supermarket yang tidak hanya mendistribusikan atau menjual barang, akan tetapi memproduksi banyak produk yang ditawarkan pula.

Dalam perusahaan manufaktur semacam ini, arus utama adalah bahan, yaitu barang grosir dan semua item yang dijual. Arus personel terdiri dari manajer toko, klerk bagian checkout, klerk bagian stok, dan sebagainya, yang dipekerjakan, bekerja selama waktu tertentu, dan akhirnya keluar. Hanya ada beberapa mesin yang digunakan dalam supermarket.

Mesin pembaca kode jenis barang pada counter checkout yang sering kita jumpai. Namun ada juga mesin yang lebih kecil, seperti kalkulator dan telepon yang ada dalam kantor. Kita bisa memperluas katagori mesin ini dengan menyebutkan lemari es, kotak (lemari) display, dan tempat penyimpanan barang yang akan dijual. Arus uang ke dalam supermarket diperoleh dari pelanggan, dan arus keluarnya terutama untuk pembayaran kepada pemasok barang.

Proses transformasi dalam supermarket meliputi pembukaan kotak barang dagangan dan penyusunan item (barang) pada rak. Transformasi ini juga meliputi penyiapan sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar untuk dipajangkan, pemotongan daging, mungkin pembakaran roti kering dan penyiapan item masak. Segala aktivitas yang membuat produk menjadi siap dan menarik untuk dijual dapat dianggap transformasi.

Elemen manajemen dalam sistem konsep terdiri dari manajer toko dan pembantu manajer. Pemroses informasi adalah mini komputer yang ditempatkan jauh dari area pelanggan (pembeli). Mini komputer tersebut di hubungkan ke mesin pembaca kode jenis barang ke komputer mainframe yang berada pada kantor pusat supermarket tersebut, mungkin berada di lain kota. Mini komputer penyimpanan ini mengontrol mesin pembaca kode jenis barang dan melengkapinya dengan keterangan harga dari berbagai barang. Ia juga mentransmisikan data ke kantor pusat, yang akan menentukan item atau barang yang harus dipesan. Ia juga memberikan statistik penjualan, dan sebagainya. Standar penampilan dari supermarket dibuat oleh kantor pusatnya, dengan persetujuan dari manajemen supermarket tersebut.

Manajemen toko (supermarket) mengontrol sistem fisik dalam beberapa tingkat dengan melakukan pengamatan. Manajer selalu berada di tempat dan dapat merespon terhadap situasi tertentu situasi tertentu. Namun demikian, sebagian kontrol dilakukan oleh minikomputer toko yang selalu memberikan informasi.

Standar operasional  memberikan pedoman kepada manajer berkenaan dengan tingkat penampilan yang akan dicapai. Manajer menggunakan pengamatan dan pemroses informasinya untuk memonitor penampilan yang sebenarnya, dan membandingkannya dengan standar. Manajer menerima laporan yang menunjukkan item mana yang laku keras dan mana yang tidak. Manajer merespon gambaran ini dengan mengambil tindakan, seperti mengatur jumlah pemesanan, pengalokasian kembali ke rak, menjalankan strategi obral, dan menambah brosur dan display untuk promosi.

Laporan tersebut dapat juga menunjukkan waktu selama sehari dan hari selama seminggu, mengenai kapan dicapai penjualan tertinggi dan yang terendah. Informasi ini berguna untuk memperkerjakan dan menjadwal kerja karyawan dalam memberikan tingkat pelayanan yang dibutuhkan untuk para pembeli. Manajer menggunakan informasi dari pemroses informasi, ditambah dengan standar, sebagai dasar untuk membuat perubahan dalam sistem fisik, sehingga supermarket seterusnya akan berjalan untuk mencapai tujuannya.

Referensi

  1. Rahman, W., Saudin, L. (2022). Bahan ajar sistem informasi manajemen. Bandung:  Penerbit Widina Bhakti Persada.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *